Seorang pemuda berpakaian kacau baru turun dari mobil mewahnya. Yhusa, ya, dia pemuda bernama Yhusaka Demitri Mahendra.
Pemuda itu melangkah masuk ke dalam rumahnya. Namun di depan pintu telah di hadang seorang pria paruh baya. "Dari mana saja kamu, Yhusa? Dari tadi kami di sini menunggu kepulanganmu. Bukankah jam kantor telah usai dari sore?" dia adalah tuan Mahendra–ayahnya Yhusa. Pria paruh baya yang telah menyerahkan posisi kepemimpinan pada Yhusa. Berwatak tegas namun selalu luluh dengan ucapan istrinya.
"Pa, Yhusa baru pulang. Biarkan putramu masuk," ucap Vivian–ibunya Yhusa memperingati.
"Yhusa ... napasmu bau alkohol. Kamu habis minum, Nak?" Vivian meneliti penampilan putranya. Ketika mendekati Yhusa, perempuan paruh baya itu mengibaskan tangannya, menghalau bau alkohol menyengat berasal dari putra semata wayangnya.
"Mama, Papa, ada perlu apa datang kemari?" tanya Yusha.
"Ayo kita masuk dulu, Nak. Gak enak bicara di luar. Oh ya, Sheli di mana? Bukannya istrimu sudah pulang dari New Zealand?" tanya Vivian.
"Sheli menginap di rumah mamanya," jawab Yhusa dengan gerakan menyuruh kedua orang tuanya untuk masuk ke dalam rumah.
"Mama-papa mau minum apa? Biar Yhusa buatkan," Yhusa menawari kedua orang tuanya.
Di rumah Yhusa ketika malam hari tidak ada aktifitas asisten rumah tangga, mereka hanya datang ketika pagi dan pulang sore hari. Yhusa sendiri jarang berada di rumah, ia lebih suka menghibur diri pergi ke tempat menyenangkan daripada sendirian.
Sheli, istri Yhusa yang di nikahi 4bulan lalu jarang sekali berdiam diri di rumah. Profesinya sebagai modeling internasional sedang naik daun membuat perempuan berumur 25tahun itu keluar masuk luar negeri untuk memenuhi tuntutan pekerjaan.
Meski begitu Yhusa sangat mencintai Sheli. Menerima kekurangan Sheli yang tidak bisa menemaninya sepanjang waktu. Sebelum menikah pun Sheli dan Yhusa telah membuat kesepakatan agar tidak saling menuntut. Untuk itu Yhusa tak bisa berkutik dengan kemauan Sheli.
Tuan Mahendra dan nyonya Vivian tak tahu jika anak dan menantunya telah membuat kesepakatan untuk menunda memiliki momongan. Jika mereka tahu pastilah kedua orang tua itu akan murka. Karna saat ini tuan Mahendra mau pun nyonya Vivian sangat menginginkan cucu dari Yusha.
Demi permintaan Sheli, Yhusa rela membohongi semua orang. Tapi pernikahan mereka baru berjalan 4bulan dan Yhusa telah terpengaruh oleh teman-temannya. Lelaki itu ingin memiliki anak meski Sheli menolak. Saat ini Yhusa tengah di landa di lema. Melanjutkan rencana Sheli atau menikah lagi demi mendapat keturunan. Seperti itu usul Sheli dari perdebatan mereka tadi.
Sheli tetap pada pendiriannya, belum menginginkan buah hati hadir di antara mereka. Perempuan itu masih ingin bebas mengepakkan sayap di dunia permodelan. Yang mengharuskan menjaga penampilan. Bagi Sheli, mempunyai anak hanya akan menyusahkan dan merubah dirinya menjadi jelek, untuk itu Sheli menolak keras saat Yhusa ingin mengakhiri sandiwaranya.
Perempuan itu memilih merelakan kejant**an suaminya untuk wanita lain dan menyuruh Yhusa menikah lagi demi mendapatkan seorang anak. Setelah anak yang di inginkan telah lahir Yhusa harus bercerai dengan wanita itu.
Tapi rencana itu tidak boleh ada yang tahu, semua harus di rahasiakan dengan epik agar tidak tercium oleh publik. Yang mana bisa menghancurkan karir Sheli sendiri.
"Kayak gini kamu punya istri tapi seperti lajang, Yhusa," ujar Vivian.
Yusha menghembuskan napas panjang. "Ma ... Yhusa pusing. Tolong katakan saja tujuan kalian datang untuk apa?" tanya Yusha langsung.
"Mama sama Papa datang ada perlu denganmu. Kemarin Pak Jefri telah menghubungi dokter hebat dari Italy buat nyembuhin penyakit kamu, Sayang. Selama 5bulanan kamu menjalani terapi, kemungkinan gak lebih dari satu tahun kamu sembuh dan bisa punya anak," jelas Vivian.
Yhusa terdiam dengan lidah kelu. Apa yang harus di jelaskan pada kedua orang tuanya.
"Ma, Yhusa sedang sibuk belum ada waktu untuk menjalani terapi atau pun penyembuhan. Yhusa menikah baru 4bulan, tolong kalian sabar. Sheli juga masih sibuk dengan karirnya yang masih cemerlang dan belum bisa di tinggalkan. Jadi, gak perlu buru-buru, Ma," balas Yhusa meminta pengertian.
"Ini bukan masalah waktu, sayang. Tapi masalah penyakitmu. Tidak mungkin akan sembuh dengan sendirinya kalau bukan kamu yang berusaha berobat. Mama dan Papa sangat menginginkan cucu darimu, jangan sampai kamu menderita penyakit itu seumur hidup!" tegas Vivian.
Jari tangan Yusha terangkat untuk memijat pelipis yang semakin berdenyut. Pertengkaran dengan Sheli belum menemukan titik terang dan kini kehadiran kedua orang tuanya semakin menambah pusing. "Oke Ma, tolong beri Yusha waktu. Biar Yusha bicara dengan Sheli." Lagi-lagi hanya itu yang bisa Yusha katakan.
•••••••••••
"Bagaimana dengan asisten rumah tangga yang kami minta? Apa kamu sudah mendapatkannya?"
"Belum Mbak, nanti aku cari lagi."
"Kalau bisa secepatnya, La. Kasihan Yusha sendirian gak ada yang ngurus rumah."
"Iya Mbak Yu, bakal Nila usahain."
Sambungan telpon terputus, Nila menghampiri suaminya. "Gimana ini Yah, Mbak Yu nelpon nanyain udah dapet orangnya apa belum?" bu Nila berganti menanyai pak Sapto.
"Coba kamu tanya sama pegawaimu, Ma. Siapa tau tetangga-tetangga mereka ada yang butuh pekerjaan," usul pak Sapto.
"Oh iya-ya ..., " bu Nila manggut-manggut menyetujui, lalu segera mengumpulkan pegawainya yang berjumlah 8orang, termasuk Niar. Memberi informasi siapa tahu tetangga mereka ada yang membutuhkan lowongan pekerjaan.
"Di sana gaji nya lumayan loh, 4kali lipat dari kerja di laundry ini. Hanya saja pekerjaannya sedikit lebih berat," ujar bu Nila memberitahu.
Mendengar gaji menjadi asisten rumah tangga 4kali lipat dari pekerjaannya yang sekarang membuat Niar berbinar. Jumlah gaji itu sangat banyak, ia bisa melunasi hutang ibunya kak Aris juga menabung untuk masa depan. Tanpa pikir panjang ia menyela pembicaraan bu Nila. "Maaf Bu, kalau saya yang mendaftar apa boleh?" tanya Niar.
Bu Nila tak langsung menjawab, terlihat berat hati karna Niar termasuk pegawai yang rajin dan jujur. "Niar ... sebenarnya saya gak rela kalau kamu yang keluar dari tempat laundry saya. Tapi mbak yu saya juga kepepet, nyari orang gak dapet-dapet. Gak apa lah saya oper kamu kesana," ucap bu Nila dengan berat hati.
"Makasih banyak, Bu. Saya sedang butuh uang banyak buat penyembuhan bapak saya, harap Ibu bisa memaklumi."
"Baiklah Niar, besok pagi kamu bisa langsung bekerja di rumah mbak yu saya. Nanti saya tulis alamatnya."
Hari ini Niar bekerja lebih giat, terakhir kali ia bekerja di tempat laundry baju. Besok pagi ia harus bekerja di tempat lain. Mudah-mudahan ia mendapat bos yang baik dan betah bekerja sebagai asisten rumah tangga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Sweet Girl
punya penyakit apa Yhuza...?
2023-08-02
0
khairi
bahagia atau derita bermula 😟😟😟😟😟
2021-11-02
1
Sumi Sumi
bukan cuma bos tapi bisa jadi sumi juga 😁😁
2021-10-09
1