Zalin terbangun dari tidurnya yang hanya beberapa menit. Dia terbangun oleh suara kumandang Adzan subuh. Zalin segera duduk dan mengucek kedua matanya dengan tangan.
"Ah kenapa kamu ga bangun aku, Rei?" Zalin memandang Rei dengan bibir yang cemberut, "Udah aku bangunin kali. Kamunya aja susah bangun. Malah senyum senyum sendiri" Rei memutar bola matanya, "Sungguh?" Zalin melototkan kedua matanya dengan kedua tangannya memegang kedua pipinya, "Iya! Aku ga tau kamu mimpi apa sampe gitu banget. Iiiiih! Jangan jangan kamu mimpi......" Rea menggantungkan kalimatnya dan tertawa, "Hahahaha" Rea tertawa puas"Jangan mikir macem-macem deh!" Zalin cemberut "Aku mau wudhu lagi. Tadi udah batal karna aku tidur" Zalin segera pergi dan menuju tempat Wudhu.
"Perasaan aku tadi ga mimpi apa-apa deh, kayanya si Rea cuma ngarang aja!" geruti Zalin
Kegiatan ibadah sholat subuh telah Zalin laksanakan. Ia kembali ke ruang Panitia bersama Rea untuk menyimpan mukenanya. Walaupun di mesjid Ada mukena, Zalin lebih sering membawa mukena. Karena takut harus ngantri kalau memakai mukena yang ada di mesjid.
"Za, aku ke depan dulu ya. Nyari sarapan. Kamu mau nitip ga?" Rea menghampiri Zalin, "Engga ah. Aku ada roti" Zalin mengeluarkan Roti didalam ranselnya dan menunjukan pada Rea, "Ok baiklah. Aku pergi dulu sama Hendri lho. Yakin ga mau ikut?", "Engga" jawab Zalin tegas, "Aku cuma berdua loh sama dia" Rea menjulurkan lidahnya. Rea memanas manasi Zalin, "Bodo amat!" Zalin memandang Rea dan mengibaskan tangannya beberapa kali petanda menyuruh Rea segera pergi, "Kalo kamu mau. Buat kamu aja. Aku udah anggap Hendri cuma sebatas temen. Ga bisa lebih" batin Zalin. Zalin mulai memakan Rotinya.
Diruang panitia hanya ada beberapa orang panitia perempuan yang sedang memejamkan matanya. Mereka gantian istirahat karena semalaman tidak tidur.
Zalin duduk sendiri di pojok ruangan sambil menyantap sarapan paginya. "Aduh! Aku hampir lupa" Zalin menepok jidatnya, "Aku kan mau nyari tau nama kaka imut itu... Aaaaaah aku udah ga sabar. Siapa ya namanya?" Zalin senyum-senyum sendiri.
Zalin segera menghabiskan rotinya dan mengambil hp di dalam ranselnya. "Ah untung baterainya masih penuh" Zalin segera berdiri dari duduknya. Zalin berjalan dengan santai ke arah ruang dosen. Kaki Zalin terhenti di depan ruangan dosen tepatnya di sebuah papan pengumuman yang besar.
"hoho.. Aku ingat kaka imut sekelompok sama Evan saat Praktek di lapangan" Mata Zalin berbinar. "Ah untung aku ingat nama tempat Evan praktek" batin Zalin, Zalin mulai mencari nama tempat X yang merupakan tempat praktek lapangan Evan.
Setelah beberapa menit
"Yeeee! Ketemu!" Zalin tersenyum senang, "Aku hanya perlu mencari jurusan pendidikan" Zalin mulai menggerakan jari telunjuknya, "Ada 3 orang. Ini... Cewe, Bukan, ini Ka Raymond, pasti bukan. Aaaaah... Ini dia!" Zalin memandang namanya. "Namanya unik" mata Zalin berbinar, Zalin segera mengambil hp nya dari jasnya "Hm.. Semoga nama Facebooknya adalah nama aslinya. Jadi aku ga susah mencarinya lagi" Zalin mulai mengetikan nama tersebut.
"Yeaaaaah Ada!" jantung Zalin berdetak kencang. Dan dengan cepat dia menambahkan dia menjadi temannya "Jantungku kenapa?" wkwkwk baru nge add aja udah gini, "Dia akan nerima pertemananku ga ya? Ah semoga saja!" Zalin berjalan ke depan ruangan jurusan sambil membuka aplikasi fb hp nya. "Ah akan jadi masalah ga ya kalo aku deket sama dia. Kan dia temennya evan" mata Zalin menatap ke atas, "Ah bodo ah...!" Zalin membuka Wall fb Evan dan menemukan poto kelompok Evan saat ia Praktek di lapangan
Zalin memandang foto itu dan matanya terfokus pada kaka tingkatnya yang dia lihat malam hari. Kaka tingkat yang imut. "Jauh sebelum aku melihat rupamu malam tadi. Aku sudah tertarik melihat wajahmu di poto ini" pikiran Zalin melayang saat pertama kali melihat poto itu
Flash Back On
Zalin membuka laptopnya dan mulai membuka aplikasi fb. Sudah lama Zalin libur kuliah untuk naik ke tingkat 2.Evan sudah seminggu praktek di lapangan. Zalin seperti biasa suka ngepoin wall evan.
Zalin penasaran apa yang dilakukan evan. Karena setelah Zalin tau Evan pacaran dengan kaka tingkatnya mereka sudah jarang sekali berkomunikasi
Zalin menganggap Evan sudah mengkhianatinya kata-katanya sendiri
Setelah tau Evan jalan bersama Risha, kencab bersama Risha. perasaan Zalin menguap begitu saja.
Zalin mulai mengetik nama fb Evan dan keluarlah Profilnya dan ada kiriman foto terbaru
"wiiihhh ternyata dia sekelompok sama cewe-cewe cuantik" Zalin tersenyum
Sebelum Evan Praktek dia bilang ada Zalin kalau dia udah putus dengan Risha. Kaka tingkat Zalin. Tapi Zalin sudah kesal.
Zalin kesal pada Evan tapi masih suka buka wallnya Evan. entahlah Zalin kadang merasa kesal dengan tingkah lakunya itu.
Zalin memandamg foto tersebut dan dia tersenyum saat fokus pada sesosok lelaki
lelaki itu berada pada tengah.
"senyumnya" Zalin merasa senang ketika melihat senyuman lelaki itu saat melihat potonya.
"ih ko dia lucu ya. Imut. Wajahnya kaya anak kecil" Zalin tersenyum
sejak saat itu Zalin sering melihat wall facebook Evan. bukan karena ingin melihat aktivitas Evan tetapi meluhat poto terbaru lelaki imut itu
Zalin ingin mengetahui siapa nama lelaki itu dan jurusan apa dia.
tapi sayangnya beberapa kali Zalin mengintip wall facebook Evan. beberapa kali juga Zalin harus kecewa karena Evan tak lagi meng upload kegiatan kelompoknya itu.
Zalim juga menunggu Evan men tag lelaki itu. nihil! tak da tag sama sekali
Flash Back Off
Zalin mengganti foto profilnya dengan foto terbaru.
Zalin memakai poto dengan memakai seragam panitia ospek
Berbaju Navy, Celana Jeans Navy dan kerudung abu-abu.
Zalin sedang duduk dan foto diambil dari arah samping.
"selesai!" Zalin menutup aplikasi dan segera ke ruangan panitia
Zalin memang suka ganti ganti poto Fb. Jika ada acara yang dia ikuti, dia mengganti potonya.
"semoga saja di konfirmasi" Zalin tersenyum
Zalin terduduk di kursi di ruangan panitia.
Rea datang dan menghampirinya
"Za.. Kita lanjutkan acara ospeknya!" Rea menarik tangan Zalin
"oke oke" Zalin terbangun dari duduknya dan siap melaksanakan tugasnya lagi
Zalin mengikuti Rea yang berjalan menuju lapang, suasana masih pagi udara masih segar. Langit berwarna biru dan burung-burung berkicau bersahutan keluar dari tempatnya di atas pohon.
Zalin dan Rea kini sudah dekat dengan lapang, semua mahasiswa baru telah berbaris rapi dan sedang merentangkan tangan mereka di lapang basket. "Mereka mau olahraga ya?" Zalin melirik ke arah Rea, dan Rea mengangguk. "Mari kita ikut berolahraga bersama!" Zalin mempercepat langkahnya diikuti oleh Rea.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Novi Aurora
aq kira zalin laki" nmax itu lo .....maap ya thor kurang ngeh aqx 😁😁..
2020-07-24
2
dreamers
aku mampir juga nih😄... novelnya bagus dah tamat semua lagi😍... ini semuanya dah kontrak kak? buat yg baru dong kak 😆
2020-04-28
4
SFL
jejak dulu
2020-04-28
3