Saila menghela napas perlahan ketika menatap tampilan dirinya di cermin. Sudah dua menit Dika-pria yang selalu bertingkah seperti wanita di hadapannya tengah sibuk mendandaninya. Rasa pegal dan juga risih terus saja menghantui ketika mengingat tingkah pria di hadapannya.
Dika yang meliat wajah Saila hanya mengulas senyum dan fokus. Gerakannya terhenti dengan mata membelalak tidak percaya. “Kamu sungguh cantik, sayang,” ucap Dika dengan nada centil.
Saila hanya diam dengan senyum tipis. Dia baru akan menjawab, tetapi terhenti karena suara pintu terbuka di belakangnya. Menampilkan Mikail dengan balutan pakaian rapi. Seperti biasa, kemeja dengan celana dasar dan juga jas kerja. Penampilan resmi yang tidak perna berubah.
“Suda selesai?” tanya Mikail membuat fokus Saila teralihkan. Saila menatap ke arah lain mencoba menghilangkah pikirannya dari pria di dekatnya.
“Sudah, Tuan,” jawab Dika dengan suara lembut.
“Keluar,” perintah Mikal dan langsung dituruti.
Mikail melangkah masuk dan menatap Saila dengan pandangan datar. Seperti biasa, Mikail yang tidak pernah mengumbar senyumnya sama sekali. “Kamu sudah?” tanya Mikail tidak terlalu kasar.
Saila hanya mengangguk dan menatap Mikail yang mengulurkan tangan. Ada rasa bingung karena ulah kakaknya yang tidak mengatakan apa pun kepadanya. Bahkan tempat yang aan mereka datangi kali ini. Mikail hanya diam dan tidak memberi penjelasan sama sekali.
“Kak, kita mau ke mana?” tanya Saila sembari menerima uluran tangan Mikail.
“Kita akan ke rumah. Ada yang akan mereka bicarakan,” jawab Mikail singkat.
Saila yang mulai bangkit dan melangkah mengerutkan kening bingung. Sesekali matanya melirik Mikail yang hanya diam di dekatnya. Tidak mengatakan sepatah kata pun. Membuat Saila merasa benar-benar penasaran.
Saila menuruni tangga satu per satu. Hingga langkahnya tepat berada di anak tangga terakhir. Dengan perlahan, dia mulai melangkah ke arah pintu utama di ruangan tersebut. Saila mengamati ruangan yang terlihat begitu sunyi di sekitarnya. Hanya ada beberapa orang yang tinggal di sana.
“Kak, memangnya di sana akan ada acars apa?” tanya Saila dengna perasaan bingung.
Mikail hanya diam, mengabaikan tatapan Saila yang masih mengamati. Sampai langkahnya terheni tepat sebelah mobil. Dengan cekatan, Mikail membukakan pintu untuk Saila yang hanya diam di tempatnya.
“Masuk,” perintah Mikail tegas.
Saila yang mendengar mengembsukan napas pelan. Dia hanya mamp menuruti apa yang dikehendaki kakaknya. Sampau pintu di dekatnya kembali tertutup. Saila hanya mampu diam dan menunggu Mikai masuk. Tidak lama, sampai pria dibdekatnya mulai duduk dan menatap tajam ke arah jalanan.
Saila yang ada di dekatnya hanya diam dengan pandangan yang mulai beralih. Apa aku memang tidak akan pernah mendapat jawaban apa pun?, batin Saila dengan perasaan lelah.
_____
Mischa melangkah masuk ke dalam rumah megah milik keluarga Aditama. Senyumnya tidak berhenti terukir ketika melihat suasana ramai di kediaman Michael, orang tua kekasihnya. Ada rasa berdebar ketika menyadari dia dan keluraganya sudah menapakan kaki dan mendapat sambutan yang sangat ramah dari Vinda, wanita paling beruntung yang mendapatkan Michael.
Mungkin aku akan seberuntung tante Vinda, batin Mischa dengan rasa percaya diri.
“Selamat malam, Tante,” sapa Mischa ketika matanya melihat Vinda yang masih asyik menyiapkan makanan. Orang tuanya sudah di depan, bersama dengan Michael dan membicarakan mengenai bisnis.
Vinda berbalik dan mengulas senyum tipis. “Selamat malam, Mischa. Apa kabar?” jawab Vinda sembari memeluk Mischa lembut.
“Baik, tante,” jawab Misca dengan senyum menawan. Matanya menatap banyaknya makanan di meja dengan tatapan malas. Namun, dengan rasa dongkol yang sudah melekat, Misha mulai menyentuh satu piring basah di dekat Vinda, membuat wanita di dekatnya menatap dengan pandangan lembut.
“Sayang, kamu mau apa?” tanya Vinda dengan wajah terkejut.
“Mischa cuma mau membantu saja, Tante,” jawab Mischa dengan senyum dipaksakan.
“Jangan, biar tante saja yang kerjakan,” ujar Vinda tidak enak.
"Gak apa, Tante. Mischa....”
“Tidak perlu,” tegas Vinda yang langsung menghentikan gerakannya dan menatap Misca dalam. “Kalau begitu, sekarang kita ke ruang depan saja. Dari pada kamu di sini ngotot mau bantu,” imbuh Vinda dengan tawa kecil.
Mischa yang mendengar hanya mengulas senyum tipis dan melangkah bersama dengan Vinda. Dalam hati dia benar-benar bersyukur karena sifat Vinda yang terkesan munafik, tidak pernah mencurigai semua perbuatan buruknya. Hingga langkahnya terhenti tepat ketika Mikial menampakan wujud dewanya di tengah pintu.
“Sayang,” panggil Mischa yang segera melangkah ke arah Mikail, membuat Michael yang juga ada di sana menatap lekat.
_____
“Turun,” perintah Mikail keitka sudah sampai di rumah orang tuanya.
Saila yang sejak tadi hanya diam mulai menuruti perkataan Mikial. Matanya menatap banyaknya mobil yang ada di halaman rumah Mikail. Matanya menatap lekat mobil yang tidak terasa asing untuknya.
“Bukahkah itu milik papa?” tanya Saila dengan tatapan bingung.
“Iya, itu milik uncle Randy. Orang tuamu ada di sini,” jawab Mikail sembari meraih tangan Saila.
Saila hanya diam dan mulai melangkah mengalihkan pandangan dari benda mati tidak jauh drinya. Bahkan, dia mencoba menghilangkah pertanyaan-pertanyaan buruk dari dalam otak mungilnya.
Saila menghela napas ketika kakinya sudah memasuki ruang utama keluarga Mikail. Natanya menatap sekitar dan bingung dengan banyaknya orang. Hingga langkah Mikail berhenti, membuatnya ikut berhenti.
Mikail menatap sekitar dengan pandangan datar. Sampai sebuah suara yang memuakan terdengar dari indra pendengarannya. Dengan cepat matanya menatap ke arah Mischa yang sudah berlari ke arahnya dan memeluknya erat. Membuat genggaman tangannya terlepas.
“Sayang, aku rindu sama kamu,” ucap Mischa dengan tatapan manja.
Saila yang melihat hanya tersenyum tipis dan beralih ketika sebuah elusan ringan terasa di lengannya. Matanya menata ke asal sentuhan dan menatap mamanya sudah berada di dekatnya. Membuat Saila langsung memeluk, meluapkan rindu yang sejak lama tertahan.
“Ma, Saila rindu,” gumam Saila dengan air mata yang siap mengalir, tetapi ditahan.
Rika hanya tersenyum dan mengelus punggung anaknya. Sampai pelukannya terlepas dan dia mampu melihat seluruh wajah ayu sang anak. “Ayo ikut mama, sayang. Papa menunggu,” ajak Rika sembari menunjuk ke arah Randy yang sudah menatap anaknya lekat.
Mikail menatap kepergian Saila di dekatnya dan melepaskan pelukan Mischa sekali sentak. Matanya menatap ke arah Michael yang beberapa kali menggeleng pelan dengan mata menatap lekat. Namun, bukan Mikail namanya jika menuruti apa yang diingikan orang lain.
“Sayang, kenap....” Mischa menghentikan ucapannya ketika Mikail mulai melangkah menjauh darinya. Matanya menatap Mikail yang mendekat ke arah Michael, hingga langkahnya terhenti.
“Apa sebenarnya tujuan Daddy sampai mengundang kami semua ke sini?” tanya Mikail dengan suara tegas.
Michael yang mendengar hanya tertawa kecil dan menatap anaknya datar. “Duduk dulu, boy. Kamu baru datang dan daddy rasa kita bisa berbincang dulu,” jawab Michael dengan tatapan mengamati.
Mikail berdecak kesal dan menatap Michael lekat. “Daddy lupa? Aku bahkan tidak suka berbasa-basi.”
Michael mulai bangkit dan menatap anaknya lekat. “Daddy lupa jika kamu memikiki sifat yang sama dengan daddy, Nak,” ucap Michael dengan senyum tipis. Dia yakin, anaknya mampu berpikir lebih baik darinya. Daddy yakin kamu bisa mengambil keputusan yang baik, Nak, batin Micael dengan rasa percsya diri.
“Kakek berniat mengumpulkan semuanya karena ingin membahas mengenai rencana pertunangan kamu dan Mischa, Mikail,” tegas Adelardo, kakek Mikail yang sejak tadi diam. Matanya menatap Mikail yang sudah terlihat membelalak di depannya.
“Apa?” Mikail hanya diam terpaku, berbeda dengan Mischa yang sudah mengulas senyum puas di belakangnya.
_____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
❣️y@ni❣️
jangan mw Mikail tunangan sama misca cuma mw harta doang
2020-08-02
0
Idha Winarsih
dasar mischa menjijikkan
keluarga penjilat 😏😏
2020-04-18
2
Cik Gu Comel
anjiiiirrrr....beneran tunangan sm Mischa si cewek agresif??
2020-04-13
2