.
.
Seperti biasanya, Bryan selalu marah-marah jika tidak ada yang sesuai dengan keinginannya. Kepada siapapun tanpa terkecuali. Andre yang sudah lama bersama nya pun tidak bisa menangani sifat yang sudah melekat dengan Bryan.
" Bagaimana bisa kau sebut ini laporan?! bahkan monyet di kebun binatang saja bisa membuatnya !" teriak Bryan pada salah satu karyawan nya.
Bryan melempar kertas yang ada di meja nya, tepat ke wajah karyawan pria itu.
" Saya akan memperbaiki nya pak, mohon berikan saya waktu " kata karyawan itu memohon
" besok, jika belum selesai sampai besok. Maka kamu akan tamat !"
Bryan menunjuk jarinya ke wajah karyawan yang sedang ketakutan berdiri di depannya itu.
" Baik pak, saya akan selesaikan besok. Terimakasih banyak pak " Karyawan itu tersenyum dan membungkuk dengan hormat pada Bryan
" Pergi !"
Karyawan itu segera keluar dari ruang presdir. Tak lama kemudian Andre datang ke ruangan Bryan dan memberitahukan bahwa seorang wanita yang bernama Mona datang untuk menemuinya.
" Kamu bilang, Mona? siapa Mona?" tanya Bryan tak tau
" Saya juga tidak tau pak, nona itu bilang kalau dia pacar bapak " Andre menjawab sambil tersenyum
" Aku tidak ingat pernah punya pacar bernama Mona "
Tentu saja bapak tidak ingat, saking banyaknya wanita yang dekat dengan bapak. Bapak sampai lupa. Tentu saja kata-kata itu hanya diucapkan Andre di dalam hatinya.
" Jadi bagaimana pak? haruskah saya suruh masuk atau.."
Sebelum Andre melanjutkan kata-kata nya, pintu ruang presdir tiba-tiba terbuka lebar. Seorang wanita cantik, dengan rambut panjang dan memakai rok pendek masuk ke dalam ruangan itu.
" Sayang, aku udah telpon semalaman. Kenapa kamu gak balas balas? chat aku juga gak dibalas balas " wanita bernama Mona itu menghampiri Bryan dan langsung duduk di pangkuan nya, mencium dan memeluk Bryan.
Memang tidak diragukan lagi, semua wanita yang menempel pada Bryan dan memiliki hubungan dengannya adalah wanita wanita cantik. Kebanyakan nya mereka adalah model, tapi mereka tidak benar-benar berhubungan dengan Bryan. Hanya menemani tidur, menjadi pemuas nafsu birahi Bryan.
Kasihan nona Alma, punya suami brengsek seperti pak presdir ini. Aku sangat menyayangkan wajah tampan nya. Anda jangan sampai jatuh cinta pada nya, nona Alma.
Andre miris saat melihat setiap hari kelakuan Presdir nya itu, ia juga berharap semoga Alma tidak jatuh cinta pada pria seperti Bryan. Karena Andre tau kalau Alma adalah gadis baik-baik, dan gadis yang polos. Jika seandainya Alma jatuh cinta pada Bryan, ia akan terjebak cinta itu sendiri. Pasti akan lebih menyakitkan nya.
Bryan mengisyaratkan pada Andre untuk keluar dari ruangannya. Secepat mungkin Andre pergi meninggalkan ruangan itu, Bryan akhirnya berduaan dengan wanita yang bernama Mona itu.
" Mau apa kamu kesini? aku banyak kerjaan " ucap Bryan malas
" Mau apa lagi lah selain ketemu dengan sayangku " Mona mencium mi pipi Bryan
" Pergilah ! hari ini aku tidak ada waktu bermain-main denganmu "
" Apa ini karena istri baru mu? makanya kamu tidak mau bersama ku lagi?" tanya Mona dengan nada genitnya
Drett.. drettt..
Bryan merasakan getaran di saku jas nya, ia mendorong Mona dan mengambil ponsel yang ada di saku nya.
" Kakek?" Bryan melihat tulisan di ponselnya, dan sedikit terkejut. " Hey, sekarang pergilah dulu. Aku akan hubungin kamu nanti " ujar Bryan pada Mona.
Mona mengangguk dan segera keluar dari ruangan Presdir. Bryan mengangkat telponnya.
" Halo kek "
" Kapan kamu sama Alma pulang ke rumah? ayo kita makan siang bersama " tanya pak Hardi
" Iya nanti aku bawa dia buat makan siang bareng "
" Ya, kakek tunggu di rumah ya "
" iya kek "
Bryan menutup telponnya, lalu mencari-cari nomor ponsel Alma di ponselnya. Setelah ia pikirkan lagi, ia tidak tau nomor ponsel Alma.
" Andre, masuk lah !" seru Bryan setengah berteriak
" Ya pak? " Andre menghampiri Bryan
" Berapa nomor ponsel bocah itu?"
" Maksud bapak siapa?"
" Istriku ! berapa nomornya? oh ya kalau bisa kamu saja yang hubungi dia, suruh dia kemari sebelum jam makan siang"
" Maaf pak, seperti nya saya tidak bisa menghubungi nona "
" Kenapa tidak bisa?" tanya Bryan heran
" Karena nona Alma tidak bisa dihubungi "
" Apa maksud mu ponselnya tidak aktif?' tanya Bryan
Astaga, ternyata pak presdir benar-benar tidak tau kalau istrinya tidak punya hp.
" bukan begitu pak "
" Katakan yang jelas ! jangan berbelit-belit !" seru Bryan kesal
" Nona Alma tidak punya hp "jawab Andre
" APA? apa aku tidak salah dengar?" tanya Bryan heran
" Benar pak, nona Alma tidak punya hp. Saat mendaftar untuk magang ke perusahaan ini pun, nona Alma tidak mencantumkan nomor hp nya. Dan dia bilang tidak punya hp " jelas Andre
" Astaga, jadi dia benar-benar tidak punya hp? orang mana di zaman ini yang tidak punya hp, bahkan anak kecil saja punya " gerutu Bryan
Apa jangan-jangan dia tidak punya uang untuk membelinya? Apa dia begitu miskin makanya mau menikah denganku?
" Andre, kamu jemput dia dari kampusnya! dan bawa dia kehadapan ku ! sekarang !" seru Bryan
" Baik pak "
🍂🍂🍂
Setelah menyelesaikan kelas nya, Alma pergi ke rumah nya untuk mengemas barang-barang penting yang harus ia bawa ke rumah Bryan.
Hati Alma sedih saat melihat foto nya dan kedua orang tuanya saat gadis itu masih duduk di bangku sekolah dasar.
" Ayah, ibu, Alma kangen kalian. " Alma mendekap foto itu ke dadanya. Seolah olah ia sedang memeluk kedua orang tuanya.
Alma sangat menyayangi kedua orang tua nya yang sudah tiada. Ibunya meninggal saat Alma memasuki sekolah menengah karena sakit parah, dan ayahnya meninggal kecelakaan tepat saat hari kelulusan Alma dari sekolah menengah.
Sejak saat itu kakek nya yang selalu menjaga dan mengasuhnya dengan sepenuh hati, memberikan Alma kasih sayang yang sama seperti kasih sayang orang tua pada anaknya.
Hidupnya begitu berat, karena sejak masuk sekolah menengah atas ia harus mulai menghidupi dirinya sendiri dan kakek nya yang sakit-sakitan. Meskipun begitu, Alma tidak pernah mengeluh. Ia selalu mengerjakan semua pekerjaan dengan ikhlas, menjadi anak yang berbakti untuk orang tua.
5 tahun kemudian ketika Alma berusia 18 tahun, kakek nya meninggal karena sakit jantung nya yang semakin parah. Sang kakek meninggalkan surat wasiat untuk Alma, disana tertulis bahwa Alma harus datang ke rumah pak Hardi, sahabat lamanya. Secara tidak langsung kakek Alma menitipkan Alma pada pak Hardi dan keluarga nya.
****
Saat ia tengah berkemas dan beres-beres. Terdengar suara berisik orang menggedor gedor pintu rumahnya.
DUK
DUK
DUK
" keluar kamu Alma ! jangan sembunyi !!" teriak seorang pria dari luar rumah Alma
Hah, mereka lagi.
KLAK
Alma membuka pintu rumahnya, ia memasang wajah tak senang kepada 3 orang pria berbadan besar yang sedang berdiri di hadapan nya.
" Saya gak sembunyi ya, dan tolong yang sopan kalau mau bertamu ke rumah orang !" ujar Alma mengingatkan dengan tegas
" Berani ya kamu melawan kami, mentang-mentang kamu sudah merasa dewasa sekarang " pria bertubuh besar itu memegang dagu Alma dengan kasar. Lalu Alma menepisnya
" Jangan sentuh saya ! kalau kalian macam-macam, saya bisa laporkan polisi "
" Kamu berlagak banget ya? lapor polisi? yang ada kamu yang dilaporin ke polisi ! mana uang nya hah?"
" Saya belum gajian bulan ini, akhir bulan saya pasti.. "
Alma belum menyelesaikan kata-kata nya, salah satu pria itu memegang tangan Alma dengan kencang.
" Apa yang kalian lakukan? lepaskan saya !!" teriak Alma, gadis itu berusaha memberontak. Tapi pria itu terlalu kuat untuk ia lawan.
Dan kedua pria lainnya masuk ke dalam rumah Alma, lalu mengacak ngacak rumah nya.
Menghancurkan barang-barang yang ada disana. Dari mulai meja, kursi, piring-piring, bahkan foto foto yang tergantung di dinding juga di rusak oleh mereka.
PRANG
BRAK
BRUK
DUK
" Tidak ! jangan, tolong jangan hancurkan barang-barang nya ! saya mohon.."
Alma hampir menangis melihat barang-barang peninggalan kakek dan kedua orang tuanya yang ia sayangi itu hancur berantakan di depannya.
Suara barang-barang dirumahnya yang tidak seberapa banyak, memenuhi isi rumah yang sederhana itu. Tidak ada tetangga yang tinggal di dekat sana, dan tidak ada yang bisa menolong Alma. Karena rumah itu jauh dari pemukiman warga, dan berada di tempat yang agak terpencil dari rumah rumah yang lainnya.
Berulang kali gadis itu memohon agar para preman itu berhenti menghancurkan barang barang di rumahnya, dan mengatakan akan membayar hutang nya akhir bulan. Tapi, para preman itu tidak mendengarkan nya.
BRAK
PRANG
Hati Alma hancur saat melihat foto-foto nya dan keluarga nya dihancurkan. Di injak injak.
" Kalian benar-benar keterlaluan ! saya bilang kan saya akan bayar semuanya !"
Alma tak bisa lagi menahan amarahnya,
ia menatap tajam ketiga pria berbadan besar itu tanpa rasa takut.
" Bayar pakai apa hah? sudah 1 tahun belum lunas lunas !"
" Bagaimana bisa lunas dengan cepat? kalau kalian terus menaikan bunga nya berlipat-lipat?" kemarahan Alma meledak, sekuat tenaga ia berusaha menahan tangisnya, ia tak mau kelihatan lemah.
" Kamu berani ngejawab ya? gak tau diri !"
PLAK
Tamparan melayang keras di pipi Alma, pipinya yang awalnya putih dan mulus itu, sekarang berwarna merah.
" Kalau kamu mau hutang orang tua kamu lunas, aku ada cara nya yang gampang. Tidur sama aku sekarang. Gimana?"
Pria itu melihat Alma dengan wajah genit dan cabul. Mata nya tak berhenti menatap wajah Alma.yang cantik, bahkan pria itu berani menyentuh tangan Alma. Dengan cepat Alma menepisnya.
" Saya bukan pelacur ! saya akan membayarnya segera "
" Bagaimana caranya? masih tersisa 200 juga, belum lagi bunga nya. Kamu mau bayar pakai apa? hutangnya harus lunas minggu depan loh ! tanya Baron ( bos rentenir )
" Sa-saya.. "
Apa aku pinjam uang aja sama kakek Hardi? enggak, aku gak boleh gak tau diri kaya gini. Aku nikah sama pak Bryan karena amanat kakek. Aku gak bisa manfaatin pernikahan ku untuk bayar hutang. Tapi, minggu depan? darimana aku dapat uang sebanyak itu, 250 juta?
Kepala Alma terasa sangat berat saat memikirkannya. Setelah Alma mengatakan bahwa ia akan membayar nya minggu depan, barulah ketiga preman itu pergi meninggalkan nya sendiri. Mereka mengancam Alma, jika minggu depan gadis itu tidak bisa membayar hutangnya, maka tubuhnya yang akan menjadi taruhannya.
Dengan hati yang terluka dan badan yang terluka, Alma membereskan rumahnya yang berantakan.
" Maaf kakek, maafin Al. Al udah janji bakal kuat. Tapi Al tetap nangis, maafin Al kek " sembari menyapu, kedua mata Alma mulai meneteskan air mata. Air mata yang deras berjatuhan ke pipi nya.
" Permisi, nona Alma " ucap Andre tiba-tiba sudah ada di depan pintu.
Secepat mungkin Alma menyeka air matanya, ia berusaha seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Tapi, Andre sekretaris Bryan itu sudah melihat semuanya. Barang barang yang masih berserakan di rumah Alma, menandakan bahwa sesuatu terjadi pada Alma.
" Eh, pak Andre? ada apa pak?" tanya Alma dengan suara yang parau.
Nona Alma menangis?
" Nona Alma, saya sudah mencari nona di kampus nona. Dan nona tidak ada. Saya sudah berusaha menghubungi nona , tapi saya baru ingat kalau nona tidak punya hp. " terang Andre
" Oh begitu ya, ada apa pak Andre? apa pak Bryan mengatakan sesuatu?"
" Pak Hardi mengajak nona Alma dan Presdir untuk makan siang bersama, jadi saya disuruh mencari nona " jelas Andre
Wajah nona Alma memar dan merah, tangannya juga berdarah. Apa ada seseorang yang menindas nona Alma?
Andre terlihat mencemaskan keadaan Alma.
Dengan keadaan ku yang seperti ini, aku tidak bisa ikut makan siang bersama mereka. Pasti kakek Hardi akan bertanya tanya tentang memar di wajahku dan luka di tanganku.
" Pak Andre, apa saya bisa minta tolong pada pak Andre?"
" Ya, nona "
" Tolong beritahu pak Bryan dan pak Hardi, kalau saya tidak bisa ikut makan siang bersama. Bilang saja saya ada persentasi di kampus. "
" Ta-tapi saya tidak bisa berbohong pada Pak presdir " Andre terlihat gugup dan takut.
Andre ingat terakhir kali ia berbohong pada Presdir nya itu. Andre hampir mati karena kemarahan Bryan dan hukuman dari Bryan.
" Tolong saya pak Andre, kali ini saja. Saya mohon " Alma mengatupkan tangannya seraya memohon kepada sekretaris itu untuk menolongnya.
" Maafkan saya nona Alma, tapi saya harus menjalankan perintah dari Presdir. Saya juga harus melaporkan apa yang terjadi disini. Saya mohon maaf nona " Andre merasa bersalah tidak bisa menolong Alma, karena ia juga melakukan perintah Presdir.
" Baik, kalau pak Andre tidak bisa menolong saya. Tapi, jangan menolak saya untuk yang satu ini. Tolong rahasiakan apa yang pak Andre lihat disini !" kata Alma tegas
" baik nona "
Setelah Alma selesai mengompres pipinya agar tidak terlihat memar. Dan mengobati luka goresan yang ada di tangannya, ia masuk ke dalam mobil Bryan yang di kendarai oleh Andre.
Tak lama kemudian Alma sampai di depan rumah utama keluarga Aditama, Bryan sudah berdiri di depan pintu. Wajahnya terlihat kesal.
" Lama sekali ! aku seperti sudah setahun menunggumu " ucap Bryan dengan nada yang ketus seperti biasanya
Kasihan nona Alma, baru saja mengalami kejadian buruk. Lalu sekarang dimarahi oleh Presdir.
" Maaf pak , ini salah saya karena tadi saya mengisi bensin dulu. " ucap Andre
Pak Andre nolong aku. Makasih pak Andre.
Melihat Andre dan Alma saling melirik dan tersenyum satu sama lain, membuat Bryan merasa aneh.
Kenapa sama mereka berdua? senyum senyum gitu. Kenapa juga aku kesal?
Bryan langsung memegang tangan Alma.
" Pak Bryan !" Alma kaget karena tangannya tiba-tiba dipegang oleh Bryan.
" Ayo masuk ! malah tebar pesona segala, kakek udah nunggu "
" I-iya pak "
" Panggil kak, bukan pak. Awas kalau salah "
" Iya pak, eh kak " jawab Alma malas
Andre mengekor Bryan dan Alma dari belakang, tiba-tiba terkena marah Bryan.
" Siapa suruh kamu ngikut kesini? tunggu diluar !" seru Bryan
Andre merasa aneh, karena biasanya ia selalu ikut kemana pun Bryan pergi. Kali ini ia disuruh menunggu diluar.
...---***--...
Hai Readers! untuk bab 1-3 belum masuk ke konflik inti nya, jadi dimohon sabar membaca nya ya 😘
jangan lupa klik Favorit, like, komen, rate 5 ya 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
Mayya_zha
aku baca pelan ya. bantu ramaikan karyaku juga ya. salam satu cinta dua keyakinan
2022-01-21
1
Fitmr31_
Semangat terus ya kaka ❤
2021-12-26
2
Bella
karma nya kapan nih
2021-12-15
2