Zalin menidurkan badannya diatas kasur.
"aku menyesal!!!" Zalin menutup wajahnya dengan bantal
"padahal tadi aku bilang IYA saja" Zalin menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan menyesal
.
___________________________________________
.
Keesokan harinya Zalin sudah sampai kampus.
Zalin tidak berangkat bersama adiknya Diandra karena dia lebih siang bangunnya.
Zalinpun tak menghubungi Kikan, karena perasaannya sedang tidak karuan.
Zalin turun dari angkot yang dia tumpangi di depan gerbang kampus.
langkahnya tidak sesemangat seperti biasanya.
Zalin menghentikan langkahnya, menatap langit, cerah. seakan mengolok-ngolok dirinya yang sedng tertimpa rasa galau dan menyesal.
Setelah menatap langit, Zalin langsung berjalan kembali dengan langkah yang pelan.
"Rasanya waktu begitu lambat." batin Zalin
"haah" Zalin membuang nafasnya dengan kasar
Setelah beberapa waktu, Zalin sudah hampir sampai di kelasnya.
Saat Zalin berjalan menuju pintu, Sahabatnya Helen datang mengagetkan Zalin.
"weeeey!!!" Helen menepuk pundak Zalin
"hmm... " Za menjawab dengan deheman
"yeee. kamu kenapa Za?" Helen memundurkan wajahnya dan keningnya berkerut, matanya melihat ekspresi wajah Zalin
"masuk yuk ah!" Zalin langsung meninggalkan Helen.
"galau nih kayanya ni anak!" Helen mengheleng-gelengkan kepalanya dan langsung menyusul Zalin ke kelas.
Zalin sudah duduk di tempat biasa, Helen datang dan langsung duduk di samping Zalin.
Helen memandang Zalin dengan serius
"kamu kenapa say, cerita dong sama aku. kali aja aku bisa ngasib solusi atau saran. ya kalo ga bisa ngasih solusi atau saran, ya setidaknya beban dihati kamu itu berkurang" Helen memberi Zalin perhatian
"hm... " Zalin memandang ke arah sahabatnya Helen.
Dikelas baru ada mereka berdua, seperti biasa yang lain belum pada datang.
Hari ini dosen masuknya agak telat.
Sementara Helen tidak tau. jadi dia datangnya kepagian. Biasanya Helen datang beberapa menit sebelum dosen datang.
"Jadi begini..." Zalin duduk mulai menghadap sahabatnya Helen
"iya.." Helen menyiapkan telinganya untuk mendengarkan curhatan sahabatnya.
"Tadi malem ka Briliat. ka iyan nelpon aku" Zalin memulai ceritanya
"terus.. dia bilang apa?" Helen mulai penasaran
"dia nanya aku punya pacar ga?" Zalin menjawab Helen dengan lesu
"kamu jawab engga kan?" Helen menatap mata Zalim tajam
Zalin mengangguk tanda meng iyakan kalimat yang helen katakan
"terus.. terus... gimana lagi? dia bilang apa lagi setelah itu?" Helen terlihat antusias sekali
"mau ga jadi pacar ka iyan?" Zalin menunduk
"terus kamu jawab engga juga!" Helen melototkan kedua matanya.
Helen tau Zalin tertarik sama ka Briliant. Karena sejak tadi wajah Zalin di tekuk. Helen mengira Zalin telah salah langkah.
Zalin mendongkakan wajahnya melihat ke arah Helen
"bukan gitu aku menjawabnya" Zalin memanyunkan bibirnya
"terus kamu jawab apa sampe galau gini!" Helen mulai emosi
"aku jawab akan pikir-pikir dulu" Zalin tersenyum dipaksakan
"terus kata Briliant apa?" Helen memelankan suaranya sambil mendekati wajah sahabatnya
"dia bilang. yaudah lupain aja" Zalin menempelkan wajahnya ke meja dan kakunya digesek-gesekan di lantai.
"ya ampun! kenapa kamu jawabnya gitu! kalo suka. kenapa ga jawab IYA KAKA. AKU MAU JADI PACAR KAKA" Helen kesal pada sahabatnya.
"Ya Ampun!" Helen menepok jidatnya berkali-kali
Zalin mengangkat wajahnya dan menatap Helen.
"Helen, akutuh baru kenal dia baru 10 hari. baru ketemu dia 3 hari yang lalu. dia udah nembak aja?! aku kan gatau dia kaya gimana orangnya. gimana kalo dia cuma main-main?" Zalin mulai mengeluarkan unek-uneknya
Zalin brani bercerita pada Helen karena Helen paling berpengalaman dalam hal percintaan.
"hmm.. jadi gitu ya" mata Helen mulai melihat ke langit-langit ruangan kelas.
"padahal kamu terima aja, setidaknya kamu mendapatkan penyemangat" Helen mengepalkan tangannya di hadapan Zalin
"daripada ngarepin Evan yang jelas-jelas nyakitin kamu. Briliant mungkin dia adalah yang terbaik untukmu. Waktu ga bisa menjamin! siapa tau Briliant itu memang serius" Helen mengutarakan pendapatnya dengan jelas agar sahabatnya paham
"mengerti kamu Za?" Helen memanjukan wajahnya ke dekat Zalin
"iya.. ngerti. tapi udah terlambat! kan udah nembak nya juga Helen" Zalin mulai terlihat lesu lagi
"semoga dia nembak kamu lagi ya!" Helen menunjukan wajah cerianya depan Zalin
"hmm.. ya semoga" Zalin mulai tersenyum
"semoga kesempatan itu masih ada" batin Zalin
"udah sekarang jangan galau! nanti IP kamu nurun.. kamu kenal sama cowo jangan terlalu baper gitu!" Helen memandang Sahabatnya Zalin
"oke siap!" Zalin tersenyum melihat Helen
"terimakasih udah setia mendengarkanku Helen" Zalin memeluk sahabatnya
Helen membalas pelukan sahabatnya
"yups.." mereka pun saling melepas pelukannya
Satu persatu Mahasiswa masuk ke dalam Ruangan
Setelah Bangku mahasiswa sudah terisi hampir penuh
Tidak lama kemudian dosen masuk ke dalam ruangan dan pembelajaran di mulai.
Selama perkuliahan Zalin berusaha fokus mengikuti pembelajaran yang dosen sampaikan.
Perkuliahan selesai
Dosen keluar dari ruangan.
Mahasiswa keluar dari ruangan satu persatu.
Zalin dan Helen sibuk merapikan alat tulis mereka ke dalam tas mereka masing-masing.
"Za, kamu mau bareng aku ga pulangnya?" Helen telah selesai merapikan alat tulisnya
"kamu langsung pulang kan? ga akan kemana mana dulu?" Za melihat ke arah Helen
Zalin sudah selesai merapikan alat tulisnya.
"iya. aku langsung pulang Za, gimana mau?" Helen berdiri dari duduknya
"mau mau... aku pengen langsung pulang" Zalin bangkit dari duduknya
Zalin dan Helen berjalan beriringan menuju parkiran kampus
Di luar kelas mereka bertemu dengan Hendri
"Za, mau pulang?" Hendri mencegat langkah Zalin dan Helen
"iya ka" jawab Zalin singkat
"hmm tapi aku ada perlu dulu. jadi gabisa nganter kamu pulang" Hendri memasang wajah menyesal
"iya ga papa Hen, aku pulang dulu ya" Zalin dan Helen meninggalkan Hendri
"siapa juga yang mau dianterin dia" Batin Zalin
Tak berapa lama Zalin dan Helen sampai ke parkiran kampus.
Zalin melihat jam di tangannya, jam menunjukan pukul 1 siang.
"pantes udah jam 1" Zalin mengibas-ngibaskan tangan di deoan wajahnya karena kegerahan
Helen segera mengeluarkan motornya di parkiran, memakai helm dan menghidupkan motornya.
"yuk Za! naik" Helen menyuruh Zalin naik ke atas motornya
Zalin segera menghampiri Helen dan naik me motornya.
Motor Helenpun maju demgan kecepatan sedang meninggalkan area parkir kampus
30 menit kemudian motor Helen berhenti
"kamu yakin mau berhenti di sini?" Helen bertanya pada Zalin
"iyalah.. kalo kamu mau nganterin aku pulang ayo!" Zalin turun dari motor Helen.
"engga ah. jauh! yaudah.. aku duluan ya!" Helen meninggalkan Zalin.
Zalin berdiri di trotoar menunggu angkot menuju rumahnya
dert... dert...
pesan masuk
Zalin mengambil hp di saku celananya
•Briliant Anggara
za, apa kamu udah pulang kuliah?
Zalin langsung membalas pesannya
•Zalina Salim
udah ka
dert... dert...
pesan masuk
Zalin langsung membaca pesan itu dan seketika tersenyum
•Briliant Anggara
mau ga jadi pacar kaka?
"kesempatan" batin Zalin
Zalin membalas dengan mantap
•zalina Salim
iya ka, Za mau.
Suasana yang begitu terik di tengah siang bolong tidak Zalin rasakan.
kendaranaan yang membuat polusi udara tidak Zalin pedulikan.
Hati Zalin sedang berbunga-bunga, baru kali ini menyukai seseorang dan orang itu juga suka padanya dalam waktu singkat.
"mungkinkah kamu adalah jodohku" Batin Zalin
Zalin memandang hp nya dan langsung memasukannya kedalam saku dia ingin cepat langsung sampai ke rumah.
Zalin segera menepikan sebuah angkot menuju untuk sampai ke rumahnya
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Rahma Rahma
visual donk thor
2020-07-17
3
🍾⃝ͩкυᷞzͧєᷠуᷧ уιℓ∂ιzι🥑⃟𐋂⃟ʦ林
Ada typo zalim Thor, Ngeri artinya
2020-05-21
2
yuli novelis🕊🕊
Aku mampir Thor, baru sampai sini🙂
Semangat ya🙂💪
2020-05-21
2