.
.
Di hadapan kakeknya Bryan berakting sealami mungkin, mempertahankan raut wajahnya yang ramah di depan Alma juga. Agar sang kakek percaya kalau ia akan memperlakukan Alma dengan baik. Bryan bahkan merangkul bahu Alma, untuk menunjukkan kerukunan mereka di depan Pak Hardi.
" Nah begitu dong, kalian harus akur. Kalian ini pengantin baru. Pengantin baru tidak boleh bertengkar ya " Pak Hardi tersenyum senang
" Iya kek, kami baik-baik saja. Apa kakek tidak lihat, kami akur seperti ini?" Alma tersenyum
Di dalam kontrak dia sendiri yang bilang tidak ada kontak fisik. Kenapa dia memeluk ku?
" Benar kakek, kakek tidak usah cemas. Bryan akan menjaga Alma dengan baik " Bryan memasang senyum palsunya demi menyenangkan hati kakek nya itu.
Sabar Bryan, harus tahan sebentar.
" Ternyata kalian ada disini, kakek juga ada disini?" Laura tersenyum melihat kakek nya juga ada disana.
Disebelah Laura ada Delia sang ibu, dan seorang pria menggandeng tangan nya. Ia adalah Jason, suami Laura. Jason Macmille adalah CEO dari hotel Macmille. Salah satu hotel terbesar dan termewah di negara Indonesia.
" Ayah, aku sudah mencari ayah kemana-mana ternyata ayah ada disini " kata Ny. Delia pada Pak Hardi
" Iya, ayah sedang bicara dengan cucu menantu ku yang cantik " Pak Hardi menunjukkan kasih sayang nya pada Alma dengan mengelus rambut Alma.
" Cantik apanya? mau dipoles bagaimana pun wajahnya tetap saja terlihat kampungan. " kata Ny. Delia sambil melirik sinis pada menantu perempuan nya itu.
Bryan sama sekali tidak membela Alma saat gadis itu di hina oleh ibunya. Dia hanya diam saja. Alma juga tidak bicara apa-apa, membuat Bryan keheranan karena Alma yang ia tahu adalah gadis cerewet. Tapi kali ini Alma tak bergeming sama sekali.
Jika pak Hardi tidak segan menunjukkan kasih sayangnya pada Alma, maka Ny. Delia bersikap sama. Ibu mertua Alma itu juga tidak ragu menunjukkan ketidaksukaan nya pada Alma yang berasal dari keluarga miskin dan anak yatim piatu. Kalau bukan karena diancam tidak mendapatkan warisan, Ny. Delia tidak Sudi menikahkan anaknya dengan Alma.
Alma juga sudah tau bahwa ibu mertuanya tidak menyukai nya. Tapi, ia tidak peduli tentang itu. Karena ia juga tidak berharap untuk disukai oleh Ny. Delia, bagaimana pun juga pernikahan nya dan Bryan adalah pernikahan kontrak.
" Delia ! jaga mulutmu itu " Pak Hardi marah mendengar Ny. Delia menghina Alma secara terang-terangan, di depan Jason dan Laura pula. Pak Hardi sungguh malu akibat tindakan menantu perempuan nya itu.
" Ma, mama ga boleh bilang gitu dong" Laura juga ikut menasehati mama nya.
" Tidak papa kakek " Alma tersenyum, memegang tangan sang kakek, seraya meredakan amarah nya.
Ny. Delia menunjukkan tatapan sinis nya pada Alma. Namun Alma, membalas tatapan itu dengan senyuman ramah.
Semoga saja, pernikahan ini tidak akan menjadi neraka untukku. Kakek, doakan aku.
Setelah pesta pernikahan usai. Alma yang masih memakai gaun pengantin nya, dan juga Bryan yang masih memakai setelan jas nya, masuk ke salah satu kamar mewah VVIP di hotel Macmille.
Alma dan Bryan terkejut saat mereka membuka pintu kamar itu. Terlihat banyak kelopak bunga mawar yang bertebaran di kamar itu, bahkan sampai ke sudut sudutnya. Belum lagi ranjang kamar itu dihias dengan kelopak bunga berbentuk hati di atas selimut.
Apa kamar di hotel semuanya memang seperti ini? sangat luas dan besar. Bahkan kontrakan ku tidak sebesar ini.
Alma terpana melihat kamar yang begitu luas. Ini pertama kalinya ia menginap di kamar hotel.
" Hey ! masuk ! kamu mau terus berdiri disitu?" Bryan setengah berteriak pada Alma yang masih berdiri di dekat pintu.
" I-iya pak " jawab Alma sambil berjalan ke arah Bryan yang sudah rebahan di tempat tidur itu.
Kenapa dia sudah ada di tempat tidur? aku tidak melihatnya?
Bryan terlihat sangat lelah, ia menarik tali dasi dan melonggarkan nya, Bryan juga membuka jas yang membuatnya sesak itu dan membuka kancing bagian atas bajunya itu.
Alma sempat terpesona melihat perangai Bryan saat melonggarkan dasinya. Terlihat sedikit otot dada nya, dan tangan kokohnya. Gadis polos itu termangu melihat ketampanan wajah Bryan, apalagi saat Bryan menaikkan sedikit rambutnya.
Kenapa tuhan menciptakan iblis setampan ini? jangan tertipu Alma ! jangan terpesona padanya, seberapa tampannya dia. Dia itu iblis, iblis. Kamu harus ingat itu.
Alma berusaha menyadarkan dirinya untuk tidak terpesona dengan ketampanan Bryan. Dengan menepuk-nepuk pipinya, menyadarkan nya dari kenyataan, bahwa wajah tampan itu bukan segalanya.
Alma mendekati Bryan yang duduk di sudut tempat tidur, sambil merokok.
" Pak Bryan, maaf saya mau tanya. Apa malam ini kita akan tidur disini?" tanya Alma ragu-ragu.
" Kita? tenang saja, malam ini kamar ini milikmu" Bryan tersenyum menyeringai, dari mulutnya mengeluarkan asap dari rokok yang baru saja ia hisap.
kenapa sih dia selalu saja tersenyum seperti itu? senyuman yang tidak normal.
" Maksud bapak, apa ya?" tanya Alma tak mengerti apa maksud perkataan Bryan barusan.
" Malam ini aku tidur di kamar lain. Ah, sebelum itu mari kita bahas surat kontrak dulu "
" Bukankah sudah selesai dibahas, pak?"
" Ada beberapa poin yang mau ku tambahkan, sebaiknya kau tidak banyak bicara, bocah " entah kenapa setiap bicara dengan Alma, Bryan selalu saja naik pitam.
" Saya bukan bocah, usia saya 20 tahun pak " Alma terdengar kesal
" maksudmu 20 tahun itu bukan bocah? lalu apa aku harus menyebut kamu seorang gadis? jangan bercanda " Bryan tersenyum sinis, sambil membuka salah satu laci yang ada di dekat tempat tidur nya. Bryan mengeluarkan map berwarna merah.
Alma sudah bisa menebak apa isi map berwarna merah itu.
SRAK
Bryan membuka map berwarna merah itu, terlihat jelas sebuah surat yang sudah ditandatangani dan di cap resmi oleh kedua belah pihak. Tertera jelas di bagian paling atas kertas itu ada tulisan " Surat perjanjian pernikahan kontrak "
" Ini salinan perjanjian nya, kau bisa menyimpannya " Bryan memberikan selembar kertas salinan surat perjanjian kontrak nikah mereka pada Alma
" kenapa saya menyimpan salinan nya dan bukan yang asli?" Alma mengambil kertas itu dari tangan Bryan, ia merasa heran.
" Kamu lupa ya? disini aku kan bos nya " Bryan tersenyum lagi, senyum yang dingin seperti biasanya.
" Ya, bapak bos nya. Saya tidak bisa berbuat apa-apa " Alma duduk di kursi yang ada di dekat laci itu.
Siapa yang memohon meminta ku menikah denganmu? bukankah itu kamu? masih mengaku dirimu itu bos? dasar. Kalau bukan karena kakek, mana mau aku menikah dengan tirani macam kamu.
Bryan terlihat menulis sesuatu di surat kontrak yang asli. Alma penasaran dengan apa yang pria itu tulis disana.
Bryan mengatakan bahwa ia menambahkan sedikit poin dalam surat perjanjian kontrak mereka. Dan inilah hasil perundingan mereka setelah setengah jam membahas dan merubah isi surat itu.
" Bagaimana ? apa kamu sepakat? tentu saja harus sepakat " Bryan melirik sinis ke arah Alma
" Sepakat "
" Kamu sepakat karena kompensasi uang nya cukup besar kan? wanita semuanya memang mata duitan ya " gumam Bryan merendahkan Alma
" Ya, hidup kan harus realistis pak, saya harus hidup, saya butuh uang. Setelah saya berpisah bapak, saya harus tetap melanjutkan hidup saya " Alma tersenyum percaya diri
" Baiklah baiklah. Aku juga tidak ingin tau, kamu bacakan saja apa poin poin di dalam kontrak. Aku mau dengar sekali lagi " Bryan menyilangkan tangannya di dada, terlihat wajahnya yang judes tanpa senyuman itu sedang menatap tajam pada Alma.
Sepertinya Alma juga sudah terbiasa dengan tatapan Bryan padanya, karena mereka juga sudah sering bertemu di kantor. Bryan selalu menunjukkan wajah judes dan dingin nya pada semua orang.
Alma langsung saja membacakan poin poin yang ada di surat yang ia pegang itu.
Poin 1. Kedua belah pihak dilarang untuk mencampuri urusan pribadi masing-masing
poin 2. Saat datang keluarga Aditama, pihak A dan pihak B harus terlihat mesra dan akur.
poin 3. Merahasiakan pernikahan dari rekan kerja di perusahaan
poin 4. jika pihak A ( Bryan ) menyentuh tubuh pihak B ( Alma ) maka 30 % saham pihak A akan di berikan kepada pihak B
poin 5. Hubungan dengan lawan jenis tidak dilarang, asalkan tidak boleh ketahuan oleh pihak keluarga Aditama
poin 6. Pihak B wajib menuruti semua keinginan pihak A
poin 7. saling menghargai kehidupan pribadi masing-masing
BLA BLA BLA
Dan masih banyak lagi poin poin di dalam surat perjanjian itu. Mereka berdua akhirnya mencapai kesepakatan.
" Pak, jika nanti saya ada yang ingin ditambah kan lagi di dalam poin nya. Apa saya bisa?"
" Tentu saja, tapi dengan persetujuan ku. Kalau aku tidak setuju dengan poin yang kamu ajukan, maka kamu tidak bisa " Bryan kembali merebahkan badannya di ranjang empuk itu.
Iya lah, kamu kan bos nya. Dasar bos tiran. Tentu saja kata-kata itu hanya diucapkan oleh Alma di dalam hatinya.
Tok
Tok
Tok
" Bocah, buka pintunya !" ujar Bryan memerintah
Bocah? aku punya nama, kenapa dia tidak memanggil namaku dengan benar.
" Baik pak " jawab Alma dengan memaksakan senyuman di depannya
Wajahnya saja yang tampan, tapi sikapnya tidak ada tampan tampan nya tuh.
Alma membuka pintu kamar itu, terlihat seorang wanita sedang berdiri disana, ia berpakaian seksi, hingga buah dada nya terlihat, memakai rok pendek, dan riasan menor di wajahnya.
" Hai sayang, aku datang " wanita itu tidak mempedulikan Alma yang membuka pintu, tapi melihat ke arah Bryan yang sedang rebahan di kasur.
Dengan senyuman sinis nya, wanita itu masuk menerobos dan mendorong sedikit bahu Alma. Banyak pertanyaan di kepala nya saat itu tentang wanita yang ada di depannya ini.
" sayang, aku kangen "
Wanita yang tidak diketahui namanya oleh Alma itu, masuk ke dalam kamar dan berlari menghampiri Bryan. Lalu memeluk Bryan, bukan itu saja, bahkan wanita itu mencium Bryan tanpa malu-malu di depan Alma.
" aku udah nunggu kamu dari tadi, sayang "Bryan membalas ciuman wanita itu dan memeluknya dengan mesra.
" Iya sayang, aku juga nunggu kamu dari tadi. "
Alma memalingkan wajahnya seperti tidak mau melihat kemesraan Bryan dan wanita asing itu.
Mereka yang ciuman, kenapa aku yang malu? harusnya mereka dong yang malu?
" Sayang, jadi anak ini istri kamu?" tanya wanita itu, sambil melirik ke arah Alma yang masih memakai gaun pengantin.
" Iya gitu deh. Hey bocah, ngapain kamu masih disitu?" tanya Bryan sinis
Alma berdiri mematung, ia terlihat bingung. Hatinya bertanya-tanya apakah benar rumor diluar sana tentang suaminya yang playboy dan suka berhubungan dengan sembarang wanita? dan jawaban jelasnya tepat dihadapan nya.
" Kamu tidur di ruang tamu yang sebelah, di sana ada ranjang. " ujar Bryan
" Maaf pak, seperti nya saya akan tidur di kamar lain. "
" Berani ya kamu ngelawan aku?"
Bryan mendekati Alma dan mengangkat dagu gadis itu dan memegang tangannya dengan kasar. Alma terlihat kesal dengan perilaku kasar Bryan padanya.
" Kenapa kau melotot padaku?" tanya Bryan
" Kalau bapak mau main sama Tante menor itu, jangan bawa-bawa saya. Saya tidak mau jadi kotor "
" Apa? Tante menor?" tanya si wanita asing itu kaget, ia tak terima dipanggil Tante.
Astaga, apa yang kulakukan? kenapa kata-kata itu bisa keluar dari mulutku begitu saja?
" Kamu lupa ya poin nomor 6 dari surat perjanjian kita? kamu harus menuruti perintah ku !"
" Bapak juga harus ingat poin nomor 7, bapak harus menghargai keinginan saya juga. Dan saya tidak mau tidur sekamar dengan anda juga Tante menor itu. " terang Alma menatap tajam pada Bryan
" Kamu berani ya menatapku seperti ini? kalau kamu keluar dari sini kakek dan yang lainnya akan curiga pada kita. Apa kau bodoh?" tanya Bryan yang masih memegang tangan Alma.
Ini salahmu sendiri, kenapa membawa malah perempuan di malam pernikahan mu di kamar pengantin mu pula? dasar manusia gak ada akhlak.
" Bryan sayang, udahlah. Biarin aja anak itu pergi "
" Iya, saya tidak akan ganggu kalian kok " Alma berusaha tersenyum
Bryan menggendong paksa Alma di bahunya, dan membawa gadis itu ke ruang tamu yang ada di kamar hotel itu. Bryan melempar Alma ke sofa yang ada disana.
BRUK
" Ah ! sakit !" Alma memegang punggungnya
" Sudah untung kamu ku lempar ke sofa empuk ini, dan tidak ku lempar ke jalanan. Diam dan patuh saja berada di kamar ini sampai besok pagi !" teriak Bryan, jarinya menunjuk pada Alma.
Jadi aku harus disini dan mendengar kalian bercinta? ini benar-benar gila. Pria ini benar-benar buruk, berbanding terbalik dengan wajahnya.
Alma terdiam dan menahan amarah, ia tak dapat berbuat apa-apa selain bersabar. Mengeluh pun hanya bisa ia lakukan di dalam hatinya.
Malam itu hati Alma di penuhi rasa amarah, meskipun ia dan Bryan hanya menikah kontrak, tetap saja ia marah dengan perilaku Bryan yang semena-mena padanya.
Suara suara desahan dan erangan yang keras, bergema di sepanjang kamar itu.
" Ah Bryan sayang, pelan-pelan dong "
" AKHh !! "
" Kamu hebat sayang.. Uhhh.. "
Ternyata Bryan sudah benar-benar gila, di malam pernikahan nya ia malah bermain dengan wanita lain bahkan sampai pagi.
" Keterlaluan sekali, dasar penjahat wanita " Alma mendengus kesal. Ia tak bisa tidur karena suara Bryan dan wanita asing itu yang keras.
...---****---...
Bagaimana readers? seru ga ceritanya? jangan lupa udah baca like dan komen nya ya 🙂 supaya cerita ini tetap berlanjut dan berkembang, dan menambah semangat author dalam menulis 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
'Nov's
awal baca..kok keberatan banget sampe ntar balik ama mantan .🤔
2022-09-22
0
Wirda Lubis
menjijik kan kasihan alma
2022-06-29
0
Idank Dika
jijik sama Tante menor,,,,,,
2022-04-13
1