Prolog Rara
Di pagi hari sekitar pukul 06:00 Rara terbangun dari tidurnya, ia membuka kedua matanya.
Ia melihat ke samping, dimana ia tertidur ia mengerutkan dahinya dan terduduk di atas ranjang. Ia terkejut karena suaminya tidak ada di sampingnya.
Rara turun dan berjalan kesana kemari.
Ia mencari di setiap sudut kamarnya, bahkan ia melihat bantal yang kerap suaminya gunakan tetap rapih biasanya bantal terlihat berantakan bila suaminya sudah tidur.
Rara beranjak dari di kasurnya menuju kamar mandi, ia terlupa akan sembahyangnya karena semalam tidur larut sekali memikirkan suaminya.
Kini Rara sudah berpakaian rapih, dengan dres panjang warna abu penutup kepala abu tua.
Rara menuruni tangga berjalan gontai kebawah, melihat kesekeliling yang sama sekali tidak di temukan suaminya dimanapun.
Rara menghampiri meja makan, yang sudah ada pembantu yang sedang membuat sarapan.
"Apa mas Radit memang tidak pulang yah?" Gumam Rara.
Rara mencoba bertanya bi Ira yang sedang memasak.
"Bi ... kemana mas Radit?" Tanya Rara.
"Bibi ... disini dari tadi pagi tapi tidak melihat Tuan,Nona," jawab bi Ira.
"Hmmm ternyata mas Radit memang tidak pulang kemana dia? Apa ia ke rumah mamah tapi ia tak akan pergi tanpa diriku ," gumam Rara.
Rara memikirkan suaminya yang ternyata tidak pulang semalam.
Rara berpikir positip walau ia tanpa tersentuh sedikitpun oleh suaminya ia tetap melakukan aktifitasnya seperti biasa.
Rara mencoba lebih tegar karena semua butuh proses termasuk mencoba lebih baik dalam hal rumah tangga.
******
Prolog Raditya
Di sebuah kamar hotel ada dua orang wanita dan pria yang berbalut selimut putih yang menutupi tubuhnya. Mereka bergelayut dalam tidurnya satu sama lain.
Terlihat salah satu dari mereka terbangun seorang pria yang nampak terkejut membuka kedua matanya dan ia berbicara.
"Astagfirullooh ... apa yang terjadi ini?" Ucap Radit.
Di wajah Raditya tampak ia terkejut setelah melihat tubuhnya yang tanpa helaian pakaianpun.
Ia tak lain adalah Raditya suami Rara.
Radit menoleh kesampingnya melihat seseorang di sebelahnya yang nampaknya pasti bukan istrinya seorang wanita tanpa pakaian tidur di sampingnya.
Karena Rara selalu tertutup walau sedang tidur,ia memakai baju tidur yang tertutup yang tidak menampakan tubuhnya.
Wanita di sampingnya menggeliat membuka matanya melihat ke arah Raditya dan tersenyum.
"Kamu sudah bangun, Sayang?" Tanya wanita itu.
"Kenapa bisa kamu, Amora?" Tanya Raditya heran.
"Hmm ... bukannya kamu semalam yang menginginkanku Sayang, kamu sangat nakal," ucapnya manja.
"Lalu, kenapa aku tidak ingat apapun? Aku hanya tahu bahwa kita ke Restoran dan minum satu gelas," ucap Raditya.
"Kamu sangat ganas dan aku sangat suka," ucap Amora sambil mengalungkan kedua tanganya di leher Radit tersenyum.
"Benarkah?" Tanya Raditya heran.
Amora mengangguk dan langsung menempelkan bibirnya ke Raditya.
Ia mencium Radit dengan intensnya sampai pikiran Radit melayang.
"Inikah ciuman yang selama ini aku nanti-nanti, lalu kenapa bukan dengan Rara?" Batin Radit.
Radit selalu membayangkan melakukan semuanya dengan intim bersama istrinya,selama seminggu setelah pernikahan mereka.
Tapi tanpa ada keberanian dalam dirinya ia tidak pernah berani menyentuh Rara.
Padahal Rara selalu bertanya dahulu panjang lebar agar bisa berlanjut ke jalur intim.
Tapi Radit sangat malu dan tidak berani untuk memulai duluan.
Begitulah yang terjadi bila sepasang suami istri yang tidak berpengalaman pacaran langsung menikah tidak tahu apa-apa hanya saling canggung.
Radit mendalami pikirannya hingga ia tersadar dan melepas ciumanya.
Amora dengan keras.
Karena dorongan Radit keras membuat sesuatu milik Amora terlihat yang ke hadapan Radit tanpa tertutup selimut lagi.
Radit yang melihatnya,ia terkejut dengan apa yang ia lihat dan menelan salivanya Radit mengulang penglihatannya ketika Amora tidak menutupnya kembali.
Jelas Amora tersenyum dengan tingkah Radit yang seperti kucing melihat ikan.
Ia sodorkan tubuhnya tak berbalutnya itu ke hadapan Raditya yang malah membuat Radit terkejut dan bicara heran.
"Kenapa dengan mereka?" Tanya Radit.
Radit yang melihat tanda merah mengelilingi keduanya, ia menelan ulang salivanya dengan jantung berdebar kencang.
"Haha, inikan kamu yang lakukan sayang ," ucap Amora sambil tertawa.
Radit berbalik melihat wajah Amora Gadis yang cantik putih dengan postur tubuh yang tinggi.
"Be ... benarkah,aku yang melakukanya?" Tanya Radit tak percaya.
"Hmm ... iya Sayang kamu coba lagi?" Tantang Amora menggoda.
Jelas saja Radit tidak bisa menolak karena ini yang selama ini ia tunggu-tunggu sebuah hal yang di bicarakan teman-temanya.
Dan juga yang selama ini ia idamkan bersama istrinya namun tak kunjung ia lakukan karena keberanian yang kecil dalam dirinya.
Mereka beradu cinta seharian di kamar Hotel itu.
Tanpa mengingat istrinya yang sedang resah tanpa ada kabar dari suaminya. Radit dan Amora tampak kelelahan setelah berulang kali berhubungan mereka tampak tiada puasnya.
Radit bahkan tidak ingin melepas wanita yang sedang ia geluti setiap saat selama seharian penuh.
Raditya bahkan tidak pernah berpikir untuk memberi kabar pada istrinya di rumah.
Ia sedang di mabuk hasrat dengan sekertarisnya yang membuat hati dan pikiran Radit terutup tanpa memikirkan konsekuensinya.
Jika ia tetap dengan perlakuannya yang mengabaikan istrinya di rumah.
Amora tampak tersenyum licik saat mendapati Raditya enggan untuk pergi jauh-jauh darinya seperti kecanduan pada tubuh Amora.
********
kediaman rumah Radit.
Rara terdiam di dalam kamarnya,ia bergelut dengan pikirannya.
Rara memikirkan suaminya yang belum kunjung pulang juga.
Rara melihat ke arah dres yang menggantung di balik pintu Lemarinya.
Rara mengingat kembali hal konyol yang ia lakukan.
Ia yang pergi ke pusat perbelanjaan, memilih pakaian yang terbuka,merendam tubuh dengan wewangian.
Suaminya yang bahkan tidak melirinya sama sekali.
Rara berdecak resah gundah dan kesal pada dirinya yang tidak bisa herbuat lebih hanya untuk bersama suaminya itu.
"Huh, dia bahkan tidak melirikku," gerutu Rara.
Rara mengambil handponenya,ia melihat handeponnya berharap ada sebuah pesan yang menanyakannya tentang suaminya.
Tapi sama sekali tak ada satu pesanpun.
Rara berulang kali mendecak resah.
"Apa aku membuat kesalahan pada suamiku ya, sampai membuatnya tidak pulang atau memang sedang banyak pekerjaan di kantornya," gumam Rara.
Rara mengalihkan semua pikiran negatipnya dengan memainkan handponenya berulang kali dalam kesehariannya.
Di kala bosan memainkan handponenya yang sama sekali tidak ada kabar dari suaminya.
Rara berjalan-jalan dan terdiam di halaman depan rumahnya.
Hati gundah resah yang ia rasakn kini berubah jadi kehampaan.
Rasa bersalah juga kesedihan.
Sudah berhari-hari Rara seperti ini mengulang setiap kegiatannya walau ia merasa bosan tapi tetap melihat handponenya yang tidak berbunyi pesan masuk sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
skyy
lihatlah....
lelaki baik pun bisa jadi bejad... 😒😒
jijik banget !! 🤢🤢
2021-03-13
0
Andi Fitri
radit kamu bakalan nyesal ada halal di cuekin yg haram khilaf tpi ketagihan nyicip..
2021-03-03
0
Dina Hafana
radit kenapa tdk punya keberanian dengan istri sah
2021-03-01
0