Selamat membaca♥️
Malam ini Firda sedang berjalan dengan lemas, terpaksa ia harus lembur karena banyak sekali pesanan kue yang harus ia buat, namun ia tak pernah mengeluh sama sekali atas takdirnya yang seperti ini.
"Hari ini sangat melelahkan sekali…semoga aku tidak bertemu dengan polisi rese itu lagi" Keluh Firda.
"Aku harus cepat-cepat pulang!! Pasti ibu lagi nungguin aku untuk masak" ucap Firda yang berjalan setengah berlari ketika ia tahu ibu dan adiknya pasti menunggunya.
Namun tiba-tiba ada dua orang laki-laki preman mendekati Firda.
"Siapa kalian?? kalian mau apa?" ucap Firda panik saat ia di cegat secara tiba-tiba.
"Cantik-cantik kok jutek" ucap salah satu preman yang langsung membuka ikat rambut Firda, sehingga rambut Firda tergerai dan membuat penampilannya sangat cantik.
"Jangan sentuh aku!!" Teriak Firda.
"Kita senang-senang dulu aja sayang" ucap salah satu preman itu dan langsung memegang dagunya Firda.
Plak…
Tanpa aba-aba Firda langsung menampar preman yang menyentuhnya.
"Jangan macam-macam!!!" teriak Firda lagi.
Di tempat ini sama sekali tidak ada orang, biasanya jalanan yang ia lewati selalu ramai oleh banyak orang.
"Wihhh!! berani Lo nampar gue"
Firda terus mundur pelan-pelan ia sangat takut preman di depannya berbuat sesuatu hal yang tidak di inginkan.
Akhirnya kedua preman itu menyeret tangan Firda secara paksa untuk ikut bersamanya,,,, sedangkan Firda merasa kesakitan karna luka bakar kedua tangannya tersentuh lagi. Firda hanya menangis sembari memohon kepada Tuhan agar tidak terjadi apa-apa padanya.
'Ya allah tanganku sakit… aku tak bisa melawan, tolong kirimkan malaikat penolong untukku' tangis Firda dalam hati.
"Lepaskan aku Berengsek!!" Teriak Firda.
"Lo udah berani nampar kita minta di lepaskan??? hahahaha jangan mimpi" ucap salah satu preman itu.
"Lepaskan Dia!!" Teriak seseorang yang menghentikan pergerakan Preman itu.
Aku penasaran siapa ang menolong ku? apa benar Malaikat yang ku minta telah hadir.
Deg…
Dari sekian banyak manusia kenapa dia yang muncul? Pikirku, karena orang itu adalah polisi menyebalkan tadi.
karena teriakan Satria tadi salah satu preman menghampirinya dan langsung memukul wajah satria, namun nihil,,, karena Satria bisa menghindar serangan preman tadi.
"Aku dari kepolisian!!! Dan kalian akan segera di tangkap" ucap Satria, namun ia tak memakai pakaian dinasnya karena ini bukan jadwal ia bekerja.
Preman tadi terlihat terkejut,,, dan benar sekali tiba-tiba segerombolan polisi datang dan menangkap preman itu, preman yang sedang memegang tangan Firda yang satu lagi ia langsung mengeluarkan Pisau yang sangat tajam dan di arahkan ke leher Firda.
Firda hanya diam tak berkutik sedikitpun,,,
"Jangan mendekat!!!" Teriak si preman yang satunya lagi.
"Atau wanita ini aku bunuh!" ancam lagi si preman.
Satria mengeraskan rahangnya, ia sangat marah melihat apa yang ia lihat sekarang,,, biasanya ia tak pernah semarah ini jika menghadapi pembunuh sekaligus.
"Ta…tanganku sakit…hiks" Tangis Firda.
Dor…
Salah satu polisi menembak kaki preman tadi hingga ia terduduk kesakitan dan pisaunya terjatuh.
Firda langsung berlari ke arah polisi…ia masih merasakan perihnya luka di kedua tangannya. Kedua preman itu akhirnya di bawa pergi oleh segerombolan polisi tadi.
"Kami pamit kapten!" ucap seorang polisi pada satria.
Satria hanya mengangguk dan menyuruh polisi itu berangkat. Kini Satria melihat Firda yang kesakitan tangannya, ia teringat kejadian siang tadi saat berada di kantor polis.
"Ikut Aku!!" ucap Satria sambil membawa tangan Firda, namun kali ini sangat lembut.
Firda yang masih takutpun hanya bisa pasrah dan mengikuti langkah satria, satria membawa ke salah satu apotek terdekat dari sana untuk membeli obat dan salep untuk luka Firda.
"Tunggu di sini!!" perintah Satria bernada dingin.
Firda hanya mengikuti perintahnya…
Satria langsung duduk di dekat Firda dan langsung mengangkat lengan kemeja Firda secara perlahan, ia mulai mengobati luka Firda, dengan sangat hati-hati, karena ia takut Firda kesakitan ' Luka ini kayaknya baru, dan kenapa dua tangannya yang terkena luka?? apa ini di sengaja? karena tidak mungkin jika ini tidak di sengaja ' batin satria.
"Luka ini kenapa?" Tanya Satria.
"Kena air panas!" Ucap Firda singkat.
"Jika ini terkena air panas, bisa jadi hanya satu tangan saja yang terkena, tapi ini dua-duanya!" Ucap Satria yang membuat Firda terdiam, karena memang benar ini tersiram air panas, namun lebih tepatnya di siram bukan tersiram.
Firda sebenarnya meringis dalam hati, karena luka ini sangat sakit tersentuh dengan salep yang di berikan oleh satria. Namun ia tidak enak pada satria, ' polisi ini aneh, kadang galak, kadang baik, perhatian lagi, tapi sifatnya menyebalkan sekali siang tadi ' batin Firda sambil melihat satria yang sedang Pokus mengobati lukanya.
"Saya tahu saya tampan, gak usah kayak gitu lihatnya!" Ucap Satria pede.
"Kepedean banget si!" ucap Firda yang langsung melepaskan tangannya dari Satria.
"Mari saya antar pulang kamu Firda!" Ucap Satria langsung berdiri.
"Kamu kok tahu nama saya satria?" ucap Firda penasaran.
"Kamu juga kok tahu nama saya" ucap Satria balik.
"Saya lihat di baju yang kamu pakai, tapi sekarang gak ada" Jawab Firda.
"Saya juga tahu dari KTP kamu" Ucap satria santai.
"Hmm,, tapi kayaknya saya bisa pulang sendiri deh" tolak Firda.
"Kamu mau ketemu preman kayak tadi malam-malam begini?" Tanya Satria datar.
"ish…malah nakut-nakutin" Jawab Firda kesal.
"Ikut saya? atau ikut preman kayak tadi?" tanya Satria santai, sambil pergi meninggalkan posisi Firda.
Terpaksa Firda mengikuti langkah satria saati itu, ia memang takut terjadi sesuatu padanya seperti yang barusan terjadi.
"Kamu pakai motor?" tanya Firda.
"Iyah, kenapa emang?" tanya Satria heran.
"Enggak"
"naik!" perintah Satria.
Yang benar saja, rok ku tak panjang, masa aku harus naik motor setinggi ini, karena memang satria memakai motor ninja ya yang berwarna hitam.
"Pakai ini!" Perintah Satria sambil melemparkan jaket miliknya, ia tahu alasan Firda tetap diam tak berkutik.
Firda yang gelagapan menangkap jaket dari Satria, namun ia senang karena laki-laki di depannya Sangatlah peka.
Akhirnya Firda naik dan di antar oleh satria, di perjalanan hanya ada keheningan tanpa ada yang bicara satu sama lain,, namun satria mencoba mengeluarkan suara.
"Rumah kamu di mana?" Teriak satria, ia takut tidak di dengar oleh Firda saat itu, karena helm full face nya terkadang menghalangi suara.
"Rumah saya sebentar lagi ada gang di sana, sampai gang sana saja mengantarkan nya" Ucap Firda yang hanya di angguki oleh Satria.
Ketika sampai di gang Firda langsung turun dan tak lupa mengucapkan terimakasih pada satria,,, Firda langsung berlari memasuki gang kecil itu, ia takut ibunya akan marah besar padanya karena terlalu larut pulangnya.
Benar saja saat ia memasuki rumah ia sudah di sambut oleh ibu dan adiknya,,,
"Darimana saja kau?" Bentak Rani marah.
"Tadi…"
Belum sempat Firda menjelaskan Karina langsung angkat bicara.
"Lo habis nge-***** yah? coba lihat Lo bawa jaket laki-laki ke rumah, dasar gak tahu malu, jadi begitu kelakuan Lo selama ini?" Ucap Karina yang tentunya membuat Firda terkejut, ia lupa mengembalikan jaket ini pada satria.
"Nggak Karin, ini bukan…"
Plak…Plak…
Firda terdiam saat ibunya menampar pipi nya dua kali, rasanya sangat panas,,,
"Dasar gak tahu malu kamu,,, kamu pulang malam karena melakukan hal yang seperti itu? Aku akan kasih tahu ayahmu!"
"Enggak Bu ini jaket milik temanku!!" Ucap Firda berusaha memberi tahu ibunya, namun nyatanya masih tetap sama, ia hanya tidak mau Dafa ayah Firda salah paham padanya.
"Aku gak percaya sama ucapanmu"
BUGH…
Kali ini Rani memukul tubuh Firda dengan sapu lidi, tentunya tubuh Firda sangat sakit di buatnya.
"Rasakan itu anak gak tahu diri" ucap Rani sambil pergi bersama Karin memasuki kamar masing-masing.
Firda hanya bisa menangis menumpahkan segala kesedihannya saat ini, ia ingin sekali berteriak sakit, namun itu hanya akan memperburuk keadaan.
Tanpa di ketahui sepasang telinga mendengar apa yang terjadi di rumah Firda, ia sangat marah saat tahu perlakuan ibu dan adiknya. Laki-laki itu tak lain adalah satria,, ia sengaja berbalik arah lagi karena jaket yang di pinjamkan kepada Firda ikut terbawa. Namun ia malah mendengar kekerasan yang terjadi pada Firda saat ini.
Sebenarnya satria ingin sekali masuk ke rumah Firda saat ini, namun apalah daya, ia tak mau di cap sebagai mencampuri urusan orang lain. Akhirnya Satria memutuskan untuk pulang, ia berharap besok ia bisa bertemu dengan Firda dan meminta jaketnya lagi.
...sampai di sini dulu...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
ocha falisha
baru baca, lanjutt...
2023-11-11
1
Lili Suryani Yahya
Nikmati. dulu 🤭🤭
2023-10-16
1
hopenay
nyimak Mak author,sapa tau ad sambel.a😂😂
2023-09-01
2