Selamat membaca,, tolong support terus cerita aku ya🥺🥺🙏🏼
Siang ini Firda harus mengantar kan kue pesanan, namun ia harus di jebak lagi dengan kemacetan, untung saja Firda menelpon si pemesan agar sabar karena kondisi jalanan yang sangat macet. Untung saja orang yang memesan tidak keberatan akan hal ini.
Keringat Firda terus mengalir, menandakan ia sangat lelah hari ini, namun apalah daya,,, dia harus memenuhi kebutuhan rumahnya. Seakan tak cukup ibu Firda Rani terus-menerus meminta uang padanya, jika di pikir kembali uang bulanan kiriman ayahnya di luar kota sangat cukup bagi keluarga.
Namun Firda selalu sabar menerima nasib yang di berikan oleh tuhan.
"Sampai kapan seperti ini? Aku takut orang yang memesan kecewa denganku" Ucap Firda.
Namun tiba-tiba, seorang polisi yang umurnya masih muda tentunya menghampiri Firda. Jika dilihat wajahnya sangat datar, dingin, galak, dan kelihatannya Tegas.
"Hei!!! Mengapa kamu tidak memakai Helm?" tanya si polisi pada Firda.
Firda yang kaget akan bentakan, ia langsung mengelus dadanya lembut.
"Itu pak,,, saya buru-buru mau anterin pesanan kue" Jawab Firda seadanya.
"Saya gak mau tahu, kamu telah melanggar aturan, jadi kamu harus membayar denda" Ucap si Polisi sangat tegas.
Sebenarnya Firda sangat takut dengan polisi di depannya ini, Firda yang jengkel dengan polisi di depannya langsung menjawab.
"Pak maaf ya, tapikan saya juga sering ke sini gak pake helm, tapi polisi yang lain biasa aja tuh, gak kayak bapak marah-marah Mulu dari tadi, ini pesanan saya harus segera di antar" elak Firda.
"Saya gak peduli!!! Berarti mereka itu gak teliti, serahkan KTP mu!!" perintah polisi itu.
"Pak tapikan Saya juga perlu KTP ini pastinya" Ucap Firda tak mau kalah.
"Cepat berikan!!" tegas polisi itu membuat Firda ketakutan, terpaksa ia harus memberikan KTP-nya, Firda sangat kesal melihat laki-laki di depannya ini.
"KTP ini akan ada di tangan saya selagi kamu gak bayar denda" ucap polisi itu lalu pergi.
Firda membuka mulutnya lebar-lebar melihat apa yang di lakukan polisi tadi, menurutnya polisi seperti itu sangat menyebalkan.
' itu pasti polisi baru, aku gak pernah melihatnya sebelumnya, sok tahu banget jadi orang,,, perasaan biasanya juga gak papa kalau gak pake helm, jaraknya juga deket ' kesal Firda dalam hati.
Akhirnya Firda memilih melanjutkan perjalanan nya ketika melihat jalanan sudah tak macet.
Akhirnya aku sampai ditempat tujuan, tempat yang ku datangi adalah sebuah kantor megah dan besar, mungkin mereka sedang mengadakan acara, sampai memesan kue sangat banyak.
Aku mencoba masuk dan bertanya ke resepsionis.
"Permisi mbak" ucapku sopan.
"Ouh ada apa yah bak, ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis itu padaku.
"Ini mbak, saya mau mengantarkan pesanan atas nama Tuan WILLIAM"
"Ouh dari "Happy cake shop"?" tanyanya yang hanya ku angguki.
"Mari saya antar"
Aku hanya mengikuti langkah resepsionis itu, dalam hatiku berkata ' dia sangat beruntung bekerja seperti ini ' batinku.
Akhirnya aku di suruh masuk ke ruangan Tuan William, di pintunya tertera Mr. Willian, aku sangat gugup sekali, siapa yang tidak tahu perusahaan yang terkenal ini, perusahan ini adalah perusahan paling terkenal, di Indonesia bahkan se Asia tenggara.
Aku mencoba untuk mengetuk pintu dengan tanganku yang kosong.
Tok…Tok…Tok…
"Silahkan masuk!!" ucap laki-laki di dalam.
Aku mencoba tidak gugup, perlahan aku membuka pintu itu, kulihat ruangan yang sangat luas dan hanya di huni dengan satu orang, kulihat tuan William sedang pokus pada komputer di depannya.
"Kau pengantar kue bukan?" tanya Tuan William padaku.
"I…Iyah tuan, saya yang menelpon anda tadi" ucapku gugup dan takut.
"Hey,, tenang saja nona, aku tak akan melukaimu sampai kau gugup seperti itu" ucapnya sambil tersenyum ke arahku.
"Simpan saja di atas meja kuenya, lalu kemarilah!!!" perintahnya padaku.
Aku menjalankan apa yang di perintahkan olehnya, ia terlihat baik, makanya aku menyimpan kue-kue itu dengan hati-hati.
Aku langsung menghampiri Yuan William saat itu.
"Tuan maaf mungkin saya terlambat, karena kondisi jalanan yang sangat macet, saya harap saya tidak akan mengulanginya lagi" ucapku merasa bersalah.
"Tidak masalah!! Acaranya juga setengah jam lagi baru mau di mulai, kau tak perlu meminta maaf, ini bukan salahmu" ucapnya begitu lembut.
Aku merasa tidak enak sekali, mungkin baru kali ini aku harus mengantar kan pesanan ke sebuah perusahaan ternama ini.
"Ini uangnya!" Ia memberikan uang di dalam amplop, aku langsung mengambilnya dengan sopan, ketika aku melihat uang itu melebihi harga kue seluruhnya.
"Tuan maaf, uang ini kelebihan"
"Ambil saja lebihnya untukmu!!"
"Apa ini tidak banyak?" tanyaku lagi.
"Ambil saja!!!" ia masih tetap Pokus pada monitor komputer itu.
"Terimakasih tuan saya permisi"
Aku langsung pergi dengan perasaan lega,, ternyata seorang bos atau CEO yang kubayangkan tidak semua seperti itu, buktinya tuan William sangat baik dan ramah.
Aku teringat pada laki-laki tadi, dia membawa KTP ku, aku harus menebusnya secepatnya, karena besok aku membutuhkan itu pada saat masuk kuliah lagi.
'Dasar laki-laki menyebalkan' umpat ku dalam hati.
Aku langsung pergi meninggalkan perusahaan itu, tujuanku kali ini bukan pergi ke toko melainkan membawa barang berharga ku dulu, aku tahu dimana kantor polisi itu, siang ini pasti ia sedang beristirahat, aku tak sengaja melihat logo di bajunya namun aku lupa melihat namanya.
Kini aku sudah sampai di depan kantor polisi yang sangat besar, awalnya aku ragu untuk masuk, namun demi kembalinya KTP ku aku harus cepat mengambil hak ku.
"Permisi pak saya mau bertemu dengan polisi yang tadi berjaga di jalan. mekar jaya" ucapku pada salah satu polisi.
"ouhh sebentar dulu saya mau tanyakan dulu ke dalam"
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Mari masuk non, kapten ada di dalam" ucapnya sambil menunjuk ke salah satu ruangan lalu ia pergi meninggalkan ku begitu saja.
"Apa laki-laki itu Seorang Kapten?" pikirku.
"Aku yakin bapak tadi salah orang, tapi aku cari tahu dulu aja" ucapku sambil langsung masuk ke ruangan itu.
Namun seketika aku terkejut Dengan apa yang aku lihat, laki-laki menyebalkan itu sedang duduk santai sambil memegang KTP ku, ' ternyata dia seorang kapten ' gumamku dalam hati.
Aku langsung duduk di kursi di depannya sambil menyodorkan uang seratus ribu di hadapannya.
"Mana KTP ku?" ucapku sambil menyodorkan tanganku.
"Seenak itu kau meminta KTP mu? Lalu apa itu, memang aku menyebut nilai uang sebanyak seratus ribu?" Tanyanya dengan nada jengkel.
"Maaf anda tidak menyebutkan nominalnya tuan, jadi apa uang itu tidak cukup?"
Di dalam hatiku sebenarnya ada rasa kesal mendengar ucapannya tadi, namun aku juga takut karena dia seorang kapten di sini, aku takut dia berbuat sesuatu terhadapku.
"Tentu itu tidak cukup, kamu melanggar peraturan lalu lintas, jadi biasanya nominal itu tidak cukup"
"Katakan berapa kekurangan nya!!" Ucap Firda.
"Dua ratus ribu, karena kau juga sudah berani melawanku sebagai polisi, jadi itu sudah cukup"
Aku membulatkan mataku mendengar ucapan nya, hanya karena tidak memaki helm, aku sudah di denda 300 ribu.
"Kau mau memoroti ku?" ucapku jengkel mendengarnya.
Aku langsung mengambil KTP ku di tangannya dengan cepat, ia sampai terkejut melihat tingkahku.
"HEI!! BERANINYA KAU!" Ucapnya begitu keras, suaranya memenuhi ruangan ini.
Tanganku gemetar mendengar nya hingga KTP ku terjatuh, suara seperti ini biasanya hanya ku dapatkan jika di rumah, yaps hanya ibu yang suka membentakku seperti ini.
Aku mulai takut saat ia menghampiriku dan mencengkeram tanganku dengan kuat, aku meringis kesakitan karena bekas luka bakar ku yang belum sempat ku obati.
"Sakit…hiks…" ucap Firda tak sadar menangis.
"Sakit? jangan bohong, bahkan tanganku tidak mematahkan tanganmu" ucap laki-laki itu dengan posisi masih mencengkeram tanganku erat.
"Ini sa…sa…kit…hiks,, lepaskan…awww" jerit Firda lagi.
Laki-laki itu melihat Firda aneh, bahkan menurutnya ia tak sampai melukai tangannya, laki-laki itu langsung melepaskan cengkraman nya, ia menarik tangan Firda dan membuka lengan kemeja Firda ke atas, betapa terkejutnya ia melihat luka bakar yang sangat merah. Ia tahu bahwa luka ini belum lama, dan belum sempat di obati.
Firda menghempaskan tangannya dari genggaman Laki-laki tadi, Firda melihat name tag di baju laki-laki itu, " SATRIA " yaps laki-laki di hadapannya satria, Firda langsung lari keluar dan tak lupa menyimpan dua uang lembar kertas lagi, ia juga tak lupa membawa KTP nya yang terjatuh tadi.
Namun…berbeda degan satria, ia terkejut dengan tindakan Firda yang menghempas kan tangannya darinya, Firda keluar masih dengan keadaan menangis, ada rasa kasihan melihatnya seperti itu, namun wajahnya yang datar membuat rasa itu tertutupi.
"Maaf" ucap Satria pelan.
' Ups, sejak kapan aku kasihan terhadap orang lain, Satria Lo gak pernah berubah kan? Ini pasti hanya perasaan biasa ' batin satria.
Akhirnya Satria melanjutkan pekerjaannya lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai Dukung aku terus ya, Jangan lupa Vote cerita aku!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments