Mikail menatap Saila yang ada di dekatnya dengan pandangan lekat. Perlahan, tangannya mengusap wajah tegang Saila, membuat gadis tersebut tersentak. Saila segara menatap ke araha Mikail dengan tatapan lekat, penuh dengan kecemasan.
“Kita sudah sampai, Saila. Kenapa kamu tidak cepat masuk?” tanya Mikail dengan suara datar. Matanya menatap ke arah Saila yang tetap saja diam dan tidak bergeming sama sekali.
“Aku mau di mobil Kak Mikail dulu boleh? Aku takut kalau nanti sudah masuk, aku tidak bisa bertemu dengan Kakak lagi,” jawab Saila dengan pandangan lekat. Rasanya dia ragu jika harus pulang ke rumah dan bertemu dengan kedua orang tuanya.
Mikail hanya menatap datar dan memilih diam. Perlahan, dia mulai membuka pintu dan turun, membuat Saila yang mengikuti langkahnya dan menatap bingung. Sampai pintu di dekatnya terbuka, menghadirkan Mikail yang sudah menatapnya dingin
“Ayo turun,” ucap Mikail sembari mengulurkan tangan.
Apa Kak Mikail tidak mau aku di dekatnya?, batin Saila sembari menatap Mikail ragu.
“Kamu harus segera turun, Saila. Kalau kamu di sini terus, mereka akan semakin curiga. Aku tidak mau jika nantinya ada yang mengetahui hubungan kita sebelum waktunya,” jelas Mikail membuat Saila menatap ragu.
Saila menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan. Tangannya segera memegang tangan Mikail dan mulai turun. Matanya menatap bangunan di depannya dengan pandangan ragu, lalu beralih menatap Mikail yang ada di dekatnya.
“Kamu jangan takut, mereka akan tetap mengizinkan kita bertemu, selama kamu diam mengenai hubungan kita,” ucap Mikail dengan wajah serius.
“Maksudnya?” Saila mengerutkan kening heran. Rasanya dia tidak mengerti dengan ucapan Mikail yang terlalu rumit untuk dicerna.
Mikail menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan. Tangannya mengenggam kedua tangan Saila dan menatap wajah gadis tersebut lekat. “Kamu bisa sembunyikan mengenai hubungan kita dari orang tuamu?” pinta Mikail.
Deg. Saila langsung diam dan menatap Mikail lekat. Rasanya tidak percaya bahwa pria yang dicintainya mengatakan hal tersebut. Sampai akhirnya, sebuah sentuhan lembut membuat Saila terdiam dengan wajah menuduk.
Mikail menarik wajah Saila agar menatapnya. “Jangan pernah berpaling ketika aku sedang berbicara, Saila,” perigat Mikail dan langsung diangguki oleh Saila.
“Aku tahu apa yang ada dalam pikiranmu dan aku pastikan semuanya itu salah,” tegas Mikail sembari menatap Saila serius. "Aku benar mencintaimu, Saila. Tetapi, hubungan yang kita jalani itu terlalu rumit. Kamu sepupuku dan aku yakin mereka akan memisahkah kita jika mereka tahu. Jadi, aku minta jangan katakan kepada siapapun mengenai hal ini, sampai aku sendiri yang mengumumkannya,” jelas Mikail dengan penuh harap.
Saila menganguk pelan. Dia percaya dengan apa yang dikatakan Mikail. Dia yakin, pria di depannya tidak akan pernah mempermainkan hatinya.
“Sekarang kamu masuk. Besok aku akan menjemputmu,” ucap Mikail tegas.
“Kakak mau pulang?” tanya Saila mulai membuka mulut.
“Aku ada sedikit urusan yang belum selesai, sayang,” ujar Mikial dengan nada melembut. Perlahan, dia mulai menarik Saila dan memeluk kekasihnya erat.
“Aku minta, apa pun yang aku lakukan nanti, percayalah denganku, Saila. Jangan pernah menganggap aku akan meninggalkanmu. Jadi, jangan coba berpaling dengan pria lain,” peringat Mikail dan langsung mendapat anggukan dari Saila.
Mikail melepaskan pelukannya dan menatap Saila lekat. Menyuruh kekasihnya masuk. Perlahan, dia mulai menuju ke arah kemudian dan segera masuk, meninggalkan Saila yang masih menatapnya lekat.
“Aku harap kakak benar melakukan yang terbaik untuk semuanya,” gumam Saila dengan senyum tipis.
_____
Michael menatap papanya dengan pandangan lekat. Sejak satu jam dia mencoba meneliti wajah tanpa beban yang ada di depannya. Mencari apa yang sebenarnya tengah direncanakan oleh papanya. Namun, gagal, dia tidak menemukan apa pun. Papanya terlalu sulit untuk ditebak
“Mencari sesuatu, Nak?" tanya Adelardo dengan pandangan lekat. Nenatap Michael yang masih diam di dekatnya.
“Aku bingung dengan apa yang Papa pikirkan. Papa kembali mengumpulkan keluarga Mischa di rumahku? Untuk apa?” tanya Michael dengan wajah binging.
“Papa hanya melakukan apa yang seharusnya papa lakukan, Nak. Papa akan menikahkan Mikail dengan Mischa. Dengan atau tanpa persetujuan darinya,” jeals Adelardo membuat Michael membelalak mata. Menatap orang tua Mischa yang masih tertawa bersama istrinya.
“Pa, Michael tidak mau memaksa Mikail menikah dengan siapapun, termasuk dengan Mischa,” tegas Michael dengan suara plan, takut jika nantinya Roby akan mendengar ucapanya.
Adelardo yang mendengar terkekeh kecil dan menatap anaknya dengan pandangan lrkat. “Dan papa juga tidak mau mendengarkan pendapatmu,” tegasnya tanpa beban sama sekali.
Michael baru akan mengatakan sesuatu ketika sentuhan lembut membuatnya mengalihkan pandangan. Matanya menatap Vinda yang sudah tersenyum lembut ke arahnya. Membuat Michael harus meredam emosi yang sempat terjadi karena percakapan dengan papanya.
“Apa, sayang?” tanya Micael denan suara lembut.
“Apa ini hal yang benar? Waktu itu Mikail sudah menolak dan sekarang kita akan melakukannya lagi? Aku takut jika nantinya Mikail pergi dari kita, Mas,” ucap Vinda dengan perasaan cemas.
Michael yang mendengar melirik papanya sekilas dan menghela napas perlahan. tangannya mendekap pelan Vinda yang masih diselimuti kekhawatiran. “Tenanglah, sayang. Kita serahkan semuanya kepada Mikail. Aku yakin dia tahu apa yang akan dilakukannya,” jawab Michael dengan tenang.
“Sayang.”
Semua yang ada di ruangan menatap ke arah Mischa yang sudah duduk dan menatap ke arah Mikail yang baru saja datang. Termasuk Vinda yang menatap dengan perasaan berkecambuk di hatinya. Dia benar-benar takut jika anaknya pergi darinya.
_____
“Sayang.”
Mikail yang mendengar menatap ke arah Mischa dengan pandangan lekat. Tidak menunjukan senyum sama sekali. Kakinya mulai melangkah mendekat ke arah orang tuanya dan mendekati Vinda. Mengabaikan Mischa yang sudah siap mendekatinya
“Hai, Mom. Kemana senyumnya?” ucap Mikail dengan wajah datar.
Vinda yang mendengar terkekeh kecil dan menunjukan senyum termanisnya, membuat Mikail menatap Vinda tenang. Matanya kembali beralih menatap Michael yang menatap lekat dan beralih ke arah kakeknya yang juga menatap tajam.
“Sayang, kamu dari mana? Aku mencarimu,” ucap Mischa dengan suara manja. Dia segera merangkul tangan Mikail yang masih duduk dan menatap mamanya, membuat Vinda mengerutkan kening karena Mischa yang menyuruh Mikal bangkit.
Mikail menatap ke arah Mischa dan kedua orang tua wanita tersebut. Perlahan, dia menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan.
“Saya sengaja menyuruh anda datang ke rumah ini, Tuan Roby. Saya ingin mengatakan bahwa saya menerima pertunangan yang anda ajukan. Saya akan bertunangan dengan Mischa dua hari lagi, sesuai yang anda inginkan,” ucap Mikail dengan nada datar, membuat Mischa dan keluarganya menatap dengan senyum sumringah.
Sedangkan di tempat lain, Saila tengah menikmati makan malam bersama dengan orang tuanya. Bibirnya mengulas senyum manis setiap mengingat perlakuan Mikail dengannya.
“Saat ini di rumah Michael sedang ada pertemuan, sayang. Paman Adelardo bilang kalau Mikail menerima pertunangan dengan Mischa yang akan dilakukan dua hari lagi,” ucap Randy dengan nada tenang.
Apa? Saila menatap ke arah papanya dengan mata membelalak. Kak Mikail menerima pertunangannya? Lalu aku?, batin Saila dengan air mata tertahan.
_____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
maura shi
wadoooh si kakek ada rencana apa nih sm cucu kulkasnya???
2021-02-08
0
❣️y@ni❣️
aduh rencana apa lagi ini ya aq yakin bahawa kake aliandro punya rencana lain dibalik pertunangan ini
2020-08-02
1
Crocodiles 🐊
rencana ini seperti Daddy nya dulu..
Michael mengakui bahwa anak yg dikandung Rensi anaknya, tapi ujung-ujungnya hanya "mempermalukan Rensi" 🤔🤔
2020-05-05
3