Hallo Mas Polisi
Bruk…
Sorang gadis terjatuh sengaja di dorong oleh seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibunya sendiri.
"Sudah ku bilang, kau boleh pulang saat membawa uang untuk kami, dasar anak tak tahu diri" ucap wanita itu yang bernama Rani Tirani.
"Tapi kemarin gajiku habis di ambil olehmu Bu…hiks" ucap gadis itu yang tak lain adalah Firda Permata, ia menahan tangisnya dalam diam.
"Jadi kamu menyalahkan ku, dasar anak gak tahu diri, ikut aku!!!" ucapnya sambil menyeret tangan Firda dengan kasar ke arah kamar mandi.
Firda di siram habis-habisan oleh ibunya, sedangkan adik Firda yang bernama Karina Aulia, dengan senang hati ia membantu ibunya, Karina membawa air panas dari arah dapur dan ia langsung menyiramkannya pada lengan Firda.
"Aww…Ampun Bu, ampuuuuun, aku mohon hentikan…sakit hiks" jerit Firda tak kuasa menahan panas di lengannya.
"Ganti bajumu!!! lalu pergi bekerja!! awas kalau kamu berani mengadu pada ayahmu! aku gak akan menganggap mu sebagai anakku lagi" ucap Rani yang langsung pergi dari kamar mandi.
Firda berdiri sekuat tenaganya, kakinya begitu lemas, tangannya terasa perih, dan kepalanya sedikit pusing akibat banyak air yang menghujam tubuhnya.
Firda menangis dalam diam, andai ada ayahnya di sini, dia akan memeluk ayahnya dan tak membiarkannya pergi bekerja di luar kota lagi.
' Ayah aku membutuhkanmu saat ini, Ayah aku ingin memelukmu saat ini ' batin Firda.
Firda bergegas mengganti pakaiannya karena sebentar lagi jam bekerjanya akan segera masuk, ia menutupi luka tangannya dengan menggunakan kemeja berwarna putih, dan rok hitam pendek, rambutnya yang basah ia biarkan tergerai, jika nanti sudah kering ia pasti akan mengikat nya.
"Eh..anak gak tahu diri" panggil Karina pada kakaknya itu.
"Ada apa dek?" ucap Firda lembut, ia seakan melupakan kejadian yang belum lama.
"Gak usah sok baik, gue cuma mau minta uang Lima ratus ribu" pinta Karina tak tahu malu.
"Tapi kakak gak punya uang sebanyak itu dek" ucap Firda lembut.
"Gak usah bohong Lo pasti punya simpanan kan?" Tanya Karina nyolot.
"Tapi itu buat bahan masakan kita nanti dek" bantah Firda.
Plak…
Rani tiba-tiba datang dan menamparnya, ia melihat Firda tak suka, sangat tak suka.
"Cepat berikan atau kau mau aku tampar lagi Haah?" Bentak Rani.
Pipi Firda terasa perih akibat tamparan yang di berikan ibunya, ia mengeluarkan uang sebanyak dua ratus ribu, karena memang itu sisa dari gajinya kemarin.
"Uangnya hanya segini" ucap Firda sambil menyodorkan uang itu.
"okeh gak papa, namun lain kali jika aku mintanya lebih, uang itu harus ada!!" ucap Karina dan langsung meninggalkan Fifi sendiri, mereka berdua pergi keluar sambil tertawa.
Firda hanya tersenyum kecut mengingat betapa malangnya nasib hidupnya, ' Ya allah untung aku kemarin menyimpan uang bonus dari bos buat bayar kuliah, aku harus cepat-cepat membayar uang kuliahku agar aku bisa masuk lagi semester ini ' gumam Firda dalam hati.
Sebenarnya Firda mendapat beasiswa di fakultasnya, namun jika libur semester dia tetap harus membayar uang awal masuk semester, maka dari itu dia sebisa mungkin menyimpan uang itu agar tidak ketahuan oleh ibu dan adiknya.
Jalanan sangat macet, hingga Firda harus sabar menunggu di dalam angkot, ia melihat sekitarnya,,, namun lokasi kerjanya sudah hampir dekat dari angkot yang ia tumpangi, akhirnya ia memilih untuk turun dan berjalan, karena sebenarnya ia takut terlambat bekerja.
Cuacanya sangat panas, di tampah luka di tangan Firda masih terasa nyeri, ia berjalan di pinggir jalan, ia hanya perlu berjalan lurus karena sebentar lagi dia akan masuk bekerja.
Namun…saat di jalan, ia melihat seorang nenek-nenek yang kesulitan untuk menyebrang, Firda sangat bingung antara pergi bekerja atau menolong nenek itu terlebih dahulu.
Firda menghela nafas pelan, lalu ia langsung menghampiri nenek-nenek itu.
"Nek,, biar saya bantu ya!" ucap Firda lembut.
Nenek itu hanya mengangguk dan langsung memegang tangan Firda yang sakit karena ia tidak tahu.
"Aww" rintih Firda pelan.
"Maaf, nenek gak tahu kamu lagi sakit!" Ucapnya dengan nada menyesal.
"Enggak kok nek, aku gak papa, kita lanjutkan jalannya aja yu!" ucap Firda lembut, ia tak mau nenek itu merasa bersalah.
"Makasih ya nak!" ucap nenek itu saat ia sudah sampai di sebrang jalan.
"sama-sama nek, tapi maaf saya gak bisa antar nenek sampai tujuan, soalnya saya mau berangkat bekerja, gak papa kan nek?" Ucap Firda menyesal tak bisa mengantarkan nenek itu, sebab ia harus mengejar waktu untuk sampai di tempat kerja.
"Enggak apa-apa nak, nenek seneng kamu bantu nenek tadi"
"Saya permisi dulu ya nek!" ucap Firda dan langsung berlari agar ia cepat sampai pada tujuannya.
Nenek itu hanya tersenyum melihat tingkah Firda yang berlari seperti anak kecil yang sedang mengejar tukang balon.
' dia baik ' gumam si nenek dalam hati sambil melangkah pergi ke toko baju.
"Huh…huh…huh…" Firda mengatur nafasnya saat ia sudah berada di depan toko kue yang bernama " HAPPY CAKE SHOP " yang artinya Toko kue bahagia.
"Kamu habis maraton?" tanya salah satu pegawai ketika Firda masuk ke dalam toko.
"Iya Sa, jalan macet banget, aku harus lari jika gak mau telat" ucap Firda pada wanita yang bernama Sasa itu.
Sasa adalah teman kerja Firda yang sangat baik, hanya Sasa yang mau mendekati Firda sebagai teman, pegawai yang lain selalu cuek pada Firda, entah apa kesalahannya hingga semua orang tak menyukainya, itu yang Sasa pikirkan.
"Kasian banget sih, kalau aja kamu telepon aku, aku pasti bisa jemput kamu pakai motor aku" ucap Sasa kasihan mendengar ucapan Firda.
"Udah bukan masalah kok" Ucap Firda santai.
"ouh Iyah ini ada pesanan kue pelangi, gak ada yang sempet bikin For, kamu mau kan membuatnya di dapur?" tanya Sasa, karena memang Sasa di tugaskan sebagai pelayan toko, sedangkan Firda termasuk pelayan Umum.
Firda hanya melakukan pekerjaan yang memang perlu bantuan, jadi kalau menurut Sasa pekerjaan Firda paling berat di bandingkan dengannya, Firda harus mengantar pesanan, membuat pesanan dan hal yang lainnya.
pegawai lain malah suka menyuruh Firda seenaknya.
"Ouh kue pelangi, bisa kok,,, tenang aja, nanti aku juga yang mengantarkan nya" ucap Firda yakin.
"biar orang lain aja yang antar Fir, nanti kamu cape" bantah Sasa.
"Enggak kok tenang aja, kan ada motor kantor yang bisa aku pakai" ucap Firda meyakinkan temannya itu.
Sasa hanya pasrah mendengar keras kepalnya Firda saat itu.
"Yaudah terserah kamu aja deh, aku gak bisa larang orang yang keras kepala" ucap Sasa yang hanya di balas senyuman oleh Firda.
Akhirnya Firda memulai pekerjaannya di dapur, setiap hari ia selalu bersemangat bekerja, kadang kala wakil kepala bosnya suka memberi uang lebih pada Firda sebagai bonus, ia semakin giat agar tidak mengecewakan wakil bosnya itu.
jika kalian bertanya bos aslinya siapa? Firda pun tidak mengetahuinya, dia hanya mendengar bosnya yang asli selalu di sibukkan dengan pekerjaan yang lain, mungkin bosnya terlalu kaya, pikir Firda.
' Semangat Firda, dua hari lagi kamu masuk kuliah ' ucap Firda dalam hati menyemangati dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Murni Zain
baru mulai baca 🙏🏼
2024-01-14
0
yayan
ikut gabung thor
2024-01-04
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-09-09
1