Bab 4

Ketika Rubby melihat Khanza yang setengah polos, Khanza buru-buru menyelesaikan memakai pakainnya. Kini tubuhnya sudah ternoda, pria yang baru bertemu dua kali dengannya sudah melihat tubuhnya.

Khanza menghentak-hentakkan kakinya, ia menggerutu sendiri. Mentang-mentang ini apartemennya, pria itu dengan seenak jidat maen masuk begitu saja.

Sedangkan Rubby, ia memalingkan wajahnya. Bocah ingusan itu telah menodai matanya, namun, ada perasaan aneh ketika ia melihatnya. Sudah lama ia tak melihat tubuh istrinya. Rubby menggelengkan kepalanya. "Mikir apa sih!"

Khanza akhirnya menghampiri Rubby, walau canggung melanda ia tetap harus menemuinya. Gadis itu benar-benar malu pada Rubby.

"Tuan," panggil Khanza.

"Sini, duduk!" titah Rubby. "Ngapain semalam datang ke kantor? Apa kamu mau mencemarkan nama baik kantorku?" Pertanyaan Rubby mengintimidasi Khanza.

Khanza mencekal ujung baju sambil melintir ujung bajunya sendiri.

"Kenapa diam! Apa mulutmu tidak bisa mengeluarkan kata lain selain, Tuan! Apa tujuanmu ingin bertemu denganku?"

Khanza memberanikan diri untuk bicara mengenai ayahnya yang dimasukkan ke dalam penjara oleh Rubby.

"Maaf, Tuan. Apa tidak ada cara lain untuk membebaskan Papa selain mengganti uang yang sudah digelapkan olehnya? Aku tidak punya uang sebanyak itu," lirih Khanza.

"Lalu, dengan cara apa kamu membebaskan Papamu kalau bukan dengan uang?"

"Aku bisa bekerja tanpa menerima gaji, anggap aku membayarnya dengan cara menyicilnya." Khanza begitu memohon, padahal ibunya menyuruh Khanza untuk menukar tubuhnya pada Rubby. Tapi menurut Khanza ada cara lain untuk membebaskan ayahnya itu.

"Bekerja? Bocah ingusan sepertimu bisa bekerja apa?" ledek Rubby.

Tidak terima disebut bocah, dengan berani gadis itu menantang Rubby.

"Apa saja, aku bisa mengerjakan apa pun! Aku bukan bocah! Aku sudah besar," ucap Khanza sembari mendusungkan dada.

"Apa kamu bisa memberiku kehangatan di atas ranjang?"

Glek.

Khanza menelan ludah, gadis itu tak bisa menjawab jika mengenai ranjang. Pacaran saja ia belum pernah, bagaimana tahu kehangatan ranjang seperti apa?

"Kenapa diam? Gak bisa jawab 'kan? Itu artinya kamu masih bocah!"

"Selain itu aku bisa melakukan apa pun, termasuk memasak."

Kebetulan sekali, Rubby memang belum sempat sarapan. Sarapan pagi Rubby disuguhkan dengan emosi, pagi-pagi sudah berdebat dengan Jihan.

"Buatkan saya sarapan kalau begitu, buat apa saja yang ada di kulkas," titah Rubby.

Dengan sigap, Khanza langsung pergi ke dapur. Gadis itu membuka kulkas dan melihat bahan-bahan di sana. Ia mengambil beberapa sayuran dan daging ayam, entah apa yang akan dibuat olehnya.

Bagai chef ternama, dengan lihai Khanza memainkan spatulanya. Sedangkan Rubby, pria itu melihat aksi Khanza. Tak lama, hasil masakan gadis tercium aromanya begitu lezat. Rubby menghirup aroma itu dalam-dalam.

Penasaran dengan masakan Khanza, Rubby menghampiri gadis itu. Khanza tidak tahu akan kedatangannya, disaat sedang sibuk dengan penggorengannya, ia ingat bahwa ia belum menyiapkan piring untuk hasil masakannya.

Khanza membalikkan tubuhnya, disaat itu pula ia menabrak tubuh Rubby. Sontak, Khanza pun mundur sedikit menjauh.

"Maaf, Tuan. Aku tidak tahu kalau Tuan ada di belakang," ujar Khanza.

"Gak apa-apa," jawab Rubby, pria itu sadar diri kalau ini memang bukan salah gadis itu. Ia sendiri yang datang tiba-tiba.

Khanza melewati tubuh Rubby, padahal celah jalan di dapur itu begitu sempit karena terhalang tubuh Rubby yang besar tinggi. Wajahnya memang tampan, tapi pria itu tubuhnya sedikit subur karena seringnya makan di luar tanpa ada yang menjaga pola makannya. Kesibukkan Jihan di dunia model benar-benar menyita waktu dan tak memperhatikan Rubby.

Khanza mengambil piring dan meletakkannya di atas meja, Rubby pun akhirnya duduk di kursi meja makan. Ia sudah siap menyantap makanan yang dimasak oleh Khanza, bagai anak kecil yang sedang menunggu ibunya memberi makan.

Khanza meletakkan makanan itu di atas piring, asapnya masih mengepul dari makanan itu, namun Rubby tidak sabar ia langsung melahapnya, sampai Rubby mengaduh. Lidahnya terasa terbakar.

"Tuan, itu masih panas." Khanza mengambilkan air minum untuk Rubby, pria itu langsung meneguknya. "Pelan-pelan saja," ucap Khanza lagi.

Kali ini Rubby meniupnya terlebih dulu sebelum memakannya. Pria itu menikmati masakan Khanza, ia baru kali ini memakan makanan seperti ini.

"Makanan apa ini namanya? Saya baru tahu."

"Itu resep sendiri, Tuan. aku hanya coba-coba saja," jawab Khanza.

"Tapi ini lumayan enak, saya mau masakan ini tiap hari."

"Berati aku diterima bekerja?" tanya Khanza.

"Hmm, kamu urus apartemen ini. Saya datang hanya sesekali kesini."

"Baik, Tuan. Kalau begitu kapan Papaku bisa bebas?"

Rubby nampak berpikir, sebenarnya ia masih ingin menghukum Seno agar jera. Tapi berhubung ada gantinya dengan secepatnya Rubby akan membebaskan Seno.

"Entah besok atau lusa," jawab Rubby yang masih mengunyah makanannya.

Mata Khanza langsung berbinar, walau mereka bukan orang tua kandungnya, Khanza begitu menyayangi mereka seperti orang tua kandungnya sendiri. Apa lagi Seno begitu baik padanya, ia tak ingin melihat papanya kesusahan. Walau terkadang ibunya begitu tega pada Khanza tapi ia tulus menyayangi ibu angkatnya itu.

"Siapa yang menyuruhmu datang menemuiku?" tanya Rubby tiba-tiba.

"Mama," jawab Khanza singkat.

"Mamamu? Apa Mamamu tidak bisa bekerja mencari uang untuk mencoba membebaskan Papamu? Kenapa dia menyuruhmu?"

Mendengar pertanyaan itu, Khanza malah terdiam. Bahkan matanya sudah menggenang mengingat betapa kejamnya ibunya itu padanya sampai tega menyuruhnya untuk memberikan tubuhnya pada Rubby, pria yang sudah jelas memiliki istri. Tentu Khanza tidak mau, ia tak ingin jadi pelakor.

"Kamu kenapa?"

"Hanya sedih saja, Tuan. Emang setiap anak harus mengorbankan seleruh hidupnya untuk membalas jasa kedua orang tuanya ya?" tanya Khanza.

"Apa maksudmu? Saya kurang paham."

"Mereka bukan orang tua kandungku, aku tidak tahu orang tua kandungku ada di mana. Mereka menemukanku di pinggir jalan, dan sekarang, Mama meminta imbalan padaku. Aku disuruh membebaskan Papa dengan cara apa pun."

"Mama memintaku menukar Papa dengan tubuhku." Khanza merasa terhina dengan permintaan ibunya itu. Bahkan Khanza tidak boleh pulang sebelum ayahnya bebas.

Mendengar itu, Rubby jadi kasihan. Harusnya diumur Khanza sekarang menikmati masa remajanya, tapi gadis itu harus rela bekerja demi membebaskan ayahnya.

Karena hari mulai siang, Rubby pun pamit dari apartemennya sendiri. Tapi sebelum pulang ia memberikan kartu debit miliknya pada Khanza.

"Ini, gunakan ini untuk kebutuhan di sini. Jangan digunakan untuk yang tidak penting, apa lagi kamu memberikannya pada ibumu. Kamu tidak boleh keluar tanpa izin dariku!"

Khanza menerima kartu debit itu.

"Untuk Papamu, secepatnya saya akan membebaskannya. Saya pulang sekarang, Ingat! Jangan keluar tanpa izin dariku!"

Lagi-lagi Khanza mengangguk. Dan Rubby pun keluar dari apartemen miliknya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Nike Natalie

Nike Natalie

cerita GK masuk akal ,,dari yg kejam bngettt tiba2 baik banget

2024-03-20

0

sherly

sherly

hanya didunia halu, anak seorang koruptor malah dikasi kartu debit Ama si boss...

2024-03-08

0

Enung Samsiah

Enung Samsiah

guby baik juga,,, asyiiikkk,,,,

2023-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Ban 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 PENGUMUMAN
113 Novel baru
114 Novel Baru
115 Promo Novel Baru
116 RANJANG PENGKHIANTAN (balas dendam)
117 GADIS BAYARAN TEEJERAT CINTA TUAN MUDA
118 Promo novel baru KETULUSAN CINTA ALUNA
119 Promo Novel Bibit Miliarde Sang Mafia
120 Promo Mengandung Anak Mantan Suami
121 JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Ban 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
PENGUMUMAN
113
Novel baru
114
Novel Baru
115
Promo Novel Baru
116
RANJANG PENGKHIANTAN (balas dendam)
117
GADIS BAYARAN TEEJERAT CINTA TUAN MUDA
118
Promo novel baru KETULUSAN CINTA ALUNA
119
Promo Novel Bibit Miliarde Sang Mafia
120
Promo Mengandung Anak Mantan Suami
121
JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!