"Apa yang Tuan lakukan? Kenapa pintunya dikunci?"
"Tenanglah, Khanza. Kita hanya akan tidur," jelas Rubby. Rubby lebih dulu naik ke atas kasur, namun gadis itu masih berdiri tanpa merubahkan posisinya sama sekali.
"Ayo sini." Rubby menepuk kasur di sebelahnya, ia menyuruh Khanza tidur di sampingnya. Gadis itu menggeleng keras kepalanya.
"Tuan jangan macam-macam, atau aku akan teriak dan melaporkan Tuan pada polisi, karena sudah berbuat tidak senono padaku!" ancam gadis itu.
Jengkel dengan omongan Khanza yang tidak-tidak mengenai dirinya. Rubby pun turun dari kasur, dan menggendong tubuh mungil Khanza ala bridel style dan merebahkan tubuhnya secara perlahan.
"Lepas tidak!" Khanza memberontak kala Rubby berhasil membaringkan tubuhnya. Rubby langsung menindihnya, hingga Khanza tak lagi berkutik. Napas dari keduanya begitu terasa di wajah masing-masing. Napas Khanza membuat Rubby berdesir. Namun ia tahan sekuat mungkin.
Pria itu tidak akan menyakiti Khanza apa lagi sampai menidurinya. Ada niatan Rubby untuk menikahi Khanza, namun ia belum tahu pasti kapan itu terjadi. Ingat akan sikap Jihan yang seperti itu, Rubby mulai berpaling pada sosok gadis sederhana namun mampu membuat detak jantungnya tak beraturan.
"Kita hanya akan tidur, Khanza. Saya bisa pastikan tidak akan terjadi apa pun." Rubby kembali meyakinkan Khanza. "Walaupun terjadi sesuatu, saya pasti tanggung jawab!" ucap Rubby mantab.
Kini, Rubby tak lagi menindihnya, ia berbaring di samping Khanza dengan posisi miring menghadap gadis itu. Sedangkan Khanza, gadis itu mematung mencerna perkataan Rubby. 'Tanggung jawab' itu artinya, Rubby akan menikahinya? Khanza berkecamuk dalam pemikirannya sendiri.
Memikirkan itu, lama-lama ia tertidur dengan sendiri. Sedangkan Rubby, pria itu belum bisa tidur, jika kepemilikannya masih tegang. Perlahan, ia meredam hawa nafsunya. Ia tak ingin melakukan itu dengan hawa nafsu. Apa lagi teringat bahwa Khanza tidak mungkin memiliki perasaan padanya. Umur yang terpaut jauh bagi mereka membuat penghalang bagi Khanza, itulah pemikiran Rubby pada perasaan Khanza terhadapnya.
Hingga pada akhirnya mereka terlelap bersama.
Malam hari, Rubby terbangun. Ia mendapati Khanza tengah memeluknya. Pria itu tersenyum manis, ia yakin kalau suatu saat Khanza akan berlabuh padanya. Karena haus, Rubby terjaga dari tidurnya. Ia memindahkan tangan dan kaki Khanza yang melingkar di tubuhnya.
"Dasar bocah," ucap Rubby sebelum berajak dari tempat tidur. Tanpa sepengetahun Rubby, ternyata Khanza pun terbangun, gadis itu merasakan tubuhnya terusik oleh pria itu.
Khanza juga tersenyum, ternyata Rubby benar. Ia tak melakukan apa pun padanya. Mendengar derap kaki melangkah, buru-buru Khanza kembali dengan posisi semula. Kali ini, ia akan menguji pria itu. Apa betul bahwa ia tidak akan berbuat macam-macam padanya?
Disaat Rubby sudah kembali terbaring, dengan sengaja, Khanza menyandarkan kepalanya di tangan Rubby, tangan bagian bahu ia jadikan sebagai bantal. Khanza mencari kenyamanan di sana. Padahal ia hanya pura-pura akan hal itu.
Rubby pun memposisikan tubuhnya sendiri, agar Khanza nyaman jika sedang tidur dengannya. Akhirnya Khanza mendapatkan kenyamanan, tadinya yang pura-pura dan akan mengetes Rubby, ia malah tidur beneran. Dan terkena jebakan batman sendiri.
Rubby mengusap lembut pipi gadis itu, bahkan ia mendaratkan bibirnya di kening Khanza. Ia benar-benar lupa pada istrinya yang selama ini dicintainya. Rubby memeluk tubuh mungil itu, dan menyusulnya ke alam mimpinya.
Keesokan harinya.
Khanza terbangun lebih awal. Gadis itu sudah terbiasa bangun pagi-pagi, waktu sudah menunjukkan puku lima. Ketika Khanza akan beranjak, tubuhnya terasa sulit untuk digerakkan. Bagaimana tidak kaku, tubuhnya terkunci dalam dekapan Rubby.
Mau tak mau, ia membangunkan sang majikan.
"Tuan ... Bangun!" Khanza mengguncangkan tubuh kekar itu. Sayang seribu sayang, Rubby malah menarik tubuhnya lebih dalam lagi. Wajahnya nyaris bersentuhan. Bukan Rubby tidak tahu akan hal itu, ia memang sengaja mencegah Khanza terbangun.
Rubby sudah serasa abg yang sedang dimabuk cinta. Ia gemas pada tubuh mungil itu, memeluknya begitu nyaman.
"Tuan," lirih Khanza. "Tolong lepaskan! Aku tahu Tuan sudah bangun," ucapnya lagi.
Rubby pun seketika membuka matanya, tatapannya langsung menangkap wajah sederhana Khanza namun terlihat sangat manis. Sudah seperti diguyur gula beberapa kilo.
"Mau kemana sih pagi-pagi? Saya masih ngantuk, Khanza," ujar Rubby seraya memejamkan matanya kembali dan tak melepaskan tubuh gadis itu dari pelukkannya.
"Kalau masih ngantuk, ya tidur aja lagi! Ngapain juga ajak-ajak aku? Tolong lepaskan, aku di sini bekerja, Tuan. Banyak kerjaan yang harus aku lakukan di sini."
"Hari ini saya izinkan kamu libur, kamu cukup menemaniku tidur saja."
"Ish ... Mana boleh begitu? Aku bekerja bukan untuk menemani Tuan tidur! Memangnya aku wanita apa?"
"Ya, wanita beneranlah." Rubby terkekeh sendiri mendengar ucapan Khanza. Ini yang disukai Rubby dari Khanza, ia tak memanfaatkan keadaan. Rubby semakin jatuh hati saja pada bocah itu.
"Gak lucu! Lama-lama begini, aku bisa kabur," celetuk Khanza.
Rubby pun langsung membuka matanya kembali. Ia menatap tajam mata Khanza.
"Coba saja kalau berani!" tantang Rubby.
Nyali Khanza langsung menciut kala melihat tatapan tajam mata Rubby, serem juga kalau melihat Rubby marah. Tidak ingin memancing keributan, ia pun pasrah berada dalam dekapan Rubby pagi ini.
"Kalau terlambat ke kantor jangan nyalahin aku!" cibir Khanza yang terlihat sangat kesal.
"Saya pemilik perusahaan itu, tidak ada yang berani memarahiku jika saya terlambat!" jawab Rubby dengan nada sombongnya.
Tubuh Khanza mulai kegerahan, Rubby benar-benar tak melepaskannya. Buliran keringat mulai bercucuran, tubuhnya di balut dengan selimut ditambah lagi di dekap oleh tubuh Rubby. Sedangkan Rubby, pria itu nampak nyenyak dalam tidurnya.
Khanza tidak kehabisan akal, ia menggelitik tubuh Rubby mulai dari lubang hidungnya. Gadis nakal itu mulai beraksi, ia masukkan rambut panjangnya ke dalam lubang hidung pria itu.
Sekali hentakkan, Rubby langsung bersin dan tangannya pun terlepas. Tak menyia-nyiakan kesempatan itu, Khanza langsung saja beranjak dari kasur dan buru-buru turun.
"Khanza ...," geram Rubby yang mendapatkan keusilahan Khanza pagi ini. "Awas kamu ya!" Rubby pun menyusul Khanza, gadis itu berlari ke arah kamar mandi. Sampai Rubby hampir mendapatkan tubuh mungil itu, namun gagal kala Khanza berhasil menutup pintu kamar mandinya.
Bugh
Tubuh Rubby menabrak pintu. Wajahnya pun ikut terbentur. Kesal tidak bisa menangkap Khanza, ia mengambil kunci cadangan. Setelah mendapatkan kuncinya, Rubby langsung saja membuka pintu itu.
Brak
Pintu terbuka, pemandangan yang begitu indah dalam pandangan kaum adam. Rubby menelan salivanya. Glek, glek, ludah itu tertelan beberapa kali. Sedangkan Khanza, ia malu tak terkira. Tidak ingin Rubby melihat tubuhnya lama-lama, Khanza langsung meraih handuk yang menggantung dan langsung ia gunakan untuk menutup tubuhnya yang polos itu.
"Tuan mau apa? Jangan mendekat!" Khanza mundur ke belakang beberapa langkah, hingga ia tak bisa lagi mundur karena terjerembab di dinding. Rubby semakin mendekat, dan .....
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Chika Khansa Putri Khalidah
berasa masih muda akunya 😅
2024-01-21
1
Layung Fatiha
knp sh hrs comen dlu bru bs d buka🙃🙃
2022-04-23
2
Justme
Gantung😴
2022-03-11
1