Bab 20

Khanza muncul dari balik pintu kamar mandi, ia celingak celinguk matanya memindai seisi kamar. Tidak ada Rubby di sana, gadis itu bernapas lega. Hanya menggunakan jubah handuk ia berjalan menuju kamar.

Matanya mencari sebuah koper, harusnya suaminya membawa baju untuknya. Tapi ia tak melihat keberadaan koper tersebut. Yang dicari koper, yang muncul malah Rubby. Pria itu datang menghampiri Khanza dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

Hati Khanza sudah dag, dig, dug. Gadis itu mundur beberapa langkah ketika Rubby semakin mendekat ke arahnya, terus dan terus mundur hingga kini tak bisa lagi karena tubuhnya sudah terpentok dinding.

Hingga pada akhirnya, Rubby mampu menguasai tubuh istrinya.

Khanza memejamkan kedua matanya, ia tak berani menatap wajah suaminya secara dekat, ia belum terbiasa akan hal itu. Masih butuh bimbingan bagi Khanza. Gadis itu belum berpengalaman.

Rubby memajukan wajahnya, hingga kini ia sudah mendaratakan bibirnya dengan bibir Khanza. Gadis itu terdiam, tubuhnya mulai bergetar. Perlahan, Rubby pun melepasakan pautan bibirnya. Lalu menatap wajah istrinya yang sudah terlihat pucat pasi.

Baru selesai mandi, tapi tubuhnya sudah berkeringat. Bukan gerah, tapi ia sedang mengalami demam panggung. Seluruh tubuhnya begitu dingin.

"Za, liat sini." Rubby menangkup kedua pipi Khanza dengan kedua tangannya.

Khanza pun membuka matanya dan melihat ke arah Rubby.

"Jangan tegang, jangan takut." Rubby menuntun Khanza ke arah kasur, dan membaringkan tubuhnya secara perlahan hingga posisi Kganza berada dalam kunkungannya.

Rubby menyibak rambut Khanza yang masih basah, wangi dari rambut tersebut sampai dipenciumannya. Mengendusnya, menciumnya. Sedangkan Khanza, ia masih diam saja belum bisa mengimbangi arahan dari suaminya. Disaat Rubby akan mendaratkan kembali bibirnya, dengan cepat Khanza menutup mulut suaminya. Ia menahan bibir itu.

"Aku laper." Kata itu terucap begitu saja. Memang ia kelaperan karena dari pagi Khanza memang belum makan apa-apa, begitu juga dengan Rubby. Rubby keburu nafsu melihat istrinya ketibang makan.

Mau tak mau, Rubby menarik tubuhnya kembali. Ia bergegas pergi ke arah dapur, ia memang sudah menyuruh orang untuk membuatkan makanan untuknya dan juga istrinya.

Khanza mendudukkan tubuhnya, dan bersandar di sandaran ranjang. Ia menyentuh dadanya yang bergemuruh hebat. Tak lama dari situ, Rubby telah kembali dengan sebuah nampan yang berada piring di atasnya.

Ia meletakan nampan itu di atas meja, ia juga mulai menyuapi istrinya. Khanza harus punya tenaga untuk menerima serangan darinya.

"Makan yang banyak biar ada tenaga," kata Rubby sembari menyuapi istrinya.

Khanza makan sangat pelan, gadis itu terus seolah mengundur-ngundur waktu. Lambat laun makan pun selesai.

"Minum," seru Khanza.

Rubby mengambilkannya minum, dalam hati ia mulai mendumel. Sampai kapan ia begini terus? Sedangkan burung dalam sangkarnya sudah ingin keluar terbang bebas. Hinggap di dahan yang tanpa beranting.

"Mau apa lagi sekarang?" tanya Rubby lembut namun dalam hatinya ia sudah tidak tahan.

"Bajuku di mana? Aku mau pakai baju."

Rubby mengkerutkan keningnya.

"Baju untuk apa? Kenapa malah mau pakai baju? Gak usah pake baju kalau ujungnya tetap dibuka," kata Rubby. Ia sudah dibuat jengkel oleh istri kecilnya. Banyak sekali alasan gadis itu menghindari dirinya.

Khanza tak lagi berkutik, ia mati kutu. Alasan apa lagi kali ini untuk menghidari suaminya? Jujur, ia belum siap untuk melakukan itu. Rasa takut terus menghantuinya.

Rubby mulai berkuasa kembali, bahkan ia sudah menghimpit tubuh istrinya. Tangan Rubby mulai menjelajah kesetiap lekuk tubuh istrinya. Dari pinggang, leher, lalu memeluk tubuhnya dengan erat.

"Mau pipis," kata Khanza.

"Kamu alasan terus Khanza, tidak kasihankah kamu padanya?" Rubby melirik kearah burungnya yang sedari tadi sudah menegang.

"Tapi beneran, aku mau pipis."

Rubby menghela napas dengan berat. Akhirnya ia pun mengizinkan Khanza ke kamar mandi untuk buang air kecil.

"Habis itu cuci yang bersih ya?" pinta Rubby.

Dengan polos, Khanza mengangguk. Sedangkan Rubby tersenyum tipis, ia harus extra sabar menghadapi istrinya. Harap dima'lum gadis itu masih ori, belum ada pengalaman.

"Sabar, sabar." Rubby mengelus dada. "Lama sekali dia!" Akhirnya Rubby pun mengetuk pintu kamar mandi.

"Za ... Kamu sedang apa? Kok, lama!" Rubby mulai tidak sabar, ia memutar-mutar handle pintu namun tak bisa dibuka. Karena Khanza memang sengaja menguncinya dari dalam.

Khanza yang ada di dalam kamar mandi, ia terus mondar-mandir tak menentu sembari menggigit-gigit jarinya.

"Bagaimana ini?"

"Khanza ... Buka pintunya," ucap Rubby yang terus memutar-mutar handle pintu.

"Iya sebentar," sahut Khanza.

Tak lama kemudian, tubuh mungil itu muncul dari balik pintu. Wajahnya menunduk, tapi masih terus berjalan keluar.

Tanpa aba-aba, Rubby langsung menggendongnya dan mendaratkan tubuh itu di atas kasur.

"Sekarang tidak alasan lagi, Khanza. Jangan main petak umpet!" kesal Rubby.

Akhirnya yang bisa Khanza lakukan hanya bisa pasrah, gadis itu menerima serangan dari Rubby. Rubby sudah merampas bibir mungil itu, tapi sayang Khanza masih belum bisa membalasnya.

Perlahan, Rubby membuka tali jubah handuk itu tanpa melepaskan pautan bibirnya. Bibir Rubby mulai pindah tempat, kini ia daratkan di leher jenjang istrinya. Menyisakan beberapa tanda di sana. Khanza mulai merasakan geli.

"Tuan ..." lirih Khanza.

Mendengar Khanza masih memanggilnya tuan, Rubby menarik diri. Ia melihat wajah Khanza yang sudah memerah bak tomat yang sudah matang.

"Jangan panggil, Tuan! Masa sama suami manggilnya gitu. Panggil, Mas. Mas Rubby," kata Rubby sendiri.

"Iya, Ma-mas ..."

Rubby kembali menciumnya, kali ini sedikit nafsu. Ia sudah tidak tahan lagi, kepalanya sudah terasa berat menahan rasa itu. Rubby menggigit bibir bawah Khanza, agar gadis itu membuka mulutnya. Dan itu berhasil ia lakukan, ia tak membiarkan kesempatan itu.

Lidah itu langsung menerobos masuk mengexplor seluruh ruang mulut Khanza. Khanza juga sudah mulai membalas ciuman suaminya. Rubby semakin bersemangat.

Khanza melenguh kala tangan Rubby sudah bermain di dua gundukannya.

"Mas ..." panggil Khanza sedikit tertahan.

Rubby mulai memindahkan bibirnya, inginnya ia menghis*p gunung kembar itu. Namun ia tahan, ia ingin menatapnya terlebih dulu. Ujung gunung itu sudah mengeras sudah dipastikan Khanza pun merasakan setiap sentuhannya.

Gunung itu kecil namun sangat indah. Bentuknya masih bagus. Jelas bagus, gunung itu belum terjamah oleh siapa pun. Akhirnya pertahanan Rubby roboh juga.

Ia mendaratkan bibirnya di sana, menyesap put*ing itu dengan lembut. Khanza semakin menggelinjar, ia merasakan sesuatu di bawah sana. Nyut, nyut ... Begitulah kira-kira.

Tangan Rubby juga sudah merambat ke bawah, karena tidak ada penghalang segitiga di sana, membuat Rubby begitu mudah menyentuhnya. Bulu-bulu lembut menghalanginya, tapi itu tidak jadi masalah.

Kepemilikan Khanza yang sudah mulai basah, karena ia juga merasakan sensasi dari sesapan mulut Rubby yang tidak lepas sejak tadi.

"Mas ... Aku mau pipis," ucap Khanza, karena tangan Rubby terus menjelajah di bawah sana.

"Pipis saja, jangan ditahan."

"Tapi, Mas ..." Sudah tidak bisa lagi menahannya, Khanza merasakan sesuatu yang beda di bawah sana.

Bersambung.

Siang-siang haredang euy 😂😂😂

Terpopuler

Comments

Enung Samsiah

Enung Samsiah

hadeeehh,,, jadi surser gini pnas dingiiiinnnn,,,,, mana suami mana suamiiiiiii,,,,,,,

2023-09-09

0

Layung Fatiha

Layung Fatiha

hups..

2022-04-24

0

Justme

Justme

😁😁

2022-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Ban 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 PENGUMUMAN
113 Novel baru
114 Novel Baru
115 Promo Novel Baru
116 RANJANG PENGKHIANTAN (balas dendam)
117 GADIS BAYARAN TEEJERAT CINTA TUAN MUDA
118 Promo novel baru KETULUSAN CINTA ALUNA
119 Promo Novel Bibit Miliarde Sang Mafia
120 Promo Mengandung Anak Mantan Suami
121 JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Ban 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
PENGUMUMAN
113
Novel baru
114
Novel Baru
115
Promo Novel Baru
116
RANJANG PENGKHIANTAN (balas dendam)
117
GADIS BAYARAN TEEJERAT CINTA TUAN MUDA
118
Promo novel baru KETULUSAN CINTA ALUNA
119
Promo Novel Bibit Miliarde Sang Mafia
120
Promo Mengandung Anak Mantan Suami
121
JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!