Di jalanan.
Rara masih berjalan dengan pikirannya sendiri. Memikirkan tentang perjodohan pernikahan. Wajah calon suaminya, kedua orang tuanya. Ia berpikir terlalu panjang hanya untuk sebuah perjodohan yang akan menentukan masa depannya.
Rara merasa kegundahan tapi tidak sedih. Rara merasakan ragu tapi tetap tenang.
"Sebenarnya ada apa denganku ini? Kenapa masih berasa biasa saja, antara sedih dan ingin menolakpun tidak bisa, aku harus bagaimana menanggapi kedua orang tuaku yang bahkan sudah menentukan pernikahannya besok," gumam Rara.
Saat Rara berjalan dengan gontainya terlalu banyak yang ia pikirkan. Saku tangan sebelah kanannya bergetar tanda ada sebuah telepon di handponenya.
"Assalamualaikum Bu," ucap Rara menerima teleponnya.
"Wa'alaikumsalam Sayang, ayo pulang keluarga pria ternyata datang hari ini ayo cepat kembali !" seru ibu Rara.
Rara tertegun mendengar ucapan ibunya, yang semakin mendadak dan membuatnya bingung.
"Hallo Sayang Ra," panggil ibu Rara di sebrang teleponnya.
Rara tersadar dan menjawab ucapan ibunya kembali.
"Iya Bu, sebentar Rara pulang Bu," ucap Rara.
Rara menutup teleponenya dan memasukan handponenya ke saku kanannya kembali. Pertama ia melangkah dengan perlahan semakin ia memikirkan tentang pernikahan ia semakin mempercepat jalannya.
Hingga kini Rara berlari agar segera sampai dan ingin melihat sosok pria yang akan menikah dengannya.
"Haha ... aku bukannya ingin tahu tentang calon suamiku tapi aku penasaran aja apa dia sejelek itu sampai mau aja di jodohka," tawa Rara ia berlari kembali.
" Brukkk ...."
Baru beberapa langkah ia berlari. Rara tiba-tiba menabrak tubuh seseorang yang sedang berdiri di hadapannya. Ia terpental terjatuh sampai meringis kesakitan terkena bebatuan kerikil di jalanan.
"Aww .... "
Ringis Rara menyentuh bokongnya yang panas dan sakit terkena batu kerikil. Ia mencoba berdiri dan menggosok-gosok bokongnya. Juga menyentuh hidungnya yang terasa sakit setelah menabrak seseorang yang berdiri di hadapannya.
Saat Rara menoleh ke arah yang ia tabrak.
Ia mendongakan kepalanya untuk melihat seseorang yang berdiri di hadapannya. Ia bahkan masih berdiri tegak saat Rara menabrakny tadi.
Rara memandang dengan jelas memandangi wajah pria yang ada di hadapannya. Rara terdiam sambil mengusap -usap hidungnya yang masih terasa sakit.
"Hah pangeran dari man ini kok ganteng banget,apakah dia di kirim untukku," batin Rara tersenyum.
Rara tersenyum memandangi seorang pria yang kini berada di hadapannya dengan pakaian stelan warna hitam kemeja putih rambut yang sedikit acak-acakan, kulit yang putih mulus.
Pria yang tubuhnya sampai sempoyongan saat di tabrak Rara. Ia berbalik melihat siapa yang menabraknya,dengan keadaan hatiknya yang sedang memuncaknya dalam ke adaan kacau. Ia melihat seorang gadis dengan mengusap- usap hidungnya menatapnya. Ia mengerutkan dahinya.
"Hei ... apa yang kau lakukan? Tidak lihatkah tubuhku sebesar ini kamu tabrak,hah?" ucapnya geram.
Pria yang saat ini berdiri di hadapan Rara adalah seorang pria yang bernama Rendi Anggara. Pria yang berusia 26 tahun. Pengusaha terbesar di Asia.
Pria itu terheran- heran bahwa yang menabraknya adalah seorang gadis berkerudung,dengan kemeja putih, celana jeans,yang sudah menabraknya.
Tapi gadis itu hanya berdiri dan menatapnya tanpa menjawab pertanyaan pria itu.
Rara menggosok bokongnya kembali yang masih twrasa sakit setelah terjatuh tadi.
Ia juga menyentuh hidungnya yang terbentur tubuh pria itu.
Rara melihat ke arah pria itu dengan mendongakan pandangannya pada pria yang saat ini sedang berdiri di hadapannya.
Tapi Rara malah terdiam,Dia memasang wajah terkejut heran melihat pria itu.
Rara bahkan tersenyum-senyum pada pria yang ia tabrak tadi. Yang sepertinya tambah membuat Rendi geram dengan tingkah gadis yang di anggapnya gila.
"Huh,benar-benar yah ... tidak ada hal baik yang terjadi hari ini," decak Rendi prustasi.
"Hei ... jawab aku? Sudah Ban bocor, aku di buru-buru dan sekarang ketemu gadis gila yang di tanya malah bengong sambil senyum-senyum lagi," tambah Rendi semakin geram.
Rara masih hanya melihat-lihat wajah Rendi lekat menelusuri setiap lekuk tubuh atletis Rendi.
Gadis itu malah asik dengan pikirannya sendiri.
Rara bahkan tersenyum tanpa henti tanpa terlepas pandangannya pada Rendi.
"Kalau Dilla tahu aku sampai ngiler seperti ini melihat seorang pria tampan mungkin dia akan mengatakan aku gila," batin Rara tersenyum.
Rendi menyentuh wajahnya takutnya ada sesuatu di wajahnya yang membuatnya meledeknya.
"Hei ... Nona kau gila yah?" tanya Rendi.
Sampai Rendi teriak Rara baru menjawabnya.
"Astagfirullooh ... aa puntennya Abi teu sengaja nuju enggal -enggal hapunten.(Astagfirullooh maaf kak saya tidak sengaja saya sedang terburu-buru). Ucap Rara memohon.
Rendi melongo tidak mengerti bahasa gadis itu.
"Hmm ... apa yang Dia katakan?" gumam Rendi heran dan jelas saja ia semakin prustasi.
Saat Rendi mengingat kejadian akhir-akhir ini.
Ibunya yang malah mempercepat pernikahannya, yang belum sempat Rendi berencana menggagalkannya.
Dan hari ini bertemu gadis gila,yang bahkan sangat gila karena hanya memandangi wajahnya tanpa berbicara.
"Gila ya ... sampai saat ini masih ada hal yang lebih menyebalkan setelah perjodohan dan kini seorang gadis yang gila lagi tambah membuatku kesal," ucap Rendi dengan sangat prustasi.
Yang paling membuatnya terkejut dengan gadis di hadapannys ini.
Tiba-tiba saja ucapan gadis itu mengagetkan Rendi .
"Maaf... Ka saya tidak sengaja,Anda tidak apa-apakan? Saya terburu-buru tadi, maaf," ucap Rara.
Gadis itu menundukan kepalanya dan memohon pada Rendi.
Kini Rara pergi sebelum Rendi menjawabnya Rara malah berlalu meninggalkannya seorang .
Tanpa menunggu ucapan dan jawaban Rendi, bahkan Rara berlari sangat kencang sampai jauh tak terlihat oleh pandangan Rendi.
Gadis yang mengembangkan senyumannya di hadapan Rendi
Dia berlari dengan pandangan yang enak di lihat.
"Husss ... ada apa denganku ini? Gadis cantik sexsi saja tidak pernah mau aku lihat.
Apa lagi gadis gila ini, kenapa juga kamu melihatnya dengan senyum di wajahmu hah," gumam Rendi.
"Dia ... mengerti ucapanku? Lalu kenapa dia tidak marah saat kumaki? Dia dengan sebutan gadis gila tadi?" gumam Rendi heran.
Ken yang datang dengan kendaraanya menghampiriku, dengan membawa dua orang anak muda yang sepertinya orang bengkel.
"Tuan ... maaf menunggu lama, saya membawa montir di daerah ini," ucap Ken.
"Hmm," jawab Rendi.
Rendi mengangguk dan masuk ke dalam mobil Ken. Rendi melanjutkan perjalanannya dengan kendaraannya.
Ia bahkan meninggalkan Ken dengan kedua montir-montir itu.
Ken hanya melihatnya yang meninggalkannya.
Ada raut tersenyum di wajah Rendi mengingat Ken yang tak pernah mengeluh dengan kelakuanku.
Untuk itu hanya dia yang bisa Rendi andalkan untuk saat ini.
Rendi melajukan kendaraan dengan jalanan yang membuat tubuhnya remuk.
Tidak berapa lama Rendi sampailah di sebuah Rumah besar.
Rumah yang ternyata sudah banyak orang di rumah itu dan tentu saja sudah ada kedua orang tuaku. Mereka menghampirinya dengan empat orang yang belum ia kenal. Setelah berkenalan Rendi memasuki sebuah kamar yang mereka sediakan untuknya karena nanti pagi akan ada akad nikah di rumah itu yaitu pernikahannya.
Rendi merebahkan tubuhnya di kasur.
"Sebaiknya aku istirahat dulu," gumam Rendi.
Rendi memejamkan matanya tertidur.
Walau hati gundah resah dengan apa yang terjadi ia mencoba menerimanya.
Sekelebat. Ia mengingat wajah seorang gadis yang tadi menabraknya.
Ia tampak enak di pandang apa lagi dengan cara gadis itu memandang Rendi dengan senyum manisnya.
Rendi mengusap wajahnya.
Rendi terbangun,ia tersenyum mengingat senyum gadis itu.
"Haha ... aku sampai ingat senyum gadis gila tadi," gumam Rendi.
Rendi memejamkan kembali matanya dan tertidur.
NTR.
Hai ... kakak readers terimakasih ya sudah mau singgah dengan karya saya. Semoga senang membacanya jangan lupa likes dan coment sesuka hati kakak.
Tinggalkan jejaknya ya Kak,karena setiap pendapat dan juga suport akan saya terima dengan senang hati.
Ini karya pertama yang saya tidak sangka.
Berawal dari gemar membaca hingga sampai gemar menulis juga kak.
Yaa walau gak sebagus dan serapih Author-author yang lain.
Tapi saya tetap berusaha.😊😊
Semangat lanjutkan membacanya ya kak.
Dan saya akan tetap bersemangat melanjutkan berkarya saya.
Jangan lupa jaga kesehatan ya readers yang baik.
Kalau bukan diri sendiri yang menjaga mau suruh siapa yang jaga.😊😊
Like, vote, bintang 5 ya kak.
Favoritkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Jumi Jumi
klo nulis cerita tu d cek lagi jd gak kacau kya gini jd mls nak baca pasal tulisannya gaje gini...maaf y..ak jg suka baca novel dari kls 6 sd sampe sekarang ak masih suka bc novel....wlpun pernah da tulis tp ak simpan tuk koleksi pribadi...tak da keinginan tuk di publiskan karna khawtir tlisannya ack2kan ky gini...semangat thoorrr...
2021-01-21
0
Mayra Putri
author.... orang sunda yah.. sm atuh.....
2020-10-11
2
Reni Widianti Channel
baru mulai nih thor
2020-09-28
3