Jam menunjukkan pukul 13.10 WIB.
Langit berwarna biru, cerah. secerah hati Zalin. cuaca terasa panas tapi Zalin tidak merasakan hawa panas itu. mungkin karena suasana hatinya.
Kendaraan berlalu lalang di jalan raya. membuat polusi di udara semakin panas.
___________________________________________
Briliant sudah ada di depan Zalin
"Zalin ya?" Briliant mengulurkan tangannya meminta berjabat tangan.
Zalin menerima jabatan tangan Briliant.
"iya, ka iyan ya?" Zalin melihat ke arah Briliant.
Lalu Zalin dan Briliant pun berjabat tangan.
Zalin melihat Briliant terlihat canggung.
"ah kamu semakin imut kalo canggung gitu" batin Zalin
"kayanya ini cowo jarang ketemu cewe"batin Zalin lagi
Beberapa saat, hening.
"Za.. ma'af ya. kamu lama ya nunggu aku?" Briliant memecah kesunyian.
Zalin dan Briliant masih berdiri di depan toko
"engga ko ka. Za juga ga lama nunggu" Zalin tersenyum setulus mungkin menyembunyikan kegugupannya.
"ini untukmu Za! yang kaka janjikan semalam" Briliant memberikan paper bag yang dia pegang kepada Zalin
"Terimakasih ka!" Zalin menerima paper bag itu.
"oh iya kalo gitu. tapi ma'af ya Za! kaka ga bisa nganterin kamu pulang. mau mengerjakan tugas laporan kemarin waktu Praktek Kerja Lapangan sama kelompok" Briliant menjelaskan pada Zalin
Sebenarnya Zalin memang tidak berharap kalau Briliant mengantarnya pulang.
Baru berhadapan sama Briliant aja Zalin merasa mati kutu. Takut salah tingkah
"oh iya ka.. gapapa ko. Rumah Za juga dari sini hanya sekali naik angkot. terimakasih nih ka oleh-olehnya" Zalin mengangkat paper bag yang Briliant berikan padanya.
"yaudah.. kaka berangkat dulu Za! kamu hati-hati" Briliant pamit pada Zalin
Briliant menghampiri motornya, memakai helm, Menaiki motor dan menghidup kan motornya.
Zalin memperhatikan setiap gerak gerik Briliant.
Briliant melihat ke arah Zalin dan tersenyum.
Zalinpun membalas senyuman Briliant dengan rrefleks.
Motor Briliant pun melaju dan mata Zalin mengikuti arah motor yang Briliant tumpangi pergi sampai akhirnya motornya tak terlihat lagi.
"hm senangnya hatiku" batin Zalin
dert... dert....
panggilan masuk
"....."
"Waalaikumsalam"
"....."
"iya, Za... udah pulang. ini mau naik angkot menuju rumah"
"....."
"iya bu... waalaikumsalam"
Za menerima panggilan telepon dari ibunya, ibunya meminta Zalin segera pulang.
"ya, ampun aku hampir lupa tujuan utamaku pulang!" Zalin menepok jidatnya sambil tersenyum
Zalin mulai berdiri di pinggir jalan untuk naik angkutan kota (angkot) untuk menuju rumahnya.
Tidak lama kemudian angkot yang ditunggu, datang dan Zalin segera memasuki angkot tersebut dengan hati-hati.
20 menit kemudian Zalin turun dari angkot dan Zalin mulai berjalan ke arah rumahnya.
Sesampaimya di rumah, tak orang satu pun.
"sepertinya semuanya ada di rumah om" Zalin berbicara sendiri
Zalin segera memasuki rumahnya dengan menggunakan kunci rumah yang selalu dia bawa di tasnya.
Zalin memasuki kamarnya dan menyimpan paper bag yng Briliant berikan di atas meja belajar
"baik-baik ya kamu di sini. nanti akan ku buka nanti malam" Zalin mengusap-ngusap paper bag tersebut dengab sayang
Zalin tersenyum sendiri.
Bertemu dengan Briliant sangat berkesan.
"kuharap dia ga illfeel setelah ketemu aku?" suara Zalin melemah
"hmmm" Zalin bernafas dengan agak berat.
Zalin segera menyimpan ranselnya de kursi meja belajarnya dan segera meninggalkan kamarnya.
Zalin berjalan ke luar dan mengunci lagi pintu rumahnya. Zalim segera ke rumah om nya yang meninggal.
Rumah om Zalin tidak terlalu jauh jadi bisa di jangkauhanya dengan berjalan kaki saja.
____________________________________________
Malam harinya di rumah Zalin
semua anggota keluarga sudah ada di rumah ayah dan ibu Zalin juga Diandra.
Seperti biasa, setelah melaksanakan sholat isya semua anggota keluarga berkumpul di ruangan TV.
Ayah, ibu dan Diandra sudah ada di ruang TV.
"Za... ke sini, gabung!" ibu berteriak memanggil anaknya.
"iya bu. sebentar lagi Za ke sana" Zalin segera merapihkan mukenanya. karena dia baru selesai melaksanakan sholat isya
Zalin meletakan mukenanya di atas lmeja dekat ranjang.
Setelah meletakan mukena. Zalin berjalan ke arah meja belajar.
" saatnya aku membawamu" Zalin memegang paper bag dari Briliant dan membawanya ke ruang TV
Zalin meninggalkan kamarnya dan berjalan dengan santai ke arah ruang TV.
Zalin mendudukan tubuhnya di sofa, di samping ibunya duduk.
"ini ada oleh-oleh" Zalin meletakan paper bag diatas meja.
"wiiih... apa tuh!" Diandra yang sudah tidak sabar segera menghampiri meja dan duduk di atas karpet. memandang paper bag yang Diandra duga di dalamnya adalah makanan
"biar ibu yang buka" ibu segera mengambil paper bag tersebut
"pasti itu makanan.. kue misalnya. uh lezaaat!" Diandra menebak
"giliran makanan. heboh!" Zalin menjulurkan lidahnya pada adiknya itu.
"hmmm" ayah melihat kelakuan kedua puttrinya dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Ibu mulai mengangkat benda yang ada dalam paper bag itu.
Diandra fokus pada tangan ibunya.
"ya ampun Di! segitunya kamu... hmm" Zalin menepok jidatnya
"taraaaaaaaaa... !!!" kue mengeluarkan sebuah kotak yang saat di buka adalah makanan khas kota Q
"asik!!!" Diandra mengambil satu kue dari kotak di tangan ibunya.
Diandra langsung melahapnya
"enaaaaaaak!!!!" mata Diandra berbinar binar
Ayah, ibu dan Zalin mulai mengambil kue dadi kotak yang sudah ibu letakan di atas meja.
Ibu mulai melahap kue itu begitupun dengan ayah dan Zalin.
"oleh-oleh dari siaoa nih Za?" Ibu menatap anaknya, Zalin.
"hmmm... Kaka tingkat mah" Zalin menjawab dengan agak ragu
"Cowo ya? iya kan? iya kan?" Diandra menggoda Zalin dengan mulut masih penuh dengan kue
Zalin meletotkan matanya pada adiknya.
Ibunya melihat ekspresi Zalin hanya tersenyum. sementara ayahnya melihat ibunya.
Ibu Zalin mengambil air minum dan meminumnya.
"ya ga apa apa kalo dari cowo juga, iya kan ayah?"Ibu melihat ke arah ayah Zalin
Ayah Zalin mulai tersenyum melihat ke arah Zalin dan Diandra
"Iya Za, boleh kenal sama cowo, deket boleh, tapi ayah sama ibu mau tau orangnya yang mana. inget kamu kan yang pengen kuliah. ayah harap kamu kuliah sampai lulus jangan sampai berhenti di tengah jalan" Ayah Zalin mewanti wanti
Sejak kecil Zalin sudah dekat dengan ayahnya , tapi semenjak jadwal sekolah dan kuliah padat. kedekatan Zalim dengan ayahnya mulai terkikis karena jarang bertemu.
Zalin mendengarkan nasihat dari ayahnya.
"iya ayah" Zalin mengangguk patuh
Diandra yang duduk di sebrang meja Zalin melihat ke arah Zalin serius.
"ka, apa kue nya dari Briliant?" diandra bertanya dengan antusias setengah berbisik
"Sssttt" mata Zalin melotot menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya ke arah adiknya, agar Diandra berhenti dan jang berisik.
Diadra ysng mengerti langsung mengangguk tanda faham akan maksud kakanya.
Setelah satu jam berlalu. obrolan keluarga selesai dan masing-masing anggota keluarga masuk ke dalam kamarnya.
____________________________________________
Karena Zalin kelelahan, saat sampai kemarnya dia langsung berbaring di atas kasurnya
Zalin menutupi badannya dengan selimut sampai leher dan dia langsung tertidur dengan perasaan bahagia
Zalin bahagia karena telah bertemu dengan Briliant tadi siang, walau hanya sesaat. Itu sangat membuat hati Zalin bahagia.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Babymuut II
Banyak yg like tp sedikit yg komen yah...
Keasikan baca soalnya...
Sama kyk aku 😆
2020-07-25
3
Aivi
Aku mampir lagi 😍
2020-06-06
2
yuli novelis🕊🕊
Aku mampir baru sampe sini🙂🙂
Semangat🙂💪
2020-05-19
2