Bab 9

Beberapa menit kemudian, Khanza pun terbangun Ia terkejut mendapati posisinya yang seperti itu, kepalanya tersandar di paha sang majikan. Sontak, Khanza pun langsung beranjak. Ia merasa bibirnya basah dan langsung saja menyentuhnya. Apa itu iler? Tapi bukan, lalu apa?

Sedangkan Rubby, ia tersenyum tipis melihat tingkah gadis polos itu. Tahu Khanza sudah bangun, ia langsung saja mengajaknya pulang. Tapi sesuatu di balik celanya masih belum bisa diajak kompromi. Bagaimana ini? Takut Khanza melihat, Rubby pun belum beranjak dari duduknya.

"Ayo, katanya tadi ngajak pulang. Kok, masih diam di tempat," ujar Khanza.

Tidak mau terlihat, Rubby beranjak dan langsung berjalan cepat ke arah mobil. Sedangkan Khanza, gadis itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal sembari berpikir.

"Dia kenapa?" tanyanya pada diri sendiri. Tidak ingin pusing sendiri, ia pun akhirnya menyusul Rubby ke mobil. Khanza langsung saja masuk dan duduk di samping Rubby.

Rubby mengusap pelan bagian intinya. "Tolong! Nurutlah kali ini." Rubby bernegoisasi pada dirinya sendiri. Apa lagi mengingat kejadian barusan, ia semakin menginginkannya.

"Arghh." ia mengumpat sendiri. Mana tahan Rubby dengan ini. Apa lagi masih berdua dengan Khanza, gadis itu sudah berhasil membangkitkan hasratnya. Kenapa ia tak bisa menahannya? Jika dengan Jihan saja ia bisa kenapa dengan gadis ini tidak bisa!

"Ayo jalan, katanya ingin pulang," kata Khanza.

Akhirnya, Rubby mencoba memfokuskan pikirannya pada kendaraannya. Mungkin dengan begitu ia bisa meredam gejolak yang sudah membungbung tinggi.

Dan akhirnya, kepimilikannya melemas sendiri, Rubby menghela napas panjang ia merasa lega. Tiba-tiba, Khanza meminta Rubby berhenti.

"Stop ..."

Ciiittt

Mobil pun berhenti mendadak, sampai terdengar decitan ban yang tergesek dengan aspal.

"Ada apa, Khanza? Kamu membuatku terkejut!" geram Rubby.

"Haus ..." Dengan wajah memelas ia mengucapkan itu.

"Tapi tidak begini juga 'kan ... Apa begitu caramu ketika haus? Sampai membuat orang jantungan! Kalau haus ya tinggal minum. Itukan ada air mineral," ucapnya sembari menuduhkan sebuah botol yang berisikan air minum.

"Bukan itu yang aku mau, aku mau itu." Tunjuk Khanza sambil melirik kearah belakang, di mana di sana ada penjual es kelapa.

Akhirnya Rubby pun turun dan langsung memesan es kelapa dengan kelapa yang utuh.

"Nih." Rubby memberikan kelapa siap di minum itu. Otomatis, gadis itu langsung meminumnya melalui sedotan.

Sayang, Rubby malah fokus pada bibir Khanza yang sedang meminum air kelapa itu. Lagi-lagi, Rubby dibuat tak berdaya oleh gadis bau kencur itu. Bisa-bisa ia gila sendiri jika terlalu lama menahan hasratnya.

"Sudah tidak haus lagi 'kan?" tanya Rubby.

Khanza menggelengkan kepalanya, ia sudah siap untuk pulang kali ini. Rubby kembali fokus pada kemudinya, kali ini ia mempercepat laju mobilnya. Ia kira Khanza akan takut, tapi nyatanya tidak. Gadis itu malah terlihat senang di ajak kebut-kebutan.

"Wanita aneh." Rubby dibuat geleng-geleng kepala. Ia ingin segera sampai di rumah, ingin segera mengguyur tubuhnya yang terasa panas sejak tadi. Suruh siapa dia mencium gadis itu? Yang sudah jelas pasti berujung demikian.

Akhirnya mereka sampai di apartemen. Rubby buru-buru masuk kamar dan bergegas ke kamar mandi. Khanza sedikit heran, apa dia kebelet? Pikirnya.

Sedangkan Khanza ia memilih untuk menunggu Rubby dari kamar mandi, tubuhnya juga sudah mulai lengket tak karuan. Kebut-kebutan tadi membuat ia sedikit tegang dan berakhir keringatan.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu keluar juga, setelah Rubby benar-benar keluar dari kamar, Khanza pun akhirnya masuk ke dalam kamar. Sudah kaya kamar mandi umum, mereka mengantri jika akan menggunakan kamar mandinya.

Ketika Khanza sedang mandi, Rubby membuat teh untuknya sendiri. Pria itu sudah berhasil mengilangkan rasa inginnya. Khanza seperti memiliki magnet, gadis itu memiliki ketertarikan sendiri bagi Rubby. Rasanya berbeda ketika melihat Jihan istrinya.

Sore-sore sudah disuguhkan pemandangan yang menguji iman, Khanza keluar dari kamar hanya menggunakan handuk yang melilit tubuhnya, rambutnya yang basah masih menyisakan air yang berjatuhan dari helaian rambutnya.

Tentu itu tak luput dari pendangan Rubby, Rubby yang sedang menyeruput tehnya tak sengaja melihat Khanza keluar dari kamar.

"Khanza ... Kenapa kamu menguji imanku?" ucap Rubby sendiri.

Khanza asyik sendiri di ruang tamu, dengan santai ia mengambul baju yang ada dalam tasnya yang ia simpan di sudut sofa. Gadis itu tak menyadari bahwa ada seseorang yang tengah memperhatikannya. Selesai mengambil baju, Khanza kembali ke kamar, ia memakai bajunya di sana.

Hari mulai gelap, selesai memakai baju Khanza mulai bergelut di dapur. Ia menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Sedangkan Rubby, pria itu tengah fokus pada layar di laptopnya. Mempersiapkan untuk bahan meeting besok.

Bayu meminta izin tidak masuk untuk hari besok, ia mulai sibuk dengan acara pernikahan yang akan di gelar dua minggu lagi. Mau tak mau Rubby turun tangan sendiri.

Ia mendengar keributan di dapur, spatula dan penggorengan yang bersentuhan menimbulkan suara. Penasaran akan hal itu, Rubby menutup laptop dan menghampiri Khanza. Ia melihat tubuh Khanza dari belakang, kaki jenjang milik Khanza sangat terexpos di mata Rubby.

Baju yang dikenakan Khanza adalah baju piama berwarna merah dengan model celana yang sangat pendek, kulit putih, mulus, tentu membuat Rubby kembali bergejolak. Duh ... Sampai kapan Rubby menahan godaan yang menguji iman itu?

Lama-lama begini terus, bisa-bisa gadis itu jadi terkamannya. Sadar akan keberadaan Rubby, Khanza langsung membalikkan tubuhnya. Tanpa rasa curiga apa pun pada pria dewasa itu.

"Apa Tuan sudah lapar?" tanya Khanza kemudian. Yang ditanya malah melamun, entah apa yang dipikirkan pria dewasa itu.

"Tuan," panggil Khanza. Rubby langsung terkesiap dari lamunannya. "Tuan mikirin apa? Tuan kangen ya pada istri, Tuan?" duga Khanza.

Rubby tidak merespons pertanyaan yang berbau Jihan, ia sudah pasrah dengan istrinya. Wanita itu tak lagi nurut padanya, ia putuskan terserah Jihan mau diapakan pernikahannya itu.

Rubby langsung saja duduk di kursi meja makan, sedangkan Khanza, gadis itu langsung menyiapkan piring karena masakannya sudah jadi. Selesai menyiapkan piring, Khanza ikut duduk dan makan bersama dengan Rubby. Tak ada lagi rasa canggung dari diri Khanza, pria dewasa yang kini tengah bersamanya mulai menghangat, tidak cara sewaktu pertama kali bertemu.

Mereka makan berdua dengan khidmad, Rubby begitu menyukai masakan Khanza. Ada pepatah yang mengatakan, jika seorang wanita mampu memberikan kenikmatan yang dimulai dari perut maka dari situ akan tumbuh rasa yang lain. Apa itu akan terjadi pada Rubby?

Khanza si gadis polos telah menciptakan sesuatu pada Rubby yang belum mereka sadari bersama. Rasa nyaman dan tenang mulai Rubby rasakan bersama Khanza, bukan dengan istrinya.

Selesai makan, Khanza seperti biasa dengan aktivitas selanjutnya, yaitu mencuci piring. Rubby hanya memperhatikan gestur tubuh Khanza dari belakang. Melihatnya dari ujung kaki sampai ujung kepala, apa yang membuat Rubby seperti itu? Sedangkan tubuh Jihan jauh lebih mempesona ketibang Khanza.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Buat Gt

Buat Gt

ini sebenarnya yg mana majikannya thor? 🤣🤣

2022-10-15

0

Layung Fatiha

Layung Fatiha

ok

2022-04-23

0

Justme

Justme

😂😂

2022-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Ban 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 PENGUMUMAN
113 Novel baru
114 Novel Baru
115 Promo Novel Baru
116 RANJANG PENGKHIANTAN (balas dendam)
117 GADIS BAYARAN TEEJERAT CINTA TUAN MUDA
118 Promo novel baru KETULUSAN CINTA ALUNA
119 Promo Novel Bibit Miliarde Sang Mafia
120 Promo Mengandung Anak Mantan Suami
121 JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Ban 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
PENGUMUMAN
113
Novel baru
114
Novel Baru
115
Promo Novel Baru
116
RANJANG PENGKHIANTAN (balas dendam)
117
GADIS BAYARAN TEEJERAT CINTA TUAN MUDA
118
Promo novel baru KETULUSAN CINTA ALUNA
119
Promo Novel Bibit Miliarde Sang Mafia
120
Promo Mengandung Anak Mantan Suami
121
JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!