Bab 7

Tubuh itu mendarat tepat di samping Khanza, gadis itu tertidur dengan nyenyak sampai tidak tahu akan kehadiran Rubby. Ya, orang itu adalah Rubby.

Rubby pulang dalam keadaan mabuk, namun mabuknya tidak terlalu parah, ia hanya tidak ingat akan keberadaan seseorang di sana. Khanza memeluk tubuh Rubby yang dianggap itu adalah sebuah guling, hingga keduanya tertidur bersama dalam satu ranjang.

Keesokan harinya.

Khanza bangun lebih dulu, tubunya terasa ada yang menindih. Pelan tapi pasti, Khanza membuka matanya. Betapa terkejutnya gadis itu, saking terkejutnya ia mendorong tubuh Rubby sampai terjatuh ke lantai.

Rubby pun langsung terbangun.

"Apa-apaan ini? Berani sekali kamu mendorongku!" ucap Rubby seraya bangkit dari lantai.

"Tuan yang apa-apaan, kenapa tidur di sini?" Napas Khanza tersengal menahan amarah.

"Ini apartemenku dan ini juga kamarku!" Rubby tak kalah emosi dengan tingkah Khanza.

Menit berikutnya, Khanza menangis. Ia baru sadar kalau kancing bajunya beberapa ada yang terbuka. Rubby menjadi panik, karena Khanza menangis begitu kencang seperti anak kecil.

"Jangan menangis, Khanza. Saya tidak ngapa-ngapain kamu," celetuk Rubby.

Bukannya berhenti, Khanza malah semakin kencang menangisnya. Rubby tidak tahu harus dengan cara apa menenangkan gadis itu. Rubby menghampiri Khanza, duduk di sebelahnya.

"Tenang, Khanza. Saya pastikan semalam tidak terjadi apa-apa. Berhentilah menangis, kita hanya tidur, tidak lebih!" Karena Khanza tak kunjung berhenti, Rubby pun menarik tubuh gadis itu ke dalam pelukkannya. Mengusap lembut punggungnya.

"Sudah jangan menangis, ya?"

Tak lama, Khanza pun berhenti menangis. Dan melepaskan diri dari pelukan Rubby, ini kali pertama bagi Khanza ada pria yang memeluknya selain ayahnya.

"Benar tidak terjadi sesuatu?" tanya Khanza dan diangguki oleh Rubby.

"Sebaiknya kamu mandi sekarang, setelah itu buatkan sarapan untukku." Setelah mengatakan itu Rubby keluar dari kamar, sebenarnya ia juga merutuk dirinya sendiri. Kenapa ia bisa sampai lupa akan keberadaan Khanza di sini?

Mengingat baju Khanza yang terbuka kancingnya, ia pun berusaha keras mengingat kejadian semalam. "Tidak! tidak terjadi apa-apa, itu hanya sebuah ciuman," ucap Rubby sendiri.

Sayang seribu sayang, perkataan Rubby terdengar oleh Khanza. Khanza langsung saja bertanya.

"Tuan menciumku? Ciuman pertamaku." Khanza menyentuh bibirnya sendiri. Bibirnya sudah tidak suci lagi.

"Itu hanya ciuman, Khanza. Saya yakin itu bukan ciuman pertamamu," tuduh Rubby. Rubby itu budeg atau apa, sudah jelas Khanza mengatakan bahwa itu adalah ciuman pertamanya.

"Tuan harus tanggung jawab!" Khanza tidak terima begitu saja.

"Apa maksudmu tanggung jawab? Tidak ada pertanggung jawaban hanya karena sebuah ciuman, Khanza."

"Tuan yakin itu? Setelah tahu kancing bajuku terbuka, aku tidak yakin tidak terjadi sesuatu diantara kita."

"Apa kamu merasakan sesuatu dibagian intimu, hah?" tanya Rubby.

"Inti apa maksud, Tuan?" Khanza benar-benar tidak mengerti.

"Dasar bocah! Kalau terjadi sesuatu diantara kita, punyamu pasti sakit. Itu pun kalau kamu masih perawan," cibir Rubby.

Dan akhirnya, Khanza mengerti semua ucapan Rubby. Saking tidak percayanya pada tuannya itu, Khanza berlari ke kamar mandi dan melihat bagian intinya, takut kenapa-kenapa.

"Tidak kenapa-kenapa, tidak sakit juga." Akhirnya Khanza pun percaya bahwa tidak terjadi apa-apa.

Melihat Khanza kembali, Rubby langsung bertanya. "Bagaimana? Apa kamu percaya?" tanya Rubby. "Istriku lebih cantik darimu, mana mungkin saya tertarik padamu," celetuk Rubby.

Sejelek itu seorang Khanza, sampai tidak ada ketertarikan bagi Rubby pada gadis itu? Khanza langsung mengerucutkan bibirnya bisa-bisanya Rubby membandingkan dirinya dengan istrinya.

"Istri Tuan itu cantik karena tebal dengan make up," celetuk Khanza.

Rubby nampak kesal, tapi jika dilawan perdebatan ini tidak akan berakhir. Lagian Khanza itu begitu polos, ia pasti bilang akan kebenarannya. Jihan sudah tidak lagi muda seperti Khanza, tentu kalau dibandingkan pasti gadis itu yang lebih unggul. Jihan cantik memang karena make up, coba kalau tak kena make up pasti tanda menuanya pada muncul.

"Sudahlah, Khanza. Untuk apa kita berdebat untuk masalah ini. Apa kamu masih mau pertanggung jawaban dariku?" Entah kenapa Rubby malah bertanya seperti itu, dan itu membuat Khanza langsung menggelengkan kepalanya keras-keras.

Mana mau Khanza menikah dengan pria berumur, sudah punya istri pula. Membayangkannya saja tidak pernah ada dalam benak Khanza.

"Bukankah tadi kamu memintaku untuk bertanggung jawab, hah?" desak Rubby. Padahal Rubby tidak terima bahwa Khanza menolaknya barusan, pria itu merasa jadi tertantang akan gadis polos itu. Banyak para perempuan yang menginginkan dirinya, usianya memang tak lagi muda, tapi Rubby masih terlihat tampan dan gagah.

Mungkin selisih umur Khanza dan Rubby terpaut sekitar lima belas tahun, Khanza yang baru lepas sekolah sudah dipastikan umurnya delapan belas tahun, sedangkan Rubby tiga puluh tiga. Ya jelas gadis itu tidak mungkin mau dipersunting olehnya, karena Khanza bukan cewek matre.

Padahal Khanza ingat betul awal tujuan pertamanya menemui Rubby, toh buktinya Khanza malah memilih jadi asisten di apartemennya.

"Maafkan aku, Tuan. Aku rasa ini sudah ngelantur. Aku juga tidak apa-apa. Maaf sekali lagi," sesal Khanza, gadis itu memilih menyudahi perdebatan itu dengan meminta maaf.

Khanza pun berlalu, ia pergi ke dapur membuatkan sarapan untuk Rubby.

"Kapan pulangnya sih pria itu?" Khanza menggerutu sendiri, gadis itu mulai tidak nyaman. Tapi ia tak bisa pergi kemana-mana, yang ada dia hanya menghela napas panjang.

"Ngomong apa kamu barusan?" tanya Rubby tiba-tiba, dan itu membuat Khanza terkejut. Gadis itu sedang mengiris bawang saking terkejutnya tangannya malah ikut teriris.

"Aw," pekik Khanza. Replek, Rubby langsung menghampirinya. Melihat darah segar yang keluar dari jari Khanza, Rubby langsung saja menyedot jari itu, mengeluarkan sisi darahnya.

Sedangkan Khanza, ia malah terdiam. Hatinya sudah dag dig dug tak karuan.

"Aku tidak apa-apa, ini hanya luka kecil." Khanza menarik tangannya dari genggaman Rubby.

"Tidak apa-apa bagaimana, itu darahnya masih keluar." Rubby mengambil p3k dan langsung mengobati tangan gadis itu. Khanza sedikit tersenyum, dibalik kejutekan Rubby masih tersimpan kebaikan di dalamnya.

"Terimakasih, Tuan," ucap Khanza setelah Rubby selesai mengobatinya.

"Tidak usah masak, kita sarapapan di luar saja," kata Rubby. "Tunggu sebentar, saya mandi dulu."

Khanza pun menunggu Rubby selesai mandi, sudah dua hari ia tinggal di apartemen, ia sampai lupa menanyakan akan ayahnya. Apa Rubby sudah membebaskan ayahnya itu? Larut dalam pemikirannya, Khanza tidak sadar bahwa Rubby sudah siap. Dan sekarang, Rubby malah memperhatikan gadis itu dari kejauhan.

"Manis," ucap Rubby sendiri. Ia pun menggelengkan kepalanya menepis isi dalam otaknya.

"Khanza?" panggil Rubby. "Ayo berangkat sekarang, saya sudah lapar," ajaknya lagi. Mereka pun berangkat, Khanza mengekornya dari belakang. Wajahnya menunduk sampai ia tak memperhatikan akan keberadaan seseorang di depannya.

Bruk

Khanza menabrak tubuh Rubby.

Bersambung.

Jangan lupa beri semangat untuk author dengan cara like dan komen serta votenya ya? Terimaksih sudah mampir di sini.

Salam kenal ya para readers.

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

kesininya kenapa semakin berani padahal kan Rubby tu bos bapaknya

2024-03-08

0

Justme

Justme

☺️

2022-03-11

1

Justme

Justme

😅

2022-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Ban 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 PENGUMUMAN
113 Novel baru
114 Novel Baru
115 Promo Novel Baru
116 RANJANG PENGKHIANTAN (balas dendam)
117 GADIS BAYARAN TEEJERAT CINTA TUAN MUDA
118 Promo novel baru KETULUSAN CINTA ALUNA
119 Promo Novel Bibit Miliarde Sang Mafia
120 Promo Mengandung Anak Mantan Suami
121 JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Ban 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
PENGUMUMAN
113
Novel baru
114
Novel Baru
115
Promo Novel Baru
116
RANJANG PENGKHIANTAN (balas dendam)
117
GADIS BAYARAN TEEJERAT CINTA TUAN MUDA
118
Promo novel baru KETULUSAN CINTA ALUNA
119
Promo Novel Bibit Miliarde Sang Mafia
120
Promo Mengandung Anak Mantan Suami
121
JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!