Naga hitam itu memperkenalkan diri sebagai Vonnir x'pander, penguasa awal dari ras dragonic di awal penciptaan jagat raya.
Siapa pun tahu apa yang diketahui tentang seekor makhluk dari ras dragonic, dimana kekuatan dari tubuh makhluk kadal berleher panjang ada sayapnya ini sangatlah luar biasa.
Tidak ada yang berani mengusik, mempermainkan atau menjadikan para naga ras dragonic sebagai musuh, terlebih lagi untuk Vonnir x'pander, karena mereka tahu konsekuensi jika penguasa naga marah.
Tapi siapa sangka, lelaki asing yang baru dia lihat itu bukan sekedar pertemuan tanpa alasan, memang benar tidak ada ingatkan apa pun tentangnya.
Meski begitu, samar-samar aura yang keluar dari dalam tubuh lelaki tanpa busana bisa dirasakan oleh penciuman Vonnir.
Perasaan akrab, aura yang sama, dan kekuatan mengerikan tersimpan dalam tubuh manusia itu, seakan dia adalah saudara, sedangkan Vonnir tidak memiliki saudara kandung.
Sedikit keyakinan bahwa pertemuan mereka adalah sebuah takdir yang terikat satu sama lain, Vonnir tidak menganggap manusia itu untuk menjadi makanan.
"Hei bagaimana jika aku memberikanmu sebuah nama." Ucap Vonnir x'pander dengan bangga.
"Hmmm selama itu terdengar bagus, aku tidak masalah." Lelaki itu pun tidak menolak usul dari Vonnir.
"Bagaimana dengan Joko."
"Tidak."
"Saprudin."
"Tidak."
"Prab."
"Tidak."
"Sugeng."
"Tidak."
"SBY."
"Siapa itu ?."
"Selamet Bahrudin Yamin."
"Oh, tapi... tidak."
"Kalau begitu, Joko."
"Kau sudah menyebut itu diatas."
"Karjo."
"Tidak."
"SBY."
"Selamet Bahrudin Yamin, aku juga sudah menolaknya tadi."
"Bukan, tapi Susilo Bam...."
"Hei, jangan bercanda." Tegas Askar mengehentikan ucapan nama dari naga hitam.
"Maaf, maaf, kalau begitu, bagaimana dengan nama Davendra."
"Itu terdengar tidak asing." Dia pun memikirkan tentang nama yang di sebutkan oleh naga Vonnir.
Ada sesuatu yang mengganjal di dalam hati lelaki itu, tapi seakan sulit untuk tahu apa hubungan antara dirinya dengan nama Davendra.
"Apa kau tidak menyukainya." Bertanya Vonnir untuk sikap Davendra yang aneh dilihatnya.
"Tidak, itu cukup bagus untuk nama yang akan aku gunakan, tapi aku merasa ada yang aneh dari nama Davendra." Balas Lelaki itu sembari berpikir tentang hal lain.
"Memang kenapa."
"Aku hanya sedikit kesal saat kau menyebutkan nama itu."
"Itu tidak mungkin, karena aku baru saja mengarang nama Davendra."
"Baiklah, sepertinya memang hanya perasaanku saja."
Kini lelaki tanpa nama, tanpa asal usul dan tanpa tujuan yang jelas, menyandang sebuah nama sebagai seorang, Davendra.
Tanpa satu pun informasi yang dia ketahui tentang dirinya sendiri, tentu akan sangat sulit berbaur dalam kehidupan.
Dianggap aneh, gila, dan kurang waras, semua itu jelas akan menjadi anggapan orang lain mengenai lelaki yang sekarang adalah Davendra.
Lepas dari permasalahan nama, sadar atau tidak jika sejak awal Davendra tidak mengenakan satu helai pun kain untuk sekedar menyembunyikan aurat malu yang sombong di pertontonkan.
"Sekarang mari kita pikirkan bagaimana cara untuk mendapat pakaian." Ucap Vonnir.
"Bagaimana dengan wanita itu, jika dia menggunakannya, tentu di sekitar sini ada peradaban yang membuat pakaian."
"Itu benar, tapi jika kau mau pergi ke kota manusia, aku tidak bisa ikut ke sana."
"Kenapa ?."
"Ini adalah sebuah perjanjian, antara aku dan para dewa awal penciptaan, agar aku tidak bisa membahayakan kehidupan manusia-manusia itu." Jawab Vonnir yang memiliki cara hidupnya sendiri.
"Dewa awal penciptaan kah ?."
Davendra bertanya-tanya akan segala informasi yang dia dapatkan dari Vonnir tidaklah asing bagi dirinya, meski begitu, hilangnya ingatan ini membuat semua terasa samar.
"Tapi sebaiknya kau memang harus pergi ke kota manusia, karena disana mungkin kau bisa mengingat kembali apa yang sudah dilupakan."
"Itu ada benarnya, karena aku merasa percuma bertanya denganmu."
"Hei... Paling tidak aku berusaha memilihkan nama." Vonnir tersinggung dengan cara Davendra mengucapkannya.
"Aku tidak menganggap itu sebagai pekerjaan yang berat, lagian kau mengusulkan aku menggunakan nama Joko, Prab atau SBY maaf... Selamet Bahrudin Yamin, bukankah tidak cocok untukku."
Davendra tidak menyalahkan Vonnir, tapi tetap saja naga hitam ini terlalu seenaknya sendiri mengarang nama-nama yang bisa membuat orang lain salah paham.
Dibawa Davendra naik ke punggung Vonnir, melesat terbang dalam kecepatan tinggi, Kota manusia itu sendiri, terletak jauh dua puluh kilometer ke arah selatan, dan dikenal sebagai kota Batavia.
Perjalanan menuju kota, banyak hal di ceritakan oleh Vonnir tentang sistem yang berlaku di setiap wilayah seluruh jagat raya, lima dewa awal penciptaan, kehidupan bermacam ras dan tempat-tempat sakral untuk di datangi.
"Jadi dimana aku sekarang ini." Bertanya Davendra selagi sempat.
"Kau berada di wilayah inti jagat raya, lebih tepatnya alam semesta awal penciptaan, sebuah planet yang bernama Bumi, penguasanya adalah Asyura, dewa pemangsa."
"Asyura kah, sepertinya itu tidak asing." Gumam Davendra sendiri.
"Sejak tadi kau merasa mengenal setiap nama yang aku ucapkan, sebenarnya kau itu hilang ingatan atau tidak." Merasa kesal Vonnir.
"Apa wajahku ini terlihat seperti tahu semua itu, jika aku tidak hilang ingatan, kenapa juga aku harus meminta bantuan kepada seekor kadal terbang." Balas Davendra yang sama-sama merasa kesal.
"Aku bukan kadal, aku naga, ras dragonic yang agung."
"Cih, cuma beda, kau memiliki sayap dan kadal tidak, merasa sombong sendiri." Davendra jelas mengejek Vonnir.
Davendra bisa melihat dinding besar menjulang tinggi menutupi wilayah manusia, peradaban modern yang cukup maju, dengan bangunan-bangunan tinggi menjulang ke atas langit, walau pun semua rumah itu terbuat dari kayu dan batu hitam.
Tapi cukup menggambarkan betapa makmur kota Batavia, dimana setiap sudut ada banyak manusia yang melakukan bermacam kegiatan, perniagaan, pekerjaan kasar, para majikan, budak-budak, tuan-tuan, hingga orang yang sibuk mencari kegiatan walau itu tidak ada gunanya.
Dari atas langit Davendra melihat seluruh kota yang begitu ramai, perasaan tidak nyaman karena saat ini dia dalam posisi sulit, menujukan diri di tempat umum akan membuat kekacauan bagi semua orang.
"Davendra, aku tidak bisa mengantar masuk kedalam kota, kau harus berusaha sendiri dengan urusanmu." Vonnir tahu resiko saat dia mendekati perbatasan.
"Itu tidak masalah." Davendra pun merasa paham.
Vonnir x'pander beranjak turun ke sebuah bukit dekat gerbang, jika ada yang melihat kehadiran seekor naga hitam mendekati kota akan segera saja diserang oleh para penjaga.
"Davendra, jaga dirimu baik-baik."
"Baiklah, terimakasih atas tumpangannya." Balas Davendra karena bantuan Naga hitam ini sangat penting.
"Mungkin kita bisa bertemu lagi suatu hari nanti."
"Aku akan menyapamu saat kita bertemu." Dia pun cukup mengenal sosok Vonnir x'pander dengan baik.
Hanya dengan sebuah kain selimut usang yang Vonnir berikan, Davendra pun berjalan pergi menuju kota manusia bernama Batavia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
Ulun Jhava
kasi nama mulyono aja
2024-12-22
1
PHOENIX UNGU
x
2024-11-22
0
Queen
🤣 merk mobil xpander
2023-09-28
3