Bryan menggandeng tangan Alma dan masuk ke dalam rumah utama keluarga Aditama. Mereka mendapat sambutan hangat dari kakek, Laura, dan Jason. Sedangkan Ny. Delia, tidak menyambut ramah menantunya itu.
" Kamu lama banget sih Alma, dari mana aja kamu? kamu tau gak sih? kakek nunda makan siang dan minum obat cuma buat nunggu kamu doang " Ny. Delia marah pada Alma
" Maaf ma, tadi Alma masih ada kelas di kampus "
" Cih, alasan aja kamu "
Laura terlihat tidak suka dengan sikap Bryan yang diam saja saat Ny. Delia memarahi Alma. Bagi Laura, sikap Bryan sangat tidak baik. Sementara itu Jason melihat Alma dengan tatapan yang tidak biasa.
Tuh anak, istrinya lagi di marahin mama, malah diem aja. Suami macam apa dia?.
Bryan menyadari tatapan Laura yang tajam padanya, dan pria itu malah mengabaikan nya.
" Delia, udahlah. Papa gak papa kok, Alma omongan mama mertua kamu jangan dimasukin ke hati. Dia emang kaya gitu orangnya " kata Pak Hardi ramah seperti biasanya.
" Gak papa kok kek " Alma yang suasana hatinya kurang baik, berusaha untuk tersenyum di hadapan semua orang disana.
Pak Hardi duduk di tengah-tengah, Laura duduk bersebelahan dengan Jason, Ny. Delia duduk bersebelahan dengan Alma dan Bryan. Mereka pun makan bersama, sembari berbincang sedikit.
" Heh, kamu gak bisa makan pake pisau dan garpu ya?" tanya Ny. Delia dengan nada yang ketus, sambil melihat ke arah menantunya yang kesulitan memotong steak menggunakan pisau dan garpu.
Gila, cewek ini selain penampilan nya kampungan. Dia juga malu-malu in. Bryan terlihat kesal melihat istrinya itu.
" Ma-maaf, saya tidak terbiasa makan pakai garpu atau pisau. " jawab Alma, sambil menunduk malu-malu.
Pak Hardi menatap tajam pada Bryan, seolah sedang melihat sikap Bryan. Menyadari bahwa dirinya diperhatikan oleh sang kakek, Bryan berinisiatif untuk memotong steak yang ada di piring Alma. Dan hal itu membuat Alma kaget, dalam hatinya ia merasa tertolong.
" Sayang, biar aku potongin steak nya " Bryan memasang senyuman palsu nya lagi.
Tak, Tak, Tak.
Daging yang ada di piring Alma sudah hampir selesai di potong oleh Bryan ,dengan hati-hati. Terlihat jelas kalau Bryan sangat menguasai tatakrama saat sedang makan. Hal itu mudah untuk Bryan, karena ia memang sudah menjadi anak orang kaya dari lahir, dan makan pun mungkin dengan sendok emas.
Tapi, bagi Alma makan dengan garpu, dan pisau adalah hal yang sulit baginya yang tidak terbiasa. Karena Alma biasa makan menggunakan sendok, atau tangannya.
" Makasih pak, eh kak Bryan " Alma tersenyum
Kenapa perasaan ku jadi aneh gini? padahal pak Bryan kan cuma akting.
Pak Hardi tersenyum melihat kerukunan palsu antara Alma dan Bryan. Laura dan Jason terlihat tak percaya dengan apa yang mereka lihat, mereka sudah tau kalau Bryan dan Alma itu hanya berakting di depan sang kakek.
" Udahlah ma, gak usah di besar besarkan. Nanti juga dia bisa belajar " ucap Bryan membela istrinya
" Kamu harus ingat, sebagai menantu keluarga Aditama harus memahami tatakrama kecil seperti ini. Apa perlu aku bawa guru buat ngajarin kamu?" tanya Ny. Delia sinis pada Alma
" Maaf ma "
" Delia, udahlah. Jangan ribut kalau lagi makan. " kata Pak Hardi tidak senang.
Tak sengaja Pak Hardi melihat ada plester yang menempel di telapak tangan Alma. Hal itu membuat Pak Hardi cemas dan bertanya pada gadis itu, apa yang terjadi dengan lengannya, kenapa bisa terluka. Padahal tidak ada satupun orang di rumah itu yang memperhatikan nya, tapi pak Hardi memperhatikan nya dengan baik. Alma merasa senang diperhatikan oleh Pak Hardi.
" Ini tadi aku terjatuh di kampus kek " jawab Alma
" Ya ampun, kamu hati-hati dong nak. Bryan, kamu perhatikan dong istri kamu baik-baik ! " ucap Pak Hardi
" Ya kek " jawab Bryan malas
Apa terjadi sesuatu ya? tangannya terluka dan pipi nya juga merah seperti ada bekas tamparan. Apa benar dia hanya terjatuh? haa..kenapa juga aku peduli padanya.
Setelah selesai makan siang bersama, Pak Hardi mengatakan bahwa selama beberapa hari Alma dan Bryan harus tinggal di rumah utama dulu. Karena rumah Bryan masih dalam tahap renovasi, belum ada barang-barang di rumah baru itu. Bryan dan Alma setuju setuju saja dengan keputusan pak Hardi.
Alma dan Bryan berjalan di halaman rumah utama keluarga Aditama. Mereka harus kembali berangkat untuk mengerjakan pekerjaan masing-masing.
" Maaf pak Bryan, saya masih ada pekerjaan lain. Mungkin saya akan pulang malam "
Pulang malam? apa dia bercanda?
" Kerjaan lain? kamu kan magang di kantor ku hanya seminggu 3 kali, dan setahuku ini bukan jadwal mu magang di kantorku " Bryan heran dan sedikit kesal
" Saya tidak hanya bekerja di kantor bapak saja, saya juga punya pekerjaan di tempat lain. "
" Apa pekerjaan mu itu bisa membuatku malu? dimana kamu bekerja?" tanya Bryan datar
" Bapak tenang saja, hanya sedikit orang yang mengetahui pernikahan kita. Dan kita sudah memutuskan untuk merahasiakan nya dari publik. Jadi, bapak tidak perlu khawatir. Pekerjaan saya tidak akan menganggu bapak " jelas Alma
" Kamu, masuk akal juga sih. Oh ya, ini untukmu " Bryan melempar kotak yang berisi ponsel pada Alma. Refleks, Alma langsung menangkap nya dengan kedua tangannya.
" Apa ini pak?" tanya Alma heran melihat benda yang dipegangnya.
" Bodoh, kamu tidak tau apa itu? itu hp !" Bryan kesal
" Bukan begitu, maksud saya kenapa bapak memberikan hp ini pada saya?" tanya Alma bingung
" Kamu sulit dihubungi, masa anak zaman sekarang tidak punya hp. Aku tidak memberikan itu untukmu ya, aku membelikan nya untukku dan itu demi kakek. " ucap Bryan tegas
" Baik pak, saya mengerti. Terimakasih pak, akan saya ganti biaya ponselnya setelah saya gajian. " Alma tersenyum
Ternyata pak Bryan presdir tirani ini, masih memiliki hati.
" Ga-ganti? tidak perlu, uang segitu tidak perlu diganti. Ambil saja untukmu, itu kan tidak seberapa "
Mendadak Bryan jadi terlihat gugup, pria itu menjadi salah tingkah, saat ia melihat senyuman yang tulus terukir indah di bibir Alma. Seketika jantungnya berdebar-debar.
Ada apa dengan jantungku? kenapa dag dig dug seperti ini? perasaan terakhir aku cek kesehatan aku baik-baik saja. Apa jangan-jangan sebenarnya aku ada riwayat penyakit jantung? tidak mungkin.
" pokoknya makasih ya pak " Alma tersenyum ceria
" Ayo masuk mobil " ujar Bryan tanpa bisa melihat ke arah Alma
" Bapak kan mau ke kantor dan saya mau bekerja, jadi kita tidak bisa berangkat bersama "
" Aku antar kamu dulu, sekalian aku ingin tau tempat kamu kerja "
" Ti-tidak usah pak, saya bisa naik angkot atau bus " Alma menolak
" Apa kamu lupa statusmu? apa aku harus jelaskan lagi? katakan, apa statusmu Almahyra?"
Bryan kesal, ia menghampiri Alma yang berdiri tak jauh dari tempat nya berdiri. Tangan Bryan mengangkat dagu Alma. Andre yang berdiri disana melihatnya juga kaget dengan tindakan Bryan.
Kenapa dia tiba-tiba seperti ini? tadi dia menggandeng tanganku. Dan sekarang dia menyentuh daguku. Tatapannya itu, ada apa dengannya?
" P-pak " Alma terpana, matanya tak berani melirik ke arah Bryan yang menatapnya.
Sial, kenapa aku tidak sadar ya? dilihat dari dekat, gadis kampungan ini cantik juga. Kenapa dia tidak memakai make up? jika dia memakai make up dan pakaian yang sedikit terbuka, mungkin dia akan terlihat lebih.. ah apa yang kupikirkan.
Bryan sedang perang dengan batin dan pikiran nya, ia merasa Alma sangat cantik natural. Saat menyentuh Alma, jantungnya mendadak berpacu lebih kencang dari biasanya. Bagaimana bisa wanita kampungan itu membuat perasaan nya aneh? pikirnya dalam hati.
" Pak, tolong lepaskan saya " Alma keheranan dengan skinsip yang dilakukan oleh Bryan secara tiba-tiba.
Apa yang dia lakukan di depan orang begini? bukankah dia yang bilang sendiri tidak boleh ada kontak fisik? sekarang apa yang dia lakukan?
Tanpa sadar, Bryan meraih pinggang mungil Alma dan mendekap wanita itu hingga berhimpitan dengan tubuh kekarnya.
" Aku tidak akan melepaskan mu sebelum kamu mengatakan apa status mu? kamu belum menjawab ku "
" Status? status saya adalah istri bapak " jawab Alma
Semoga jawaban ku benar. Alma berharap bisa segera lepas dari dekapan Bryan yang erat padanya.
" Katakan yang jelas ! kamu istri siapa?" tanya Bryan tegas
" Saya adalah istri Bryan Alvaro Aditama " jawab Alma
" Bagus, begitu baru benar. Istri Bryan Alvaro Aditama, jadi kamu harus bertindak layaknya istri Bryan Alvaro Aditama. Sekarang patuh lah, aku akan mengantarmu ke tempat mu bekerja. " Bryan melepaskan dekapannya dan tersenyum melihat Alma.
Tuhan, apa terjadi sesuatu dengan kepala nya? kenapa dia tiba-tiba bersikap seperti ini? dia pasti titisan iblis, senyuman nya itu yang bisa memikat gadis gadis yang ada di sekitar nya. Wajah tampannya yang menggoda, jujur saja aku sedikit tergoda dengan wajahnya. Tetap saja, dia itu iblis. Penjahat wanita.
Wanita itu malah bergidik ngeri melihat senyuman tipis Bryan, dalam pandangan Alma, senyuman Bryan adalah senyuman iblis. Tapi bagi Andre, senyuman yang ditunjukkan Bryan itu adalah senyuman yang langka. Tidak pernah sekalipun Andre melihat senyuman itu sebelumnya.
Andre, Bryan dan Alma masuk ke dalam mobil. Andre menyetir mobil di depan, sementara Alma dan Bryan duduk di kursi belakang.
" Ke-kenapa bapak duduk disini?" tanya Alma heran
Bukankah tadi dia duduk di depan?
" kamu mau aku duduk di depan, lalu kamu duduk disini sendiri, dan terlihat seperti supir yang mengantar nyonya nya?" Bryan bicara dengan nada sarkastik
" Ma-af bukan maksud saya seperti itu." Alma menundukkan kepalanya dan tubuhnya mendadak gemetar
Lucu sekali melihat wajah polosnya itu. Aku belum pernah melihat wanita yang polos dan bodoh seperti dia.
Andre terpana melihat dari kaca mobil , Bryan sedang tersenyum manis. Ia seperti nya menikmati wajah Alma yang sedang ketakutan. Sebenarnya Bryan tersenyum tanpa ia sadari.
Pak presdir tersenyum lembut? apa aku tidak salah lihat?
Tentu saja Bryan tidak pernah bertemu dengan gadis seperti Alma. Di sekitarnya hanya ada wanita wanita yang menginginkan uangnya setelah ia tiduri. Wanita wanita cerdik, cantik, seksi dan memuaskan untuknya. Bryan tidak pernah melihat wanita dengan karakter nya, tapi melihat pada tubuhnya. Apa wanita itu cukup baik untuk tidur dengannya atau tidak?
Bryan hendak menyentuh pipi Alma, sontak Alma menghindar dan menutupi wajahnya. Kepalanya menunduk ketakutan.
" Ja-jangan pukul saya pak ! saya mohon "
Melihat reaksi Alma yang berlebihan saat Bryan akan menyentuh nya, membuat Bryan sedikit bingung. Padahal ia hanya ingin menyentuh pipi Alma yang terlihat merah, malah disangka ingin memukulnya. Andre sempat melirik ke arah Alma yang terlihat ketakutan.
Andre yang sudah berjanji akan merahasiakan tentang Alma yang ditagih para rentenir, diam saja dan pura-pura tidak tau apa apa. Tapi, Bryan yang mempunyai insting kuat. Menyadari bahwa ada yang disembunyikan oleh Andre.
" Pak Andre, berhenti ! sudah sampai disini "
" Iya nona " jawab Andre patuh
Mereka bertiga keluar dari mobil, berhenti tepat di depan sebuah restoran bergaya khas Prancis. Bryan terlihat kesal mengetahui kalau Alma bekerja di restoran itu.
" Terimakasih sudah mengantar saya pak Andre, Pak Bryan "
" Tunggu ! kamu kerja disini?" Mata Bryan melirik ke arah para tamu yang di dalam restoran Prancis itu.
Kebanyakan tamu nya seperti nya pria. pikir Bryan
" Ya pak "
" Sebagai apa?" tanya Bryan
" Waitress "
" Segera berhenti dari pekerjaan mu, sekarang juga "
" A-Apa?" Alma kaget mendengar kata-kata Bryan yang tegas itu.
" Istri ku tidak boleh bekerja di tempat seperti ini, kamu mau menodai reputasi ku ya?!" teriak Bryan marah
Ada apa dengan presdir? kenapa dia marah nona Alma bekerja disini?. ucap Andre di dalam hatinya, dari tadi sekretaris itu hanya berdiri seperti patung dan tidak berani berkomentar apapun.
" Ke-kenapa bapak marah? sudahlah saya mau masuk dan bekerja " Alma kesal dan ia memutuskan untuk mengabaikan Bryan yang marah padanya.
Tangan Bryan memegang kuat tangan Alma, matanya tajam dan penuh kemarahan.
" Aku bisa berikan pekerjaan yang lebih baik, sekarang berhenti lah bekerja disini "
" Sudah cukup pak, hari ini bapak bertindak sangat aneh tidak seperti biasanya. Saya sudah cukup bersabar dari kemarin. Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak saling ikut campur urusan masing masing? kenapa bapak ikut campur urusan saya? "
" Dan kita juga sudah sepakat kamu akan mematuhi perintah ku !" ujar Bryan kesal
Alma kesal dan menepis tangan Bryan.
" Tidak untuk yang satu ini ! saya tidak akan menuruti perintah bapak " kata Alma tegas
" Kamu berani ya !" Bryan melotot pada Alma. " Istri Bryan Aditama tidak boleh bekerja ditempat seperti ini "
Alma yang sudah kelewat kesal, tidak tahan lagi dengan sikap Bryan. Apalagi ia ingat kalau semalam Bryan membawa perempuan ke kamar pengantin mereka dan tidur dengan perempuan itu. Mengingat hal itu, Alma semakin kesal dengan Bryan yang sekarang mengatur atur hidupnya. Hatinya bertanya-tanya, ada apa dengan Bryan?
Tanpa mempedulikan Bryan, Alma masuk ke dalam restoran itu. Bryan memanggil nya berkali kali, tapi tidak digubris oleh Alma.
" Sialan ! bocah itu beraninya dia !" teriak Bryan kesal. Bryan mengepal tangannya.
" Sabar pak " Andre hanya bisa mengucapkan itu pada Presdir nya yang sedang marah ,ia tak terpikirkan kata-kata yang lain lagi.
" Andre, aku mau restoran itu ditutup besok"
" A- Apa??!!" Andre kaget mendengar nya, bagai petir yang menyambar di siang bolong.
...---***---...
Jangan lupa tinggalkan jejak like, rate komen nya ya 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
maysa
jangan jatuh cinta Alma, jangan
2021-12-15
1
Laras
awas tar kau bucin sama Alma
2021-12-13
1
Yuni Sriwahyuni
lucu lihat tingkah pak Bryan...heheheheh
2021-12-02
2