Di saat semua yang dia lihat hanya sekedar pemandangan alam hijau dan biru, tidak tampak satu pun kehadiran manusia atau sekedar makhluk lain untuk datang menyapa.
"Aku ingin tahu dimana ini." Bertanya dia sendiri.
Semua hal di pandangan mata tampak asing, tapi jangankan nama tempat yang ada di sekitarnya, untuk mengenal tentang dirinya sendiri pun masih menjadi pertanyaan besar.
Karena tidak ada alasan dia tetap diam dan menunggu, mengangkat satu jari ke atas setelah dijilatnya basah, merasakan angin berhembus dari barat.
"Baiklah aku akan pergi ke sana."
Seakan percuma dia melakukan itu, dan perjalanannya pun tidak tahu kemana saja, tidak perduli utara, timur, barat atau selatan.
Berjalan terus maju melangkahkan kaki tanpa tahu harus kemana, mencari sebuah kehidupan untuk bertanya banyak hal tentang semua yang tidak dia ketahui.
Tapi entah apa yang akan dia temui di ujung perjalanannya, hanya berharap tidak akan menjadi masalah karena kehadiran sebagai orang asing.
Meski begitu, berjalan sendirian, tanpa baju, tanpa sensor untuk menutupi belalai gajah yang bergelantungan dan bergoyang kiri kanan dengan gerakan konsisten, sudahlah melanggar aturan.
Hanya saja, alasan tentang keberadaannya di tempat ini masihlah membingungkan, dia tidak tahu apa pun tentang dirinya atau alasan kenapa dirinya ada di sini.
Satu malam....
Dua malam....
Tiga malam....
Jauh perjalanan ditempuh untuk sekedar mencari sebuah kehidupan yang bisa diajaknya berkomunikasi dengan bahasa untuk dimengerti.
Sedangkan sepanjang perjalanan, dia hanya bertemu makhluk-makhluk liar yang meraung-raung tidak jelas, berkepala panjang lidah meliuk-liuk, atau memiliki capit berekor tajam.
Mereka semua hanya ingin bermain-main dan berlarian pergi setelah melihat tatapan mata darinya.
Hingga akhirnya dia melihat dua sosok makhluk saling bercengkrama akrab di tengah-tengah luasnya padang rumput.
Satu bertubuh besar, berwarna merah, dengan leher panjang, bergigi runcing, dan ada sayapnya pula. Sedangkan satu lagi adalah seorang manusia berjenis kelamin wanita yang berlari-lari mengajak naga itu bermain .
Entah kenapa perasaan senang terlihat jelas dari raut wajahnya, sudah empat hari tiga malam dia berjalan dan baru sekarang melihat orang lain yang masih hidup.
Askar berlari mendekat, senyum lebar saat dirinya datang, sembari melambaikan tangan untuk sekedar memberi sapaan.
Tidak hanya wanita itu yang kebingungan, bahkan kadal besar bersayap pun diam ditempat, seakan lupa akan tujuannya, ketika melihat seorang lelaki tanpa baju berlarian dengan wajah sumringah.
"Jangan mendekat, pergi dari sana." Wanita yang dia lihat berteriak keras.
Tanpa rasa takut, atau pun keraguan, berdiri ditengah-tengah mereka, yang lebih mencengangkan adalah saat lelaki telan*jang itu mengulurkan tangan dan membantunya berdiri.
Walau malu untuk melihat kebawah, tapi rasa takut karena seekor naga didepan mereka, membuatnya lupa segala hal.
"Nona apa kau baik-baik saja." Ucapnya sembari menunjukkan senyum di wajah.
"Sudah aku katakan jangan mendekat, dan juga apa kau tidak memiliki urat malu." Begitu jawaban yang dia terima oleh wanita di depannya.
"Memang kenapa." Balik dia bertanya.
"Kenapa karena kau tidak memakai baju ?, atau kenapa kau tidak boleh mendekat ?." Diulang kembali pertanyaan itu.
"Kenapa kau ketakutan begitu." Tentu tidak ada alasan bagi wanita ini takut kepadanya.
"Ok, baiklah, sekarang aku tahu, karena sejak awal kau itu tidak waras." Pusing dia menanggapi lelaki yang benar-benar aneh.
Selagi perbincangan mereka berdua, seekor naga yang sebelumnya diabaikan, meraung keras hingga membuat langit bergetar hebat.
"Apa kalian berdua sudah cukup untuk membicarakan tentang kebodohan ini." Suara itu datang dari sosok naga yang memang memiliki kecerdasan spiritual untuk berkomunikasi dengan orang lain.
"Kau bisa bicara." Lelaki yang baru saja datang pun terkejut.
Dia benar-benar baru menyadari bahwa makhluk besar di sebelahnya itu, tidaklah sama dengan makhluk lain yang ditemui selama perjalanan.
"Aku adalah naga hitam hitam, penguasa awal ras dragonic, tentu aku sudah membuka kecerdasan spiritual." Jawabnya cukup lantang.
"Oh begitu, jadi maaf, maaf sekali lagi, aku tidak tahu jika anda merasa terganggu dengan pembicaraan kami." Cukup sopan untuk seorang lelaki asing yang baru saja bertemu.
"Kau cukup sopan untuk ukuran manusia yang tidak tahu malu, jadi siapa namamu ?."
"Itu juga aku ingin tanyakan... Apa kau tahu aku ini siapa ?."
"Kenapa kau balik bertanya, aku sendiri baru melihat manusia ditempat ini, jadi atas dasar apa aku mengenalmu."
Satu wanita itu hanya bisa diam, ketika dia sendiri melihat seekor naga kejam yang berniat memangsanya kini berubah total dengan percakapan akrab dengan lelaki asing satu ini.
Sedikit hati dia merasa lega, namun tidak menutup kemungkinan jika dalam beberapa saat nanti, naga hitam akan berubah pikiran dan kembali memakan mereka.
Karena hal itu, dikesempatan yang jelas terbuka lebar, tanpa ragu wanita itu sedikit demi sedikit berjalan mundur, dan tepat ketika naga itu lengah selagi berbicara, dia pun mengambil kecepatan tinggi untuk kabur.
"Kalau begitu.... Aku ini sebenarnya siapa." Dia pun bergumam sendiri.
"Jika kau benar-benar hilang ingatan, aku merasa kasihan, mana masih muda lagi." Naga hitam membalas dengan perasaan iba.
"Apa hilang ingatan itu berhubungan dengan usia ?."
"Tapi apa kau masih ingat tujuanmu di sini."
"Aku sendiri bertanya-tanya tentang hal itu, tapi nyatanya aku tidak tahu namaku sendiri, jadi bagaimana mungkin aku tahu tentang tujuanku."
"Ya itu ada benarnya."
Awalnya naga ini ingin mencari memangsa, dan ketika melihat seorang manusia yang jarang dia temui, tentu cukup membuatnya tertarik.
Hanya saja naga hitam itu masih memiliki pikiran dan hati, tidak sembarangan untuk menjadikan bermacam makhluk sebagai makanan.
"Nona apa kau tahu dimana sekarang aku berada." Balik dia bertanya dengan gadis yang baru ditemui.
Tapi siapa sangka, ketika Askar melihat, sosok wanita yang sebelumnya berdiri tepat dibelakang, tiba-tiba saja lenyap.
"Kemana dia."
"Wanita itu pergi." Balas naga hitam dengan sikap biasa saja.
"Hmmm Biarlah...."
"Oi... Jangan cuma biarlah, apa kau tidak merasa bersalah membuat sarapanku pergi."
"Sudahlah itu bukan masalah besar, kau masih terlihat gemuk walau belum sarapan." Entah apa yang dirasa oleh lelaki itu, dia bicara dengan santai tanpa perduli perasaan sang naga.
"Padahal daging manusia itu sangat enak dan bergizi." Sedikit terlihat wajah menyesal di tunjukan.
"Jadi apa kau juga mau memakanku." Bertanya dia seakan menawarkan diri kepada naga hitam.
Sedikit naga itu melirik, namun dia lekas memejamkan mata dengan gelengan kepala perlahan.... "Tidak."
"Kenapa."
"Karena kau memiliki aura yang sama denganku." Jawab sang naga hitam karena merasakan sesuatu dari tubuh orang di depannya.
"Aku baru tahu soal itu." Tentu ini membuatnya terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
Jade Meamoure
aduh ada belalai yang lenggang kiri kanan alamak thor hahaha
2022-07-24
1
DEWA HAREM
hahaha
2022-02-15
0
Pendekar
orang itu ketemu perempuan dan naga
2022-01-25
0