Kedatangan bag.1

Setelah kepergian Alisya

"Ayah, aku minta maaf, aku tidak bisa mencegah Alisya untuk tidak pergi. Ingin sekali mengatakan yang sebenarnya tadi, tapi..." ucap Nisa sambil terisak.

"Sudah tidak apa-apa Nis, biarkan dia pergi, dia masih diselimuti emosi. Dia pasti pulang setelah emosinya mereda. Kita tahu sifatnya, dia tidak akan melewati batas, jika ayah tidak mengizinkannya pergi, ia pasti tidak akan pergi. Sekarang dia masih kecewa, masih belum menerima keputusan ayah, tapi nanti setelah pikirannya jernih ia pasti mau menerimanya." ucap Herman tegar, walaupun sedikit kecewa karena sikap Alisya tadi.

"Iya ayah, kalau begitu ayah istirahat ya sekarang. Aku akan memasak untuk makan malam."

"Iya nak."

****

Sesampainya di rumah Lulu, Alisya takjub melihat betapa mewahnya taman depan yang dihias untuk pesta malam nanti. Ia kira pestanya akan di dalam rumah, tapi ternyata di taman depan. Lulu yang melihat kedatangan Alisya segera menghampirinya, Alisya langsung memeluknya dan tak terasa air matanya mengalir dan membasahi bahu Lulu. Lulu yang merasakan keanehan ini segera mengajak Alisya masuk ke kamarnya. Lulu masih terus mencoba menenangkan Alisya, sampai akhirnya ia menceritakan semua kejadian di rumahnya tadi pada Lulu.

"Sya, apa kamu sudah mencoba bertanya alasan sebenarnya ayah kamu tidak mengizinkan ?" tanya Lulu.

"Belum sih, tapi pasti alasannya sama seperti sebelumnya." jawab Alisya.

"Itu belum tentu Sya, kali aja ada alasan lain dibalik semua ini."

"Iya juga sih." ucap Alisya.

"Coba kamu ingat-ingat ucapan kak Nisa tadi, apa ada yang aneh ?"

Alisya mencoba mengingat semuanya. Sepertinya ada, gumamnya. (Kalau kamu tidak mau melihat ayah jatuh sakit).

"Ya Tuhan, apa itu.... ?"

"Itu apa Sya ?" Lulu memotong ucapan Alisya.

"Aku tidak yakin sih Lu, tapi sepertinya ada sesuatu pada ayah, yang belum aku tahu. Setelah acara ulang tahunmu, aku akan menanyakannya langsung pada ayah sekalian meminta maaf padanya." ucap Alisya, memeluk Lulu lagi.

Apa ayah sakit, tapi sakit apa ? sepertinya cukup serius. Ya Tuhan, aku jadi merasa bersalah tadi sudah meninggalkan rumah dalam keadaan emosi, bagaimana kalau terjadi sesuatu pada ayah. ucapku pelan. Tapi kalau aku pulang sekarang, aku pasti membuat Lulu kecewa. Ya Tuhan, ampuni aku dan lindungi ayahku.

***

Di rumah Alisya

Selepas shalat magrib, semua orang di rumah menikmati makan malam yang telah disiapkan Nisa, semua makan dengan tenang. Sebenarnya Malik ingin sekali bertanya dimana keberadaan adiknya, namun melihat kondisi seperti ini, ia mengurungkan niatnya. Setelah selesai makan Nisa masuk ke kamar untuk menidurkan Delisa yang sudah mulai mengantuk. Ayah pamit kembali ke kamar untuk beristirahat. Tinggal Bang Dul dan Malik yang tersisa di meja makan.

"Bang, kok aku nggak lihat Alisya ya ? Kemana dia ?" tanya Malik pada Bang Dul.

"Kalau kata Nisa, Alisya pergi ke rumah temannya, ada pesta ulang tahun gitu katanya." jawab Bang Dul.

"Oh begitu, pantesan dari tadi aku nggak dengar suaranya." ucap Malik lalu pamit pada Bang Dul untuk keluar rumah sebentar.

Tak lama setelah Malik keluar, ada orang yang mengetuk pintu depan sembari mengucapkan salam. Perasaan Malik baru keluar, masa udah balik lagi, sebentar banget, tapi tumben dia pakai ketuk pintu dulu ya, gumam Bang Dul. Karena penasaran Dul segera ke ruang depan untuk melihat siapa yang datang, membalas ucapan salamnya lalu membukakan pintu. Setelah membuka pintu, Dul sedikit terkejut dengan tamu yang datang, ia tidak mengenal mereka, pakaian mereka sangat rapih. Seorang pria masih muda dengan setelan jas berwarna hitam dan seorang wanita paruh baya dengan dress lengan pendek di bawah lutut bermotif bunga, walau sudah tidak muda lagi tapi masih terlihat cantik dan elegan.

"Maaf tuan, apa benar ini rumah bapak Suherman ?" Pertanyaan pria berjas mengejutkan Dul yang masih terpesona melihat penampilan orang di depannya.

"Eh iya benar pak." jawab Dul sedikit gugup. "Maaf ada keperluan apa ya dengan mertua saya ?" Dul lanjut bertanya.

"Ada hal yang ingin saya bicarakan dengan pak Suherman." jawab wanita paruh baya sembari tersenyum.

"Oh begitu, silahkan masuk pak, bu, saya panggilkan ayah dulu." ucap Dul mempersilahkan tamunya masuk lalu menemui ayah.

Tak lama setelah Dul memanggil ayah, ayah keluar dari kamar bersamaan dengan Nisa. Nisa sedikit kaget setelah melihat ada tamu yang sudah duduk di ruang depan bersama suaminya. Lalu ia bersama ayah menghampiri mereka. Dul pamit ke kamar, ia tidak ingin ikiut campur karena sepertinya ini hal pribadi yang menyangkut keluarga ayah mertuanya.

"Selamat malam pak Suherman, mbak juga maaf mengganggu waktu istirahat kalian. Saya Restu dan ini majikan saya, Nyonya Ambar." ucap pria berjas memperkenalkan diri, menganggukkan kepala lalu tersenyum pada kami. Kami pun membalas dengan senyum penuh tanda tanya.

"Maaf, ada yang bisa kami bantu pak, bu ?" Tanya Herman setelah duduk di sofa.

"Begini pak, nyonya Ambar (melirik pada wanita di sebelahnya) ingin bicara dengan anda, ini mengenai janjinya dulu kepada almarhumah Ibu Ayu, istri anda." ucap Restu.

"Almarhumah istri saya ?" Suherman terhenyak ketika mendengar nama istrinya disebut.

"Iya istri anda pak." ucap bu Ambar.

"Dulu saat melahirkan, saya ditolong oleh istri anda. Sebelumnya saya bersama suami sudah mendatangi beberapa klinik tapi semua menolak karena saya tidak memiliki uang. Saat saya sampai di klinik ibu Ayu, ia menyambut saya dengan ramah, awalnya saya ragu untuk jujur kalau saya tidak memiliki uang, saya takut ditolak lagi seperti sebelumnya, tapi saya salah, ibu Ayu malah tersenyum lalu menyuruh saya masuk dan beristirahat. Ia menyiapkan semua peralatannya, saat kontraksi saya mulai intens, ibu Ayu dengan sigap melayani, sampai akhirnya anak laki-laki saya lahir dengan sehat dan selamat." nyonya Ambar tersenyum. "Saya sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan beliau, kalau tidak entah bagaimana nasib saya dan anak saya, mungkin saya bisa kehilangan dia." ucapnya lirih. "Setelah semuanya selesai, ibu Ayu menyerahkan bayi mungil itu kepada suami saya. Lalu ia menghampiri saya untuk memberi obat, kemudian kami sedikit berbincang-bincang. Setelah melihat kebaikan ibu Ayu, saya terpikir untuk membuat janji pada diri saya sendiri dan pada ibu Ayu juga, jika suatu saat saya dan suami sudah sukses, saya akan menjodohkan anak saya dengan anak pertama ibu Ayu." Nisa kaget mendengar ucapan terakhir bu Ambar.

bersambung...

Terpopuler

Comments

Tri Astuti

Tri Astuti

waduh...

2022-12-30

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

🏵️🏵️🏵️

2020-11-01

2

GreenLee

GreenLee

uuuuhhhuuuuukkkk

2020-08-16

0

lihat semua
Episodes
1 Harapan yang lenyap
2 Wisuda
3 Kejutan
4 Pencarian
5 Pertengkaran
6 Kedatangan bag.1
7 Kedatangan bag.2
8 Perjodohan
9 Pertemuan
10 Wedding Organizer
11 Prewedding dan Cincin
12 Lulu Tidak Percaya
13 Pamit
14 Sebuah Rahasia
15 Menerima Kenyataan
16 Pernikahan
17 Malam yang Menyebalkan
18 Fino Meracau
19 Pagi yang Kikuk
20 Sarapan
21 Siapa Wanita Itu ?
22 Trauma sama Wanita
23 Meminta Izin
24 Kotak Kue
25 Menginap bag. 1
26 Menginap bag. 2
27 Pesan Kakak ipar untuk Fino
28 Keraguan Ayah
29 Aneh tapi Nyata
30 Mencoba Bersikap Baik
31 Pulang untuk Berpamitan
32 Ciuman Pertamaku
33 Mengemas
34 Tempat Tidur Baru
35 Menikmati
36 Izin untuk Bekerja
37 Hanya Sekertaris ?
38 Perkenalan
39 Rencana Veronica
40 Cemburu ?
41 Bingung
42 Terungkap
43 Marah
44 Pengumuman
45 Malam Semakin Larut
46 Berjanjilah
47 Kasih Sayang Ibu Mertua
48 Canggung
49 Gosip
50 Khawatir
51 Peraturan Baru
52 Pengajuan Cuti ?
53 Foto
54 Penolakan
55 Amarah Fino
56 Pengakuan
57 Minta Maaf
58 Pengkhianatan dan Kekecewaan
59 Menyesal
60 Berbaikan
61 Pujian di Pagi Hari
62 Akhirnya Bulan Madu Juga
63 Gara-gara Abang Pempek bag. 1
64 Gara-gara Abang Pempek bag. 2
65 Laporan Restu
66 Kunjungan Besan
67 Berteman Diam-diam
68 My Little Prince
69 Menabrak
70 Bertemu Kembali
71 Memaksa
72 Penyelamat
73 Tukang Pijat Gratis
74 Kerugian Besar
75 Morning Sickness, Ngidam, Bawaan Orok ?
76 Berkata Jujur
77 Mesra
78 Memaafkan dan Melupakan
79 Temu Kangen
80 Tujuan yang Sama
81 Taman Bermain
82 Keguguran
83 Salah Sasaran
84 Merasa Bersalah
85 Menerima Takdir
86 Berkumpul
87 Suami atau Ibu Mertua ?
88 Menjenguk
89 Lebih Berhak
90 Menyerahkan Diri
91 Jangan Membenci
92 Mencoba Bunuh Diri
93 Masih Cinta
94 Konsekuensi
95 Pergi Jauh
96 Keputusan Dokter
97 Puasa
98 Merajuk
99 Makan Bakso Gratis
100 Hadiah
101 Suami Penghibur
102 Kecewa
103 Surprise yang Gagal
104 Mandi Bareng
105 Pembohong
106 Pesan Terakhir Ayah
107 Ikhlas
108 Kembali Bekerja
109 Pesta Penyambutan
110 Ingin Dipeluk
111 Budak Cinta
112 Wedding Anniversary
113 Pengalihan
114 Penculikan
115 Penculikan 2
116 Surat Penangkapan
117 Barter
118 Berkorban
119 Kabur
120 Berebut Setir
121 Rumah Sakit
122 Bukan Salah Siapapun
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Harapan yang lenyap
2
Wisuda
3
Kejutan
4
Pencarian
5
Pertengkaran
6
Kedatangan bag.1
7
Kedatangan bag.2
8
Perjodohan
9
Pertemuan
10
Wedding Organizer
11
Prewedding dan Cincin
12
Lulu Tidak Percaya
13
Pamit
14
Sebuah Rahasia
15
Menerima Kenyataan
16
Pernikahan
17
Malam yang Menyebalkan
18
Fino Meracau
19
Pagi yang Kikuk
20
Sarapan
21
Siapa Wanita Itu ?
22
Trauma sama Wanita
23
Meminta Izin
24
Kotak Kue
25
Menginap bag. 1
26
Menginap bag. 2
27
Pesan Kakak ipar untuk Fino
28
Keraguan Ayah
29
Aneh tapi Nyata
30
Mencoba Bersikap Baik
31
Pulang untuk Berpamitan
32
Ciuman Pertamaku
33
Mengemas
34
Tempat Tidur Baru
35
Menikmati
36
Izin untuk Bekerja
37
Hanya Sekertaris ?
38
Perkenalan
39
Rencana Veronica
40
Cemburu ?
41
Bingung
42
Terungkap
43
Marah
44
Pengumuman
45
Malam Semakin Larut
46
Berjanjilah
47
Kasih Sayang Ibu Mertua
48
Canggung
49
Gosip
50
Khawatir
51
Peraturan Baru
52
Pengajuan Cuti ?
53
Foto
54
Penolakan
55
Amarah Fino
56
Pengakuan
57
Minta Maaf
58
Pengkhianatan dan Kekecewaan
59
Menyesal
60
Berbaikan
61
Pujian di Pagi Hari
62
Akhirnya Bulan Madu Juga
63
Gara-gara Abang Pempek bag. 1
64
Gara-gara Abang Pempek bag. 2
65
Laporan Restu
66
Kunjungan Besan
67
Berteman Diam-diam
68
My Little Prince
69
Menabrak
70
Bertemu Kembali
71
Memaksa
72
Penyelamat
73
Tukang Pijat Gratis
74
Kerugian Besar
75
Morning Sickness, Ngidam, Bawaan Orok ?
76
Berkata Jujur
77
Mesra
78
Memaafkan dan Melupakan
79
Temu Kangen
80
Tujuan yang Sama
81
Taman Bermain
82
Keguguran
83
Salah Sasaran
84
Merasa Bersalah
85
Menerima Takdir
86
Berkumpul
87
Suami atau Ibu Mertua ?
88
Menjenguk
89
Lebih Berhak
90
Menyerahkan Diri
91
Jangan Membenci
92
Mencoba Bunuh Diri
93
Masih Cinta
94
Konsekuensi
95
Pergi Jauh
96
Keputusan Dokter
97
Puasa
98
Merajuk
99
Makan Bakso Gratis
100
Hadiah
101
Suami Penghibur
102
Kecewa
103
Surprise yang Gagal
104
Mandi Bareng
105
Pembohong
106
Pesan Terakhir Ayah
107
Ikhlas
108
Kembali Bekerja
109
Pesta Penyambutan
110
Ingin Dipeluk
111
Budak Cinta
112
Wedding Anniversary
113
Pengalihan
114
Penculikan
115
Penculikan 2
116
Surat Penangkapan
117
Barter
118
Berkorban
119
Kabur
120
Berebut Setir
121
Rumah Sakit
122
Bukan Salah Siapapun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!