Akhirnya Alisya sampai di rumah dengan selamat di antar oleh Fino, si manekin hidup. Ya dia sudah seperti manekin hidup bagi Alisya, karena selama perjalanan tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.
Alisya tahu mereka dijodohkan tapi kan tidak harus seperti itu juga, pikirnya.
Masa iya nanti aku harus hidup selamanya bersama si manekin hidup. Bagaimana nasibku ke depannya, tidak bisa ku bayangkan sama sekali.
Saat Aliya masuk ke dalam rumah, ternyata di dalam sudah ada Lulu. Saking seriusnya Alisya membayangkan bagaimana nasibnya nanti setelah menikah dengan manekin hidup itu, ia jadi tidak memperhatikan kalau ada mobil yang terparkir di depan rumah.
"Hai Sya." sapa Lulu setelah melihat Alisya masuk dan duduk di sebelah Nisa.
Sepertinya kak Nisa yang sedari tadi menemani Lulu mengobrol.
"Aku ke kamar dulu ya, kedengarannya Delisa sudah mulai rewel." ucap Nisa pamit ke kamar. Alisya dan Lulu mengangguk.
Setelah Nisa masuk ke dalam kamar. Lulu menatap Alisya tajam, seolah-olah ingin mencabik-cabik dan menelannya hidup-hidup. Alisya sedikit bergidik melihatnya.
"Matanya nggak usah begitu kenapa Lu, serem tahu lihatnya." ucap Alisya sembari menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.
Bukannya melunak, wajah Lulu malah semakin mengganas dan dia mulai mendekati Alisya dan duduk di sampingnya.
"Kamu jahat banget sih Sya, mau nikah kok nggak bilang-bilang sama aku." ucap Lulu merengek sembari memukul bahu Alisya berkali-kali, walaupun pelan tapi tetap saja ia merasa tidak nyaman.
"Kamu tahu dari mana aku mau nikah ? pasti kak Nisa sudah cerita semuanya ya ?" mencoba menghentikan pukulan Lulu.
"Cerita semuanya ? Memang ada lagi cerita selain tentang pernikahanmu ?" Lulu mulai melotot penasaran, ingin mengetahui semua yang telah terjadi pada Alisya selama ia tidak bertemu dengannya.
"Sebenarnya aku mau menikah itu karena dijodohkan oleh ayah." Lulu membelalakan matanya, tidak percaya dengan yang Alisya ucapkan. "Iya, aku dijodohkan dengan anak teman mendiang ibu, katanya dia pernah membuat janji pada ibu untuk menikahkan anaknya dengan anak ibu setelah dia sukses." Lulu manggut-manggut, namun sorot matanya belum sepenuhnya percaya.
"Terus kamu menerimanya begitu saja Sya ? Apa kamu tidak berusaha menolaknya ? Kamu maupun ayahmu kan tidak mengenal mereka sebelumnya."
"Aku sudah berusaha menolaknya, tapi karena ini salah satu permintaan terakhir mendiang ibu, jadi aku tidak bisa menghindarinya. Aku harus menerimanya, walaupun sulit tapi aku akan berusaha menjalaninya dengan lapang dada. Agar mendiang ibu juga ikut bahagia di sana." Alisya berusaha tersenyum agar Lulu tidak khawatir dengan keadaannya sekarang.
"Syukurlah kalau kamu bahagia menjalani semua ini, aku juga turut bahagia mendengarnya." Lulu memeluk Alisya erat, seakan-akan ia ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Alisya. "O iya, laki-laki yang dijodohkan denganmu itu tampan tidak Sya ?" tanya Lulu sedikit berbisik di telinga Alisya.
Mendengar pertanyaan itu, Alisya segera melepas pelukan Lulu. "Buat apa kamu tanya soal itu ? Itu tidak penting." ucap Alisya tegas.
"Ya, aku hanya ingin tahu Sya, pasti tampan ya, secara dia pengusaha muda, kaya raya lagi."
"Ya lumayan, orangnya tinggi, kulitnya putih, usianya sudah mau menginjak 32 tahun, tapi wajahnya tidak terlihat tua seperti usianya. Namun dia sudah seperti manekin hidup bagiku." gerutu Alisya.
"Manekin hidup ? Maksud kamu apa Sya ?" tanya Lulu penasaran.
"Ya manekin hidup, tidak ada obrolan sama sekali dengannya. Saat di dalam mobil, dia hanya fokus di belakang kemudi, saat berjalan di mall tadi, dia fokus ke depan tanpa memperdulikan aku yang bejalan di belakangnya. Makanya aku tidak bisa membayangkan kalau nanti aku sudah menikah dengannya, bagaimana aku hidup dengan orang seperti itu." Membayangkannya saja sudah membuat Alisya lesu.
"Sabar ya Sya, semoga setelah menikah nanti sikapnya sama kamu bisa berubah."
"Aku hanya bisa berharap semoga itu benar-benar terjadi."
Alisya dan Lulu berhenti membicarakan soal pernikahan. Mereka membicarakan soal pesta ulang tahun Lulu beberapa hari kemarin. Lulu sangat bahagia karena pestanya berjalan lancar sesuai yang ia harapkan. Dan ia juga cerita soal Rehan yang sudah memberanikan diri menemui mama dan papa nya, meminta restu secara langsung untuk berpacaran dengan Lulu.
Mereka bercengkrama, tertawa bersama hingga tidak terasa hari sudah mulai sore.
Setelah itu Lulu pamit untuk pulang, Alisya mengantarnya sampai ke depan mobilnya. Kemudian Lulu memasuki mobil dan melaju perlahan sembari melambaikan tangannya pada Alisya yang masih berdiri di tempat mobil Lulu terparkir tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Ayi Barnas
lanjuuuuuutttttttttt
2021-03-18
2
Yuli Ana
lanjut..cerita asikk
2020-09-06
1
Tina
lanjut
2020-07-12
4