.
.
Bryan menyangkal diagnosis yang dikatakan oleh Ian. Tidak mungkin dirinya akan jatuh cinta pada seseorang, hal yang tidak logis baginya. Hal yang tidak pernah ia pikirkan sekalipun, ia menyangkal semua perasaan itu. Terakhir kali ia menyebut kan tentang cinta, hatinya malah patah. Karena seorang wanita yang bernama Selina.
" Aku tau kenapa kamu menyangkal perasaan suka mu pada bocah itu, maksud ku adik ipar ku itu. Yang dulu kamu rasakan pada Selina itu bukankah cinta, Bryan. Tapi, rasa suka sesaat. Kamu hanya menyukainya bukan mencintai nya. Aku pikir kamu bisa membedakan perasaan itu " terang Ian sambil melangkah pergi dan tersenyum melihat Bryan
Benarkah perasaan ku dulu pada Selina itu bukan cinta? hanya suka saja? bukankah cinta dan suka itu sama saja? Lalu perasaan ku pada si bocah itu adalah cinta? tidak mungkin. Jika perasaan ku pada Selina itu bukan cinta, lalu kenapa saat dia meninggalkan ku rasanya sakit? bahkan sampai sekarang juga hatiku masih sakit saat mengingatnya.
" Hey Bryan! kamu malah bengong, aku pamit dulu ya. Banyak pasien yang menunggu ku, oh ya dan jika kamu merasakan berdebar seperti itu lagi. Cobalah peluk dan cium dia, mungkin perasaan mu akan lebih baik " Ian tersenyum
" APA? perkataan mesum macam apa itu? Haahh"
" Aku serius, cobalah menyentuhnya sedikit untuk mengetes perasaan mu padanya. Misalkan ciuman, ketika kamu sudah berciuman atau berpelukan dengannya lalu ada rasa panas, dan kamu menginginkan hal yang lebih. Maka itu benar-benar cinta, percayalah "
" kamu ini dokter umum atau dokter cinta sih?!!" Bryan kesal
" Haha.. sudah ya, pokoknya pikirkan saran ku itu " Ian melangkah pergi dan keluar dari ruangan CEO.
" Dia sudah gila ya " gumam Bryan pusing.
" Hihi " Andre cekikikan sendiri
" Hey ! ngapain kamu masih disitu? pake ketawa segala lagi, kamu mau ku kirim ke Afrika hah?" tanya Bryan kesal dan mengancam
" Ma-maaf pak, saya tidak berani. Saya akan kembali ke pos saya !" Andre memberi hormat pada CEO nya itu.
" Pergi kamu !" seru Bryan kesal
Saat Bryan akan pergi ke ruang rapat, ia merasakan ponselnya sedikit bergetar. Bryan mengira itu adalah telpon atau chat dari para wanita yang menjadi cinta satu malam nya itu. Jadi ia memilih mengabaikan nya. Padahal sebelumnya Bryan selalu meladeni semua wanita yang datang padanya, tapi kali ini ia menjadi cuek pada wanita-wanita itu.
Bryan pun masuk ke dalam ruang rapat, dan memulai rapat pentingnya itu bersama dengan klien, dan rekan rekan kerjanya.
🍂🍂🍂
Kampus Alma..
Alma dan Mia sudah selesai dengan bimbingan mereka di ruangan Leon. Mereka pun pergi ke kantin kampus untuk makan siang, sekalian mengobrol, tak lupa Alma juga mengirim pesan lewat ponsel nya pada Bryan agar pria itu tidak melupakan makan siangnya.
Kenapa dia belum balas juga? tadi pagi aku juga sudah mengirim SMS dan beberapa Miscall pada nya agar jangan lupa sarapan. Apa dia sudah sarapan? Dia pasti sekarang sedang makan siang kan?
" Hey, Al ! kenapa ngelamun? bukannya banyak ya yang harus kamu jelasin sama aku?" tanya Mia penasaran
" Ah iya Mia, bukannya kamu udah dengar penjelasan dari pak sekertaris ya?" tanya Alma
" Aku ingin dengar langsung dari kamu, jawab aku! kalian benar-benar udah nikah? kamu dan pak presdir?" tanya Mia setengah berteriak
" Pelan-pelan ngomongnya Mia .." bisik Alma
" Oh ya maaf, jadi itu bener?" tanya Mia
" Iya, baiklah aku akan ceritakan semuanya " Alma menghela napas " Tapi kamu harus janji untuk jaga rahasia !"
" Iya Al tenang aja, aku janji " Mia tersenyum penuh keyakinan, matanya dipenuhi rasa penasaran tak sabar ingin mendengarkan cerita Alma.
Alma menceritakan pada Mia awal mula bagaimana pernikahan nya dan CEO Aditama grup itu bisa terjadi. Mia mengerti bahwa pernikahan di antara mereka tanpa ada cinta dan bisa juga disebut pernikahan politik. Mia berjanji akan menjaga rahasia Alma dengan baik.
Setelah pembicaraan nya dengan Mia usai, Mia berpamitan untuk pergi ke rumah neneknya. Sementara itu Alma juga bergegas untuk pergi ke rumah barunya ( rumah pribadi Bryan ).
Saat Alma berjalan menuruni anak tangga, seseorang memanggil nya dan sontak saja membuat Alma membalikkan tubuhnya.
" Alma tunggu "
SRET
" Ah, pak Leon..
Alma tidak menyadari bahwa ia tak menginjak anak tangga, dan terpeleset. Dengan cepat, Leon berjalan mendahului Alma dan sudah berada di depannya, untuk menopang tubuh Alma agar tidak jatuh.
Leon menangkap tubuh Alma dan memegangi nya dengan kedua tangannya, jika ada yang melihat mereka, mungkin Leon akan disangka sedang berpelukan dengan Alma.
" Uh "
" Hati-hati dong, kamu hampir saja jatuh " ujar Leon
Dia tidak berubah, sama saja ceroboh seperti dulu.
" Ma-af pak "
" Kamu selalu saja ceroboh " Leon tersenyum dan melepaskan tangannya dari bahu Alma.
Diam-diam bodyguard yang diperkerjakan oleh Bryan memotret setiap kegiatan Alma tanpa terkecuali. Termasuk Alma yang terlihat sedang berpelukan dengan Bryan.
" Oh ya, bapak ada apa manggil saya?" tanya Alma
" Tolong jangan panggil bapak dong, saya kan tidak setua itu. Bukannya aku sudah bilang untuk memanggilku kakak, dan berbicara santai saja saat kita berdua " Ucap Leon merasa tak nyaman
" Maaf, saya lupa. Karena di kampus kan kita mahasiswi dan dosen. Jadi saya terbiasa bicara formal dengan bapak "
" Tidak apa, waktuku dan kamu masih banyak." gumam Leon pelan
" Apa bapak mengatakan sesuatu?" tanya Alma yang seperti nya tak mendengar jelas apa yang di gumam kan oleh Leon.
Kenapa aku ngerasa kalau Pak Leon susah mengenal ku sejak lama? mana mungkin kan.
" Aku akan memaafkan kamu, tapi malam ini kamu harus meluangkan waktu kamu. "
" Malam ini?" tanya Alma
" Ya, janji makan siang nya ditukar dengan makan malam. " Leon memberikan selembar undangan pada Alma.
Alma langsung membuka undangan itu dan membacanya. " Ini undangan pesta untuk para pengusaha. Kenapa bapak bisa punya ini? bapak diundang?" tanya Alma
" Menurutmu kenapa aku di undang?" Leon tersenyum memandang wajah Alma.
" Ah ! Apa jangan-jangan bapak seperti pria pria yang ada di dalam drama pernah saya tonton, apa bapak Presdir sebuah perusahaan besar? yang menyamar menjadi dosen? atau ternyata bapak adalah ketua geng mafia yang ikut terjun berbisnis dalam perusahaan?" Alma mencoba menebak-nebak
" seperti nya kamu terlalu banyak menonton drama ya. Alma, aku benar-benar membutuhkan pasangan untuk datang ke pesta ini. Kamu lihat kan? pesta ini dikhususkan untuk saling berpasangan "
" Pasangan? tapi kenapa harus saya pak? pasti diluar sana banyak gadis gadis yang mau jadi pasangan bapak, bapak kan tampan" tanya Alma heran
Karena aku mau nya kamu, Al.
" Karena aku jomblo "jawab Leon
" Eh ?"
" Ya, karena aku jomblo dan tidak punya pasangan. Makanya aku mengajak mu, dan kamu juga kan punya hutang padaku. "
Alma mengernyitkan dahinya, ia tak percaya bahwa pria setampan Leon adalah seorang jomblo. Padahal banyak wanita di kampus yang mengejarnya, dan tergila gila padanya.
" Apa harus dengan cara ini?"
" Memang banyak wanita yang mengejar ku, tapi tetap saja statusku ini jomblo. Bukankah kamu juga jomblo? ah, apa kamu khawatir akan ada seseorang yang kamu kenal dan melihatmu di pesta itu?" tanya Leon cemas
" Tidak, bukan begitu. Baiklah saya akan memikirkan nya dulu, maksud saya ,saya harus meminta izin dulu "
Aku harus minta izin pada pak Bryan. Apalagi jika pergi malam-malam.
" Minta izin pada siapa?" tanya Leon heran. Karena ia juga tau Alma sebatang kara.
" Pada ibu kost, saya harus minta izin dulu padanya. Apalagi acaranya malam malam " Alma tersenyum
Maaf aku bohong.
Aku tau kamu bohong. Sebenarnya kamu minta izin pada siapa? tidak apa, kalau kamu belum mau cerita dan terbuka padaku. Malam ini akan aku tunjukkan siapa diriku sebenarnya padamu.
Leon menatap Alma dengan tatapan tidak percaya. Namun, pada akhirnya pria itu tersenyum dan mengerti keadaan Alma. Leon menyuruh Alma untuk menghubungi nya bila Alma setuju untuk pergi dengannya, dan Leon berharap agar Alma tidak menolaknya.
" Ayo, aku anter kamu pulang!"
" tidak usah pak, saya ada pekerjaan. Jadi saya tidak langsung pulang ke kost san "
Demi menyembunyikan pernikahan ini, pak Bryan sampai membuatkan ku kost-san palsu dan alamat palsu. Dan demi menyembunyikan nya, aku juga tidak memakai cincin pernikahan ku.
" Oh begitu ya, kalau begitu. Bisa kan aku mengantar mu sampai ke halte bus saja?" tanya Leon
" Bapak baik sekali, baiklah pak. Saya tidak bisa menolak bapak terus terusan "
" Benar, kalau kamu menolak ku terus. Aku akan menjadi pria malang " Leon tersenyum lembut
" Kenapa bapak jadi pria malang?"
" Kamu bilang aku tampan, dan para gadis mengejar ku. Tapi aku ditolak terus olehmu, itu artinya aku bukan pria tampan, tapi pria yang malang. Aku seperti dicampakkan olehmu "
Seperti nya ketampanan ku tidak cukup memikat mu. Aku harus berusaha lebih keras lagi, Alma.
" Eh?" Alma terkejut mendengar kata-kata yang meluncur dari bibir Leon.
" Haha, aku bercanda. Ayo masuk "
" Hehe iya pak " Alma nyengir
Dia benar-benar tidak peka. Batin Leon
Tanpa sadar mereka sudah sampai di tempat parkir mobil, Alma dan Leon masuk ke dalam mobil.
🍂🍂🍂
Di ruang rapat perusahaan Aditama..
Semua orang bubaran dari ruang rapat itu, pertanda rapat sudah selesai. Andre langsung membawakan kotak bekal yang di berikan Alma untuk Bryan.
" Astaga, jam berapa ini Andre? " tanya Bryan sambil membuka kotak bekalnya
" Sudah pukul 3 sore pak "
" Haa.. ternyata aku sudah melewatkan waktu makan siang dan sarapan ku, ternyata rapatnya benar-benar menghabiskan waktu lama "
Bryan membuka kotak bekal itu, terlihat nasi goreng dengan telur di atasnya dan ada sedikit saus disana. Ada sosis juga dipinggir nasi goreng nya. Bryan langsung tergoda saat melihat makanan itu, ia tak sabar ingin segera melahapnya.
" Wah seperti nya terlihat enak pak " kata Andre memuji tampilan nasi goreng buatan Alma.
" Kamu juga berfikir begitu kan? tapi kita tidak akan tau sebelum mencoba rasanya. Bisa jadi tidak seenak kelihatan nya" Bryan mengambil sendok dan mencoba nasi goreng buatan Alma itu.
" Ya, ini lumayan lah.. Tidak begitu buruk rasanya " ucap Bryan yang mengunyah nasi goreng itu dengan wajah yang tersenyum.
Enak juga, tidak salah dia menawarkan jadi pembantu rumah tangga untuk melunasi hutangnya.
Andre sudah bisa menebak kalau Bryan akan jaim dan malu-malu mengakui nasi goreng buatan Alma itu memang terasa enak. Ya, itulah sifat Bryan. Dan gengsi nya itu cukup besar.
Belum sampai 3 menit, nasi goreng yang ada di kotak bekal itu habis tak bersisa satu nasi pun disana. Andre tersenyum senang melihat Bryan yang menghabiskan makanannya, walaupun hari itu sudah sore dan lewat jam makan nya.
Biasanya Bryan tidak akan makan jika sudah lewat waktu makannya, apalagi Bryan jarang sekali makan makanan rumahan. Ia terlalu banyak makanan pesan antar dan makan diluar. Tapi, kali ini ia memakan makanan buatan istrinya itu dengan perasaan senang.
Aku bisa melihat perubahan yang akan terjadi dalam diri presdir. begitulah kata Andre di dalam hatinya yang merasa tenang karena seharian itu Bryan tidak dalam suasana hati yang buruk.
Baru saja Andre memikirkan setiap hari yang akan ia lewati dengan indah nantinya, tiba-tiba Bryan terlihat kesal saat melihat isi pesan ponselnya.
" Kurang ajar !" Bryan menggebrak meja dan tampak sangat kesal melihat foto Alma dan Leon yang terlihat seperti berpelukan.
Ini kan pria yang aku lihat tadi pagi. Sudah kuduga mereka ada apa-apa. Melihat tatapan pria itu pada nya, aku yakin dia menyukai si bocah. Beraninya dia memeluk nya.
BRAK
" A-ada apa pak?" tanya Andre kebingungan melihat Bryan yang tiba-tiba marah.
Apa saham perusahaan anjlok? terakhir kali Presdir seperti ini itu karena saham anjlok dan klien yang memutuskan kerja sama? apa kali ini ada hal lain?
" Apa ini hal yang gawat pak?" tanya Andre lagi
" Ya ini gawat ! Andre, cepat selidiki siapa pria ini ! aku ingin tau informasi tentangnya dalam 24 jam, kalau bisa secepatnya !" Bryan mengirimkan foto Alma dan Leon ke ponsel Andre dan Andre langsung melihatnya.
" Pria ini terlihat tampan dan muda"gumam Andre yang mengagumi ketampanan Leon dari dalam foto.
Nona Alma selingkuh dengan pria ini?
" Apa kamu bilang? dia tampan?!" tanya Bryan dengan tatapan tajam dan menusuk diarahkan pada sekretarisnya itu.
" Tidak pak tidak!!" Andre langsung memasukkan ponselnya ke saku, mengatupkan tangannya di depan Bryan meminta ampun.
Gawat, Presdir marah.
" Andre kamu mau mati ya?" tanya Bryan mengancam
" Ampun pak, saya akan segera mencari tau siapa pria ini. Bapak tunggu saja, kurang dari 24 jam saya akan mendapatkan informasi nya "
Andre tersenyum, menunjukkan senyuman profesional nya di depan Bryan yang masih belum berubah dari raut wajah marahnya.
Lihat saja, aku akan menghukum mu dasar bocah! beraninya kau bersentuhan dengan pria lain. Dan untukmu pebinor, aku akan pastikan akhir darimu.
Bryan mengira Leon adalah orang biasa yang akan mudah ia hancurkan. Tapi, ia salah besar.
Leon bukanlah orang biasa seperti yang ia pikirkan.
****
Sore itu Leon pulang ke rumah keluarga nya, rumah yang tampak megah. Hampir sama dengan rumah keluarga Aditama.
" Leon, kamu pulang?" sambut seorang wanita paruh baya dengan wajah kagetnya.
" Iya ma, hari ini Leon pulang. "
" Udah berapa lama kamu diluar dan gak pulang? kamu mau buat mama jantungan ya ! " kata Ny. Widya sambil memegang tangan putranya
Leon tersenyum ramah dan memeluk ibunya. Sambil berkata " Aku udah nemuin dia ma, dan aku mau mama ngedukung aku "
" Dia siapa? " tanya Ny. Widya
" Penyelamat hidup ku, Ma " jawab Leon
" Si anak kecil yang ngasih peluit itu?" tanya Ny. Widya kaget
" Iya ma, dia udah besar sekarang "
" Kalau begitu, kenapa tidak kamu bawa kemari?" tanya Ny.Widya senang
" Nanti aku akan bawa dia kemari ma, dan malam ini aku bakalan ngungkapin identitas aku yang sebenarnya sama dia." Kata Leon dengan penuh keyakinan.
...---****---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
Wirda Lubis
si Leon teman kecil alma
2022-06-30
1
Bella
kayanya si Leon ini cinta masa lalunya Alma ya
2021-12-15
1
Julia Lia
Brayen dapat saingan berat kali ini,😱
2021-12-14
1