Bab 8

"Ish ... Hati-hati, Khanza. Kenapa kamu selalu tak memperhatikan jalan di sekitarmu?" kata Rubby kala Khanza menabrak tubuhnya.

Bagaimana tidak menunduk, setiap ada orang yang berpapasan denganya selalu melihat ke arahnya. Khanza berjalan dengan seorang pengusaha yang dipastikan mereka pasti mengenal Rubby.

"Kamu kenapa berjalan dengan menunduk, tidak bisakah berjalan seperti orang normal?" tanya Rubby.

"Maaf, Tuan. Aku hanya tidak nyaman dengan tatapan mereka." Sambil melirik ke arah orang yang menatapnya.

"Tidak usah mempedulikan mereka, ayok jalan." Kali ini Rubby menggengam tangan Khanza, agar gadis itu tidak lagi menabraknya. Hingga akhirnya mereka sampai di mobil.

"Cepat masuk. Saya benar-benar lapar," ucap Rubby. Karena ini sudah jam delapan tentu Rubby sudah sangat kelaparan karena belum makan apa-apa.

Khanza dengan cepat masuk ke dalam mobil, mobil itu langsung melaju kala mereka sudah berada di dalamnya. Dalam perjalanan Khanza menanyakan akan ayahnya.

"Tuan, apa Papaku sudah bebas?" tanya Khanza.

"Harusnya sudah, saya belum menanyakan lagi pada Bayu," jawab Rubby sambil fokus dengan kendaraannya.

Khanza tersenyum lega, setidaknya dia sudah berbakti pada ayahnya itu yang sudah merawatnya dan menyekolahkannya.

"Tuan, kita sarapan di sana saja." Tunjuk Khanza. Rubby pun menghentikan mobilnya, ia melihat di mana Khanza menunujuk sebuah gerobak yang bertuliskan bubur ayam.

"Kamu gak salah mengajakku sarapan di sana?" tanya Rubby.

"Gak salah, Tuan. Di sana makanannya enak kok, Tuan harus mencobanya."

Khanza pun turun dari mobil, sedangkan Rubby pria itu masih enggan untuk turun. Rubby belum pernah memakan makanan di pinggir jalan. Tahu kalau Rubby tidak turun, Khanza langsung saja memesankan satu mangkuk untuknya.

Khanza kembali sambil membawa dua mangkuk bubur di tangan, dan langsung saja memberikannya pada Rubby. Tapi Rubby tidak menerimanya, Khanza meletakan bubur itu depan mobilnya.

"Ini enak, Tuan. Ini langgananku sewaktu masih sekolah dulu, ayo cobain?" kata Khanza. Khanza langsung saja melahap bubur itu, matanya merem melek merasakan kenikmatan dari bubur itu.

Sedangkan Rubby, ia hanya menelan salivanya. Ia mulai tergoda akan bubur itu, karena lapar Rubby pun mengambil bubur itu lalu mencoba buburnya. Ketika bubur itu mendarat di mulutnya, ia merasakan kenikmatannya. Bubur itu tak kalah enak dengan bubur yang ada di restorant.

"Enak 'kan?" tanya Khanza.

"Iya," jawab Rubby sambil melahap kembali bubur itu. "Saya baru kali ini makan di pinggir jalan, Khanza."

"Tuan jangan menyepelakan makanan pedangan kaki lima, selain enak tentu mereka mengutamakan kebersihannya. Tuan mau nambah?"

"Tidak, porsinya juga cukup banyak."

Selesai makan, Khanza mengembalikan mangkuknya sambil membayarnya. Selesai itu ia kembali ke dalam mobil.

Hari ini Khanza berhasil membuat Rubby keluar dari zonanya, di mana ia tak pernah menikmati jajanan di pinggir jalan. Bosan kembali ke apartemen Rubby mengajak Khanza ke tempat favoritnya bersama Jihan.

"Kita mau kemana, Tuan?" tanya Khanza, setahu Khanza ini bukan jalan menuju apartemen.

"Kita pergi sebentar, saya bosan di rumah." Rubby butuh liburan juga, apa lagi dengan hidupnya yang penuh drama. Ia mencari hiburan tersendiri agar tidak terlalu memikirkan Jihan istrinya.

Mereka pun sampai di sebuah danau, danau yang begitu indah. Siapa pun yang melihatnya akan merasa takjub akan keindahan danau itu.

Khanza langsung turun dari mobil, ia berlari ke tepi danau. Menghirup udara segar di sana, Khanza tidak pernah berkunjung ke tempat seperti ini. Mamanya tidak pernah mengizinkan Khanza keluar rumah selain sekolah. Ia begitu penurut pada orang tuanya.

Rubby melihat tingkah Khanza yang seperti anak kecil. Dan ia pun menghampirinya.

"Jangan norak!" celetuk Rubby.

Khanza langsung saja mengerucutkan bibirnya, dan berwajah masam. Bukan norak! Khanza memang baru pertama kali melihat danau.

"Aku memang baru kali ini melihat danau," kata Khanza dengan polosnya. "Mama tidak pernah mengizinkanku pergi kemana-mana," lirih Khanza. Mamanya baik kalau di depan ayahnya saja, jika di belakang sang mama begitu kejam.

Ada senangnya bagi Khanza bisa keluar dari rumah itu, tapi ia selalu teringat pada ayahnya yang baik. Khanza berubah menjadi sendu, dan Rubby tahu akan hal itu.

"Maaf, Khanza. Saya tidak bermaksud meledekmu," sesal Rubby. "Sekarang kamu bisa puas bermain di sini," ucapnya lagi.

Wajah gadis itu langsung ceria. "Tuan tidak bohong?"

"Hmm," jawab Rubby. "Kita duduk di sana," ajak Rubby. Dan Khanza pun mengikutinya.

Mereka duduk berdua di kursi kayu yang tersedia di sana. Tempatnya masih sepi dari pengunjung karena ini masih terbilang pagi. Tak terasa mereka berbincang dan itu membuat mereka sedikit akrab.

"Istri Tuan seorang model ya?" tanya Khanza, di angguki oleh Rubby.

"Kamu tahu istriku seorang model?"

"Iya, kemarin aku melihat postingannya, baju yang dikenakan istri Tuan sangat terbuka sekali, kenapa Tuan mengizinkannya? 'Kan sayang tubuhnya banyak dilihat orang," celetuk Khanza dengan gaya polosnya.

Ada benarnya juga apa kata Khanza, Rubby semakin geram saja pada istrinya itu. Tapi ya mau bagaimana lagi? Ia sendiri sudah pusing dengan istrinya.

"Jihan susah diatur, semenjak jadi model ia jadi lupa akan kodratnya," lirih Rubby.

"Tuan yang sabar ya?" Khanza mengusap bahu Rubby. Pria itu pun melihat kearah bahunya yang sedang diusap oleh Khanza

Rubby sedikit hangat dengan perbincangan itu, tak disangka bocah ingusan itu bisa menasehati Rubby.

"Aku siap menjadi pendengar setia," ucap Khanza.

Rubby pun menyandarkan kepalanya di bahu gadis itu, mencari kenyamanan di sana. Rubby benar-benar membutuhkan sandaran dalam hidupnya. Pria itu sebenarnya rapuh, rapuh akan sikap Jihan padanya.

"Aku yakin, istri Tuan suatu saat akan kembali seperti dulu. Jangan patah arang untuk memperjuangkan rumah tangga, Tuan." Kata-kata bijak dari Khanza membuat Rubby sedikit simaptik padanya.

Ternyata, Khanza memiliki sipat dewasa. Rubby tak menyangka itu. Akhirnya, Khanza pun menyandarkan kepalanya. Hingga posisi mereka saling bersandar.

Lama mereka dalam posisi seperti itu, hingga Khanza sampai tertidur. Rubby mengetahui akan hal itu, ia langsung saja merubahkan posisi gadis itu. Ia merebahkan kepala Khanza dan pahanya menjadi bantalnya.

Rubby melihat wajah teduh itu, polos tanpa make up. Bibirnya merah alami. Replek, membuat Rubby menyentuh bibir itu. Pria itu sudah lama tidak mendapatkan sentuhan bibir dari Jihan. Hingga Rubby terbawa suasana, ia mencium bibir ranum milik Khanza. Rasanya begitu beda dengan sang istri.

Apa karena Khanza daun muda? Sedangkan Jihan, wanita itu sudah cukup umur. Namun hingga saat ini wanita itu masih enggan untuk memberikan keturunan untuk Rubby. Rubby menyesap bibir mungil itu, sedang Khanza ia merasa bermimpi. Hingga Khanza pun membalas ciuman Rubby.

Tak ingin terjadi sesuatu diantara mereka, Rubby langsung saja menarik diri dari posisi itu. Sampai di balik celananya menegang. Tapi Khanza, gadis itu masih terlelap tidak tahu kalau ciuman keduanya sudah terjadi.

Bersambung.

Jangan lupa kasih othor dukungan ya? Terimakasih sudah berkenan mampir di sini.

Terpopuler

Comments

Nur Laela

Nur Laela

okokobkonknobbovjbjpget4yyhgy,88;8

2024-04-14

0

Sibil - 🆃🅾🅱🅴🅻🅸 십일

Sibil - 🆃🅾🅱🅴🅻🅸 십일

ciuman 1 2 3 4 5 😳

2022-06-30

1

Layung Fatiha

Layung Fatiha

lanjut say

2022-04-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Ban 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 PENGUMUMAN
113 Novel baru
114 Novel Baru
115 Promo Novel Baru
116 RANJANG PENGKHIANTAN (balas dendam)
117 GADIS BAYARAN TEEJERAT CINTA TUAN MUDA
118 Promo novel baru KETULUSAN CINTA ALUNA
119 Promo Novel Bibit Miliarde Sang Mafia
120 Promo Mengandung Anak Mantan Suami
121 JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Ban 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
PENGUMUMAN
113
Novel baru
114
Novel Baru
115
Promo Novel Baru
116
RANJANG PENGKHIANTAN (balas dendam)
117
GADIS BAYARAN TEEJERAT CINTA TUAN MUDA
118
Promo novel baru KETULUSAN CINTA ALUNA
119
Promo Novel Bibit Miliarde Sang Mafia
120
Promo Mengandung Anak Mantan Suami
121
JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!