Part 10

Tak perlu susah payah membujuk kedua orang tuanya agar memberi ijin, sekali Niar memberitahukan niatnya untuk pindah kerja menjadi asisten rumah tangga Sumiati dan Nesva langsung menyetujui. Tentu saja dibubuhi olokan dari Nesva yang selalu merendahkan Niar. Menghinanya dengan kata-kata kasar.

Niar sempat menitikan airmata saat Nesva berkata, "Pergi sana jadi babu! muka-muka kayak kamu memang pantasnya jadi pembantu! haha ...."

Niar tak menjawab. Sanggahan apapun takkan merubah Nesva dan sang ibu menyukainya. Justru membuang tenaga jika melawan mereka.

Saat Niar berpamitan hanya pak Bejo yang menunjukan kesedihan. Lelaki paruh baya itu mencoba menahan Niar agar mengurungkan niat. "Kamu kerja di tempat laundry aja gak apa, Nak. Jangan kerja di tempat jauh. Bapak khawatir di tempat kerja barumu ada orang yang gak suka sama kamu, nanti kamu minta bantuan siapa? Gaji berapapun gak apa, yang penting keselamatanmu, Niar," ucap pak Bejo mencoba membujuk Niar.

"Pak, insya Allah Niar baik-baik saja. Niar pengen mandiri, tolong ijinin Niar kerja di sana. Niar bakal sering pulang kalau pas hari libur. Bapak gak perlu khawatir, ya." Niar sudah membulatkan tekad. Bayangan bekerja di tempat baru bagai angin segar, ia bisa menghindari perdebatan bersama ibu dan kakaknya. Setidaknya ia bisa menghirup udara bebas, tanpa ibu yang mengujarkan kata makian juga tanpa Nesva yang merundungnya tanpa henti.

Niar memesan ojek online untuk pergi ke tempat laundry bu Nila. Ia di suruh menunggu di sana karna nanti akan ada mobil jemputan mengantarkannya ke tempat kerja yang baru, sesuai arahan bu Nila kemarin.

Niar hanya membawa ransel kecil berisi pakaiannya, tak ada barang berharga yang di bawa, karna ia pun tidak punya.

Niar berpamitan dengan bu Nila juga teman-temanya yang bekerja di tempat laundry. Lili, paling berat melepas Niar. Mereka berdua berteman dekat dan kini mereka harus berpisah.

Menempuh perjalanan kurang lebih 3jam mobil yang di tumpangi Niar telah sampai di pelataran luas. Di depannya telah berdiri bangunan megah dengan pilar-pilar kokoh sebagai penyangga.

Niar turun dari mobil dengan pandangan tak teralihkan, memandang takjub rumah mewah di depannya. Bangunan berlantai dua dengan halaman sangat luas. Entah seperti apa di dalam rumah itu, pasti lebih menakjubkan lagi.

Kedatangan Niar di sambut oleh nyonya Vivian. "Kamu yang mau bekerja di sini?" tanyanya.

"Iya Nyonya," jawab Niar dengan meremas ujung tas ransel yang di didekapnya. Gugup ketika berhadapan dengan pemilik rumah itu.

"Masih muda sekali. Kamu udah gak sekolah, Nak?" Vivian mengamati wajah Niar, mengira Niar masih seperti anak SMA.

"Saya cuma lulusan SMP. Apakah perlu ijasah untuk bekerja di sini?" Berganti Niar yang mengajukan pertanyaan.

"Oh enggak, Nak. Kerja di sini gak memerlukan ijasah. Kamu cuma harus bermental baja menghadapi anak dan mantu saya, mereka kurang ramah dengan para pekerja makanya gak ada asisten rumah tangga yang betah nginap di sini. Tapi saya harap kamu bisa betah ya, saya susah nyari orang terus." Vivian tersenyum, membuat Niar ikut tersenyum. Ternyata tidak seburuk bayangannya. Kini Niar mulai rileks berhadapan dengan Vivian.

"Oh ya, nama kamu siapa?" tanya Vivian.

"Nama saya Niar, Nyonya."

"Baiklah Niar, untuk pekerjaan kamu bisa tanya dengan bibi yang kerja di sini juga. Dia ada di dapur, saya gak bisa lama harus pulang ke rumah sebelum suami saya pulang," ucap Vivian.

"Maaf, apa Nyonya tidak tinggal disini?" Niar memberanikan diri bertanya.

Vivian tersenyum. "Tidak. Ini rumah anak saya, rumah saya ada di kompleks Permai Indah. Hari ini saya ke sini cuma nungguin kamu," jawab Vivian.

"Oh ... Saya kira saya bekerja dengan anda."

Setelah Vivian pergi, Niar mencari keberadaan asisten rumah tangga lainnya yang bekerja di rumah itu. Menanyakan kamar mana yang akan menjadi tempat tidurnya.

Niar meniti kamar yang akan di tempati, ternyata lebih besar dari kamarnya yang ada dirumahnya.

Bi Mur yang bekerja di rumah itu bersikap baik dan ramah, membuat Niar tidak canggung dan langsung akbrab. Begitu juga dengan mbak Sari, pembantu lainnya juga bersikap baik.

Sayang, pukul 5sore kedua orang itu harus berpamit pulang. Dan kini tinggal Niar seorang diri menghuni rumah Yusha yang sangat besar. Gadis itu bingung harus berbuat apa, ternyata sepi juga tinggal di rumah besar sendirian.

Akhirnya gadis itu mengambil ponsel dan membuka novel online untuk mengalihkan rasa jenuh.

Pukul 6sore terdengar suara mobil terhenti, Niar yang berada di ruang depan segera mengintip. Tapi tidak begitu jelas melihat keluar jendela. Ia berinisiatif membukakan pintu, siapa tahu yang datang adalah pemilik rumah itu.

Sebelum tangan Yusha membuka pintu, tapi pintu didepannya telah dibuka. Yusha sedikit terkejut menatap Niar dengan menelisik. "Siapa kamu?" tanyanya.

Niar pun sedikit terkejut melihat pria di depannya, bukankah pria itu yang bertengkar di depan rumah sakit kemarin.

"Kamu bisu? Saya tanya, kamu siapa? Kenapa ada di rumah saya?" cecar Yusha.

"Sa–saya asisten rumah tangga yang baru, Tuan," jawab Niar menunduk. Ia takut melihat tatapan Yusha yang tajam.

"Saya tidak membutuhkan pembantu baru. Saya juga gak ijinkan kamu bekerja di rumah saya!" sentak Yusha.

Niar terkejut dan mendongak. Bagaimana bisa lelaki didepannya itu berbicara seperti itu. "Ta–tapi Nyonya Vivian yang menyuruh saya bekerja di sini," jelas Niar.

"Ck ..., " Yusha berdecak dan menyelonong masuk. Pemuda itu membanting tas kerja di atas sofa lalu menghubungi nomor mamanya.

"Ma, apa-apaan! Yusha gak butuh pembantu baru!" Yusha terlihat marah berbincang dengan Vivian. Yusha sendiri tidak menyuruh mamanya untuk mencarikan pembantu. Lelaki itu kesal mendapati Niar ada di rumahnya.

"Sayang, tenang dulu. Mama sengaja cari pembantu baru biar ada yang melayani kamu, Yusha. Mama gak jamin Sheli bisa melayanimu dengan baik. Sudah! biarkan Niar bekerja dan menginap di rumahmu. Biar kamu ada yang urus, Yusha."

"Ma ...," Yusha ingin protes.

"Gak ada penolakan dan gak ada bantahan! Mama masih sibuk, nanti di sambung lagi, ya."

"Ck ... Si al!" Yusha melirik sekilas pada Niar lalu pergi ke kamarnya.

Niar menghembuskan napas panjang, ternyata yang di katakan nyonya Vivian memang benar, ia harus menyiapkan mental baja menghadapi Yusha. Dari pertama melihat Yusha bertengkar di depan rumah sakit membuat Niar tak menyukai watak pria itu terlihat keras dan sombong. Naasnya ia malah bekerja di rumah Yusha. Ia harus menyiapkan kesabaran menghadapi Yusha. Demi bapak dan masa depan yang lebih baik, ia harus bertahan bekerja di rumah itu.

Terpopuler

Comments

Sumi Sumi

Sumi Sumi

semangt niar

2021-10-09

0

zia feby al husna

zia feby al husna

kerja uang nya di tabung lalu buat usaha sendiri

2021-10-05

0

Tutik Yunia

Tutik Yunia

jodohmu

2021-09-05

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 3
3 Part 4
4 Part 5
5 Part 6
6 Part 7
7 Part 8
8 Part 9
9 Part 10
10 Part 11
11 Part 12
12 Part 13
13 Part 14
14 Part 15
15 Part 16
16 Part 17
17 Part 18
18 Part 19
19 Part 20
20 Part 21
21 Part 22
22 Part 23
23 Part 24
24 Part 25
25 Part 26
26 Part 27
27 Part 28
28 Part 29
29 Part 30
30 Part 31
31 Part 32
32 Part 33
33 Part 34
34 Part 35
35 Part 36
36 Part 37
37 Part 38
38 Part 39
39 Part 40
40 Part 41
41 Part 42
42 Part 43
43 Part 44
44 Part 45
45 Part 46
46 Part 47 (Tuhan, ambil saja nyawaku, hingga aku takkan lagi berteman dengan lara)
47 Part 48 (Terlahir sebagai wanita tanpa keberuntungan)
48 Part 49
49 Part 50 (Memutuskan)
50 Part 51
51 Part 52 (Melepas)
52 Part 53
53 Part 54
54 Part 55 (Tak terduga)
55 Part 56
56 Part 57
57 Part 58
58 Part 59
59 Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
60 Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62 Siap gak siap
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92 (Lima Purnama)
93 Part 93
94 Pengumuman
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102 (Ending Story)
104 Part 103 (extra part 1)
105 Part 104 (Extra Part 2)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Part 1
2
Part 3
3
Part 4
4
Part 5
5
Part 6
6
Part 7
7
Part 8
8
Part 9
9
Part 10
10
Part 11
11
Part 12
12
Part 13
13
Part 14
14
Part 15
15
Part 16
16
Part 17
17
Part 18
18
Part 19
19
Part 20
20
Part 21
21
Part 22
22
Part 23
23
Part 24
24
Part 25
25
Part 26
26
Part 27
27
Part 28
28
Part 29
29
Part 30
30
Part 31
31
Part 32
32
Part 33
33
Part 34
34
Part 35
35
Part 36
36
Part 37
37
Part 38
38
Part 39
39
Part 40
40
Part 41
41
Part 42
42
Part 43
43
Part 44
44
Part 45
45
Part 46
46
Part 47 (Tuhan, ambil saja nyawaku, hingga aku takkan lagi berteman dengan lara)
47
Part 48 (Terlahir sebagai wanita tanpa keberuntungan)
48
Part 49
49
Part 50 (Memutuskan)
50
Part 51
51
Part 52 (Melepas)
52
Part 53
53
Part 54
54
Part 55 (Tak terduga)
55
Part 56
56
Part 57
57
Part 58
58
Part 59
59
Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
60
Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62 Siap gak siap
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92 (Lima Purnama)
93
Part 93
94
Pengumuman
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102 (Ending Story)
104
Part 103 (extra part 1)
105
Part 104 (Extra Part 2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!