Part 14

Tak terasa satu minggu telah berlalu, Niar memupuk rindu untuk keluarganya. Meskipun pertemuan mereka mungkin di bubuhi olokan, makian dan juga ketidak adilan, namun ikatan persaudaraan membuat hati Niar masih menyimpan rindu untuk mereka.

Sejahat apapun perlakuan Sumiati, ia tetap ibu yang melahirkannya ke dunia. Ia tetap menghormati wanita paruh baya itu terlepas dari ketidak adilan yang di lakukan.

Melihat Yusha menuruni anak tangga, Niar segera mendekat. "Tuan ...," panggilnya.

Yusha melihat ke arah Niar tanpa bertanya apapun, memberi kesempatan wanita di depannya untuk berbicara.

"Itu ... bolehkah minggu ini saya ijin pulang?"

"Kamu bekerja baru 6hari, dan di hari ke tujuh minta ijin pulang?" Yusha membalikkan pertanyaan Niar, mencibir wanita itu.

"Tidak boleh ya?" Dengan raut kecewa Niar membalas tatapan Yusha. "Kalau begitu maaf, Tuan. Saya tidak jadi ijin," ralat Niar.

"Alasan apa kamu ingin pulang?" tanya Yusha.

"Tidak ada alasan apapun, Tuan. Hanya merindukan keluarga saya," jawab Niar.

"Waktu libur hanya satu hari dalam satu bulan, selain itu tidak ada ijin kemana pun!" Setelah mengatakan itu Yusha berlalu menuju halaman belakang.

Niar menghembuskan napas panjang, itu artinya masih ada tiga minggu lagi untuk pulang. Padahal gadis itu merindukan suasana rumah, keluarga, juga seorang pemuda yang selalu teringat di pikirannya. Yaitu Aris, walau lelaki itu sudah menjadi pacar kakaknya tapi perasaan tidak bisa di tolak, hadir begitu saja. Meski menyimpan perasaan dalam diam namun sudah cukup bagi Niar. Memandang dari jauh dan menyebut namanya dalam do'a membuat gadis itu lega. Ia memiliki rindu namun tak bisa mengutarakan, biar Tuhan yang menyampaikan.

Terdengar ketukan pintu, Niar segera menuju ruang depan untuk melihat tamu siapa yang datang. Saat membuka pintu ada seorang pria berpakaian casual dan tersenyum manis.

"Kenapa di rumah Yusha ada wanita cantik? Kamu siapa? Temannya Sheli? Tapi sepertinya bukan! Sheli tidak mungkin memiliki teman dari planet tertutup." Pria itu keheranan menelisik penampilan Niar dari atas ke bawah dan kembali lagi ke atas.

"Saya pembantu baru di rumah Tuan Yusha," jawab Niar.

"What? Pembokat baru?" Pria itu mengernyit. "Di mana Yusha?" tanyanya.

"Tuan Yusha ada di halaman belakang." Pria itu menyelonong masuk dengan mulut berbicara sendiri."Bening-bening begini di jadiin pembokat! Sayang amat," ucapnya lirih.

Sampai di pintu belakang pemuda itu mencari keberadaan Yusha, yang ternyata sedang asik berenang pagi. Tubuh Yusha masih mengambang di atas air, dan pria tadi melangkah dengan mengendap-endap. "Baaaa ... !!!! Haha ... "

"Si al! Iblis laknat Lo!" maki Yusha yang terkejut dengan teriakan pria tadi.

"Haha .... " Pria tadi tertawa terpingkal-pingkal dengan memegangi perutnya. "Manusia bengis macam Lo masih bisa terkejut dengan kedatangan gue? Yusha ... Yusha ... Lucu Lo."

"Gak lucu! Norak tau!" sentak Yusha kesal. Ia naik ke pinggiran kolam. Sedangkan pria tadi melempar kimono ke arah Yusha. Segera di tangkap dan di pakai.

"Lo gak tugas?" tanya Yusha mengalihkan candaan garing tadi.

"Gue juga pengen libur, gak melulu ngurusin pasien. Apalagi dapet pasien seperti Lo, otak gue mau meledak!" jawabnya.

"Eh, di rumah Lo ada manusia tertutup, siapa dia? Beneran pembokat?" imbuhnya.

"Iya. Asisten rumah tangga kiriman mama. Entah dapet dari mana perempuan alim begitu. Cuma agak oon ... lelet juga kerjanya, kayak anak kecil," balas Yusha.

"Dia cantik Lo, unyuk-unyuk lagi."

"Selera Lo daun muda," Yusha mengangkat sebelah bibirnya, mengejek pria yang duduk di samping.

"Bagi gue, yang muda itu yang menggoda." Pemuda itu mengedipkan sebelah matanya. Yusha menanggapi dengan jengah.

"Ngapain Lo kesini?" Yusha kembali mengalihkan topik.

"Sheli ada?"

"Ngapain Lo nyari Sheli?"

"Ada urusan. Kemarin dia check up semua anggota tubuh, katanya badannya gak enak. Takut hamil deh, kayaknya."

Yusha terdiam, Sheli benar-benar tidak mau hamil dalam waktu dekat. Kenyataan itu kembali melukai hati Yusha. "Hasilnya apa?"

"Jelas negatif lah. Lo berdua 'kan program KB, Sheli aja yang terlalu parno. Gue udah jelasin tapi dia gak puas, maunya check semua. Tapi bersyukur Sheli gak kebobolan. Kalau sampek hamil, dia udah ada program aborsi. Apa gak kasihan sama calon anak Lo, kehadirannya gak di inginkan. Sampek mau di hilangkan sebelum lahir." jelasnya.

Yusha mengusap wajah dengan kasar, segala makian ia ucapkan untuk Sheli meskipun wanita itu tidak ada di sana. "Keterlaluan! Sheli sudah melewati batas. Gue gak habis pikir, segitunya dia tidak menginginkan anak," ucap Yusha menahan geram.

"Makan tuh cinta mati Lo, Yusha! Gue udah peringatin dari awal, bagaimana sikap Sheli, baik buruknya dia. Lo yang kekeuh pengen cepet kawin."

"Lo juga gak inget umur gue udah hampir kepala 3. Gue butuh berkomitmen gak cuma sekedar main-main. Gue juga bosen main-main sama cewek. Gue pengen serius, gue juga pengen segera punya anak." Yusha menceritakan isi hati yang di pendam kepada sahabatnya.

"Haha ... gak salah Lo pengen punya anak? Udah tobat Lo?"

"Sekali lagi Lo meringis! Gue ceburin ke kolam," sentak Yusha geram.

"Lo tau rencana gila apa yang di pikirkan Sheli? Dia nyuruh gue nikah lagi sama pembokat yang tadi." Kali ini Yusha serius.

"What? Serius Lo?" Pemuda itu terkejut dengan melebarkan bola matanya.

"Maka itu, lama-lama gue gak ngerti cara pikir Sheli yang ekstrim. Rencana pertama udah gue setujuin. Sekarang dia nyuruh gue buat jalanin rencana ke dua. Kali ini bakal gue tolak mentah-mentah. Pernikahan bukan hal yang bisa di mainin. Gue juga kasihan sama Niar, yang cuma di manfaatin doang."

"Siapa Niar?"

"Niar nama pembokat tadi, Oon!" Balas Yusha menjorokan tubuh temannya dan hampir terpental masuk ke kolam.

"Kira-kira dong Lo! Kalau gue jatuh ke kolam, gue gak bisa caper sama pembokat Lo."

Yusha mendengus. "Gak usah macem-macem. Dia anaknya polos."

"Gue juga polos, Yusha!"

"Lo polos kalau pas tugas, kalau di luar gini ngeri."

"Jangan buka kartu gue!"

"Kartu Lo kebanyakan merah."

"Eh ngomong-ngomong pembokat Lo buat gue aja. Gue jadiin bini gak apa deh."

"Ketularan oon! Dateng dulu tempat pak ustad, jadi mualaf baru Lo deketin dia."

"Dari dulu gue islam, bego'!"

"KTP-nya doang yang islam. Tindakan Lo seperti pengikutnya Dajjal."

"Lo itu Dajjal!"

Yusha bangkit dari tepian kolam, "ngomong sama Lo gak ada manfaat!"

"Cih ... Lo kira gue dapet manfaat dateng ke rumah Lo. Buang-buang waktu aja."

"Niar ... !" Yusha berteriak memanggil.

"Iya Tuan ...," Niar tergopoh mendekati Yusha.

"Bikin dua ice lemon tea sama cemilan French fries," perintahnya.

"Baik Tuan."

Terpopuler

Comments

Lilis Lestari

Lilis Lestari

Islam KTP doang pak dokter.

2022-01-30

0

Sumi Sumi

Sumi Sumi

ehem ehem

2021-10-09

0

Nuranita

Nuranita

niar........bawain cinta buat tuan yusha yaaaaaa

2021-08-30

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 3
3 Part 4
4 Part 5
5 Part 6
6 Part 7
7 Part 8
8 Part 9
9 Part 10
10 Part 11
11 Part 12
12 Part 13
13 Part 14
14 Part 15
15 Part 16
16 Part 17
17 Part 18
18 Part 19
19 Part 20
20 Part 21
21 Part 22
22 Part 23
23 Part 24
24 Part 25
25 Part 26
26 Part 27
27 Part 28
28 Part 29
29 Part 30
30 Part 31
31 Part 32
32 Part 33
33 Part 34
34 Part 35
35 Part 36
36 Part 37
37 Part 38
38 Part 39
39 Part 40
40 Part 41
41 Part 42
42 Part 43
43 Part 44
44 Part 45
45 Part 46
46 Part 47 (Tuhan, ambil saja nyawaku, hingga aku takkan lagi berteman dengan lara)
47 Part 48 (Terlahir sebagai wanita tanpa keberuntungan)
48 Part 49
49 Part 50 (Memutuskan)
50 Part 51
51 Part 52 (Melepas)
52 Part 53
53 Part 54
54 Part 55 (Tak terduga)
55 Part 56
56 Part 57
57 Part 58
58 Part 59
59 Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
60 Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62 Siap gak siap
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92 (Lima Purnama)
93 Part 93
94 Pengumuman
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102 (Ending Story)
104 Part 103 (extra part 1)
105 Part 104 (Extra Part 2)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Part 1
2
Part 3
3
Part 4
4
Part 5
5
Part 6
6
Part 7
7
Part 8
8
Part 9
9
Part 10
10
Part 11
11
Part 12
12
Part 13
13
Part 14
14
Part 15
15
Part 16
16
Part 17
17
Part 18
18
Part 19
19
Part 20
20
Part 21
21
Part 22
22
Part 23
23
Part 24
24
Part 25
25
Part 26
26
Part 27
27
Part 28
28
Part 29
29
Part 30
30
Part 31
31
Part 32
32
Part 33
33
Part 34
34
Part 35
35
Part 36
36
Part 37
37
Part 38
38
Part 39
39
Part 40
40
Part 41
41
Part 42
42
Part 43
43
Part 44
44
Part 45
45
Part 46
46
Part 47 (Tuhan, ambil saja nyawaku, hingga aku takkan lagi berteman dengan lara)
47
Part 48 (Terlahir sebagai wanita tanpa keberuntungan)
48
Part 49
49
Part 50 (Memutuskan)
50
Part 51
51
Part 52 (Melepas)
52
Part 53
53
Part 54
54
Part 55 (Tak terduga)
55
Part 56
56
Part 57
57
Part 58
58
Part 59
59
Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
60
Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62 Siap gak siap
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92 (Lima Purnama)
93
Part 93
94
Pengumuman
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102 (Ending Story)
104
Part 103 (extra part 1)
105
Part 104 (Extra Part 2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!