...HAY HAY HAAAYYY MARATON BACA YUKK...
...BUDAYAKAN LIKE, VOTE SEBELUM BACAYA READER...
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" Tanya penjaga Alfamart tersebut.
"Saya mau membeli keperluan wanita yang datang bulan!" Ucap Satria Datar.
Penjaga perempuan yang mengerti langsung mengarahkan Satria ke tak khusu pembalut.
"Mau yang seperti apa tuan?"
"Yang paling bagus!" Jawab Satria singkat lagi.
"Menurut kami, yang daun sirih lebih baik tuan, karena itu bagus pada kelancaran datang bulan! Tapi mau ukuran panjangnya berapa?"
"Terserah!" Jawab. Satria dingin.
Penjaga Alfamart hanya tersenyum kikuk mendengar penuturan polisi didepannya.
"Saya ambil yang 30cm tuan! Dan juga yang memiliki sayap biar gampang. Mau ambil berapa pics?"
"Secukupnya untuk bulan ini!"
"Dua pics cukup tuan?"
"Hmm!"
"Mau sekalian dengan obat pereda nyerinya tuan?" Satria hanya mengangguk.
Setelah selesai akhirnya Satria pergi ke kasir untuk membayarnya.
"Kirim setiap bulan ke alamat ini dan di tanggal yang sama! Namun, harus produk yang baru keluar bukan kadaluarsa!" Satria menyerahkan Alamat Apartemennya dan nomor tangan kanannya.
"Hubungi nomor itu untuk melakukan pembayaran! Dan jangan lupa juga kirim makanan ringan setiap bulan."
"Baik tuan?" Para penjaga disana ingin sekali menjerit histeris, kenapa ini beda dari yang lain? biasanya laki-laki romantis yang pernah mereka temui akan memborong semua produk, namun kali ini tidak, menurut mereka ini paling romantis.
Semua wanita akan bahagia diperlakukan seperti ini, bahkan perihal keluaran produk saja sangat teliti untuk pasangannya, uhhh sangat romantis bukan?.
Satria langsung melenggang pergi menenteng kresek yang berisi pembalut dan obat pereda nyeri untuk Firda dengan tatapan khas datarnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Mana sih polisi itu? Lama banget, aku hampir membeku di kamar mandi ini!" Gerutu Firda.
Tok…tok…tok
Firda langsung membuka pintu kamar mandi sedikit saat mendengar suara ketukan pintu kamar mandi.
Sebuah tangan kekar menyerahkan Paper bag berukuran sedang, tanpa ba-bi-bu Firda langsung meraihnya dan menutup pintu kembali.
Alangkah terkejutnya ia melihat semuanya dengan komplit, dari mulai pembalut, obat pereda nyeri, celana jeans baru berwarna hitam, baju kemeja baru berwarna Abu-abu, dan hal yang memalukan ialah CD pun berada disana. Ingin sekali rasanya Firda berteriak saat ini.
Firda dengan cepat. membersihkan tubuhnya dan mengganti seluruh pakaiannya akibat banyak sekali darah yang keluar.
Ceklek…
Pintu kamar mandi terbuka dan langsung menampilkan Firda dengan pakaian barunya, kemeja tadi Firda masukan karena terlalu panjang dan besar, namun kali ini rambutnya ia kuncir agar tak ribet saat di kamar mandi tadi.
Satria hanya melirik Firda sekilas dan kembali menatap layar komputernya.
"Selesaikan makanmu!" Namun saat Firda ingin kembali ke sofa ia melihat Sofa disana yang sudah berubah warna, apakah polisi itu menggantinya? pikir Firda.
"Maaf!" Satria mengangkat satu alisnya tanda bertanya.
"Karena kecerobohanku aku menodai Sofa ruanganmu!"
"Jangan dipikirkan! Itu hal kecil bagiku!" Jawab Satria enteng.
Tetap saja Firda merasa tidak enak kali ini walaupun Satria berbicara seperti itu.
"Kau sudah selesai makan?"
"Hmm! Kau terlalu lama di dalam!"
"Aku kan harus mencuci pakaianku dulu!" Firda langsung mendaratkan bokongnya di sofa berwarna hitam itu.
"Lain kali kau tak perlu mencucinya! Aku tidak mau kau sakit, nanti siapa yang akan dijadikan babu olehku?" Ucap Satria Datar.
Baru saja Firda akan terbang dengan ucapan diawal eh ternyata ia dijatuhkan olehnya di akhir kalimatnya. Menyebalkan bukan?.
"Aku sudah tidak selera makan, aku akan pulang!"
"Kau. sudah meminum obat peredanya?"
"Nanti ku minum di Apartemen!"
"Hmm!"
"Aku sudah memesan taksi online, tunggu saja diluar, satu menit lagi sampai!" Ucap Satria yang masih fokus mengotak-atik komputer didepannya.
"Hmm, oke!" Firda langsung keluar dari ruangan Satria, saat keluar, banyak sekali pasang mata yang menyapanya ramah, tentu saja Firda menyapa balik dan tersenyum ramah.
Saat diluar, akhirnya pesanan Satria datang.
"Pak ke alamat ini dulu ya!"
"Baik non!"
Mobil taksi yang ditumpangi kini membelah jalanan yang sudah cukup sepi karena jam kerja juga sudah mulai.
Saat ini ia berniat untuk menemui temannya yaitu Sasa, ia berkomunikasi dengan Sasa lewat Instagram, karena nomor WhatsApp nya baru akibat diganti oleh Polisi aneh itu.
Sasa mengajaknya bertemu ditaman kota yang tidak jauh dari tempat kerjanya dulu.
"Sampai non!"
"Terima kasih pak! Ini uangnya!"
"Maaf non pesanan ini sudah di bayar oleh Pak Satria!"
"Emhh baiklah!"
"Saya tunggu disini ya non!"
"Tidak usah pak! nanti saya bisa cari taksi lain kok! Lagian saya kayaknya lama deh!"
"Tapi non alamat tujuannya kan bukan disini!"
" Tidak apa-apa pak! Bapak kan harus cari penumpang lain juga."
"Baiklah Nona saya permisi!"
Setelah taksi itu pergi akhirnya Firda memutuskan untuk duduk di salah satu bangku taman kota, sepertinya Sasa belum datang, pikir Firda.
"FIRDAAA!" Teriak Sasa yang baru saja turun dari Ojol.
"Sasa kau membuat semua orang menatapku!" Tegur Firda.
"Hehe maaf Fir, soalnya aku kangen banget sama kamu!" Sasa langsung memeluk Firda yang Langsung di balas oleh sang empunya.
"Gimana kabarmu? kamu sehatkan? kok dipecat dari toko malah kayaknya makin tambah cantik dan bahagia amat nih!"
"Emhhh banyak sekali Sa yang kulalui ini, eh gimana kabar toko?" Tanya Firda mengalihkan pembicaraan.
"Wihh tambah rame banget, tapi kemarin pas kamu dipecat tanpa alasan pemilik aslinya datang dan bikin perhitungan sama senior menyebalkan itu. Tadinya sih kamu mau ditarik kerja lagi Fir, tapi gak ada yang tahu tempat tinggal kamu!"
Setelah berbincang lama dengan Sasa, akhirnya Sasa kembali ke toko kue karena tak enak jika harus ijin terlalu lama.
Kini Firda Sedang menunggu taksi melewat, namun selama lima belas menit tak ada satupun taksi yang berhenti.
"Firda!" Suara panggilan yang sangat lembut itu membuat Firda mengalihkan pandangannya.
"I…ibu!" Yaps dia adalah Rani Tirani sang ibu yang tega menjualnya demi keegoisannya.
"Firda sayang kamu baik-baik aja kan?" Firda langsung membeku saat mendengar ucapan ibunya itu dan lebih kagetnya lagi ibunya kini memeluknya dengan erat.
"Firda baik kok Bu! Ibu juga baikkan?"
"Tentu saja Sayang, ibu baik-baik saja! Adikmu merindukanmu loh!"
"oh yah?" Antara percaya dan tidak percaya Firda mendengarnya.
"Ibu mau minta maaf atas kelakuan ibu selama ini kepada kamu Sayang! Kamu mau Maafin ibu kan?" Tanya Rani dengan raut wajahnya yang sudah sembab akibat menangis.
"Firda maafkan ibu kok! Ibu gak usah minta maaf."
"Ibu senang mendengarnya!"
"Kamu pulang yah sayang! Kita hidup bareng-bareng lagi!" Ucap Rani.
Firda langsung membeku mendengarnya, antara senang dan tidak senang, sebenarnya saat ini ia bertemu ibunya, rasa trauma itu selalu datang menghampirinya, siksaan, pukulan, bentakan, selalu ia dapatkan dan memori itu seakan tak ingin hilang dari kepalanya, yah walaupun ia berusaha melupakan hal tersebut.
Ia juga sebenarnya masih kecewa sama ibunya, ia tak menyangka ibunya dengan tega mencelakai ayahnya yang berstatus sebagai suaminya sendiri.
"Ibu maaf tapi Firda gak bisa ikut ibu!"
"Tapi kenapa sayang?" Ucap Rani kecewa.
"Karena aku tak akan bisa kembali lagi, ibu sudah menjual ku pada orang lain, aku harus bayar uang yang senilai dengan yang ia berikan pada ibu dulu!" Jawab Firda lemah.
"Maafkan ibu, kamu jadi seperti ini gara-gara ibu!" Tangis Rani sudah pecah.
"Ibu! Ini semua sudah takdir, aku senang bisa lihat ibu berubah, namun jujur saja Firda masih kecewa dengan ibu, kenapa ibu celakai ayah?"
"Firda kamu kabur saja dari laki-laki hidung belang itu, ibu yakin ia tak akan tahu rumah kita!" Ucap Rani.
"Maaf ibu! Firda gak bisa!" Firda langsung berlari dari hadapan ibunya seakan tuli saat ibunya memanggil namanya.
' Firda trauma Bu! Firda takut, hiks '
Tanpa sadar air mata Firda terus keluar, ia mencegat taksi yang melewat dan untungnya berhenti.
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Ela Fadillah
owh ibu kandung,kirain ibu tiri...ko jahat bget,,,jangan"firda bukan anak asli.
2024-01-09
0
ibeth wati
Firda klo di depan satria berani banget kayak wanita strong tp klo didepan ibu dan adiknya yg notabenya jahat justru lemah ...yg kuat Firda lawan itu wanita" jelmaan iblis
2023-09-09
1