Suryo jelas merasakan hal yang dia anggap aneh itu, saat pukulannya melayang telak ke tubuh Davendra, benturan keras hingga mampu membuat batu hancur.
Seakan tidak memiliki pengaruh apa pun terhadap satu lelaki tanpa kekuatan energi, membuat tangannya gemetar, dirasakan sakit seperti dia menghantam sesuatu yang jauh lebih keras dari batu adamantium.
"Apa kau benar-benar manusia biasa." Sepintas saja pemikiran tentang sosok Davendra membuat Suryo tidak percaya.
Dia tidak menangkap adanya aura energi dari tubuh Davendra, tapi kekuatan pukulan, ketahanan tubuh dan refleks untuk menghindar jauh diatas orang-orang yang bahkan sudah mencapai tingkatan lord yang nyata.
"Aku sudah bosan dengan pertanyaan itu, kau mungkin orang ke empat bertanya apa aku ini manusia biasa, dan jawabannya tetap sama, aku pun tidak tahu, nyatanya aku tidak bisa menggunakan kekuatan energi, jadi anggap saja, aku hanya orang biasa." Panjang Davendra menjelaskan tentang dirinya.
Tentu ada harga diri yang Suryo pertaruhkan untuk melawan Davendra, meski pun orang menganggap bahwa dia bukan lawan sulit karena tidak memiliki kekuatan energi, nyatanya Suryo tahu seberapa kuat sosok lelaki ini.
"Sepertinya aku tidak bisa bertarung dengan kekuatan setengah-setengah."
Seketika itu tekanan energi yang keluar dari tubuh Suryo semakin kuat dan semakin berat, Davendra bisa merasakan sendiri jika sebelumnya Suryo mungkin hanya menggunakan separuh dari kekuatan penuh.
Dan sekarang lelaki itu mengeluarkan kekuatan yang memberi peningkatan fisik jauh lebih besar, tanah tempat Suryo berpijak retak hanya karena tekanan energi.
Davendra tidak bisa lengah begitu saja, saat satu gerakan Suryo membuatnya lenyap dari penglihatan, dia muncul menampakan diri tepat di sampingnya.
"Si*al dia cepat sekali..." Davendra bisa melihatnya namun reflek untuk menghindar masih belum bisa mengikuti.
Pukulan Suryo bersarang di pinggang Davendra, tubuhnya terpental karena tidak mampu bertahan, ini pertama kali menerima rasa sakit yang sangat kuat.
Meski tidak membuat tulang patah, tapi ada efek hantaman yang membekas merah di pinggang, jelas perbedaan kekuatan Suryo sebelum mengeluarkan energi secara penuh.
Kali ini Davendra tahu bahwa sulit baginya untuk menang, tapi bukan berarti dia akan menyerah begitu saja, selama masih ada kesempatan tentu segala hal bisa terjadi.
Di tempat lain....
Satu orang datang ke dalam rumah, berjalan cukup tergesa-gesa dengan wajah gembira karena membawa sebuah berita...
"Di tempat latihan ada yang bertarung."
"Apa kau bodoh, ituu tidaklah aneh, di sana memang menjadi tempat orang-orang berlatih, jadi jika mereka bertarung biarkan saja."
"Bukan begitu, bocah kemarin, siapa itu namanya, Da .. Da... darmanto ?."
"Ada apa dengan bocah baru itu."
"Dia edang melawan Suryo murid tuan Guan Hou."
"Oh .... Bukan kah Suryo tidak ada hubungannya dengan klan, dia sekedar mengikuti tuan Guan Hou mengajar di sini."
"Itu dia, sepertinya Bocah Darmanto mencari masalah dengan Suryo."
"Ini menarik."
Asmi melihat beberapa orang berjalan keluar dengan cepat dan percakapan-percakapan tidak penting, tapi yang membuat dia tertarik adalah nama Davendra itu disebutkan, meski salah sambung menjadi Darmanto.
"Apa yang sedang Davendra itu lakukan." Gumam Asmi karena tidak tahu kenapa Davendra sampai bertarung dengan Suryo.
Lelaki itu masihlah dipenuhi misteri, tanpa ada asal usul yang jelas, kehadirannya di tempat ini terlalu mengejutkan, siapa sangka, bahwa dia mampu membuat Salman tertarik.
Tanpa perlu mengkhawatirkan soal pekerjaan, Asmi pun ikut pergi untuk melihat ke tempat latihan, ya sedikit hati dia sendiri ingin tahu bagaimana Davendra mengatasi Suryo di pertarungannya.
Begitu juga dengan Salman...
Dia yang tidak sengaja lewat mendengar pembicaraan orang-orang yang bekerja di klan harimau api mengenai Darmanto.
Awalnya Salman bingung, karena dia tidak pernah merasa sudah memperkerjakan lelaki bernama Darmanto, tapi seketika sadar bahwa itu adalah Davendra yang di katakan sebagai orang baru.
"Ini menarik, aku bisa melihat apa yang akan dilakukan oleh Davendra." Salman pun ikut pergi ke tempat latihan.
Cukup ramai semua orang berdatangan untuk melihat pertarungan Davendra dengan Suryo, tapi sayangnya kondisi baik tidak berpihak kepadanya.
Gerakan Suryo terlalu cepat dan sangat kuat, Davendra yang baru saja bersiap menyerang, harus menerima pukulan telak di setiap bagian tubuh.
Terlempar dan kembali bangkit, terbang, jatuh, berguling, dan tetap kembali bangkit, semua orang tidak menyukai pemandangan dimana posisi Davendra benar-benar dihajar habis oleh Suryo.
"Hei bukankah ini sangat berlebihan, Suryo tidak memberi kesempatan untuk Davendra menyerang."
"Memang perbedaan kekuatan antara mereka sangatlah besar, tapi..."
"Ya kita seperti melihat orang kuat bertindak kejam kepada orang lemah."
"Tapi bagaimana mungkin dia masih bisa bangkit lagi setelah menerima serangan sekuat itu."
Semua orang merasa kasihan tapi juga kagum dimana Davendra tidak menyerah sedikit pun untuk tetap berdiri kembali.
Memang ketahanan Davendra terbilang tidak normal, semua pukulan itu bisa membunuh siapa pun yang berada diantara bawah tingkat kekuatannya.
Asmi yang baru saja datang, segera saja mendekat kepada Sintia, melihat Davendra sudah compang camping dengan kondisi tubuh penuh lebam akibat pukulan Suryo.
"Nona Sintia, kenapa kau tidak menghentikan Davendra." Ucap Asmi terlihat khawatir.
"Dia yang menerima pertarungan ini, aku tidak mau menghentikannya."
"Tapi lihat, dia bisa saja tewas."
"Di dalam pertarungan hidup dan mati adalah konsekuensinya, selama Davendra tidak mau menyerah, maka biarkanlah." Jawab Sintia dengan sikap netral kepada Davendra.
Sintia tidak ingin melindungi lelaki yang sudah menyelamatkan nyawanya, bukan tanpa alasan, karena di dunia ini kekuatan adalah segalanya, jika Davendra tidak memilikinya maka kenyataan itu harus dia terima.
Suryo bersiap untuk satu kekuatan penuh yang terkumpul di kepalan tangannya, Asmi jelas tahu, bahwa ada kemungkinan Davendra terluka parah meski pun memiliki tubuh sangat kuat.
Davendra tahu bahwa kemungkinan dirinya menang melawan Suryo sangatlah kecil, dan untuk sepersekian detik sebuah pukulan datang, melintas cepat di depan wajah.
Mata itu bisa melihatnya secara jelas, tapi reflek gerakan tidak mau mengikuti, sangat cepat dan ganas... "Mustahil aku menghentikan ini."
Seketika saja, pandangan mata Davendra menjadi berbeda, tepat sebelum pukulan Suryo menyentuh kulit, waktu disekitar tempatnya berdiri menjadi lebih lambat.
Masih bisa menoleh ke kiri dan kanan, melihat ekspresi semua orang yang diam tidak bergerak, dengan mulut terbuka lebar.
Asmi atau Sintia ada di sana, memandangi dirinya dengan tatapan serius, begitu juga Salman, dari kejauhan dia melihat... Bukan Davendra, tapi matanya itu tertuju kepada Asmi.
Dan kejadian aneh ini memberikan waktu untuk dirinya menghindar dari satu serangan yang sejak awal tidak bisa dia balas.
Tidak tahu apa yang terjadi, tapi Davendra secara langsung melakukan serangan ke wajah Suryo tanpa bisa dia menangkisnya.
Semua orang terkejut, tidak mau mereka percaya tapi jelas, bahwa Suryo terpental jauh, dan menghantam dinding dengan kuat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
Pendekar
Suryo dihantam tambah kuat
2022-01-25
0
Darmanto Darmanto
ajib author,,jeneng q ikut ke bawa jg👍👍👍🤭🤭
2022-01-20
0
Muslimin
👍👍
2022-01-13
0