Alma masuk ke dalam kamarnya dengan hati yang kecewa, senyuman pahit tersirat di bibirnya. Perasaan nya berkecamuk, antara kesal, sedih, kecewa, dan bingung. Kenapa ia harus marah karena Bryan pergi dengan wanita-wanita yang biasanya memang selalu ditemui olehnya? kenapa ia peduli pada Bryan?
Sesaat terbesit di benak nya, bahwa ia sudah mulai memiliki perasaan yang tidak boleh ia miliki pada Bryan. Mulutnya mengatakan tidak, tapi hatinya tidak bisa berbohong.
Membayangkan Bryan berada di luar sana bersama dengan wanita-wanita cantik, membuat hatinya tidak tenang dan resah. Ia mengambil ponsel barunya, dan melihat-lihat kontak yang ada di dalamnya. Hanya ada kontak Bryan saja di dalamnya.
" Dia pasti sedang bersenang-senang bukan? " gumam Alma dengan hati yang sedih
Bryan memang datang ke sebuah bar dengan salah satu perempuan yang pernah satu malam dengannya. Perempuan itu terus menempel pada Bryan, mencium tubuhnya dan bertindak agresif. Sementara Bryan, sedang mengisap rokoknya.
" Mona, jangan mencium ku terus. Aku sedang merokok " ucap Bryan tak senang
" Aku bukan Mona sayang, aku Fira " kata Fira sambil menuangkan minuman yang ada di botol ke dalam gelas kosong di depan Bryan.
Entah berapa banyak wanita yang sudah ditiduri oleh Bryan. Sudah tak terhitung jumlahnya, tapi tidak ada satupun nama dari perempuan itu yang ia ingat. Karena baginya perempuan perempuan itu hanyalah teman satu malam nya, teman tidur, teman untuk berbagi nafsu. Bukan untuk nya berbagi cinta, karena baginya cinta adalah pembodohan.
" Cinta? bocah yang tidak tau apa-apa tentang cinta, berani berbicara tentang cinta? aku sudah pernah merasakan pahit dan sakitnya cinta, dia tidak tau apa-apa. Cinta itu menyakitkan, dia terlalu muda untuk mengenal cinta" gumam Bryan yang tiba-tiba teringat sosok cinta pertama nya.
" Sayangku bicara apa sih?" tanya Fira
" Oh tidak apa-apa, Fira sayang. Mari kita selesaikan malam ini "
" Saya siap melayani sayangku " Fira tersenyum dan merengkuh leher Bryan dengan genit. Memberikan Bryan ciuman di bibir.
Mereka berdua pun akhirnya pergi ke sebuah kamar hotel. Fira dan Bryan bercumbu malam itu. Tujuan Bryan pergi keluar rumah adalah untuk meredakan panas yang ada ditubuh nya.
Ciuman, pelukan dan sentuhan sentuhan bagian dalam tubuh sudah dilakukan nya dengan perempuan yang bernama Fira itu. Fira berinisiatif membuka kancing baju Bryan, lalu beralih membuka kancing celana Bryan. Wanita itu duduk di tubuh Bryan, ia mulai membuka pakaian nya untuk menunjukkan keseksian nya.
" Sayang.." lirih Fira dengan suara yang manis
" Fira.."
Deg, Bryan tercengang sekaligus berdebar saat melihat wanita di duduk ditubuhnya itu berubah menjadi Alma. Alma yang menatapnya dengan penuh gairah dan senyuman manisnya.
" Pak, Pak Bryan?" suara Alma terdengar di dalam pikirannya sendiri.
Bryan semakin kaget saat melihat Alma kembali berubah menjadi Fira. Pikirannya kacau, ia tak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Membayangkan Alma sedang bercumbu dengannya, padahal ia sedang bercumbu dengan orang lain? sungguh gila, Alma benar-benar mempengaruhi nya.
" Al-Alma .." Bryan langsung mendorong Fira hingga wanita itu jatuh dari ranjangnya yang empuk, dan mendarat di lantai dengan hanya memakai bra saja.
" Sayang? kenapa kamu mendorong ku?" tanya Fira sambil kembali berdiri.
Sialan, bagaimana bisa ada kejadian seperti ini? kenapa aku membayangkan Fira adalah dirinya? aku pasti sudah gila !
" Ambil uang ini dan pergilah !" Bryan kembali duduk dan menulis di secarik kertas kecil. Lalu memberikannya pada Fira
" Tapi kenapa sayang? ini bahkan belum dimulai ?" Fira keheranan, ia kembali memakai bajunya.
" Aku bilang pergi sekarang ! kamu sudah dapat uangnya kan?!" Bryan membentak wanita di depannya itu.
" Iya, baiklah sayang. Kalau kamu kesepian, kamu hubungi lagi aku " Fira tersenyum dan memasukkan cek itu ke dalam tas branded nya.
Brengsek, bajingan. Kalau bukan karena uangmu, aku tidak mau diperlakukan seperti ini. gerutu Fira di dalam hatinya.
Fira keluar dari kamar hotel itu dengan wajah yang kesal. Pada akhirnya malam itu Bryan menghabiskan malam nya sendirian.
****
Pagi itu, Alma sudah bangun pagi-pagi untuk membantu Bi Inah, seorang pembantu rumah tangga di rumah itu untuk membuatkan sarapan untuk semua orang. Selain menjadi pembantu di rumah itu, bi Inah juga adalah pengasuh Bryan dari kecil.
" Non, rajin sekali jam segini sudah bangun " Bi Inah memuji
" Rajin apanya bi? saya udah biasa bangun jam segini kok " kata Alma sambil membantu memotong sayuran
Tuan muda beruntung sekali mendapatkan istri yang baik seperti nona Alma. Sederhana, ayu, rendah hati, dan pintar. Tapi kenapa tuan muda malah meninggalkan non Alma sendirian tadi malam. Apa setelah menikah, tuan muda masih tidak berubah?
" Maksud saya, non rajin bangun pagi-pagi begini cuma buat bantuin saya nyiapin sarapan. Padahal non gak usah repot-repot, ini kan tugas saya "
" Tidak apa bi, ini pertama kalinya saya buatin sarapan buat semua orang di rumah. Nanti kan saya pindah ke rumah pak Bryan, jadi saya gak bisa sering-sering masak disini " Alma tersenyum tulus sambil mengorek orek nasi yang sudah dicampur bumbu di dalam ketel.
Semua orang sudah berkumpul dan duduk di meja makan, termasuk Alma. Dan melihat makanan sudah tersaji di atas meja makan. Mereka terlihat takjub melihat tampilan nasi goreng yang tampak seperti makanan di restoran bintang lima.
" Wah, wah ada apa ini? makanan nya terlihat lebih enak dari biasanya " kata Laura takjub melihat tampilan nasi goreng yang ada di depannya itu.
" Bi Inah, gaya masak nya ganti ya? masakan di hotel ku aja kalah sama masakan bi Inah nih" tanya Jason penasaran
" Iya, ini kelihatan mewah dan enak. " kata Pak Hardi memuji
" dari tampilannya sih bagus " Ny. Delia tersenyum
" Ini sebenarnya yang memasak bukan saya nyonya " jawab Bi Inah
" Lalu siapa?" tanya Ny. Delia
" Yang masaknya non Alma "
Begitu mendengar nama Alma disebut, Ny. Delia yang tadinya akan menyantap makanan yang ada di depannya, malah melempar sendok nya ke meja.
BRAK
" Aku tidak nafsu makan " kata Ny. Delia sinis
" Delia, duduk ! duduk dan nikmati makanannya !" teriak Pak Hardi sambil melotot kepada menantunya itu
" Aku tidak lapar, ayah " jawab Ny. Delia sambil berdiri dari kursinya
" Delia !" Pak Hardi memegang dadanya, seperti kesakitan. " Uhh.. "
" Ka-kakek tidak apa apa?" tanya Alma cemas
" DELIA !!" seru Pak Hardi
" Ma, udahlah ma." kata Laura membujuk
Si Bryan mana sih di saat kaya gini? apa dia masih dengan kebiasaan lamanya main-main sama cewek?. Batin Laura sedih melihat Alma
" Iya, ayah aku duduk " Ny. Delia menurut dan kembali duduk di kursinya
Kalau bukan karena ayah, aku tidak sudi untuk duduk disini apalagi makan makanan buatan gadis kampungan ini.
Kenapa ibu mertua ku begitu membenciku? apa karena aku miskin? ya benar juga, aku kan tidak sepadan dengan putranya.
Jason, Laura dan Pak Hardi memuji keterampilan memasak Alma yang baik. Bahkan Jason menawarkan Alma untuk bekerja sebagai koki di dapur hotelnya.
Awalnya mereka sarapan pagi, sambil berbincang bincang dengan santai. Saat Pak Hardi pergi dari ruang makan. Ny. Delia tiba-tiba menanyakan tentang keberadaan Bryan pada Alma. Membuat suasana pagi menjadi semakin tegang.
" Pak, kak Bryan sudah berangkat ke kantor duluan ma " Alma menyembunyikan keberadaan suaminya, sebenarnya ia juga tidak tau dimana suaminya.
" Oh begitu ya? iya sih dia memang selalu melewatkan sarapan pagi, dan selalu bermalam di luar. Tidak heran, tapi seharusnya kamu sebagai istrinya bisa membuat suami kamu nyaman di rumah " kata Ny. Delia sinis
Pasti Bryan masih main main diluar sana.Ya, gimana dia mau betah kalau istrinya kampungan kaya begini.
" Stop ma ! ini bukan salah nya Alma. Ini salahnya Bryan, yang tidak pernah berubah " Laura kesal karena ibunya selalu menyalahkan menantunya itu.
Untung saja gak ada kakek yang dengar keributan ini. Kalau dia tau pak Bryan gak ada di rumah semalam, pasti serangan jantung kakek bakalan kambuh. Aku harus bicara sama Pak Bryan nanti.
Alma berterimakasih pada Laura dan Jason yang selalu membelanya di rumah. Laura malah merasa tidak enak karena adiknya masih belum bisa berubah dan membuat Alma berada dalam kesulitan. Namun, Alma tak mengindahkan nya dan tak mengambil hati perlakuan mertuanya padanya.
" Kamu mau ke kampus kan? ayo sekalian aja bareng sama kami " ajak Laura ramah
" tidak perlu kak, gak usah ngerepotin, aku bisa naik bus "
" Kita kan searah, ayo barengan aja. " Laura tersenyum ramah. " Gak papa kan sayang?" tanya Laura pada suaminya
" Iya gak papa, ayo Alma aku anter kamu sampai kampus. "
" Iya deh "
Jason, Alma dan Laura masuk ke dalam mobil. Hari itu Laura ada acara arisan bersama teman temannya, Jason akan pergi ke hotel miliknya untuk bekerja. Alma duduk di kursi belakang, Jason dan Laura duduk di kursi depan. Tanpa mereka sadari, Jason melihat Alma dari jendela depan mobilnya.
" Sayang?"
" Hmm?" jawab Jason sambil menyetir
" Kamu yakin tidak mau datang ke acara arisan teman teman ku? mungkin sampai malam juga loh " tanya Laura
" Iya, aku di rumah aja. Itu kan urusan kamu, sayang " Jason tersenyum pada istrinya itu
" Tapi kamu mungkin akan sendirian di rumah sampai malam, gak papa kan? " tanya Laura
" Sendirian, kenapa aku sendirian?" tanya Jason
" Mama sama kakek kan mau pergi ke rumah sakit di Bandung buat check up, pasti mereka pulang malem. Bryan juga pasti sibuk di kantornya, paling kamu sama bi Inah di rumah, atau sama Alma " jelas Laura
Di rumah sama bi Inah dan Alma? bukankah ini kesempatan bagus.
" Kamu tenang aja sayang, aku beneran tidak apa-apa kamu pergi sampai malam. Kan ada Alma sama bi Inah di rumah. Kamu nyantai aja sayang " Jason tersenyum manis pada Laura
" Makasih sayang, kamu sangat pengertian "
Laura memeluk Jason dengan penuh kasih sayang. Terlihat seringai di wajah Jason, Alma menyadari Jason yang tersenyum padanya, dan Alma menanggapi Jason dengan senyuman juga tanpa menaruh kecurigaan pada Jason.
****
Alma sampai di kampusnya, tak lupa ia berterimakasih pada Jason dan Laura yang sudah mengantarnya. Hari itu selain ke kampus, pada siang hari nya ia juga harus ke perusahaan Aditama, karena hari Rabu adalah jadwal magangnya di sana.
" Al, kamu udah datang?" Mia tersenyum menyapa Alma
" Iya, baru aja. Oh ya, kamu kelihatan senang banget? ada apa?" tanya Alma yang tersenyum melihat Mia yang terlihat cerah ceria.
" Apa kelihatan ?" tanya Mia sambil memegang kedua pipinya dan tersenyum lebar
" Iya, aku bahkan bisa lihat ada bunga di sana " Alma tersenyum dan menunjuk ke arah bibir Mia
" Haha, kamu bisa aja deh. Tapi Al, kamu juga pasti bakalan senang deh kalau dengar berita ini " kata Mia semangat
" Berita apa emangnya?" Alma duduk di kursi kosong yang ada samping Mia
" Dosen pembimbing skripsi kita yang baru diganti jadi pak Leon !" jawab Mia senang
" APA?? seriusan?" Alma kaget
" Kamu senang kan Al? mahasiswi yang lain pada iri loh sama kita karena kita dapat dosen pembimbing baru nya pak Leon "
Aku malu banget kalau harus berhadapan sama pak Leon, setelah kejadian di halte bus waktu itu. Gimana ya?. Alma terlihat malu dan bingung
Kenapa Alma kelihatan nya tidak senang ya? apa dia lebih suka dospem nya Bu Liana yang galak itu?.
Leon masuk ke dalam kelas yang hanya ada Mia dan Alma saja, Leon tersenyum melihat Mia dan Alma yang sudah menunggunya.
" Pagi pak " kata Mia menyapa
" Pa-pagi pak " Alma menyapa Leon, tapi tak melihat ke arah Leon. Matanya memutar kemana-mana.
Gila, kenapa berhadapan langsung sama dia aku malu banget? cepet beres deh.
Apa dia malu? Leon menyeringai
Mia dan Leon menyadari keanehan pada Alma. Namun, Leon hanya tersenyum menanggapinya. Lalu mereka bertiga berdiskusi tentang skripsi Mia dan Alma. Satu jam berlalu, Alma dan Mia berpamitan pada Leon untuk pergi ke perusahaan Aditama.
" Baiklah kalian bisa pergi. Tapi, Mia maaf saya mau pinjam Alma sebentar. Ada hal yang mau saya bicarakan dengan Alma" Leon tersenyum hangat
" Ah? iya pak, saya akan tunggu diluar. " Mia tersenyum memandangi Alma dan Leon
" Ciee Alma " bisik Mia pada Alma
" Apaan sih Mia?" Alma terlihat bingung
Mia meninggalnya Leon dan Alma berdua dia ruang kelas yang kosong dan sepi itu.
" Apa yang mau bapak bicarakan dengan saya. maaf saya tidak punya waktu banyak, karena saya dan Mia harus pergi ke kantor Aditama " kata Alma sopan
" Iya aku tau. Tapi kenapa kamu manggil aku bapak?" Leon tersenyum
Kenapa dia bicara tidak formal pada ku?. Alma heran melihat sikap pria yang ada di depannya itu.
" Lalu saya harus panggil bapak apa? bapak kan dosen saya?"
" Sebelum nya kamu panggil aku kakak, aku lebih suka panggilan itu " Leon tersenyum ramah
" Eh?" Alma terperangah mendengar Leon yang terkesan sok akrab dengannya
" Sudah kubilang, kita akan bertemu lagi. Dan pertemuan kita bukan kebetulan, tapi takdir " Leon tersenyum
Sebenarnya ada apa dengan pria ini? kenapa dia bertingkah seperti ini?
" Kenapa bapak seperti ini?" tanya Alma keheranan
" Aku hanya ingin berteman akrab dengan mu. Dan aku juga ingin kamu bertanggungjawab "
Leon mengatakan kepada Alma untuk bertanggungjawab untuk luka yang ada di dahinya. Karena Leon memaksa, akhirnya Alma setuju untuk bertanggung jawab pada Leon. Alma merasa heran dengan sikap Leon yang sok akrab dengannya.
" Karena kamu sudah memutuskan untuk bertanggungjawab, kamu harus makan siang bersama ku nanti "
" Hanya makan siang saja?"
" Ya, traktir aku makan siang atau makan malam saat kamu sudah senggang "
Aku memang sudah menikah, tapi tidak ada larangan bagiku untuk berinteraksi dengan pria lain. Karena di kontrak tertulis jelas, tidak ada larangan untuk bertemu dengan lawan jenis. Jadi ini akan baik-baik saja kan? kenapa Pak Bryan bisa bersama dengan wanita lain setiap malam, dan kenapa aku tidak bisa?
" Baiklah pak "
Alma pergi bersama Mia setelah bertukar nomor ponsel dengan Leon. Mia merasa bahwa Leon memiliki ketertarikan pada Alma, tapi Alma tidak merasa begitu.
🍂🍂🍂
Bryan berada di ruangannya, ia bekerja seperti biasa. Hari itu ia memang lebih sibuk dari biasanya karena ada 2 rapat penting yang harus ia hadiri. Pikiran Bryan melayang kemana-mana, padahal semalaman ia sudah merenungkan ada apa dengan dirinya. Kenapa ia membayangkan Alma saat akan tidur dengan wanita lain?
Dan kenapa jantungnya berdegup tidak karuan saat berada di dekat Alma? hal itu menganggu pikirannya.
" Andre, setelah rapat kedua. Panggil dokter Ian kemari "
" Siapa yang sakit pak? "
" Aku "
" Apa yang terjadi dengan bapak?"
" Kamu banyak bertanya ya ! apa kamu dokternya?!" teriak Bryan emosi
Ada yang salah dengan jantungku akhir-akhir ini. Aku harus tau apa penyebab nya.
" Maaf pak, baik pak akan saya laksanakan. Oh ya pak, restoran itu sudah selesai ditutup " kata Andre
Ada apa dengan Pak Bryan hari ini? intensitas kemarahan nya lebih sering dari biasanya.
BRAK
Tiba-tiba Alma menerobos dan masuk ke ruangan Presdir dengan wajah yang terlihat kesal dan marah.
" Maaf Presdir, saya sudah berusaha menghentikan nya" kata salah seorang karyawan wanita yang datang bersamaan dengan Alma
" Tidak apa. kalian pergilah ! " kata Bryan pada Andre dan karyawan wanita itu.
Andre dan karyawan wanita itu mengerti dan langsung pergi meninggalkan ruangan Presdir, lalu menutup pintunya rapat-rapat.
" Ada apa kamu kemari?" tanya Bryan santai
" Banyak yang harus saya bicarakan dengan anda pak Bryan !"
Alma menatap Bryan dengan tajam dan wajah nya kesal.
...---***---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
Laras
udah kebayang bayang Alma tuh, mau tidur gak jadi
2021-12-17
0
karmila Nilam
baca maraton, harus beres hari ini kejar tayang 🤧
2021-12-09
0
Dewi_millatul
q tkutnya nnti trjadi slah paham kl smp jason mndekati alma,laura jdi bnci alma & bryan jg tmbh bnci ama alma😥
2021-10-12
2