Ini jelas mengejutkan bagi Asmi, tubuh tanpa kekuatan energi sangatlah jarang, karena sebagian besar ras manusia sudah memilikinya.
Meski tidak sampai membahayakan tubuh, tapi sedikit hati dia merasakan kecewa, apa yang diharapkan seakan menjadi hal mustahil.
"Jadi begitu." Lemas Davendra dengan senyum terpaksa.
"Tapi kau memiliki tubuh yang sangat istimewa, bahkan jauh lebih kuat dari para ahli beladiri tingkat lord alam raja sekali pun." Asmi pun mengakui kekuatan yang Davendra miliki.
"Padahal aku sedikit berharap bisa menggunakan serangan yang ada sinar-sinarnya itu." Gumamnya sedikit lemas
"Itu tidak jadi masalah, jika kau bisa melatih tubuhmu dengan teknik beladiri tingkat tinggi, tidak ada yang mampu melawan mu di kota ini dalam pertarungan." Itu bukan sekedar alasan untuk menghibur Davendra.
Tapi kenyataannya memang lelaki ini memiliki struktur tubuh begitu padat, dan keras, hanya saja itu tidak seperti daging manusia biasa, karena jauh lebih keras dari batu adamantium hitam.
Entah apa yang Davendra makan hingga bisa menjadikan tubuhnya itu sangat istimewa, bahkan bisa dipastikan pedang kelas lord rendah hanya mampu memberi luka gores saja.
"Jadi apa kau bisa melatihku untuk mempelajari ilmu beladiri." Bertanya Davendra kepada Asmi.
"Aku tidak bisa..." Jawab Asmi yang menunjukan ekspresi wajah murung.
"Kenapa nona ?."
"Aku belum pantas menjadi guru atau semacamnya."
"Tapi jika dibandingkan dengan guru yang melatih orang-orang klan harimau api, aku yakin anda jauh lebih kompeten." Davendra sudah melihat sendiri bagaimana para pengikut klan berlatih.
"Aku tetap tidak bisa mengajarimu Davendra." Masih tetap Asmi dalam pendiriannya.
"Apa ini terkait dengan ilmu pedang delapan Matahari dari keluarga anda."
"Ya ... aku sendiri tidak benar-benar memahami kemampuan sebenarnya dari pedang delapan Matahari, jadi bagiamana bisa aku mengajarkan ini kepada orang lain." Masalah yang benar-benar di hadapi oleh Asmi adalah tentang dirinya sendiri.
Davendra tidak menemukan siapa pun yang bisa memberi kesempatan untuk belajar, meski secara khusus klan harimau api memiliki guru beladiri cukup terkenal di kota Batavia.
Tapi dia seakan tidak mengaggap lelaki yang bernama Guan Hou itu, bisa memberi pelatihan seperti keinginannya, kemungkinan besar untuk keahlian beladiri, Asmi adalah yang terbaik.
"Kalau begitu tidak perlu anda mengajarkan ilmu pedang delapan Matahari, paling tidak ajarkan dasar-dasar yang harus aku lakukan untuk bertarung." Davendra pun memikirkan hal lain untuk dia kembangkan.
"Itu mungkin bisa aku lakukan." Balas Asmi yang mengangguk perlahan.
Bagi Davendra, mungkin memang benar jika tubuhnya kuat, tapi ketika melawan seorang ahli yang jelas mengerti setiap hal dalam pertarungan, tentu menjadi kerugian untuknya.
"Tapi aku tidak ingin menjadi gurumu, anggap saja aku hanya menjadi teman berlatih." Tegas Asmi memberi jawaban.
"Aku mengerti, dan aku tidak berhak meminta lebih dari ini." Davendra pun merasa paham tengang keputusan Asmi.
"Baguslah kalau begitu, besok sebelum fajar aku akan menunggumu."
Asmi tidak memiliki banyak waktu untuk sekedar berlatih, karena pekerjaan yang dilakukan sebagai pelayan klan harimau api dimulai saat fajar muncul dan berakhir hingga sore.
Hanya di waktu subuh saja, dia bisa meluangkan waktu melatih setiap gerakan dari ilmu pedang delapan Matahari yang belum sempurna.
Untuk sekarang mereka berdua segera kembali ke dalam rumah, melakukan pekerjaan yang menjadi tugas utama, termasuk Asmi pun sudah bersiap-siap.
"Nona aku tidak memiliki pekerjaan untuk sekarang, aku bisa membantumu di dapur." Davendra menawarkan diri.
"Itu tidak perlu, karena aku sendiri tidak memiliki banyak tugas, selain memotong sayur dan daging." Tentu itu cukup mudah untuk di lakukan oleh seorang ahli pedang.
"Oh jadi bukan anda yang memasak."
"Aku pun ikut memasak."
"Apa yang anda masak."
"Masak air."
"Biar matang ?." Pertanyaan yang aneh.
"Biar bisa di minum." Entah kenapa jawaban Asmi seperti kesal karena meragukan keahliannya memasak air.
Tapi Davendra tetap mengikuti Asmi menuju dapur tempat para tukang masak pribadi klan harimau api bekerja, dimana cukup ramai pekerjaan semua orang dengan banyak hal harus dilakukan.
Bagian Asmi berada di bagian bahan-bahan mentah yang masih utuh, segala sayuran dan daging-daging hewan, entah dari peternakan atau pun pemburu binatang iblis.
Tidak hanya para pemburu itu mengambil inti kehidupan dari binatang iblis, mereka pun menjual beberapa bagian tubuh yang memang bisa di olah kembali.
Seperti kulit dari binatang iblis memiliki karakteristik yang bisa digunakan sebagai pakaian perang, karena menang jauh lebih kuat dari armor besi biasa.
Termasuk beberapa khasiat dari daging mereka bisa menjadi bahan ramuan untuk memperkuat tubuh para ahli beladiri dan meningkatkan kekuatan secara khusus.
Diambilnya Asmi sebilah pisau tajam, dalam waktu singkat dan cepat, satu persatu bahan yang ada depan mata terpotong seketika.
Bagaimana gerakan tangan Asmi memainkan pisau, tidak perlulah menunggu satu nafas selesai berhembus, dia membelah seekor ayam menjadi dua belas bagian.
Tapi melihat itu, Davendra menelan ludah, tidak bisa dia bayangkan jika saat Asmi melampiaskan emosi ketika sedang memegang pisaunya.
"Sepertinya memang aku tidak perlu membantu anda dalam urusan potong memotong."
"Apa kau mau mencoba." Asmi memberi kesempatan.
"Tidak terima kasih, aku masih ingin memiliki anggota tubuh yang lengkap."
"Aku tidak ingin memotong mu, aku menawarkan apa kau ingin belajar memotong daging."
Davendra menggeleng untuk jawabnya... "Aku pikir itu hanya akan menghambat pekerjaan anda saja nona."
Tapi satu hal mengejutkan datang, dimana beberapa orang menarik seekor binatang iblis masuk ke ruang penyimpanan.
Jika sekedar binatang iblis kambing bertanduk api, itu sangat biasa, bahkan dijual di pusat perdagangan kota dengan harga murah.
Hanya saja ini berbeda, seekor badak berkulit hitam yang dikenal sebagai binatang iblis kelas menengah dan sangat kuat akan dijadikan menu santapan.
"Asmi tolong potong ini." Ucap seseorang yang membawa badak itu masuk.
"Aku mengerti." Asmi pun paham apa yang harus dia lakukan.
Davendra seakan paham seberapa sulit untuk memotong tubuh badak berkulit hitam yang bisa mematahkan pedang kelas lord seperti sebuah kerupuk.
"Nona bagaimana cara kau memotong makhluk ini." Ucap Davendra penasaran.
"Kau akan melihatnya."
Asmi menarik sebilah pedang yang di persiapkan sebagai sarana memotong daging badak itu, jelas pisau biasa mustahil menggores kulitnya. Karena hal inilah Asmi menggunakan pedang, dan sedikit kekuatan lebih dari sekedar memotong daging biasa.
Ketika mata pedang menyentuh kulit badak, percikan api menyala, bisa terbayang seberapa tajam pedang itu masih kesulitan untuk menembus ke dalam daging.
Tapi Asmi mengalirkan energi masuk kedalam pedang dan memudahkan dirinya dalam memotong, lima belas gerakan berayun, satu demi satu bagian tubuh pun lepas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
DEWA HAREM
. .
2022-02-16
0
Pendekar
Asmi potong badak dengan santai
2022-01-25
0
Muslimin
yes
2022-01-13
0