Seorang laki-laki sedang duduk termenung di depan balkon kamar miliknya, mungkin ia sedang berpikir kesana kemari, pikiran nya kaluat tak karuan.
"Sedang apa sayang?" Ucap Seorang wanita paruh baya, yang langsung duduk di salah satu kursi minimalis ber cat putih.
"Kelihatannya?" Ucapnya bernada rendah, namun berkesan malas.
"Tadi katanya ayah mau bicara sebentar sama kamu, tapi kamunya kayak gak enak badan, jadi mungkin ayah mengurungkan niatnya"
"Please…bunda ngertiin Farhan ya!! Farhan pernah bilang beberapa kali, Farhan gak mau jadi CEO tetap di perusahaan ayah, Farhan lebih suka jadi dokter" Ucapnya Malas.
"Bunda ngerti kok, tapi kasihan juga kan kamu sering kesana kemari ngurusin perusahan lah, rumah sakit lah, ayah kamu juga ngurusin Beberapa perusahaan lainnya" Ucap Anes sang bunda, lebih lengkapnya ANESKA ABILA NADIRA, ia sudah pasrah dengan keras kepala sang putranya di depan.
"Dulu aja kalian dukung aku kuliah kedokteran, tapi apa buktinya? Kalian seakan akan tak setuju dengan apa yang Farhan lakukan"
"Kamu juga janji dulu, akan tetap Pokus sama perusahaan ayah, tapi mana buktinya?" Ucap Anes membalikan pada putranya.
"Kenapa juga anak bunda cuma satu, Andai punya banyak, mungkin gak akan kesusahan kayak gini"
Anes hanya terdiam saat mendengar perkataan putranya, ia termenung dalam lubuk hatinya, dan hanya Tuhanlah yang tahu apa isi hati yang sebenarnya pada diri Anes.
Anes langsung berdiri dan pergi begitu saja tanpa menjawab perkataan putranya. Pandangannya kosong entah apa yang ia pikirkan.
' apa aku nyakitin bunda ya? ' tanya Farhan dalam hati.
' Maafin Farhan bund '
Farhan langsung masuk ke dalam kamarnya, ia membanting kan tubuhnya pada kasur king size miliknya yang berwarna abu-abu itu.
Saat sedang anteng melihat langit kamarnya, ia Tak sengaja matanya menangkap sebuah kotak berwarna hitam berukuran yang tak terlalu kecil yang berada di atas nakas minimalis yang berada di dekat ranjang.
"Tunggu!! Aku lupa" Ucap Farhan sambil bangkit dari atas kasurnya sambil berjalan mengambil kotak tersebut.
"Inikan milik wanita itu…emhhh Firda"
"Apa aku berikan ini pada satria ya? Aku kan juga jarang bertemu dengan wanita itu" Pikir Farhan.
"Isinya apa ya?" Pikir Farhan sambil mengocoknya, terdapat suara kecil dari dalamnya.
"Sudahlah ini milik orang lain, aku tak berhak membukanya" Ucapnya sambil menyimpan kotak itu di atas nakas.
√√
"Huh…capek banget" Ucap Firda membanting kan tubuhnya pada salah satu sofa di kantor polisi.
Sebenarnya Firda meminta mengerjakan semua berkas di apartemen saja, namun Satria memaksa dan mengancam Firda agar ikut ke kantor polisi, alasannya karena ia takut pekerjaan Firda tidak benar. Dan sebalnya lagi dia meminta Firda untuk satu ruangan dengannya.
"Belikan aku makanan!!" Ucap Satria dengan mata masih Pokus pada beberapa berkas.
"Uangnya?" Tanya Firda sambil menjulurkan tangannya.
"Kemari! Dan ambil sendiri!!"
Firda langsung berjalan dan mengambil beberapa uang lembar merah di depan satria, ia heran kenapa Satria memberikan banyak uang, emang dia makan seberapa banyak? Pikir Firda.
"Makan apa?" Tanya Firda.
"Yang penting jangan pedas!"
"Ouhh…"
"Beli dua porsi! Nanti kita makan disini!"
"Hmm" Jawab Firda singkat dan tidak mau banyak bicara.
Namun saat Firda mau pergi keluar seseorang masuk tanpa mengetuk pintu dan seenaknya masuk. Yang pertama Firda lihat ialah seorang wanita berpakaian sama dengan satria, dengan rambut sepanjang bahu, memakai rok selutut.
Ia tersenyum ramah dan langsung menghampiri satria, dan tentunya melewati Firda dengan santai.
"Hai hany, how are you to day?" Tanyanya lbut dan langsung duduk di meja besar Satria.
"Ada apa kau ke sini?" Tanya Satria balik dengan nada dingin.
"Aku mau mengajakmu makan bersama, kau pasti maukan?"
"Aku akan makan dengan Asisten baruku, kau bisa pergi makan sendiri"
"Tapikan…" Belum sempat menjadi wanita itu menjawab Satria sudah terlebih dahulu bicara.
"Anita kau mau pergi sendiri atau dipaksa oleh satpam diluar?"
"Dia gak akan berani sentuh aku hany" Ucap wanita yang bernama Anita itu dengan nada melawan.
Firda yang masih tetap diam melihat percakapan dua orang di depannya itu, tak sengaja Mata Firda bertemu dengan kedua mata Satria.
Satria langsung berdiri dan menghampiri Firda, ia juga langsung menggenggam tangan Firda, dan membawanya keluar dari ruangan itu.
Firda hanya menurut saja tanpa membantah, dan tanpa sepengetahuan mereka Anita mengepalkan kedua tangannya dengan keras, ia langsung pergi dari ruangan satria dengan perasaan kesal.
"Ish…apaan sih narik-narik tangan aku segala?" Ucap Firda kesal dan langsung menghempaskan tangan satria dari genggamannya.
"Kita makan disana" Ajak satria dan langsung pergi meninggalkan Firda di tempat.
Firda langsung mengikuti satria dari belakang, ia juga melintasi jalan raya dengan santai karena pengendara Sekarang sedang sepi.
Firda langsung memasuki Restoran yang berdiri kokoh dan mewah di sebrang kantor polisi, ia sering melihat restoran ini jika ia akan pergi ke toko kue, namun ia tidak pernah berani memasukinya, karena ia berpikir ia tidak akan bisa membayar makanan di tempat se mewah ini.
Firda langsung duduk di depan satria sambil melirik isi restoran yang bercorak dan penuh dengan hiasan astetic, lampu-lampu kecil berwarna-warni menambah kesan elegan di setiap sudut ruangan.
"Kau mau makan apa?" Tanya Satria sambil tetap Pokus pada beberapa menu makanan yang sudah tersedia di sana.
"Emhhh… aku mau cumi pedas" Ucap Firda semangat.
"Pelayanan" panggil satria.
"Cumi pedas dua+ nasi putih, minumannya jus mangga dua" Perintah Satria saat pelayanan tersebut datang menghampiri nya.
Satria langsung melihat pandangan di depannya, ya siapa lagi kalau bukan Firda. firda merebahkan kepalanya di atas meja sambil menunggu pesanan, tangannya sambil mengetuk-ngetuk meja membuat irama dengan ketukannya sendiri. Kadang suaranya mengeluarkan nyanyian tapi tidak jelas menyanyi apa. Satria tersenyum sendiri melihatnya. Saat satria sadar, ia langsung mengusap wajahnya pelan dan merubah raut wajahnya menjadi datar.
"Silahkan mas, mbak, makanannya siap di santap" ucap pelayan yang mengantarkan pesanan kedua orang itu.
"Terima kasih mbak" ucap Firda lembut.
pelayanan tersebut langsung mengangguk dan pergi meninggalkan Firda dan satria.
Mereka berdua langsung menyantap makanan dengan tenang sambil melihat pemandangan restoran yang sangat elegan.
Saat keluar Firda begitu kenyang apa yang ia makan tadi, rasanya baru kali ini ia memakan cumi pedas yang begitu enak.
Ia berjalan santai menyebrang jalan raya, namun tanpa ia sadar sebuah mobil menyebrang dengan cepat dan.…
Tintin…
Bruk…
Firda terhuyung jatuh ke belakang, Untungnya ia tidak tertabrak oleh mobil tersebut, karena kecepatan langkah satria untuk menolong Firda membuat Firda dengan cepat terselamatkan.
Firda terjatuh di pelukan satria pada saat itu, dengan cepat satria bangun sambil mengangkat tubuh Firda agar berdiri.
Aww…
Rintih Firda saat ia berdiri, kaki Firda ternyata terkilir sebelah. Namun berbeda dengan satria yang langsung menghampiri mobil tersebut, karena mobil tersebut tadi sempat berhenti saat kejadian Firda hampir tertabrak.
"Bisa keluar sebentar" Ucap Satria mengetuk pintu mobil itu.
HOLAA APA KABAR PARA READER YANG SETIA MEBACA CERITANYA AKU🙏🏼🙏🏼 MAAF YA BARU UPDATE, SOALNYA KEMARIN BANYAKKKK SEKALI TUGAS SEKOLAH🥺🥺🥺🥺
NANTIKAN KELANJUTAN CERITANYA YA,,,
KIRA-KIRA APA YANG AKAN DILAKUKAN OLEH SATRIA NIH PADA SI SOPIR MOBIL??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments