Tiga hari kemudian setelah pertemuannya dengan Briliant
Hari Selasa
Zalin berangkat ke kampus seperti biasa bersama adiknya Diandra.
"Bu... kami berangkat dulu!" Zalin melambaikan tangannya pada ibunya diikuti Adiknya juga Diandra yang juga melambaikan tangan pada ibunya.
Zalin keluar dari gerbang rumahnya di ikuti adiknya Diandra.
Diandra menutup pintu gerbang dan berlari mengejar kakanya.
"tungguin kek!" Diandra menggerutu setelah berjalan di samping kakanya Zalin.
"kan ini juga udah bareng. gausah lebay!" Zalin mendorong sedikit bahu adiknya
Diandra memanyunkan bibirnya.
Diandra mencegat langkah Zalin.
Kini Diandra ada di hadaoan Zalin dan refleks Zalin menghentikan langkahnya.
"eh ngapain kamu Di!" Zalin menatap adiknya serius
"eh eh... kamu udah ketemu ka Briliant?" Diandra melototkam kedua matanya. semalam pertanyaannya belum terjawab membuat Diandra penasaran
"oh itu! udah. kamu nanya nanyanya sambil jalan aja deh!" Zalin menyingkirkan tubuh adiknya di hadapannya
"oke deh! siap!" jawab Diandra antusias.
Diandra dan Zalin mulai berjalan lagi beriringan. banyak pertanyaan yang ingin Diandra tanyakan pada kakanya Zalin.
"ka, kapan ketemu sama ka Briliant?" Diandra mulai bertanya
"kemarin" jawan Zalin singkat
"di kampus?" Diandra bertanya lagi sambil sesekali melirik ke arah kakanya
"engga. bukan di kampus" Zalin menjawab pertanyaan adiknya dengan cuek
"terus dimana? kan kemaren kaka k kampus lalu langsung pulang kan? ketemunya dimana?" Diandra mulai mengait-ngaitkan kronologi kejadian kemarin. Dia semakin penasaran.
"sepulang dari kampus kaka ketemu Dia dulu bentar dia cuma ngasihin kue saja" Zalin menjelaskan secara singkat
"jadi kaka pulang dianter dia gitu, naik motor. uh so sweet!" Diandra menebak Briliant membawa motor dan mengantar kakanya pulang sampai rumah.
"no! dia ga nganterin kaka, kaka naik angkot. dia tuh katanya da keperluan" jawa Zalin
"oooh.. terus.. gimana wajahnya! sesuai harapan ga? hahaha?" Diandra tertawa karena dia mengira wajah Briliant biasa saja sampai kakanya menjawab setiap pertanyaannya biasa saja dan cuek.
Zalin menghentikan langkahnya danmenatap langit yang berwarna biru pagi itu. dia tersenyum.
Diandra menghentikan langkahnya dan melihat kelakuan kakanya.
"hadeuh.. ditanya malah bertingkah aneh!" Diandra menepok jidatnya
Zalin menatap wajah adiknya
"wajahnya imut Di! manis.. lucu... wajahnya masih kaya seumuran anak SMP. kaka suka!" Zalin tersenyum di hadapan wajah adiknya.
Diandra mengkerutkan keningnya
"awas.. kalo ntar pacaran sama dia. dia di sangka adik kamu loh ka.. iih sama brondong!!!" Diandra lari meninggalkan kakanya
Zalin melototkan kedua matanya melihat adiknya berlari dari hadapannya.
"hm.. dasar anak itu!" Zalin menggerutu dan memulai langkahnya kembali.
Zalin melanjutkan perjalanan ke kampus bersama adiknya yang akan berangkat sekolah.
seperti biasa Zalin dan Diandra menaiki angkutan kota (angkot) yang sama dan berhenti di tempat biasa.
Zalin dan Diandra turun dari angkot yang mereka tumpangi.
"kaka. aku berangkat dulu.. bye!" Diandra melambaikan tangannya dan berlalu meninggalkan Zalin di trotoar.
Zalin seperti biasa menghubungi Kikan, dan Kikan baru akan berangkat. jadi mereka akan berangkat bersama. satu angkot.
setelah sepakat dengan Kikan, Zalin memajukan langkahnya untuk menyetop angkot.
Zalin menunggu angkot menuju kampus
Tidak lama kemudian angkotpun datang dan Zalin langsung menaiki angkot tersebut.
beberapa menit kemudian Kikan menaiki angkot yang Zalin tumpangi.
Kikan duduk paling ujung, sama dengan Zalin. mereka berdua duduk bersebrangan seperti biasa. hanya ada beberapa anak sekolah yang ada dalam angkot.
"gimana perkembangan hubungan kamu dengan kaka iyanmu itu Za?" Kikan bertanya oada Zalin dengan antusias
"hadeuh.. lepas dari adik. kena kamu kikan akutuh!" Za menggeleng-gelengkan kepalanya
"hehe" Kikan tersenyum
"gimana Za? udah jadian?" Kikan mulai bertanya lagi dengan serius menatap Zalim sahabatnya.
"gatau deh. dia belum menghubungiku lagi setelah ketemu. sabtu kemaren untuk pertama kalinya kita ketemu" Zalin menjelaskan
"hah?! sabtu?! bukannya kamu pulang?! om kamu kan meninggal?!" Kikan memberi rentetan pertanyaan pada Zalin
"aduh kikan. nanyanya banyak amat! jadi gini. sebelum kupulang dia tuh minta ketemu. dia cuma ngasih kue ko. setelah itu dia pulang dan aku juga pulang sendiri ke rumah" Zalin menjelaskan dengan rinci agar Kikan paham
"oh iya.. cieeeeee baru pertama ketemu udah dikasih kue aja? ga takut diobatin tuh kue? hehe" Kikan tertawa
"ah kamu mikirnya kejauhan" Zalin mengkerutkan keningnya
"ga mungkinlah dia seperti itu" Zalin membela
"eh .. tapi kenapa ya ka iyan ga ngehubungiku lagi? apa dia illfeel sama aku setelah ketemu sama aku?" Zalin menduga-duga.
"jangan suudzon gitu say! mungkin dia sibuk. kan kata kamu dia tingkat akhir. tugasnya banyak aku denger kalo tingkat akhir tuh " Kikan berusaha menenangkan sahabatnya yang sudah mulai terlihat galau
"oke lah kalo gitu. mungkin dia sibuk" Senyum mulai terbit di wajah Zalin.
Sepanjang perjalanan di angkot mereka mengobrol tak terasa angkot yang mereka tumpangi sudah sampai.
Zalin dan Kikan turun dari angkot dan berjalan beriringan menuju kelas mereka.
Setelah berjalan beberapa menit, mereka sampai di depan kelas.
"aku duluan ya Kikan!" Zalin meningglkan Kikan yang harus menunggu temannya dahulu di kuar kelasnya
Zalin mendudukan tubuhnya di kursi yang biasa dia pakai setiap perkuliahan.
Zalin mengeluarkan hp nya dari tasnya.
1 pesan diterima
"siapa ya?" batin Zalin
Zalin langsung membuka pesannya.
•Briliant Anggara
Za, ma'af dari kemarin ga menghubungi kamu. hp kaka kemaren ketinggalan di rumah teman. hehe.. kamu ga nungguin kaka mengirim pesan kan?
Seketika Kegundahan hati Zalin menguap begitu saja setelah membaca pesan dari Briliant
Zalin langsung mengirim pesan balasan untuk Briliant
•Zalina Salim
iya ka.. ga papa
ih ge er 😑😕😆
Zalina tersenyum melihat balasan yang dia kirim
Tapi Briliant tak membalas lagi.
Jam menunjukkan pukul 07.15 WIB
"mungkin ka iyan udah masuk kelas?" batin Zalin.
Zalin hari itu mengikuti perkuliahan seperti biasa
___________________________________________
Malam hari di Kamar Zalin
Zalin memasuki kamarmya setelah berkumpul dengan keluarga.
Zalin mengambil hp nya dan melepas dari chargernya.
Hp nya dalam keadaan non aktif, Zalin menghidupkan hp nya dan sambil menunggu hp nya siap beroperasi Zalin membereskan meja belajar yang terkihat berantakan.
Beberapa menit kemudian Zalin selesai merapikan meja belajarnya.
Zalin mengambil hp nya yang dia letakan di atas ranjang.
Tidak lama kemudian.
dert.. dert...
panggilan masuk
Briliant Anggara
"wah.. mau apa ya ka iyan nelpon. apa penting? dia kan beda operator denganku?" batin Zalin
Zalin mengatur napasnya dan mulai mengangkat panggilan dari Briliant
"***Assalamualaikum za! kaka ganggu kamu ga?"
"waalikumsalam, enggak ko ka."
"hm..."
"ada apa ya ka? tumben nelpon?"
"Za.. kamu punya pacar ga?"
"engga"
"mau ga jadi pacar kaka***?"
"hmm"
Zalin bingung mau jawab apa. dia ga yakin Briliant serius dengan ucapannya baru 10 hari kenal baru 3 hari ketemu udah nembak aja
"***gimana Za?"
"aku pikir-pikir dulu ya ka"
"yaudah lupakan saja***"
"....."
Zalin menyesal mengatakan mau oikir-pikir dulu
"yaudah ya za.. selamat malam. assalamualaikum"
"waalaikumsalam"
Zalin menjawab salam Briliant dengan lesu.
Zalin menidurkan badannya diatas kasur.
"aku menyesal!!!" Zalin menutup wajahnya dengan bantal
"padahal tadi aku bilang IYA saja" Zalin menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan menyesal.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
IG @nasyamahila
Kak uni Aku udah mampir boom like dan vote ya ditunggu like dan vote nya juga makasih
2020-05-11
2
syehalea
aduh ka Iyan🤭
2020-05-08
2
Fitri Lin
ka iyannya gercep...
2020-04-29
3