Prolog Rendi Rara
Rendi memegang tangan Rara dengan permintaan maafnya.
Rara hanya terdiam tidak percaya seorang Rendi yang sombong dan dingin meminta maaf padanya.
"Maafkan aku," pinta Rendi memohon.
Rendi menatap Rara dengan wajah bersalah, Rara tetap terdiam.
Ia mengingat kembali apa yang sudah terjadi pada dirinya.
Semakin Rara terdiam semakin banyak yang ia pikirkan.
Semua yang menimpa hidupnya
Suaminya,orang tuanya, selingkuhanya, perceraian yang membuat hatinya sakit dan sekarang ia seperti tidak di hargai oleh orang lain juga.
Dada Rara semakin sakit mengingat semua hal yang menimpanya.
Rara memeluk Rendi ia menangis dengan keras dan tidak mau melepas pelukannya ia tetap menangis.
"Ada apa denganya apa semenyedihkan itukah kelakuanku sampai membuatnya menangis?" Batin Rendi.
Rendi tidak membalas pelukannya ia hanya membiarkan Rara menangis.
Rara yang tidak mendapat balasasan dari pelukannya oleh Rendi.
Ia semakin mengeraskan tangisnnya
Rara merasakan dada yang ia peluk sudah basah sekali.
Ia terkejut bahwa yang ia peluk adalah orang lain.
Rara melepaskan pelukannya dan melihat wajah Rendi yang terdiam.
Ia mengusap air matanya dan berbicara.
Rara bahkan sudah merasa jauh lebih baik sekarang.
"Maaf ... " ucap Rara sesegukan.
"Kamu mau minum sesuatu?" Tanya Rendi.
Rara mengangguk ia melihat ke arah Rendi yang pergi ke dapur untuk mengambil minum untuknya.
Pandangannya tetap pada Rendi yang kini sudah kembali menghampirinya membawa segelas air putih untuknya.
Rendi memberikan air minumnya kepada Rara.
Rara meminumnya hanya dengan sekali tegukan.
Rendi yang melihatnya menggelengkan kepalanya.
"Duduklah kembali," ucap Rendi.
Rara dan Rendi kembali terduduk di sofa ruang tamu.
Rendi kini menunggu Rara untuk bercerita masalah yang sedang Rara hadapi.
Tapi Rara masih terdiam dengan sesegukan.
"Maaf atas yang barusan aku ... " ucap Rendi terhenti.
"Sudahlah aku hanya merasa tidak ada hal baik di dalam hidupku ini," ucap Rara lirih.
Rendi memandang Rara yang bersedih.
"Kamu bisa cerita padaku," ucap Rendi.
"Tidak perlu,kita sudah berteman saja itu sudah cukup ," jawab Rara.
"Apa teman setelah yang barusan terjadi kamu menganggapku teman?" Rendi heran.
"Hmm tentu." Rara tersenyum.
"Dia bahkan masih tersenyum padaku setelah aku menciumnya tadi?" Batin Rendi.
Di saat Rara sedang berbicara dengan Rendi dering handponenya berbunyi dan itu kontak dari suaminya.
"Asalamualaikum," salam Rara.
"Semua sudah beres sidang hari ini jam 10 nanti kamu datangkan ... aku sudah mengurus perceraian kita ayah sudah mempercepatnya," ucap Raditya.
Deg ....
Hati Rara semakin bergenderang kembali. Air kata yang tadi sempat terhenti mengalir kembali tanpa suara.
"Baiklah aku akan datang," ucap Rara mengakhiri teleponya.
Rendi mengkerutkan dahinya melihat wajah Rara yang sendu dengan air matanya yang tertahan.
"Ada apa?" Tanya Rendi.
"Apa kamu bisa membawaku ke pengadilan ?" Tanya Rara.
"Baiklah," jawab Rendi.
"Apa dia mau minta pertanggungjawaban atas apa yang kulakukan tadi," batin Rendi tersenyum.
Pukul sepuluh pagi Rendi mengantar Rara menuju ke pengadilan.
Sesampai di Ruang Pengadilan.
Di sana sudah ada Raditya,Amora Mama dan Papa Mertua Rara.
Rara terduduk di depan Hakim bersama Raditya.
Rendi yang melihat ia hanya terdiam dan mengerutkan dahinya ia menyaksikan persidangan tersebut.
"Gadis yang ini tadi dia menangis dengan kerasnya sekarang malah berlaga terlihat kuat di depan banyak orang," gumam Rendi di belakang ruang sidang.
Karena koneksi orang tua Raditya dia ingin mempercepat proses perceraiannya.
Rara hanya mengikuti apa yang sudah Raditya lakukan.
Bahkan Rara belum sempat memberitahu keluarganya hingga membuat hatinya sakit.
"Kami hanya tidak mau mempunyai menantu yang tidak bisa memberi kami seorang cucu," kesaksian ibu Budi kepada hakim.
Rara masih terdiam ia hanya mengikuti semua yang sudah di ajukan Raditya.
Memang Rara sudah tidak mau ada kesulitan dalam perceraianya ini.
Selang satu jam sidang di sahkan bahwa Raditya da Rara permana Resmi bercerai.
Dengan alasan ketidak cocokan pasangan.
Rara menghela nafas dalam
Ia keluar dari ruang sidang dan menghampiri seorang pria yang mengantarnya tadi.
Rendi yang melihat Rara menghampirinya ia tersenyum.
"Ternyata kamu bukan seorang gadis ya tapi bersuami?" Goda Rendi.
"Sudah tidak lagi ," jawab Rara.
"Kamu baik baik saja?" Tanya Rendi.
Rara mengambil nafas panjang dan membuangnya.
"Aku sangat baik dan baik sekali,"jawab Rara dengan tersenyum ceria.
"Ayo kita pulang," ajak Rara.
Deg ....
Jantung Rendi berdetak kencang.
Rendi seperti pernah mendengar perkataan ini.
Itu sangat membuatnya bahagia saat ini.
Tapi kali ini seorang wanita yang justru baru ia kenal yang mengajaknya pulang.
Rendi mengikuti Rara dengan cepat menuju mobilnya.
Rendi sempat melihat wanita dan pria di sebrang jalan seseorang yang ia kenali Nia istrinya.
Rendi geram dan kesal saat melihatnya padahal ia sudah berusaha untuk tidak perduli padanya.
Tapi rasa di khianati dan tak di hargai membuat Rendi semakin kesal.
"Apa yang sedang dia lakukan di gedung ini?" Batin Rendi.
Rara berbalik melihat Rendi yang menghentikan langkahnya.
"Ayolaaah Tuan," ajak Rara.
Suara Rara membuyarkan lamunan Rendi.Ia mengangguk masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan gedung tersebut.
Rendi terdiam sambil mengemudi. Begitupula Rara ia juga terdiam. Suasana hening sehingga sampailah mereka di Apartement Rendi
Rendi tidak langsung keluar.
"Ada apa ... apa aku tidak boleh kesini?" Tanya Rara.
"Baiklah aku akan pergi ke Cafe saja ya ... juga ada yang harus aku lakukan." Rara masih berbicara
Rendi terdiam.
"Jadilah kekasihku ," ucap Rendi.
Ucapan Rendi mengagetkan Rara yang tak habis pikir apa yang di ucapkan Rendi ia menoleh ke arah Rara.
"Jadilah kekasihku satu bulan saja," ucap Rendi memelas.
"Kenapa?" Tanya Rara.
"Aku butuh seseorang untuk menenangkan pikiranku dan mendampingiku," tambah Rendi.
"Hmm ... kalo cuman teman bicara tidak perlu jadi kekasih aku temanmu kamu bisa bicarakan denganku ," jawab Rara.
Rara tersenyum ia sudah tidak terkejut lagi.
"Aku hanya mau seorang kekasih dan aku tidak butuh teman perempuan aku akan membayarmu berapapun yang kamu mau," ucap Rendi lagi.
"Ya Ampun ... kenapa kamu ini bilang kalo aku gila tapi kamu sendiri lebih gila dari aku," ucap Rara kesal.
Rendi memasang muka memelas dan itu membuat Rara tertawa itu sangat lucu pria Singa sekarang menampilkan muka yang seperti itu.
"Haha baiklah satu bulankan?" Tanya Rara.
"Hmm ," jawab rendi.
"Kamu berakhir dan aku mengawali kita sama ... aku ingin menunjukan sebuah drama yang seru untuk kedepanya," ucap Rendi.
Rara hanya geleng gelengkan kepalanya tak mengerti apa yang di rencanakan Rendi.
Rendi dan Rara memasuki Apartment Rendi.
Mereka saling berbicara dan mengisi satu sama lain melepas segala beban yang mereka alami selama ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Nene Juan
ada duren alias duda keren , 🤭😂😂😂..
2021-05-23
0
Dina Hafana
thor ceritanya kurang nyesek. keduanya seperti rara dan raditya juga pasangan nia dan rendi. keduanya diselingkuhi tapi keduanya belum berhubungan suami istri. jadi selama setahun tidak merasakan pernikahan sdh pisah rumah dll. Jadi ceraiinya biasa saja
2021-03-01
0
aida
hore....akhir nya rara dn rendi..😘😘😘
2020-10-13
0