Sefvirda mendengus kesal ketika para satpam di kantor Mikail mulai mengusirnya kasar. Matanya menatap menatap Mikail yang sudah berlalu dengan Mischa yang ada di dekatnya. Rasanya di sudah benar-benar kesal dengan tingkah wanita cantik yang sudah seperti ular.
Sefvirda mengehentakan kaki dan memilih mengalihkan pandangan. Dia mulau berbalik, bibirnya sudah dimanyunkan dan mulai melangkah ke arah bangku taman di perusahaan Mikail. Ketika sudah sampai dia duduk, Sefvirda menatap perusahaan dengan gedung betingkat di depannya.
“Aku tidak menyangka jika sesulit itu masuk ke perusahan Mikail,” gumam Sefvirda mulai berpikir. Bagaimana pun dia harus mulai mengatakannya kepada Mikail agar Saila berhenti menanggung bebannya sendiri.
“Gimana caranya masuk?” tanya Sefvirda kepada diri sendiri.
Sefvirda masih asyik memikirkan cara ketika sebuah deheman terdengar, membuat Sefvirda mengalihkan pandangan. Baru saja menatao ke asal suara, matanya mulai berubah, bibirnya bahkan sudah mengulas senyum merkah dengan pandangan antusias.
“Bukannya kamu sahabat nona Saila, kan? Ada urusan apa kamu datang ke sini?” tanya Roy dengan pandangan lekat. Sejak tadi dia menatap Sefvirda, bahkan sampai gadks tersebut diusir dari kantor Mikail.
Sefvirda yang mendengar langsung mengangguk dengan wajah bahagia. “Iya, Om ganteng tahu?”
Om gante? Roy yang mendengar mengerutkan kening dalam, tetapi tetap dengan ekspresi datar. Dalam hati dia hanya menatap heran gadis yang benar-benar terlalu frontal di depannya.
“Jadi, ada urusan apa kamu datang ke perusahaan Mikail? Bukankah kamu juga tahu bahwa di sini tidak akan ada orang luar yang bisa masuk,” ulang Roy dengan nada tegas.
Sefvirda yang tersadar langsung menghela napas kasar dan berdecak ringan. Dia memilih mengalikan pandangan dengan bibir manyun. Bahkan, tasnya sudah didekap erat.
“Aku vuma datang mau menjelaskan mengenai Saila, tetapi sama Mikail tidak dilihat sama sekali,” gerutu Sefvirda dengan nada kesal.
Saila? Roy semakin mengerutkan kening penasaran dan memilih duduk di dekat Sefvirda. Menatap ke arah pandangn Sefvirda. “Jadi, apa yang ingin kamu katakan kepada Mikail? Mungkin aku bisa mengatakan dengannya nanti,” ujar Roy berniat membantu. Dia yakin, Mikail jjga tidak akan pernah mau berbicara dengan gadis di depannya.
Sefvirda mulai menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan. Matanya menatap ke arah Roy dengan lekat. “Aku cuma mau bilang sama dia kalau baru saja Mischa datang dan mengancam Saila dengan ancaman yang sama dengan dua tahun lalu,” jawab Sefvirda dengan wajah kesal. Tidak ada kecurigaan sama sekali dengan kedatangan Roy yang termasuk asing untuknya.
“Ancaman?” ulang Roy dengan pandangan lekat. “Apa yang sudah dilakukan nona Mischa kepada nona Saila dua tahun lalu?” tanya Roy dengan wajah serius. Tidak ada lagi tatapan datar seperti sebelumnya.
Sefvirda diam, mencoba menerawang kejadian dua tahun lalu, sampai senyum tipisnya mulai terlihat dengan tatapan lesu. “Dua tahun lalu Mischa datang dan mengolok Saila, tepat di depan seluruh anak kampus.Dia bilang kalau Saila itu sudah mengaggu hubungannya dengan Mikail. Bukan hanya itu, dia juga memaksa Saila menjauhinya kalau tidak Mischa akan mengambil seluruh saham di Aditama Company dan Mikail akan merugi.”
“Apa? nona Mischa mengatakan hal seperti itu?” sahut Roy dengan pandangan lekat. Dia bahkan tidak menyangka jika kekasih Mikail melakukan hal semacanlm itu.
“Iya dan itu juga yang membuat Saila diolok seisi kampus serta alasan dia menjauhi Mikai,” jawab Sefvirda tanpa merasa vuriga sama sekali. Namun, wajahnya terlihat sedih ketika mengingat bagaimana Saila berjuang hidup dengan cemoohan orang sekitar, sampai akhirnya dia mampu bangkit seperti semula.
Kamu sangat hebat, Saila, batin Sefvirda merasa kagum.
Sefvirda menatap pria di dekatnya dengan pandangan lekat. “Apa kamu mengenal Mikail dan bisa menolongku?” celetuk Sefvirda dengan penuh harap.
Roy mengalihkan mata dan mengangguk. “Aku Roy, salah satu pekerja di perusahaan Mikail. Jadi, apa yang bisa aku lakukan?”
“Bisa katakan kepada Mikail mengenai hal yang baru saja aku katakan? Aku mearsa kasihan karena sepertinya Saila dan Mikail menjadi bermusuhan. Saila tidak bermaksud menjauhi Mikail. Dia hanya takut jika Mischa melakukan ancamannya dan Mikail menjadi bangkut,” jelas Sefvirda dengan pandangan memohon.
Roy mengangguk pelan, membuat Sefvirda bersorak riang. Tanpa sadar dia langsung memeluk Roy yang hanya menegang kaku.
“Terima kasih,” ucap Sefvirda dengan penuh kebahagiaan.
_____
“Kenapa kamu mengikutiku, Mischa?” tanya Mikail ketika mulai memasuki ruangannya. Matanya menatap ke arah Mischa yang masih saja menatap dengan pandangan manja.
“Aku hanya ingin mengikutimu bekerja, sayang. Sudah lama sejak kita pulang, kita tidak saling berbicara. Kamu sibuk dengan urusanmu dan aku hanya di rumah merenung, menunggu kabar kapan kamu mengajakku jalan,” jelas Mischa dengan senyum tipis.
“Aku sibuk dan jangan bermipi aku melakukannya,” desis Mikail langsung duduk di kursi kebesarannya.
“Mikail,” panggil Mischa masih mencoba mencairkan ego kekasihnya.
Mikail baru akan membuka mulut ketika ketukan pintu mulai terdengar. Matanya menatap ke asal suara dan menyuruhnya masuk. Matanya menatap Roy yang sudah menunjukan wajah datar.
“Ada apa, Paman?” tanys Mikail dengan suara tegas.
Roy mulai melangkah masuk, menatap Mischa yang menatapnya dengan pandangan meremehkan. Perlahan, langkahnya mulai berhenti tepat di depan Mikail dengan tubuh tegal. “Ada yang mau kamu katakan, Paman?” tanya Mikail dengan mata mengamati.
“Ada, Mikail. Tetapi, aku rasa aku harus menundanya. Aku hanya ingin mengatakannya berdua saja,” ujar Roy sembari melirik Mischa yang ada diantara keduanya.
“Kamu mengusirku, Roy?” desis Mischa dengan pandangan tidak suka.
“Mischa. Keluar,” perintah Mikail yang sudah terasa seperti ultimatum keras untuknya.
“Apa?” Mischa menatap Mikail dengan tatapan tidak terbaca. Dia merasa kesal ketika dia selalu saja dikesampingkan dan selalu membela orang lain. Bahkan aku tidak jauh lebih penting dari seorang pelayan, batin Mischa sembari menatap Roy lekat. Tergambar jelas kebencian dari pandangannya.
“Mischa,” tegur Mikail ketika kekasihnya tidak juga menuruti perintahnya.
Mischa yang mulai sadar menatap Mikal dengan penuh kecewa. “Apa bahkan aku tidak jauh lebih penting dari seorang pelayan sepertinya, Mikail?” tanya Mischa dengan nada memelas. Matanya sudah berkaca, menunjukan sebuah kelemahan.
“Jaga bicaramu, Mischa. Paman Roy sudah seperti keluarga untukku,” tegas Mikail dengan rahang mengeras, Mischa sudah berani melawan keinginannya. Hal yang membuatnya sama sekali tidak suka.
Roy yang sejak tadi diam hanya menatap ke arah Mikail yang sudah mengepalkan tangan. Dia tahu apa yang akan dilakukan anak tuannya. “Maaf menyela,” ujar Roy menghentikan tatapan sengit keduanya, “saya hanya ingin mengatakan mengenai Saila.”
Mikail yang mendengar nama tersebut segera menatap dengan pandangan lekat. “Saila? Ada apa dengannya?”
Roy menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan. Pandangannya mulai beralih menatap Mischa yang hanya diam dan menatapnya lekat.
“Apa yang sudah anda lakukan terhadap nona Saila, Nona Mischa?" tanya Roy dengan nada tegas, membuat Mikail menatap Mischa dengan pandangan bingung.
Mikail segera bangkit dan melangkah mendekati kekasihnya. Matanya menatap lekat gadis tersebut. Sampai langkahnya terhenti, membuat Mischa menatap dengan wajah kaku.
“Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi, Mischa,” desis Mikail dengan tatapan tidak suka.
🍁🍁🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
maura shi
berapa umur roy sih??
2021-02-07
0
☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ
lanjut kuy
2020-07-21
0
kacangtanah22
keren😘
2020-03-28
2