Selina masih memeluk Bryan dengan erat sambil mengatakan sesuatu yang tidak Bryan mengerti. Bryan berusaha menyingkirkan Selina yang memeluknya dengan sangat erat itu.
Selina tersenyum puas melihat Alma yang berjalan dengan gontai, sudah pergi keluar dari restoran itu. Dalam hatinya Selina merasa marah karena Bryan menyiapkan kejutan untuk Alma. Padahal dulu Bryan tidak pernah memperlakukan nya dengan romantis seperti yang Bryan lakukan pada Alma.
" Kamu sudah gila ya?! Apa yang kamu lakukan disini, Selina?!!" teriak Bryan marah
" Ya, aku mau ketemu kamu lah "
" Pergi kamu dari sini !" seru Bryan kesal
" Kenapa kamu jadi kayak gini Bryan? aku pulang ke Indonesia cuma buat ketemu sama kamu. "
" Kalau kamu berbuat seperti ini agar kamu dimaafkan. Lupakan saja semuanya Selina, rasa ku buat mu udah mati !"
" tidak Bryan, aku percaya kamu masih mencintai aku. Bahkan karena aku ninggalin kamu, kamu jadi cowok playboy. Sekarang aku udah balik, aku kembali sama kamu Bryan. Aku gak akan ninggalin kamu lagi "
Selina masih memegang tangan Bryan meskipun Bryan menepisnya berkali-kali. Bryan heran kenapa Selina bisa tau kalau dia ada di restoran itu dan datang pada saat yang tepat.
Selina memohon agar Bryan mengizinkannya untuk berbicara dengan pria itu sebentar saja. Merasa suasana yang sudah kacau dengan kehadiran Selina, ia pun menghubungi Alma yang masih ada di sekitaran tempat parkir.
Selina merasa percaya diri bahwa ia lebih penting daripada Alma yang berstatus sebagai istri Bryan. Karena Selina adalah cinta pertama Bryan sekaligus mantan pacar Bryan yang sulit dilupakan.
" Kamu dimana?" tanya Bryan
" Saya masih di rumah pak " jawab Alma sambil melihat Bryan yang sedang duduk di kursi yang ada di dalam restoran dan berhadapan dengan Selina.
" kamu jangan kesini, maaf kita undur dulu makan malam bersamanya ke lain hari ya. Hari ini aku ada urusan mendadak di kantor "
Maaf aku bohong sama kamu Alma. Belum saat nya kamu tau tentang masa lalu aku. Termasuk Selina.
Hatinya terluka seperti tersayat pisau, mendengar kebohongan Bryan tepat di depan matanya sendiri.
" Iya pak gak papa, pak " Alma tersenyum pahit, menahan air mata nya
Kenapa kamu harus bohong? katanya kita mau saling terbuka, tapi kenapa hal seperti ini saja kamu harus bohong? apa ini karena aku dia sangat penting buat kamu?
" Kamu mau makan malam apa? aku akan pesankan sekarang untukmu ya?" tanya Bryan dengan nada yang lembut
" Tidak usah pak, saya bisa masak sendiri di rumah. Bapak mau saya buatkan makanan sekalian?" tanya Alma berusaha untuk ramah
" Tidak perlu, aku makan di luar " jawab Bryan
" Baiklah kalau begitu pak "
" Aku mungkin akan pulang agak malam, kunci pintunya rapat-rapat. Kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi aku " kata Bryan lembut
" Iya "
Tut..
Kali ini Alma yang memutuskan panggilan nya lebih dulu dari pada Bryan. Wanita itu menahan kesal dan kecewa nya dengan kebohongan Bryan yang terlihat di depan matanya. Saat ini ia ingin sekali menangis. Ia merasa seperti orang bodoh dan berharap cinta dari Bryan.
Hatinya semakin sakit saat mendengar beberapa pelayan restoran itu membicarakan Bryan yang menyewa seluruh restoran untuk mengatakan cinta pada pacarnya.
Sementara itu Andre sedang menunggu dan duduk duduk di salah satu warung yang ada di sekitar restoran.
" Pasti Presdir sedang makan malam romantis dengan nona Alma. Aku tunggu disini saja deh mereka pasti akan cukup lama berada di dalam " gumam Andre sambil meminum kopi nya dengan santai
*****
Namun, bayangan dan harapan Andre salah besar !
Presdir nya itu sedang bersama dengan Selina bukan nya dengan Alma. Dan dimanakah Alma?
Gadis itu keluar dari restoran itu dengan gontai. Langkahnya menjadi serampangan, dan agak terhuyung. Kepalanya pusing dan sakit, tapi dibandingkan kepalanya yang sakit, hatinya yang lebih sakit.
" Bodoh, sudah jelas-jelas kamu tidak ada dihatinya sama sekali. Kenapa kamu masih terbawa perasaan dengan kebaikan dan kelembutan nya? bisa aja dia seperti itu karena kasihan padamu Alma ! bahkan setelah dia mencium kamu, dia bahkan tidak mengatakan dia menyukaimu bukan? lalu kenapa kamu mengartikan tindakan nya malam itu sebagai rasa suka? tapi ini bukan salah ku juga sih, dia sendiri yang bersikap lembut padaku dan bersikap baik padaku, siapapun pasti akan mengira perasaan nya sama seperti ku. "
Alma kesal sambil berjalan keluar dari area restoran mewah itu. Tadinya ia ingin memberitahu Andre, tapi ia mengurungkan niatnya karena malas. Wanita itu berjalan ke halte bus dan duduk di bangku panjang yang ada disana. Sambil menunggu taksi atau ojeg yang lewat di depannya, wajahnya terlihat tidak bersemangat. Hatinya masih terasa sakit, karena dibohongi oleh Bryan.
Tanpa sadar ia menangis, ia bersyukur karena tidak ada orang di sekitar halte bus itu.
" Kenapa air mata ini tidak berhenti? benar-benar menyebalkan "
Alma kaget saat ada seseorang yang tiba-tiba menyodorkan sapu tangan padanya. Lalu gadis itu mendongakkan kepala nya dan melihat sosok yang menyodorkan sapu tangan berwarna putih itu padanya.
" Kamu suka sekali ya mangkal di halte bus. Waktu itu kamu lagi nendang nendang kaleng, sekarang kamu lagi nangis" Leon tersenyum pada Alma yang duduk di kursi itu menatapnya dengan bingung.
" Pak Leon?" kata Alma sambil berdiri dari kursinya. " Saya tidak menangis kok "
" Oh ya?" Leon tersenyum dan menatap Alma dengan tidak percaya.
CLAK CLAK.
TES TES
ZRASHH
Tetesan air secara tiba-tiba jatuh dari langit membasahi bumi, membuat tubuh Leon dan Alma kebasahan.
" Yah.. hujan " Alma tersenyum senang saat melihat hujan.
" Kita neduh dulu di mobilku " kata Leon sambil tersenyum
Alma dan Leon berteduh di mobil Leon yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
" Pak Leon, maaf ya mobil bapak jadi kebasahan gara-gara saya " kata Alma merasa tak enak hati
" Haha, santai aja kali. Aku juga membasahi mobilku kok. Oh ya, ngomong-ngomong baju kamu basah semua. "
" Ah iya " Alma melihat dirinya sendiri yang basah kuyup " bapak juga basah kuyup "
" Sedikit. Tapi kamu memakai baju agak terbuka seperti itu, pasti kamu kedinginan " Leon mengambil sesuatu dari tas nya.
Padahal aku sudah berdandan seperti ini untuk bertemu pak Bryan, kayak orang bodoh. Aku malah dijadikan badut disana.
Ternyata ia mengambil sebuah jaket kering dari tas itu lalu dipakaikan ke tubuh Alma.
" Tidak usah pak, nanti kebasahan jaketnya "
" Tidak apa. Aku antar kamu pulang sekarang ya. "
" Tidak usah pak, saya akan pulang sendiri " Alma merasa tak enak hati
Kalau pak Leon mengantarku pulang, dia bisa tau kalau aku tinggal di rumah pak Bryan.
" Aku tidak bisa membiarkan seorang perempuan yang kebasahan pulang sendirian. Apalagi ini sudah malam " kata Leon cemas
" kalau begitu, tolong antar saya ke kost san Mia !" seru Alma
" Kost san Mia?" Leon heran
Leon bertanya-tanya kenapa Alma pulang ke kosan Mia bukan pulang ke rumah nya sendiri. Alma berkata bahwa malam ini ia berjanji akan menginap di rumah Mia karena hari besok adalah hari Minggu. Leon pun percaya pada penjelasan Alma. Padahal alasan sebenarnya Alma tidak mau pulang ke rumah Bryan, karena ia mengira Bryan pasti tidak akan pulang ke rumah setelah bertemu kekasih lamanya. Ia tak mau sendirian di rumah yang besar dan megah itu.
Sebelumnya ia memang selalu sendirian, namun entah kenapa sejak tinggal bersama Bryan ia jadi merasa tidak nyaman jika hanya sendirian di rumah itu bersama seorang penjaga rumah.
Alma memeriksa ponsel nya dan tidak ada satupun telpon atau chat dari Bryan. " Pasti dia sedang sibuk dengan wanita cantik itu " gumam Alma pelan
" Kamu bilang apa barusan?" tanya Leon
" Saya tidak bilang apa-apa pak " jawab Alma sambil tersenyum
Apa dia ada masalah ya? kenapa dia nangis?. Leon melihat Alma dengan cemas.
Namun, Alma malah celingukan kesana kemari dan tak sengaja ia melihat sebuah cincin mainan yang berhiaskan kucing tergantung di kaca mobil Leon. Alma seperti mengenali cincin mainan yang dijadikan gantungan di mobil Leon itu.
" Um.. pak Leon." Alma terlihat ragu-ragu
" Ya, Alma?" tanya Leon sambil menyetir
" Gantungan di kaca mobil bapak, unik banget. "
" Haha iya kan, aku juga berfikir itu sangat unik. Sampai aku menggantungnya di kaca mobil ku." Leon sedikit tertawa
" Iya zaman sekarang masih ada orang yang menyimpan benda yang dijual pada zaman dulu saya masih sekolah dasar, mungkin " Alma tersenyum melihat gantungan cincin mainan itu
" Apa kamu tidak mengenalinya Alma?" tanya Leon
" Sebenarnya saya sedikit familiar dengan cincin itu, tapi saya rasa itu bukan ..." Alma terlihat bingung dan terkejut dengan pertanyaan Leon yang
" Jadi kamu ingat Al?" tanya Leon sambil memberhentikan mobilnya ke tepi jalan.
Leon menatap Alma lekat lekat, ada rasa bahagia di hatinya. Alma terlihat bingung dengan wajah polosnya menatap wajah pria yang ada di depan nya itu. " Ingat apa pak?"
" Kamu yang ngasih cincin itu ke aku? kamu ingat?" tanya Leon
" Itu.. "
Leon dan Alma pun sama-sama menceritakan peristiwa masa lalu yang pernah terjadi diantara mereka. 14 tahun yang lalu mereka pernah bertemu di dalam sebuah perjalanan menuju ke Bandung.
Saat itu Leon berusia 10 tahun dan Alma berusia 6 tahun. Ibu mereka adalah teman SMA yang sudah lama tidak bertemu. Dan saat itulah mereka bertemu di dalam bus, mengobrol panjang, Alma dan Leon pun berkenalan. Alma kecil memanggil Leon sebagai pangeran tampan dan melamarnya dengan cincin mainan kesayangan nya yang selalu ia pakai di jarinya.
" Akhirnya kamu ingat juga, padahal aku sudah beberapa kali memberikan kode kepada mu " kata Leon sambil tersenyum
" Bapak mengingat saya? dalam sekali lihat?" tanya Alma
" Sebenarnya tidak sih, tapi aku melihat gantungan di tas kamu waktu itu. Dari situlah aku tau kalau itu kamu, gadis kecil yang melamar ku dengan cincin mainan hehe " Leon tertawaan kecil
" Bapak jangan meledek saya lagi, itu kan masa lalu. Saya jadi malu " Alma terlihat cemberut
" Kamu tidak berubah ya, masih tetap lucu dan polos seperti 14 tahun yang lalu. " Leon tersenyum dan mengelus rambut Alma.
" Begitu kah pak?" tanya Alma
" Iya, tapi ngomong-ngomong panggilan bapak itu sangat tidak nyaman. Kita kan sudah saling mengenal sejak lama " gumam Leon
" Lalu saya harus panggil apa?" tanya Alma
" Gimana kalau kakak tampan " jawab Leon
" Apa?!" Alma kaget dan wajahnya langsung memerah
Dia imut sekali.
Kakak tampan adalah panggilan Alma untuk Leon saat mereka masih kecil. Mereka pun tertawa dan saling bercerita tentang masa lalu dengan gembira. Bagaimana dulu Alma menyelamatkan nya dari kecelakaan mobil yang hampir merenggut nyawa Leon.
Leon dan Alma pun jadi berbicara tidak formal satu sama lain , ketika mereka sudah tau bahwa mereka saling mengenal nya sebelum nya.
Tak lama kemudian mereka sampai di depan kost san Mia. Saat Alma turun dari mobil, Alma akan menelpon Mia. Akan tetapi ponselnya mati karena kehabisan baterai.
" Jadi ini kost san Mia?" tanya Leon sambil melihat kost san berlantaikan dua itu.
" Iya pak, eh kak. Makasih udah nganterin aku kesini "
" Nah gitu dong, bicaranya santai. " Leon tersenyum cerah
Aku tidak menyangka kalau kak Leon adalah pangeran ku waktu kecil. Apakah ini takdir ya?
" Maaf kak, aku tidak bisa menawarkan kakak untuk masuk ke dalam kost-an. Karena ini sudah malam, padahal tadinya aku mau buatkan makanan untuk kak Leon "
" Tidak apa, lain kali saja. Aku akan menagih nya nanti ya Alma " Leon tersenyum
Akhirnya aku bisa dekat lagi dengan kamu Alma.
CEKLEK
Salah satu pintu kost san itu terbuka, terlihat lah Mia yang keluar dari pintu kost-san yang ada di lantai bawah. Ia kaget melihat Alma ada di depan kost-san nya bersama Leon. Mia segera menghampiri Alma dan Leon.
" Selamat malam pak Leon, Alma " Mia menyapa. Mata Mia melihat ke arah Alma dengan penuh pertanyaan.
" Mia, saya titip Alma ya. Jangan lupa ingatkan dia untuk mandi air hangat, dan makan malam. Saya sudah pesankan makan malam untuk kalian, dan sedang dalam perjalanan. " Leon tersenyum hangat
Ada apa sama Alma dan pak Leon? kenapa mereka jadi kelihatan dekat?
" Kak !" Alma kaget dengan kebaikan Leon
" Aku pulang dulu ya, Alma. Sampai ketemu hari Senin di kampus " kata Leon
" Iya kak "
Baik banget kak Leon.
" Sampai ketemu hari Senin juga ya Mia "
" I-iya pak "
wah ini sih udah jelas kalau pak Leon ada hati sama Alma. Gila !. Tanpa sadar mulut Mia ternganga melihat senyuman Leon pada Alma.
Leon masuk ke dalam mobil dan langsung tancap gas pergi dari tempat itu. Alma segera masuk ke dalam kost-san Mia. Dengan semangat, Mia merengek agar Alma menceritakan apa yang terjadi padanya yang bisa bersama Leon, basah kuyup dan kenapa ia bisa memakai gaun.
Alma menahan ceritanya, ia mandi dan mengeringkan badannya. Jaket Leon digantungnya dengan hati-hati di gantungan yang ada di kamar mandi Mia.
" Mia, aku nitip jaket kak Leon dulu di kamar mandi kamu sama baju aku juga. Besok aku mau cuci "
" Ada apa ini Al? " tanya Mia sambil melahap fried chicken yang sudah di pesan delivery oleh Leon.
" Kamu pasti punya banyak pertanyaan ya, baiklah akan aku ceritakan " Alma duduk di depan Mia.
****
Satu jam berlalu,
Bryan dan Selina masih berada di dalam restoran itu. Selina bercerita tentang kepergian nya keluar negeri demi mengejar cita-cita nya, ia meminta maaf pada Bryan atas semua yang ia lakukan di masa lalu, meninggalkan nya begitu saja tanpa kabar. Bryan menanggapi wanita itu tanpa perasaan (dingin ).
" Apa maksud kamu dengan meminta maaf seperti ini?" tanya Bryan
" Ayo kita balikan lagi kaya dulu Bryan " jawab Selina
Bryan mengangkat sedikit bibirnya, wajah nya masih terlihat dingin. " Balikan? "
" Ya, aku akan memperbaiki semuanya. Semua kesalahanku "
" memperbaiki kesalahan? apa menurutmu ini hal yang bisa diperbaiki?"
" Aku janji, aku tidak akan meninggalkan kamu lagi. Sekarang aku akan terus ada disisi kamu Bryan " wanita itu terlihat seperti akan menangis
" Tidak ada yang perlu diperbaiki lagi. Perselingkuhan kamu, kepergian kamu tanpa kabar, dan kepercayaan ku padamu. Tidak ada yang bisa diperbaiki, Selina. Kamu sudah menghancurkan nya 3 tahun yang lalu. Dan aku juga sudah menikah " Bryan beranjak dari kursinya dan melangkah pergi meninggalkan Selina.
Tidak ! satu satunya yang bisa menjadi istri Bryan adalah aku. Hanya aku.Bryan juga hanya mencintai ku.
Selina mengepal tangannya dengan kesal, ia melihat Bryan sudah berjalan sampai di depan restoran. Wanita itu tidak diam saja, ia mengejar Bryan dan memeluk pria itu dari belakang.
" Selina ! apa yang kamu lakukan?! lepas !"
" Bryan aku yakin masih ada perasaan yang tersisa untuk ku. Kamu masih mencintai ku, aku tau itu. " Selina memegang erat Bryan
Bryan mendorong Selina dengan kasar. Terlihat jelas wajahnya yang kesal dengan perlakuan Selina padanya. " Kamu gila ya Selina?!"
Andre kaget melihat Bryan berpelukan dengan Selina dan bukannya dengan Alma. Ia segera menghampiri bos nya itu.
" Loh, kemana nona Alma?" tanya Andre bingung
" Bukannya dia ada di rumah "
" Di rumah? apa maksud bapak? sekitar 1 jam yang lalu saya mengantarnya ke depan restoran untuk menemui bapak " terang Andre yang terlihat kebingungan
" Apa??!" Bryan kaget mendengar nya.
Apa dia sempat melihat aku dan Selina?
...---***---...
Apakah dua orang di masa lalu mereka akan menganggu hubungan mereka?
Tunggu di chapter berikutnya ya readers 😘❤️
jangan lupa like dan komen nya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
Sari Mulia
ceo-nya aja yg bodoh !!!
2022-07-04
0
Wirda Lubis
alma melihat mu bryan
2022-06-30
0
Heny Ekawati
syukurin lo alma dg leon aj tor
2022-01-09
0