Di dalam restoran itu terlihat Alma yang sedang melayani tamu dengan ramah. Kebanyakan tamu di restoran Prancis itu adalah laki-laki. Anak kampus yang nongkrong, pengusaha yang hanya sekedar duduk bersantai untuk ngopi, atau pasangan yang sedang kencan romantis.
" Al, aku lihat kamu dianterin pake mobil mewah tadi. Siapa tuh?" tanya Amel kepo
" Hehe, itu cuma taksi online " jawab Alma sambil mengelap salah satu meja di restoran itu.
Jadi mereka lihat tadi pak Bryan nganterin aku, gawat.
" Masa sih? kok tadi aku lihat supir nya ganteng banget " Amel tersenyum tak percaya
" Gak kelihatan kaya supir taksi online tuh, kalian tadi kayanya lagi berantem deh" kata Meli curiga
" Hehe..itu tadi benar-benar taksi online kok, dan tadi berantem dikit gara-gara uang nya kurang " Alma tersenyum cerah
Teman teman pelayan nya yang bekerja di restoran itu menggoda Alma, dan mengira bahwa Bryan adalah kekasihnya. Tapi, Alma bersyukur karena teman-teman nya tidak mengenali Bryan sebagai CEO grup Aditama.
Alma baru teringat kalau ia sudah menikah, saat Amel menanyakan cincin berlian yang tersematkan di jari manisnya. Alma berdalih bahwa cincin itu adalah cincin imitasi, dan Alma memakai nya untuk hiasan di tangan nya saja dan tidak memiliki arti lain.
Benar juga, aku kan sudah menikah. Sesaat aku merasa kalau aku hidup sendiri.
Tiba-tiba Alma teringat nasihat kakek nya, jika Alma sudah menikah nanti, untuk selalu berbakti kepada suami dan menuruti semua perintah suaminya. Minta izin kepada suami jika ingin bepergian, dan segala sesuatu yang dilakukan istri harus lah dengan izin dan keridhaan suami.
****
Di sepanjang perjalanan sampai kembali ke kantor, wajah Bryan tampak kusam. Ia memang selalu marah-marah, tapi kali ini marah-marah nya sangat berlebihan. Baru kali ini omongannya di bantah oleh seorang wanita, padahal selama ini semua wanita selalu menuruti apa perintah nya.
" Andre, aku tau ada yang kamu sembunyikan. Sebaiknya kamu bilang sekarang sebelum aku tau dari orang lain " Bryan duduk di kursinya dan menanti Andre untuk bicara.
" Saya tidak mengerti apa maksud bapak"
BRAK
Bryan menggebrak meja kerjanya dan mengacak acak kertas yang ada di atas meja. Akhirnya kertas itu berserakan di mana-mana. Andre syok melihat kertas-kertas yang berserakan itu. Tandanya bahwa tugasnya bertambah banyak, dan itu akan membuat nya sibuk.
Astaga, tugasku bertambah lagi. Bagaimana aku harus membereskan semua kertas kertas ini. Butuh waktu lama untuk membereskan nya.
" Aku tidak mau menghabiskan waktu ku yang berharga hanya untuk menunggumu bicara, Andre. " ucap Bryan sambil menatap sekretaris nya itu.
Bagaimana ini? nona Alma, saya harus bagaimana.
" Aku hitung sampai 3, kalau tidak bicara. Maka kamu akan segera mati !" seru Bryan serius
Deg, Andre semakin tegang saja melihat wajah Bryan yang terlihat serius dan menatapnya dengan tajam.
" Benar-benar tidak ada yang terjadi pak presdir, sungguh "
" Satu... Dua... Ti..."
" Baik baik baiklah pak ! saya akan mengatakannya !" Andre memotong Bryan yang sedang menghitung, akhirnya sekretaris itu kalah dengan kekuasaan presdir nya.
Maafkan saya nona Alma, padahal saya sudah berjanji. Tapi saya malah mengkhianati, ini demi istri dan anak saya. Saya tidak mau dikirim ke Jepang. Saya harap nona Alma mengerti. Batin Andre merasa bersalah.
" Akhirnya kamu kalah juga, sekarang bicara lah. Apa yang terjadi dengan bocah itu sebelum makan siang?" tanya Bryan sambil tersenyum puas
Sekretaris Bryan pun menjelaskan tentang apa yang ia tau saat ia mencari Alma di kampus dan tidak menemukan nya.
Andre mencari ke rumah lama Alma, dan melihat dari kejauhan beberapa orang bertubuh besar menghancurkan barang-barang di rumah Alma dan memukul Alma juga. Bryan kaget, karena Alma mengalami semua itu sendirian dan tidak menceritakan nya pada siapapun.
" Apa? terjadi hal sebesar ini dan kamu baru bilang padaku? " suara Bryan mulai meninggi
" Maafkan saya Presdir, nona Alma yang menyuruh saya merahasiakan nya. " Andre menunduk
" Sudahlah, yang penting kamu sudah bilang. Tapi, apa kamu tau apa yang membuatku lebih marah?"
" Ya Presdir? apa itu?"
" Kamu tau itu sedang terjadi di depanmu dan kamu malah diam saja. "
" A-Apa? itu karena.."
Pak presdir ternyata peduli pada nona Alma.
Bryan melamun dan terlihat sedang memikirkan sesuatu. Andre yang melihat raut wajah Bryan yang berubah-ubah ketika melamun, mulai tegang.
Aku bukan manusia yang tidak punya hati, sekarang dia menyandang nama ku di belakang namanya. Setidaknya dia harus mendapatkan perlakuan layaknya nyonya keluarga Aditama. Walaupun itu hanya 3 tahun saja. Bagaimana bisa istri ku diperlakukan seperti itu oleh orang lain?
" Pak, tolong jangan bilang kalau saya yang memberitahukan ini pada bapak " ucap Andre memohon
" Aku juga tidak ingin dia tau semua ini, jadi aku akan pura-pura tidak tau. Tapi aku punya tugas untukmu "
" Siap pak !"
Bryan menyuruh Andre memanggil seseorang yang cocok untuk menjadi bodyguard Alma. Dan mata-mata untuk mengawasi Alma secara diam-diam.
Hari itu Bryan sangat sibuk, pada dasarnya Bryan memang orang yang workaholic. Segala sesuatu mengenai pekerjaan harus sempurna, walaupun urusan wanita, Bryan sangat kacau.
Malam itu Bryan akan pulang dari kantornya, ia sudah turun dari lantai atas, bersama dengan Andre.
Bryan terus melihat ponselnya sampai tidak melihat jalan yang ada di depannya, pria itu terlihat resah seperti sedang menunggu nunggu sesuatu. Andre yang memiliki peran ganda, selain sebagai sekretaris, ia juga sebagai orang suruhan Bryan saat dibutuhkan dalam setiap keadaan yang harus siap siaga kapanpun Bryan memerlukan nya.
Beberapa kali hp Bryan bergetar, ia terlihat kesal melihat yang menelponnya berkali kali itu. Karena orang yang diharapkan untuk menghubungi nya, tak kunjung menghubungi nya juga.
Kenapa dia tidak menghubungi ku juga? padahal aku sudah memberikannya ponsel. Jangan bilang dia tidak bisa menggunakan ponsel juga? mana mungkin. Kenapa yang menelpon malah wanita-wanita ini. gerutu Bryan kesal dalam hatinya.
" Andre, kunci mobil "
Andre langsung menyerahkan kunci mobil milik Bryan padanya.
" Bapak tidak akan pulang dengan saya? apa tidak mau saya antar?" tanya Andre heran
" Aku pulang sendiri, kamu juga cepat pulang. Besok ada meeting penting, jangan sampai terlambat " ujar Bryan tegas
" Baiklah pak, kalau begitu hati-hati dijalan " Andre membungkuk dengan sopan, lalu berjalan pergi menuju ke depan kantor, untuk mencari taksi atau kendaraan umum yang lewat.
Bryan berjalan menuju ke tempat parkiran mobil. Malam itu terlihat sepi, karena semua karyawan dikantornya sudah pulang sekitar jam 5 sore. Dan lagi hari itu tidak ada lembur.
" Apa aku harus menghubungi nya duluan? tidak mungkin seorang Bryan Aditama menghubungi perempuan duluan? biasanya para perempuan itulah yang mengemis ngemis agar telpon mereka diangkat olehku. Tapi, bocah ini,dia sama sekali tidak membutuhkan ku. Bahkan keadaan nya sudah seperti itu pun dia tidak meminta bantuan. Apa jangan-jangan dia tidak terpikat sama sekali oleh ku? masa sih " gerutu Bryan kesal sendiri
Padahal semua wanita selalu ingin berada di dekatnya, entah itu karena uang, tubuhnya atau wajah tampannya. Tidak ada yang mampu menolak pesonanya, semua wanita bisa ia tiduri dengan mudah. Dan mereka pergi setelah diberi upah, layaknya wanita malam. Tapi, saat melihat Alma yang bersikap dingin padanya, seolah tak peduli, membuat harga diri Bryan sebagai pria playboy tercoreng.
Mana ada yang bisa menolak Bryan dari segi uang, dan wajah. Bryan merasa kalau ia akan selalu menang dalam segala hal , kepintaran, kekuasaan, uang, wajah, semuanya sempurna dalam hidupnya. Namun, Alma sama sekali tidak memperhatikan nya.
Bryan masuk ke dalam mobilnya, ia terdiam sejenak memikirkan apa yang harus ia lakukan dengan Alma.
" Apa aku jemput saja dia ke tempat kerja nya? tidak tidak, ini sudah jam 9. Dia pasti sudah pulang kan ?" gumam Bryan sambil melihat ke arah ponselnya, pria itu terlihat ragu-ragu.
Beberapa bisikan terdengar olehnya, entah itu kata hati atau kata pikiran. Bisikan itu terdengar seperti dua kubu yang berbeda sedang berdebat.
Kenapa kamu tidak tanyakan saja padanya? ayo telpon dia, dan tanyakan apa dia sudah pulang atau belum.
Tidak, jangan tanyakan Bryan ! kalau kamu menelpon nya duluan, kamu kalah. Dimana pesona dan harga dirimu sebagai penakluk wanita? masa kamu kalah dengan bocah.
Entah berasal dari mana bisikan yang membuat Bryan bingung itu. Akhirnya ia memilih pilihan kedua, untuk tidak menghubungi Alma.
Bryan pun memilih menelpon Laura dan menanyakan pada kakak nya itu, apakah Alma sudah pulang ke rumah utama atau belum.
" Belum tuh, kayaknya dia belum pulang. Emang kamu gak lagi sama dia?" tanya Laura
Apaan nih? beneran ini si Bryan kan? padahal dia gak pernah peduli sama wanita. Tapi sekarang dia terdengar perhatian?. Batin Laura senang
" Iya tuh istri kamu belum pulang, padahal udah malem. Kelayapan kemana dia?" teriak Ny. Delia pada Laura yang sedang menelpon Bryan.
" Ma, udah dong ah !" seru Laura pada ibunya.
" Ya sudah kalau dia pulang kabarin aku. "
Tut
Bryan memutus panggilan nya begitu saja, ia menggerutu kesal " Ternyata dia benar-benar pulang malam. Sialan, kenapa aku merasa terganggu? seharusnya aku bersenang senang saja dengan wanita wanita ku diluar sana. Kenapa dia begitu menggangguku?! benar Bryan, aku seperti ini karena tanggungjawab ku pada kakek dan demi warisan. Bukan maksud apa apa. Aku ini pangeran tampan, bisa mendapatkan wanita manapun yang aku mau. "
Bryan begitu narsis mengira semua wanita akan jatuh cinta padanya.
Bryan mengendarai mobilnya, meninggalkan parkiran. Ia mengabaikan wanita wanita yang menghubungi nya itu. Dan melaju kencang menuju ke tempat kerja Alma.
🍂🍂🍂
Di depan restoran, terlihat Alma yang sedang berjalan. Seperti nya gadis itu sudah selesai bekerja dan akan pulang, disampingnya ada Amel yang juga akan pulang.
" Kamu mau nunggu angkutan umum juga, Mel?"
" Iya, pasti jam segini udah gak ada bus. Udah malem banget, kita barengan yuk " ajak Amel
" Ya, ayo " Alma tersenyum
Belum jauh mereka berjalan dari restoran tempat mereka bekerja itu, mereka melihat dari kejauhan ada 3 orang pria yang berjalan sempoyongan menuju ke arah mereka.
Dan anehnya malam itu, jalanan itu sangat sepi tanpa ada satu kendaraan atau satu orang pun yang lewat. Padahal baru pukul 21.30, seharusnya masih ramai.
" Al, kayaknya ini gak bener deh " Amel memegang tangan Alma, tubuhnya gemetar ketakutan melihat 3 orang pria yang terlihat mabuk itu.
" Kayaknya mereka mabuk, kita jalan mundur lagi aja Mel. Balik lagi ke restoran, yuk " ajak Alma dengan ketenangan di wajahnya.
Kedua wanita itu membalikkan tubuh mereka, lalu berjalan menuju ke arah yang berlawanan dengan ketiga pria yang berjalan menuju ke arah mereka.
" Hey mau kemana ? sini temenin Abang " ujar salah satu pria itu, suaranya setengah berteriak.
Alma dan Amel pun berlari sambil bergandengan tangan. Ketiga pria mabuk itu rupanya masih mengincar Alma dan Amel. Sayangnya Amel dan Alma yang sudah berlari kencang itu, kalah kecepatan nya dengan 3 pria mabuk itu.
" Mau kemana kalian? " tanya seorang pria sambil memegang tangan Amel dengan kasar.
Melihat temannya diperlakukan seperti itu, Alma tidak diam saja. Ia mendorong pria yang menyentuh Amel. Pria itu marah dan memegang tangan Alma. Amel celingukan melihat ke arah sekitar nya untuk mencari pertolongan, tapi tidak ada siapapun disana.
" Dua duanya cantik, kita sikat aja dua duanya " kata pria 1
" Lepaskan aku ! kalian benar-benar.." Alma terlihat kesal
" Alma !" teriak Amel panik
" Kalau kalian mau uang, ambil saja uang kami. Tapi lepaskan kami " ucap Alma dengan nada tegas dan penuh ketenangan.
" Kami bukan mau uang, tapi tubuhmu hahaha"
" Pria busuk " gumam Alma kesal ,lalu Alma menendang milik pria itu dengan keras.
BUGH
" Aaaahhhh !! Sialan lo ! " Pria itu merintih kesakitan dan memegang miliknya
Alma menggandeng tangan Amel, lalu berusaha berlari. Tapi kedua pria mabuk yang lainnya menghadang mereka. Ketika salah satu pria itu akan memukul Alma...
BUK
BUK
BUK
Terdengar suara perkelahian di depannya, Amel terpana dengan apa yang ia lihat. Bryan dan beberapa orang berpakaian hitam mengeroyok ketiga pria yang sudah mengganggu Alma dan Amel.
" Alma lihat ! ganteng banget. Apa dia model ? atau dia artis? " Amel fokus pada Bryan yang tampan.
Kenapa pak Bryan ada disini? dan kenapa ada banyak orang berpakaian hitam disini? siapa mereka?
Banyak pertanyaan di kepala Alma saat melihat Bryan dan pria berpakaian hitam yang tiba-tiba muncul di depannya itu.
Bryan juga ikut menghajar salah satu pria mabuk itu. Ia mematahkan lengan pria mabuk itu dengan sekali pukulan.
" Kalau aku melihat kalian lagi, aku pastikan kalian akan mati " Bryan melihat tajam ke arah tiga pria mabuk yang sudah babak belur itu.
Nyali ketiga pria itu sudah menciut, mereka lari kabur. Bryan langsung saja memarahi ke 4 orang berpakaian hitam dan berkacamata hitam itu.
" Kalian terlambat satu menit, bagaimana bisa kalian yang sudah begitu profesional dan tersertifikasi sebagai pengawal. Bisa begitu bodoh? apa aku salah memilih kalian?" tanya Bryan sinis
" Maafkan kami pak, kami tidak akan mengulangi nya lagi" kata 4 orang itu serempak, tak lupa mereka membungkuk di depan Bryan.
" Apa apaan ini?" tanya Alma bingung dengan apa yang terjadi di depannya
Mereka pengawal?
" Aku sudah bilang berhenti lah bekerja disana, apa kamu tau ini sudah jam berapa? bagaimana wanita yang sudah menikah pulang semalam ini? apa kamu harus dibuat kapok dulu, agar kamu berhenti bocah?" Bryan terlihat kesal
" Me-menikah? Alma kamu udah nikah?" tanya Amel dengan nada yang terbata-bata. Amel kaget mendengar temannya itu sudah menikah.
" Pak Bryan, ini apa apaan sih? " tanya Alma kaget karena tiba-tiba Bryan mengatakan ia adalah wanita yang sudah menikah
" Apa perlu aku perjelas lagi statusmu, Almahyra Aditama?" tanya Bryan sambil mengangkat dagu Alma dan menatap wajah gadis itu.
Aku harus menjelaskan apa pada Amel? dia sudah terlanjur tau.
Amel terpana, ia masih mencoba mencerna apa yang terjadi di depannya. Tiba-tiba pria tampan muncul di depannya, 4 orang berpakaian hitam dan fakta dari pria tampan itu kalau temannya sudah menikah.
Amel melihat cincin yang dipakai oleh Alma dan Bryan, adalah cincin yang mirip. Mungkinkah itu cincin pernikahan? begitulah pikirnya.
" Kamu sangat keras kepala " Bryan memegang tangan Alma.
" Apa apa anda suami Alma?" tanya Amel memberanikan diri
" Iya saya suaminya. " jawab Bryan tegas
Astaga, Alma nikah sama orang seganteng ini? kayanya orang ini juga bukan orang biasa. Aku seperti nya pernah melihatnya. Dimana ya?
" Maaf Amel, aku jelasin nanti. " ucap Alma pada temannya itu
" Pulang !" ujar Bryan dengan mata yang penuh amarah
" Tapi, teman ku.." Alma melihat bingung ke arah Amel, ia tak bisa membiarkan temannya pulang sendirian setelah terjadi hal yang seperti barusan.
" Kalian antar nona ini dengan selamat sampai ke rumahnya !" ujar Bryan pada ke 4 bodyguard itu
Dia masih saja peduli pada orang lain, padahal dirinya sendiri gemetar ketakutan. Dasar bocah sok berani.
Bryan melihat ketakutan yang ada di mata Alma ,bahkan tubuh gadis itu tak bisa berbohong di depan Bryan.
" Baik pak presdir " jawab ke 4 bodyguard itu kompak
Dua dari empat orang bodyguard itu mengantar Amel. Sementara itu Bryan dan Alma berada di dalam satu mobil yang sama.
...---***---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
Yollandha Putri°𝐍𝐍᭄
💪💪☺️☺️
2022-01-11
1
Laras
wah mulai suka kayanya nih
2021-12-17
1
Bella
ngenes sekali kau andre🤣
2021-12-15
0