Mata Zalin masih fokus pada sesosok lagi lelaki yang ada di Pos 1 yang minim pencahayaan.
"ah ko aku ga bisa mengalihkan perhatian dari dia sih?!" batin Zalin
Kelompok yang dibimbing Zalina mulai masuk ke Pos 1. Zalin memperhatikan tingkah laku Lelaki yang Zalin anggap imut.
Zalin maju beberapa langkah untuk dapat mendengar apa yang petugas Pos ucapkan. ah tentu saja untuk mendengar suara lelaki itu
"ih ko ga kedengeran sih?" bisik Zalin pada dirinya sendiri
Zalin menggeser 2 langkah dari posisinya semula kesebelah kiri . tepat berada satu langkah di samping, belakang dari ketua kelompok 2.
"yang di sebelah kanan lelaki itu adalah ka Akbar dan sebelah kirinya Ka Raymond" batin Zalin
Zalin tahu itu Akbar dan Raymond karena mereka adalah kaka tingkat yang mengospek dirinya tahun lalu.
tapi lelaki itu sepertinya tidak mengikuti organisasi himpunan. Zalin tidak pernah melihatnya.
"ih aku penasaran. ko wajahnya Familiar, dimana aku pernah melihatnya?" pikiran Zalina masih berputar dalam pertanyaan itu itu saja.
Zalin kembali Fokus. sesekali dia melirik lelaki itu karena dia takut ketahuan. apa lagi ada Akbar di sana yang suka menjahilinya.
lelaki itu maju satu langkah dari tempatnya dan siap melontarkan pertanyaan setelah ketua kelompok melapor
"Berikan alasan mengapa kalian sekarang ada di sini?!" suara lelaki tersebut terdengar oleh Zalin
"mengapa kalian memilih jurusan ini?! jelaskan secara logis jangan bertele-tele?!"
"ah suaranyaaa.. tegas gitu?! ko aku suka ya.." batin Zalin
Apa yamg terjadi disekitar Zalin, dia tidak perduli, dia sedang berusaha mengingat ngingat dimana pernah melihat lelaki itu.
"ih ko makin kepikiran!" bisik Zalin sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya.
kegiatan Pos malam akan segera berakhir. Zalin mengeluarkan hp dari saku jasnya untuk melihat jam.
"sudah hampir subuh" batin Zalin
Kelompok yang Zalin bimbing sekarang berada 5 meter diluar menuju pintu masuk lapang Basket, mereka berkumpul dengan para alumni.
para Maba mendengarkan dengan seksama. mereka duduk melingkar di bawah pohon yang lumayan agak besar.
Zalin duduk menekuk kedua kakinya di belakang para Mahasiawa baru sekitar 1 meter. Tangannya memeluk lutut, kepalanya dia sembunyikan.
"Ah ngantuk. Aku belum berhasil mengingat dia" gerutu Zalin
"Za.. udah beres tugas kamu. kamu bisa ke ruang Panitia kalo mau. atau masih betah di sini?" Rea melirik ke pada para alumni yang hanya para pria saja sambil tersenyum usil pada Zalin
"Hm.. oh iya. ntar aku ke sana deh. Aku mau menghirup udara pagi dulu sebentar" jawab Zalin sekenanya
Setelah mendengar jawaban Zalin, Rea segera berlalu. Rea adalah pengatur acara dalam ospek jurusan.
Tugas Rea adalah memastikan semua acara berjalan dengan semestinya. Seperti itulah . Organisasi punya tugas masing-masing.
Zalin memilih hanya menjadi pembimbing kelompok karena dia ingin sedikit santai. Zalin memang jika mengijuti organisasi jarang total menjalaninya. Karena walaupun Zalin sudah mahasiswa, ayahnya tetap menetapkan bahwa Zalin harus sudah ada di rumah sebelum adzan magrib tiba.
Jika Zalin tidak ada keperluan. Maka dia akan pulang ke rumah, walaupun terkadang teman kuliahnya mengajak main ke luar kota Zalin tidak pernah ikut. Zalin menghormati dan menurut apa yang diperintahkan anaknya, karena dia tahu bahwa itu juga untuk kebaikannya sendiri.
Kalau aku sudah menikah aku akan bisa pergi ke pantai, ke laut, ke luar kota dan tempat-tempat lainnya bersama suamiku. Kalau aku sudah menikah ayah tidak akan melarangku kemana-mana. Ya aku tahu, ayah sangat menjaga anak gadisnya ini. Ayah sangat menyayangi anak-anaknya.
Zalin menatap langit yang dipenuhi dengan banyak bintang. dia menarik nafas dan membuangnya secara perlahan. dia melakukan hal tersebut berulang kali.
"ah udara pagi memang segar sekali! belum tercampur dengan udara orang orang munafik.. hehe" Zalin tertawa sendiri. dan kemudian Zalin kembali terdiam
melanjutkan mengingat lelaki di Pos 1 yang mencuri perhatiaannya
"Kenapa ya aku merasa lelaki itu sangat menarik. padahal dia dalam kegelapan, aku juga belum tau asal usulnya. terlebih aku belum tau namanya" batin Zalin
"taoi akutuh pernah ngeliat dia. tapi dimana....?" gumam Zalin
Dari belakang Zalin tanpa ia sadari Doni menghampiri Zalin.
Doni duduk di samping Zalin. Doni adalah kaka tingkat Zalin yang terang-terangan menunjukan rasa sukanya pada Zalin.
Doni selalu berusaha mendekati Zalin, selalu memberi perhatian.
Doni selalu menawarkan pulang bareng.
Doni selalu mengkhawatirkan Zalin ketika Zalin pulang terlalu sore dari kampusnya.
Tapi pintu hati Zalin terkunci oleh satu nama. Evan. entahlah.. Zalinpun tak tau apa yang membuatnya suka pada Evan.
Doni mempunyai badan yang Tinggi. warna kulitnya sawo matang. Dia adalah kaka tingkat Zalin.
Jika Doni megobrol dengan Zalin dalam posisi berdiri. Doni harus Menunduk. Zalin cukup tinggi dan Doni sangat tinggi.
Doni selalu ada untuk Zalin, Tapi apa yang Doni lakukan tidak berdampak apapun. tidak mengubah sikap Zalin.
"Za..." Doni ikut menatap langit
"hm .. ka Doni" Za melihat Doni di sampingnya dan segera menatap langit lagi
"udah mau adzan subuh" Doni menatap Za lekat
"oya? yaudah Za ke ruangan dulu bawa mukena deh. mau sholat dulu. bye" Zalin beranjak pergi dan meninggalkan Doni tanpa melihat wajh Doni.
"ah selalu saja begitu! cuek" gerutu Doni
Zalin mengambil mukena di ruangan Panitia dan berangkat ke Mesjid bersama Rea.
Zalin segera memgambil air wudhu dan duduk di dalam mesjid setelah memakai mukenanya. dan mengingat kembali lelaki itu.
"dimana pernah melihatnya ya? aku ingin kenal? aaah lebih bagus jadi dekat deh! ah semoga.. baru kali ini aku kaya gini. he is so Cute " Zalin tersenyum senyum sendiri
Tanpa Zalina sadari Evan sudsh terkikis diingatannya
Evan akan benar-benar hilang dari ingatan Zalin saat Zalin sudah menemukan oenggabti Evan
Zalin mengetuk mengetukan jari telunjuk kanannya ke kepala sebelah kanannya.
"AHAAAA! aku ingat! aku ingat!" Zalin kegirangan
Zalin mulai menyusul Puzzle di dalam otaknya.
"Evan, kelompok kerja lapangan evan, ya.... dia... lelaki itu. lelaku yang membuatku penasaran sampai saat ini. akhirnya aku menemukanmu imut!" batin Zalin
"Woi! kenapa lu?" Rea yang baru saja masuk ke mesjid melihat tingkah aneh Zalin menatap aneh
Zalin hanya tersenyum dan berbaring diatas sejadah mesjid
"Besok aku akan segera tau siapa namanya. aaaaaaah senangnya!!" batin Zalin
Zalinpun terlelap tidur dengan senyum mengembang dibibirnya.
Saat Zalin menutup matanya otaknya berpikir.
"wajahnya imut. kaya anak kecil. ya...maksudku ya cocoklah kalo dia dipakaikan baju seragam SMP. hmmm.. apa dia lebih muda dari aku ya? tapi masa iya?" Zalin berpikir keras sampai dia terlelap.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Lilies Fitriani Asri
ini ceweknya yg duluan jatuh cinta???
2020-11-07
1
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
seru thor..
aq mampir 3 bab dulu ya.. udah aq like like..
bacanya nyicil..
ditunggu feedback nya ya.. 🤗
2020-06-17
2
Nining Slalu
terlalu banyak pmrangx,,, trus karakterx tdk tegas
2020-05-30
4