"Kau yakin ingin segera pulang? Kondisi mu kan belum stabil" Tanya seorang dokter yang tak lain adalah Farhan.
"Iya dok, saya sudah sehat kok, itu juga berkat dokter, terimakasih atas bantuannya" Jawab Firda lembut dan ramah.
"Yasudah, istirahat lah di rumahmu, jangan terlalu kecapean!" Perintah Farhan pada pasiennya itu.
"Baik dokter, terimakasih"
"Sama-sama, saya permisi dulu, semoga lekas sembuh"
Firda hanya mengangguk dan tersenyum mendengar perkataan Farhan. ' Dia sangat baik ' batin Firda sambil melihat punggung Farhan yang mulai menghilang dari balik pintu.
Akhirnya Firda pulang ke rumahnya, hatinya merasa gelisah saat nanti bertemu dengan ibu dan adiknya, ia masih mengingat kejadian kemarin di rumah sakit, ia sampai tidak tenang tidur semalaman.
"Kenapa juga sih polisi menyebalkan itu berbicara seperti itu pada ibu, dan adikku, mereka pasti akan menghukum ku karena salah paham" Ucap Firda menggerutu sambil berjalan di gang kecil.
Saat ia sampai di depan rumah ia sudah di sambut tatapan sinis oleh dua orang wanita yang tak lain adalah ibu dan adiknya itu.
"Ngapain kamu ke sini?" Tanya Rani sinis.
"Mhhhh…" Firda hanya bergumam dan menundukkan kepalanya ia tak berani menjawab perkataan ibunya itu.
"Sana pergi bekerja!!" Perintah Rani dengan nada marah.
"Tapikan ini udah siang Bu dan aku baru saja pulih" Ucap Firda menundukkan kepalanya.
"Atau kau mau aku usir dari sini?" Tanya Rani mengancam Firda.
Firda menggelengkan kepalanya cepat.
"Nggak Bu, aku gak mau, baiklah aku akan pergi bekerja saat ini juga" ucapnya sambil melangkah pergi menuju tempat bekerjanya.
Kini ia sudah berada di depan toko kue tempat ia bekerja setiap hari, ia sudah rindu saat dimana ia bekerja, sudah dua hari ia tak masuk kerja, dan ia juga tak masuk kuliah di hari pertamanya dikarenakan kemarin kondisinya yang tidak memungkinkan.
"Firdaa…" Teriak seseorang yang tak lain adalah Sasa teman kerjanya itu. Ia yang baru saja datang dari supermarket di suguhi Firda yang mematung di depan toko kue.
Sasa berlari ke arah Firda dan memeluknya dengan erat, Firda hanya tersenyum senang melihat tingkah Sasa saat itu, baginya Sasa seperti anak kecil yang memeluk ibunya.
"Bagaimana kabarmu Sa?" Tanya Firda pada Sasa.
"Harusnya aku yang tanya itu sama kamu, bagaimana keadaan kamu? Kenapa kamu gak masuk bekerja? Kemana aja kamu dua hari ini? Kenapa kamu hilang tiba-tiba?" Tanya Sasa bertele-tele.
"Please Sasa aku sangat pusing mendengar pertanyaan yang begitu banyak dari mulutmu" Ucap Firda yang di akhiri dengan ketawa.
"Lagian kamu waktu itu langsung pergi begitu saja tanpa bicara dulu sama aku, kmu kenapa sih? Cerita dong sama aku!!" Ucap Sasa.
"Okeh,,, aku akan cerita tapi di dalam yah, masa kita bicara berdiri seperti ini" Ucap Firda dan diangguki oleh Sasa.
Sasa langsung menarik tangan Firda agar ia cepat masuk ke dalam toko kue, namun saat Firda sudah sampai di dalam toko, semua pegawai di sana memandang aneh terhadap Firda.
Dan tiba-tiba Sira seorang senior sekaligus kepala pelayan datang menghampiri Firda dengan santai.
"Masih punya muka kamu datang ke sini?" Tanya Sira pada Firda.
"Maksud Mbak Sira apa ya?" Tanya Firda.
"Firda kan emang bekerja di sini Mbak" Ucap Sasa. Dalam hatinya ia sudah merasa tidak enak.
"Tapi kan sekarang sudah tidak lagi" Ucap Sira Santai.
"Maksud Mbak Sira apa?" Tanya Firda kaget, ia takut salah paham dengan kata-kata Sira.
"Kamu ingat hari itu, saya menyuruh kamu untuk berhenti berlari, dan kembali bekerja atau saya akan memecat kamu, tapi apa? Kamu masih tetap pergi dan memilih di pecat, begitukan?" Tanya Sira di akhiri dengan senyuman sinisnya.
"Bukan begitu maksud saya Mbak tapi…" Belum juga Firda menyelesaikan ucapannya Sira sudah terlebih dahulu angkat bicara.
"Cukup, dan kamu silahkan pergi dari toko ini, bos juga tak akan mungkin membutuhkan pekerja yang tidak bertanggung jawab seperti kamu"
"Mbak beri kesempatan sekali saja buat aku Mbak" Tangis Firda dan tubuh yang sudah meluruh ke lantai.
"Heh, aku gak peduli apapun yang kamu katakan, yang penting silahkan sekarang kamu pergi dan jangan kembali lagi ke toko kue ini" Ucap Sira.
"Mbak Sira kenapa tega sih? Kita kan gak tahu kenapa waktu itu Firda pergi begitu saja, Mbak Sira dengarkan dulu penjelasan Firda" Ucap Sasa membela temannya itu.
"Diam kamu! Atau kamu juga mau saya pecat?" Tanya Sira dengan Marah.
Sasa hanya diam membungkam, bukannya ia tak mau membela Firda, namun ia juga takut di pecat oleh Sira, ia juga sangat membutuhkan uang banyak bulan ini untuk kehidupan sehari-hari nya.
' Maaf Firda, aku tak bisa apa-apa ' Batin Sasa sedih.
Akhirnya Firda berjalan pergi dengan keadaan hatinya yang tak baik-baik saja.
"Firda tunggu!" Perintah Sasa dan keluar dari toko kue menghampiri Firda.
Firda membalikan tubuhnya dan melihat Sasa sedang berlari ke arahnya.
"Ini ada uang untuk kamu sedikit, semoga bermanfaat" Ucap Sasa tersenyum.
"Aku gak perlu Sa" Ucap Firda yang langsung mengembalikan sejumlah uang kepada Sasa.
"Aku mohon kamu terima itu ya!"
"Tapikan…"
"Ambil saja yah, aku kembali bekerja dulu" Ucap Sasa yang memberikan uang itu pada tangan Firda dan ia juga langsung berlari ke dalam toko kue, niatnya agar uang itu di terima oleh Firda.
Firda hanya tersenyum dalam hatinya, ia berjanji suatu saat ia akan membantu Sasa jika ia dalam kesulitan.
SAMPAI SINI DULU YA🙂🙂 MAAF UP NYA SEDIKIT.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments