Part 12

Jam enam pagi Sheli sudah bersiap menarik koper kecil menuruni anak tangga. Wanita itu mengomel karna sang asisten belum juga muncul.

Di dapur Niar sibuk menyiapkan makanan, mondar-mandir menghidangkan makanan ke atas meja makan. "Selamat pagi, Nona," sapanya ketika melihat Sheli sudah berdiri di anak tangga terakhir.

"Pagi," balas Sheli. Wanita itu membiarkan kopernya tergeletak di lantai bawah. Ia segera duduk di kursi meja makan.

Saat Niar akan kembali ke dapur, Sheli mencegahnya. "Tunggu!"

"Iya Nona?" Niar mendekat dan melihat ke arah Sheli.

"Duduklah, ada yang ingin aku bicarakan hal penting denganmu," ujar Sheli menyuruh Niar duduk di meja yang sama.

Niar duduk berjarak satu kursi dari tempat Sheli duduk.

"Apa kamu sudah menikah?" tanya Sheli dengan suara pelan.

"Belum, Nona." Niar memandang Sheli dengan pandangan aneh, ia menebak apa yang akan disampaikan wanita itu. Jangan-jangan Sheli menyuruhnya menjadi istri kedua, seperti semalam. Tidak! jika benar begitu, ia akan menolak mentah-mentah.

"Kamu tau maksut saya yang semalam? Jadi istri kedua untuk suami saya dan melahirkan keturunannya. Kamu tenang saja, saya akan bayar kamu satu milyar." Sheli tersenyum penuh arti. Jumlah uang yang ditawarkan sangatlah banyak, ia yakin perempuan kampungan di depannya itu pasti setuju.

"Maaf Nona, berapapun anda membayar saya, saya tidak mau! Saya ingin pekerjaan yang halal dan tidak mau mencari masalah. Walau saya butuh uang, tapi saya tidak mau menjual anak!" tolak Niar dengan tegas. Ia menatap wanita sexy didepannya dengan tatapan kesal bercampur marah. Apa yang tadi di tebaknya kini terbukti. Sheli ingin memanfaatkan dirinya sebagai mesin pencetak anak untuk Yusha.

Sheli terlihat marah. "Miskin aja belagu! Apa uang yang saya tawarkan kurang banyak? Kamu tinggal sebutkan saja mau berapa, nanti saya bayar. Apa susahnya tinggal nikah, hamil, melahirkan setelah itu beres, kamu gak ada hubungan lagi dengan suami saya ataupun bayi kamu. Kamu bebas seperti sebelumnya," ujar Sheli.

"Kamu tau, uang satu milyar itu banyak banget. Dengan uang itu kamu bisa membeli apapun yang kamu mau. Kamu bisa kaya mendadak," imbuh Sheli mencoba merayu.

"Tidak Nona! Saya tetap menolak. Saya punya impian hanya menikah dengan lelaki yang saya cintai. Dan ... menikah bukanlah hal yang bisa di permainkan, kita terlibat perjanjian langsung dengan Allah. Allah akan murka dengan hambanya yang bermain-main dengan pernikahan," jawab Niar.

"Kamu sok alim! Ah sudahlah, kalau gak mau ya sudah, masih banyak wanita yang mau menerima tawaran saya! Pantes aja kamu hidup miskin, kamu keras kepala, belagu juga! Kesempatan gak datang dua kali. Jangan sampai kamu menyesal," cibir Sheli.

"Insya Allah, saya tidak menyesal, Nona," balas Niar mantap.

"Good morning, Seees .... " seorang pria datang, oh bukan-bukan! dia pria tapi berpakaian seperti wanita. Tergolong bertulang lunak. Tiba-tiba muncul dan menyelonong masuk. Tadi pagi sekali Niar membuka kunci pintu depan saat menyapu teras. Jadi, asisten Sheli bisa masuk begitu saja.

"Glory! Lihat, ini jam berapa dan kamu baru muncul! Astaga ... kita bisa ketinggalan pesawat. Pagi ini gak ada yang beres, semua kacau!" sentak Sheli mengomel.

"Hei ... hei, sabar dong my angel. Pesawat terbang jam setengah delapan, masih banyak waktu buat bersantai." Ternyata makhluk jadi-jadian itu bernama Glory. Dengan gerakan alay duduk di meja makan.

"Eh, di mana si Yushaka ku sayang, pria tertampan di muka bumi ini, paling unyuk-unyuk dari anakan panda, kok gak ikut sarapin, sih? Dedek Glory manja-manja ini kangen sama dia. Pengen tatap muka gitu," ucap Glory masih dengan gaya alay.

Niar yang masih berada di sana mengernyit heran melihat tingkah Glory, sedikit menggelikan bagi kaum normal.

"Lebih baik kamu gak tatap muka sama Yusha, kamu mau wajah kamu hancur babak belur, di hajar dia!" cibir Sheli.

Di tempatnya duduk Glory memanyunkan bibirnya. "Eih jangan dong. Wajahku ini aset berharga, Neeek. Butuh ratusan juta buat menyulap yang beginian biar jadi perfect."

"Eh Neeek, siapa itu? Aku baru liat dia?" Glory bertanya dengan Sheli tapi melirik ke arah Niar.

"Pembokat baru. Udah yuk kita langsung berangkat, takut ketinggalan pesawat. Bentar lagi langganan macet soalnya." Sheli tidak jadi sarapan dan bangkit dari duduknya.

"Nanti dulu napa sih, Nek. Ini enak banget roti bakarnya. Biarin aku ngisi tenaga, napa!" balas Glory dengan mengunyah penuh makanan.

"Niar, kalau kamu berubah pikiran, kamu bisa hubungi aku."

"Tidak Nona, saya tidak akan berubah pikiran."

"Cih ...." Sheli berdecih tidak suka. "Kalau Yusha sudah bangun, bilang padanya aku sudah terbang ke Korea. Bilang juga jangan menghubungiku jika tidak aku duluan yang menghubunginya. Kalau pagi begini jangan buatkan dia kopi, buatkan saja teh herbal. Maaf aku harus segera pergi, tidak sempat nunggu dia bangun. Udah, sampaikan semua tadi pada Yusha. Jam 06.40 menit kamu bangunin dia untuk siap-siap ke kantor. Dan pilihkan juga baju yang akan dia pakai. Mengerti! Apa kamu ingat semuanya?" tanya Sheli memastikan.

"Saya ingat, Nona. Tapi ... apa saya juga harus menyiapkan baju yang akan di pakai Tuan Yusha?"

"Iya dong! Apa gunanya kamu jadi pembantu kalau gak buat ngurusi kebutuhan Yusha! Saya harus berangkat sekarang." Sheli mengambil tas kecil lalu berdiri, tidak memperdulikan Glory yang masih asik menikmati roti bakar. High hell Sheli menggema ke seluruh ruangan dengan Glory yang tergopoh menyusul langkah Sheli.

Niar membawa piring kotor bekas Glory untuk di cuci. Lalu meneruskan pekerjaannya, tapi bi Mur dan mbak Sari ternyata sudah datang.

"Pagi, Niar. Wah ... kamu cekatan juga ya, sudah beres semua menyiapkan makanan," ujar bi Mur.

"Iya loh, pagi-pagi udah hampir selesai. Kamu istirahat dulu biar kami yang lanjutkan," ucap Sari menimpali.

"Makasih ya, Bi, Mbak. Ini hampir jam 06.40 kata nona Sheli, tuan Yusha harus di bangunkan jam segitu."

"Iya. Biasanya tuan Yusha ada yang membangunkan," balas bi Mur.

"Kamu aja yang bangunkan," pinta mbak Sari.

"Mbak aja deh yang bangunin. Niar takut," tolak Niar.

"Aku yang bikinin teh, kamu yang bangunin. Aku bosan tiap hari bangunin si pemarah itu." bisik mbak Sari di samping telinga Niar dengan cekikikan.

"Mbak ini," Niar melirik sekilas dengan senyum lucu. "Ya sudah, coba Niar bangunin." Dengan terpaksa dan ketakutan Niar menapaki anak tangga menuju kamar Yusha. Belum sampai di depan kamar Yusha tapi jantung Niar berdetak sedikit kencang. Ia takut berhadapan langsung dengan Yusha yang sering menatapnya tajam.

Terpopuler

Comments

khairi

khairi

di grogoti kanker rahim mu baru kau sadar....

2021-11-02

0

Sumi Sumi

Sumi Sumi

lanjut

2021-10-09

0

Nuranita

Nuranita

double up nih akak mei😂😂😂😂😂😂😂😂

2021-08-30

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 3
3 Part 4
4 Part 5
5 Part 6
6 Part 7
7 Part 8
8 Part 9
9 Part 10
10 Part 11
11 Part 12
12 Part 13
13 Part 14
14 Part 15
15 Part 16
16 Part 17
17 Part 18
18 Part 19
19 Part 20
20 Part 21
21 Part 22
22 Part 23
23 Part 24
24 Part 25
25 Part 26
26 Part 27
27 Part 28
28 Part 29
29 Part 30
30 Part 31
31 Part 32
32 Part 33
33 Part 34
34 Part 35
35 Part 36
36 Part 37
37 Part 38
38 Part 39
39 Part 40
40 Part 41
41 Part 42
42 Part 43
43 Part 44
44 Part 45
45 Part 46
46 Part 47 (Tuhan, ambil saja nyawaku, hingga aku takkan lagi berteman dengan lara)
47 Part 48 (Terlahir sebagai wanita tanpa keberuntungan)
48 Part 49
49 Part 50 (Memutuskan)
50 Part 51
51 Part 52 (Melepas)
52 Part 53
53 Part 54
54 Part 55 (Tak terduga)
55 Part 56
56 Part 57
57 Part 58
58 Part 59
59 Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
60 Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62 Siap gak siap
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92 (Lima Purnama)
93 Part 93
94 Pengumuman
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102 (Ending Story)
104 Part 103 (extra part 1)
105 Part 104 (Extra Part 2)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Part 1
2
Part 3
3
Part 4
4
Part 5
5
Part 6
6
Part 7
7
Part 8
8
Part 9
9
Part 10
10
Part 11
11
Part 12
12
Part 13
13
Part 14
14
Part 15
15
Part 16
16
Part 17
17
Part 18
18
Part 19
19
Part 20
20
Part 21
21
Part 22
22
Part 23
23
Part 24
24
Part 25
25
Part 26
26
Part 27
27
Part 28
28
Part 29
29
Part 30
30
Part 31
31
Part 32
32
Part 33
33
Part 34
34
Part 35
35
Part 36
36
Part 37
37
Part 38
38
Part 39
39
Part 40
40
Part 41
41
Part 42
42
Part 43
43
Part 44
44
Part 45
45
Part 46
46
Part 47 (Tuhan, ambil saja nyawaku, hingga aku takkan lagi berteman dengan lara)
47
Part 48 (Terlahir sebagai wanita tanpa keberuntungan)
48
Part 49
49
Part 50 (Memutuskan)
50
Part 51
51
Part 52 (Melepas)
52
Part 53
53
Part 54
54
Part 55 (Tak terduga)
55
Part 56
56
Part 57
57
Part 58
58
Part 59
59
Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
60
Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62 Siap gak siap
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92 (Lima Purnama)
93
Part 93
94
Pengumuman
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102 (Ending Story)
104
Part 103 (extra part 1)
105
Part 104 (Extra Part 2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!