Bab 10

Khanza membalikkan tubuhnya, ia melihat Rubby tengah melihat ke arahnya hingga tatapan mereka bertemu. Gadis itu menjadi salah tingkah karena Rubby terus memperhatikannya.

Rubby pun memalingkan wajahnya, ia merasa malu karena sudah terciduk. Perasaan itu kembali muncul, rasa ingin memiliki hadir di diri Rubby. Pria itu menggelengkan kepalanya, menepis perasaan yang ada di dalam otaknya.

Tidak bisa begini, akhirnya Rubby beranjak. Pria itu menghampiri Khanza.

"Tolong buatkan Kopi." Khanza mengangguk, buru-buru ia menyelesaikan cucian piringnya.

Sedangkan Rubby, pria itu pergi ke arah ruang tamu duduk santai di sana sambil menunggu kopi yang dibuat oleh Khanza.

Tak lama, Khanza datang membawa kopi di nampan, lalu meletakkan kopi itu di atas meja. Khanza pun ikut duduk di sofa itu. Kebetulan, tayangan yang ada di layar itu dalah film favoritnya.

Gadis itu meraih remote tv sedikit membesarkan volumenya, sedangkan Rubby, ia menyeruput kopi itu. Sungguh! Kopi buatan Khanza sangat nikmat, Jihan saja kalah. Pokoknya Khanza lebih unggul, Rubby mengakui itu dalam hati.

Ia melihat kearah Khanza, gadis itu sangat serius melihat layar televisi itu. Kenapa mereka menyukai film yang sama? Mungkin kebetulan, pikir Rubby.

Sedang asyik-asyiknya menontoh, lampu malah mati. Sontak membuat Khanza ketakutan. Gadis itu replek terlonjak kearah Rubby, Rubby pun terkejut mendapati tubuh Khanza tiba-tiba menindihnya. Hingga posisi gadis itu tepat berada di pangkuan Rubby.

"Tuan, aku takut," lirih Khanza. Gadis itu takut akan kegelapan, tak ada cahaya sedikit pun di ruangan itu.

"Tenanglah, ada saya di sini," kata Rubby. Padahal hatinya sudah tidak karuan, apa lagi gadis itu menindih tepat dibagian kepemilikannya.

Wangi dari rambut Khanza tercium oleh Rubby, pria itu mengendusnya. Ia suka dengan aroma tubuh gadis itu. Jarang mendapatkan belaian dari sang istri membuat Rubby tidak bisa menahan gejolak yang ada pada dirinya. Apa lagi Khanza itu daun muda, tentu pria seumur Rubby pasti tergedo.

"Tuan," panggil Khanza, gadis itu merasakan dekapan Rubby yang semakin erat, sampai Khanza merasa sedikit sesak. Gadis itu mencoba melepaskan diri dari tubuh Rubby, tapi sayang, Rubby tidak membiarkan itu terjadi. Pria itu terbawa suasana.

Khanza mulai ketakutan, hatinya dag dig dug tak menentu.

"Tuan ... Tolong lepaskan!" Khanza mencekal tangan Rubby dan mulai melepaskan tangannya dari pinggangnya. Sadar akan hal itu, Rubby pun melepaskan pegangannya.

"Apa yang aku lakukan?" Rubby benar-benar sedang diuji. Jauh dengan sang istri, eh ... Sekarang malah dekat dengan gadis sepolos Khanza. Karena lampu masih belum menyala, posisi mereka masih seperti itu, hanya saja Rubby tak memeluknya.

Gadis itu seperti anak kecil bak berada dalam pangkuan ibunya. Rubby merasa pegal menahan beban tubuh gadis itu, ia pun menurunkan secara perlahan.

"Tuan, aku takut. Tolong jangan jauh-jauh," pintanya pada Rubby.

"Tidak, saya masih di sini. Saya mencari handpone, kita gunakan senter sebagai penerangan," jelas Rubby.

Rubby meraba-raba meja, bukannya ponsel yang di dapat yang ada secangkir kopi yang tumpah.

"Aduh panas," pekik Khanza.

"Maaf, Khanza kopinya tumpah. Apa kopi itu mengenai tubuhmu?" tanya Rubby dengan panik.

"Panas, Tuan. Kopinya tumpah pas kena paha." Gadis itu menahan sakit di bagian tubuhnya.

Rubby cepat-cepat mencari keberadaan ponselnya, dan akhirnya ponsel itu berhasil ditemukan. Ia langsung saja menyalakan senter dan melihat tubuh Khanza yang tersiram air panas.

Pah* gadis itu memerah, Rubby meniup-niup bagian itu. Sayang, Rubby malah fokus pada bagian inti gadis itu. Celananya terlalu pendek, hingga Rubby sedikit melihat bagian terlarang itu. Tidak secara langsung memang, tapi itu cukup membuat jiwa Rubby terkoyak.

Khanza menyadari akan hal itu, cepat-cepat ia merapatkan bagian kakinya. Walau masih panas, ia tahan. Takut Rubby berbuat sesuatu padanya.

"Apa ada salep?" tanya Khanza pada Rubby.

"Sebentar, saya carikan." Dengan cahaya senter dari ponsel yang menerangi ruangan itu cukup membuat Khanza tidak terlalu takut. Gadis itu trauma akan kegelapan. Ibunya, dulu pernah mengurungnya di ruangan yang sangat gelap. Dari situ Khanza mulai takut dengan gelap.

Rubby kembali menghampiri Khanza sambil membawa salep pereda rasa nyeri, dan langsung memberikannya pada Khanza.

"Sini biar aku buka tutupnya." Rubby meraih salep itu kembali, Khanza begitu kesusahan membuka tutupnya yang tertutup sangat rapat. Selesai itu ia memberikannya lagi.

Khanza mulai mengoles salep itu di paha yang kena tumpahan air panas, Rubby hanya bisa menatapnya. Ingin menolong, tapi ia malah takut terbawa suasana dan berakhir khilaf.

Selesai mengobati lukanya, gadis itu meletakkan kembali salep itu di atas meja. Suansa kembali hening, seperti tak ada orang di ruangan itu. Malam semakin larut, sesekali Khanza menguap. Gadis itu sudah merasakan kantuk.

Rubby yang duduk di sebelahnya pun tahu kalau Khanza merasakan kantuk. Peka akan hak itu, Rubby menepuk-nepuk bahunya, mencoba memberi sandaran pada Khanza. Gadis itu melihat tangan Rubby menepuk bahunya sendiri, lalu tatapannya beralih pada pria itu.

"Tidurlah," ucap Rubby.

Karena memang sudah tidak tahan dengan kantuknya, ia pun menyadarkan kepalanya di pundak Rubby.

Tak lama dari situ, Khanza pun terlelap sampai terdengar dengkuran halus di telinga Rubby. Rubby merubahkan posisi Khanza, ia jadikan pahanya sebagai bantal bagi Khanza. Rubby pun mengantuk, pria itu ikut tertidur dengan posisi duduk dengan kapala tersandar di sandaran sofa.

Khanza meraskan hawa dingin dari ruangan itu, dan ternyata lampu sudah kembali menyala. Hawa dingin ia rasakan dari AC di ruangan itu. Khanza beranjak dari posisinya, ia melihat Rubby tertidur. Merasa kasihan dengannya, ia bergegas ke kamar mengambilkan selimut untuknya.

Khanza mencoba membenarkan posisi Rubby, kepalanya ia turunkan secara perlahan di bantal sofa. Kaki yang semula menjuntai ke bawah kini tidak lagi, Khanza mulai menyelimuti tubuh Rubby. Sayang, ketika Khanza melakukan itu, dengan cepat Rubby menarik tubuh Khanza, hingga gadis itu terjerembab tepat di atas tubuhnya Rubby.

"Tuan," panggil Khanza.

Tatapan mereka beradu kembali, kali ini posisi mereka bengitu int*m. Tak ada jarak diantara mereka.

"Tuan," panggil Khanza yang kedua kalinya.

"Apa, hmm? Ayo tidur," ajak Rubby.

"Ta-tapi ... Aku tidak nyaman tidur dalam keadaan seperti ini."

"Apa mau di kamar?" Entah setan apa yang merasuki pria itu, sampai Rubby mengajaknya tidur bersama.

"Apa maksud, Tuan? Kita tidak mungkin tidur dalam satu kamar, Tuan."

"Kenapa tidak mungkin? Di sini hanya ada satu kamar, Khanza. Bukankah semalam juga kita tidur bersama? Tidak terjadi apa-apa 'kan?" tanya Rubby.

"Makanya, ayo tidur?" ajaknya lagi. Khanza percaya saja bahwa tidak akan terjadi apa-apa diantara mereka, akhirnya mereka kembali tidur bersama dalam satu kamar.

Pintu dikunci rapat-rapat oleh Rubby.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Arin

Arin

sy dsni ngedkung Ruby selingkuh ya Krn istrny Kya gtu...🤭

2022-05-17

0

Layung Fatiha

Layung Fatiha

lanjut say
ko sy yg dag dig dug der ya😆😄

2022-04-23

0

Justme

Justme

😂

2022-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Ban 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 PENGUMUMAN
113 Novel baru
114 Novel Baru
115 Promo Novel Baru
116 RANJANG PENGKHIANTAN (balas dendam)
117 GADIS BAYARAN TEEJERAT CINTA TUAN MUDA
118 Promo novel baru KETULUSAN CINTA ALUNA
119 Promo Novel Bibit Miliarde Sang Mafia
120 Promo Mengandung Anak Mantan Suami
121 JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Ban 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
PENGUMUMAN
113
Novel baru
114
Novel Baru
115
Promo Novel Baru
116
RANJANG PENGKHIANTAN (balas dendam)
117
GADIS BAYARAN TEEJERAT CINTA TUAN MUDA
118
Promo novel baru KETULUSAN CINTA ALUNA
119
Promo Novel Bibit Miliarde Sang Mafia
120
Promo Mengandung Anak Mantan Suami
121
JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!