PROLOG RENDI.
Di dalam kamar. Nia mondar mandir kesana kemari menggerutu. Ia mengenakan sebuah
Dres yang memperlihatkan belahan dada dan keelokan dari pahanya yang begitu menggoda. Di karenakan dres yang ia kenakan terlalu pendek.
Nia sangat kesal, ketika mendapati suaminya yang tak kunjung datang juga. Karena bosan menunggu, Nia terduduk di atas ranjangnya dan tertidur dalam keadaan tubuh tanpa selimut. Kaki jenjang yang memperlihatkan kaki putihnya karena dres yang pendek naik ke atas. Memperlihatkan kulit putih mulusnya. Kini Nia tertidur dalam keadaan dres yang naik ke atas memperlihatkan kulit putih di bagian pahanya.
Sekitar pukul 11malam, Rendi keluar dari ruang kerjanya.
Ia bergegas ke dapur mengambil minum. Ia berjalan menaiki anak tangga setelah dari dapur ke lantai atas. Ia tidak menyadari bahwa saat ini di dalam kamarnya sudah ada istrinya. Nia kini sudah tertidur pulas.
Saat Rendi mendekati ranjangnya. Betapa terkejutnya Rendi saat melihat dres yang istrinya pakai. Rendi mendekati ranjangnya mendekati istrinya yang tertidur. Ia berdecak kesal melihat Nia yang sembarangan.
Dengan wajah datarnya, Rendi menarik selimut untuk menutupi tubuh istrinya. Kini ia masih berdiri di tepian ranjang.
Rendi melihat wajah istrinya, ia menatap lekat. Saat ia memandangi istrinya Rendi terbayang gambaran seorang gadis yang tersenyum padanya. Gadis yang berhijab menabraknya dengan tingkah polosnya.
Rendi dalam keadaan gundah di dekat istrinya. Kini ia mengurungkan niatnya untuk tidur di kamar bersama istrinya yang kini sudah tidur pulas. Ia bangun dan berdiri kembali di pinggir ranjangnya dan berdecak kesal.
"Membosankan ! Dia pikir aku akan mau tidur denganya? Nia nama yang tak menggugah hatiku!" decak Rendi.
Kini Rendipun memilih keluar dari kamarnya dan berniat untuk kembali ke ruang kerjanya. Sesampai di ruang kerjanya. Ia duduk dan mengingat kejadian tadi saat wajah seorang gadis terlintas di bayangannya.
"Kenapa gadis gila itu muncul di pikirannku? Aku bahkan tidak mengenalnya, tapi dia sangat manis," gumam Rendi tersenyum.
Rendi kini sudah berbaring di sofanya. Ia juga menarik selimut yang ia siapkan di atas sofa dan tertidur di sana. Hingga hari ke hari, minggu ke minggu. Hanya itu yang bisa Rendi lakukan untuk menghindari malam bersama istrinya.
Padahal di selang waktu siang, ia biasa bercakapaan dengan istrinya mencoba beradaptasi.
Tapi banyak sekali alasanya agar ia bisa beralasan dari istrinya, agar ia dapat pergi dari kamar mereka dan hanya tidur sendiri di sana.
Sementara Rendi masih setia dengan ruang kerjanya.
Rendi lebih sering menghabiskan malamnya di ruang kerja. Ia hanya menyibukan dirinya dengan meneleponi Mark yang di Singapore. Terkadang Iyas, juga Ken yang ia ganggu tidurnya di tengah malam.
Tidak terasa satu tahun pernikahan. Rendi tetap sama saja tidak ada perubahan dalam rumah tangganya. Masih menghindari istrinya dan tidak menyentuhnya sama sekali.
Sampai perkumpulan keluargapun tiba, Rendi yang masih di perusahaannya ia sedang sibuk melihat berkas-berkas kerjanya.
Di rumah.
Nia sedang berbincang dengan keluarganya dan juga ibu mertuanya.
"Nia, bagaimana hubunganmu dengan suamimu?" tanya ibu Ratih.
"Baik Mah, kita sangat baik," jawab Nia.
Nia terdiam dan membayangkannya. Tentu hubungan mereka masih baik, hubungan mereka di mata umum memang baik-baik saja. Sama sekali tidak ada pertengkaran ataupun Rendi membentaknya.
Hanya saja mereka tidak pernah tidur di satu kamar.
"Bagaimana dengan cucu kami?" tanya ibu Ratih kembali.
Sontak Nia terkejut ada perasaan takut di hati Nia.
"Apa yang harus aku jawab," gumam Nia.
"Sabar ya Mah, masih dalam peroses," ucap Nia.
"Jangan lama-lama ya sayang, karena papa Rendi sedang berencana menentukan pewaris selanjutnya," ucap ibu Ratih.
"Iya ... Mah," jawab Nia tersenyum.
"Gimana mau ada pewaris, bersentuhan aja tidak pernah," gerutu Nia.
"Ada apa Sayang?" Tanya ibu Nia.
"Mah, aku ... " Nia tak sempat membalas.
"Sayang, kamu harus segera punya anak,kamu denger sendirikan apa kata ibu mertuamu tadi," bisik ibu Nia.
"Iya ... Mah, ini juga sedang berusaha," jawab Nia.
"Kamu ini usaha apaan sih! Cuman tinggal goda aja suamimu gimana sih?" kata ibu Nia sedikit geram.
"Ibu gak tahu aja gimana sifatnya mas Rendi padaku selama ini, ia tuh baik banget,tapi entah kenapa ia tidak* pernah mau menyentuh aku, bahkan tidur saja terpisah," batin Nia*.
Tidak lama Rendi kembali ke rumah yang dimana disana sudah ada dua keluarga menyambutnya.
"Rend ! Kamu sudah pulang Sayang? Kemari kita makan," ajak ibu Ratih.
"Iya Mah, sebentar ya ... Rendi ke atas dulu," jawab Rendi.
"Mas?" tanya Nia.
"Hmm," jawab Rendi.
"Kita bulan madu yuk Mas?" ajak Nia.
Rendi membulatkan matanya, mendengar ajakan istrinya itu. Sepertinya ia sedang merancang cara bagaimana caranya ia menjawab.
"Baiklah," jawab Rendi.
"Benar Mas?" tanya Nia kegirangan.
"Hmm," jawaban Rendi yang singkat jelas.
Nia berlalu keluar kamar,menuju Ruang makan, disana keluarga sudah berkumpul tak lama Rendi menyusul dan makan.
"Kapan Sayang? Berangkatnya?" tanya ibu Ratih.
"Apa, Mah?" Rendi heran.
"Bulan madumu kapan berangkatnya?" tanya ibu Ratih kembali.
"Nanti tanyakan Ken dulu," jawab Rendi.
"Baiklah, kalau bisa secepatnya! Mamah gak sabar pengen cucu," ucap ibu Ratih.
"Uhuk ... " Rendi tersedak mendengar ucapan ibunya.
Nia tersenyum sumringah mendengarnya,dan melihat pada suaminya yang terbatuk.
"Yess ! Aku akan jadi nyonya besar Anggara," gumam Nia.
Acara kumpul keluargapun selesai, mereka bergegas pulang dan Rendi membuang nafas lega yang di ikuti Nia istrinya .
"Mas, tidur di kamar yah," ajak Nia.
"Hmm," jawab Rendi.
Nia nampak senang sekali atas jawaban suaminya, yang selalu menuruti permintaanya tujuan menjadi nyonya besar akan segera tercapai.
Tapi bukan Rendi kalau ia tidak bisa menyelesaikan masalahnya.
Apalagi hal sepele seperti tidur dengan wanita yang tidak ia sukai.
"Nia, sepertinya aku baru ingat kalau aku ada janji dengan Ken malam ini untuk bertemu klien,kamu tidak apakan tidur sendiri," ucap Rendi.
Nia yang tidak menduga ucapan suaminya dan juga tidak bisa membantah suaminya
Karena selama ini mereka saling mengerti satu sama lain. Ia percaya akan suaminya dan selalu berpikir baik hanya menjawab.
"Baiklah Mas, hati-hati di jalan ya," ucap Nia.
Rendi bergegas siap-siap untuk berangkat menemui Ken.
Padahal ia belum janjian demi menghindari kejadian yang tak di inginkan ia terpaksa harus menghindar.
Rendi pergi dengan membawa sendiri mobilnya tanpa menyuruh supirnya.
Rendi geram perasaan kesalnya dengan ajakan Nia, ia membanting stirnya memarkirkan mobilnya di pinggiran jalan. Ia merogoh saku dan menelepon seseorang.
"Kamu cari cara agar bisa membatalkan acara bulan madu yang di rencanakan wanita itu," ucap Rendi ia langsung menutup sambungan handponenya.
Rendi berdiam di dalam mobil setelah menelpon seseorang dengan wajah kesalnya ia bersender di bangku kemudi.
*******
Prolog Nia
Nia kini sedang melajukan mobilnya dengan hanya memakai pakaian dres warna merah marun. Ia lajukan dengan kecepatan sedang, menuju ke sebuah hotel ia memasang senyum mengembang bahagia.
Nia memasuki sebuah Hotel XX yang ada di pusat kota.
Nia menghampiri seorang pria yang usianya jauh lebih muda darinya.
"Hai,Cewek? Sudah siap untuk erobik nya?" Tanya pria itu.
Usianya sekitar 25 tahun jauh lebih muda dari Nia.
Nia merangkul pundak pemuda itu dan menciumnya di hadapan resepsionis.
Seorang resepsionis memalingkan pandangannya tidak memperhatikan mereka.
Nia mengajak pemuda itu menaiki lift tanpa melepas rangkulannya.
Sesampai di dalam lift.
Mereka berciuman tanpa henti hingga lift terbuka.
Nia berjalan bergandengan dengan pemuda itu dan memasuki sebuah kamar yang sudah di pesan mereka.
"Kamu yakin tidak punya suami?" tanya pemuda itu.
"Kalaupun ada suami, dia hanya atm ku saja kamu hanya tinggal menikmati tubuhku juga hartanya," jawab Nia menggoda ia merangkul pundak pemuda itu dan menutup pintu kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Mimi Ilham
lha kok Nia ningkuh
2022-09-27
0
Andi Fitri
mgkin nia mau nikah sm rendy karna hartanya aja padahal wanita gk bener juga
2021-03-03
0
Dina Hafana
nia nya yg selingkuh
2021-03-01
0