Rubby sampai di rumah, kali ini ia tak pergi ke kantor. Karena niatnya akan mengajak Jihan pergi jalan-jalan.
"Sayang, aku pulang," teriak Rubby di ruang tamu.
Sebelum Rubby naik ke kamar yang ada di lantai atas, seseorang lari dengan tergopoh. Asisten rumah tangganya yang bernama Santi itu menghampirinya, ia mengatakan bahwa Jihan sudah berangkat. Ia juga berpesan pada Rubby, ini keberangkatannya yang terakhir.
"Apa, Mbak? Jihan pergi. Ngeyel sekali dia, sudah dibilangin," jawab Rubby.
"Iya, Tuan. Katanya mau sambil mengundurkan diri," kata Santi.
"Dengan siapa dia pergi, Mbak?"
"Saya kurang tahu, Tuan. Tapi tadi, Nyonya dijemput mobil berwarna putih."
"Pasti orang yang semalam. Terimakasih, Mbak."
Santi mengangguk lalu undur diri. Sedangkan Rubby, pria itu nampak kesal sekali, baru juga dibilangin jangan pergi, tapi Jihan sudah berani meninggalkannya bahkan kali ini, pergi lebih jauh dan sampai bermalam selama satu minggu. Pemotretan apa yang dilakukan istrinya itu?
Kesal, Rubby pun pergi ke kantor. Ia butuh teman curhat untuk mendengarkan keluhannya. Pada siapa lagi kalau bukan pada Bayu. Rubby pun tiba di kantor, ia melihat Bayu bersama kekasihnya berada di lobi.
Bayu pun melihat kedatangan bosnya. Cepat-cepat Bayu menyuruh kekasihnya itu pergi, tadinya Bayu meminta pada kekasihnya untuk membantu pekerjaannya karena Rubby tidak ada.
Rubby datang menghampiri.
"Bukannya itu kekasihmu?" tanya Rubby. "Sedang apa dia di sini?" Rubby tidak tahu saja, Alisa kekasihnya Bayu itu sangat berjasa di sini. Gadis itu sering membantu Bayu memecahkan masalah kantornya, karena akhir-akhir ini Rubby jarang ke kantor. Bayu ma'lum karena bosnya itu sedang pusing dengan istrinya.
"Katanya, Tuan gak ngantor hari ini? Kenapa sekarang malah ada di sini?" Bukannya menjawab, Bayu malah memberikan pertanyaan pada Rubby.
"Sebaiknya kita bicara di ruanganku." Rubby pergi lebih dulu, sedangkan Bayu mengekornya dari belakang.
Setibanya di ruangan, Rubby mengeluarkan unek-uneknya.
"Tadinya saya memang tidak akan ke sini, begitu Jihan tidak ada di rumah, saya langsung kesini. Jihan sudah pergi, kali ini dia keterlaluan sekali. Dia pergi tanpa izin dariku," Rubby terlihat begitu kesal di mata Bayu.
Bayu hanya mengangguk tanda mengerti perasaan bosnya itu, ia cukup prihatin dengan rumah tangga bosnya.
"Oh iya, Bayu. Kamu hubungi pengacara Doni, suruh dia membebaskan Seno."
Bayu tak percaya apa yang dikatan oleg bosnya, bukankah Rubby begitu membenci Seno? Tapi kenapa sekarang malah ingin membebaskannya. Apa Rubby sudah menemui gadis itu? Pikir Bayu.
Walau pun begitu, Bayu tetap menghubungi Doni dan menyuruhnya untuk membebaskan ayah Khanza.
"Gadis itu sekarang bekerja di apartemenku, dia mengurus tempat tinggalku di sana," ucap Rubby. "Rahasiakan ini pada siapa pun," kata Rubby lagi. Bayu hanya nurut dengan perintah bosnya, ia tak ingin ikut campur masalah pribadinya. Lagian gadis itu cukup baik, Bayu berharap gadis itu bisa bekerja dengan baik di sana.
"Iya, Tuan," jawab Bayu.
Melepas penat, Rubby bekerja dengan serius hari ini, ia menyibukkan diri agar bisa melupakan kekecewaanya pada Jihan. Hingga pada akhirnya jam makan siang akan segera tiba.
Rubby merogoh ponselnya di dalam saku, ia menghubungi Khanza melalu telepon yang terpasang di apartemennya. Ia lupa tak meminta nomor ponsel milik gadis itu. Telepon itu pun tersambung.
"Buatkan aku makan siang," titahnya pada sambungan itu yang tak lain adalah Khanza. Setelah mengatakan itu sambungan itu terputus kala Rubby mematikan ponselnya.
Sesekali Rubby melihat jam yang menempal di pergelangan tangannya, perutnya sudah terasa sangat lapar. Lama sekali gadis itu, padahal jarak apartemen tidak begitu jauh, bahkan masih bisa dijangkau dengan jalan kaki.
Hampir satu jam Rubby menunggu, ia merasa ini terlalu lama. Akhirnya ia pun turun ke lobi, dan ternyata di sana ia melihat Khanza yang tengah berada di meja receptionis. Sepertinya Khanza tak dapat izin untuk masuk ke kantor itu. Lalu, Rubby pun menghampiri.
"Biarkan dia masuk! Saya yang menyuruhnya datang kemari," ucap Rubby pada pekerja dibagian itu.
Akhirnya staff bagian receptionis itu mengizinkan Khanza masuk. Rubby pergi meninggalkan receptionis, dengan peka Khanza mengikutinya dari belakang.
Pekerja yang lain hanya menggosip, siapa gadis yang datang menemui bosnya itu? Hingga para karyawan yang lain pun ikut penasaran. Baru kali ini mereka melihat bosnya kedatangan seorang wanita, apa lagi wanita itu masih sangat muda. Tidak mungkin juga kalau gadis itu adik dari bosnya, setahu mereka bisnya itu anak tunggal. Itulah pemikiran para karyawan.
Rubby dan Khanza tiba di ruangan, setibanya di sana, Khanza langsung menyusun makanan di atas meja.
Rubby hanya heran melihat akan hal itu. Khanza sangat peka, seperti sudah berpengalaman mengenai hal ini. Masakannya juga enak, apa mungkin gadis itu sudah terbiasa melakukan ini di rumah Seno? Pikir Rubby.
"Silakan, Tuan." Khanza menggeser tubuhnya sedikit jauh dari meja, memberi ruang pada Rubby agar pria itu lebih leluasa. "Boleh saya keluar dari ruangan ini?" izan Khanza.
"Tidak! Kamu tidak boleh kemana-mana, Saya tidak mau banyak orang yang tahu akan kedatanganmu kemari." Dengan angkuhnya Rubby melarang Khanza pergi.
Akhirnya, Khanza menurut. Ketika Rubby dedang makan, Bayu masuk ke ruangan bosnya begitu saja. Ia kira bosnya tidak ada di tempat, karena biasanya pas jam makan siang Rubby selalu keluar mencari makan.
"Maaf, Tuan, saya kira tidak ada orang," ucap Bayu. Bayu sedikit melirik kearah Khanza, baru saja bekerja dengan Rubby, gadis itu sudah bisa merubah kebiasaan Rubby. Pasalnya, baru kali ini Rubby makan di kantor, apa lagi makan makanan rumahan. Menu yang dimakan Rubby tidak ada yang spesial, hanya ada beberapa sayuran, telor dan daging.
Tapi Bayu melihat bosnya makan dengan lahap, apa begitu enak makanan itu? tanya Bayu dalam hatinya sendiri.
"Mas Bayu mau ikut makan juga?" tawar Khanza.
Belum Bayu menjawab, Rubby lebih dulu yang menjawab.
"Tidak boleh, hanya sata yang boleh memakan makanan ini." Mulut yang masih penuh dengan makanan itu masih bisa bersuara.
"Saya sudah makan, Khanza. Terimakasih atas tawarannya," jawab Bayu.
"Ada apa kamu kemari?" tanya Rubby pada Bayu.
"Hanya ingin mengantarkan berkas dari Tuan Wira," jawab Bayu.
"Letakkan di sana." Tunjuk Rubby pada meja kerjanya. "Kalau tidak ada kepentingan lain sebaiknya kamu keluar," perintahnya pada sang sekretarisnya.
"Iya, Tuan." Bayu pun undur diri.
Sedangkan Khanza, gadis itu sedikit mengenal karakter Rubby. Pria itu cukup sensitif, Khanza harus lebih hati-hati.
Akhirnya Rubby pun selesai makan, Khanza memberikannya minum.
"Nanti malam masak lagi," ucap Rubby.
"Masak lagi? Apa nanti malam dia pulang ke apartemen? Lalu, aku tidur di mana?"
"Kenapa melamun? Sana pulang."
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Safitri Agus
pantesan badannya subur, makannya banyak, kalau tiap hari dimasakin Khanza makin tambah gemburlah 🤭
2024-12-09
0
Tobeli Hiatus 💞
abis makan ngusir. pinter 🤣
2022-06-29
3
Justme
Sans dong heii😂😂
2022-03-11
1