Pernikahan Rara.
Bandung adalah kota tempat tinggal Rara saat ini. Ia harus fasih berbahasa daerah untuk beradaptasi dengan warga sekitar daerah Rara. Sebenarnya Rara lahir dari Jakarta tapi karena sebuah alasan, kedua orang tua Rara berpindah tempat tinggalnya.
Rara bergegas berlari meninggalkan pria yang di tabraknya setelah meminta maaf padanya. Walau berat hati meninggalkan pria tampan sendirian. Rara meninggalkannya dengan terus berlari.
Hanya butuh waktu beberapa menit Akhirnya Rara sampai di Rumah kedua orang tuanya.
Ternyata seperti dugaannya kedua keluarga sudah berkumpul.
Rara memelankan langkahnya menuju Ruang utama. Sambil menarik nafas yang dalam Rara hembuskan, bersiap menerima semuanya saat Rara menghampiri orang-orang di dalam semua melihat ke arahnya.
"Deg ...."
Hatinya tertegun menduga-duga siapa kah gerangan yang akan menjadi suaminya. Dimana yang Rara lihat ada dua orang pria memakai jas hitam. Mereka tampak asing baginya karena tidak mengenalinya. Mereka terlihat masih muda karena yang lainya pasti orang tuanya dan keluarga.
Semua menatapnya saat Rara terdiam, ibu menghampirinya dan mempersilahkannya untuk duduk di samping keluarganya.
"Maaf besan, ini adalah Rara putri kami satu-satunya," ucap Ayah pada semua.
"Wah ... ternyata Rara cantik sekali yah," ucap Seorang tamu yang sepertinya yang ibu kata besan.
"Kalo begitu besok langsung saja kita laksanakan pernikahanya ya," ucap Paman Budiman.
"Baiklah, kita akan persiapkan secepatnya. Lebih cepat akan lebih baik," jawab Ayah Rara.
"Deg .... "
Jantung Rara sepertinya benar-benar akan terjatuh sekarang, rasanya Rara takut sekali tubuh ini juga sangat lemas tak bertenaga.
"Ya Allaah ... apa ini jawaban yang kau berikan di setiap Do'aku?" batin Rara
"Nak, ini adalah putra paman yang akan menikah denganmu, namanya Raditya," ucap Paman Budi kepadanya.
Sambil menunjukan seorang anaknya pada RaraPria yang berjas rapih serba hitam mencuri-curi pandangan menatap Rara.
Sepertinya ia seorang yang pemalu.
Rara berulang kali membuang nafasku gusar, walau sebenarnya aku ingin sekali menolak perjodohan ini. Tapi Rara tidak mau mengecewakan kedua orang tuaku yang sudah berusaha mencoba yang terbaik untunya.
Entah apa yang harus Rara katakan, rasanya ia tidak mau mengeluarkan sepatah katapun. Rasanya Rara tak bertenaga mungkin semua ini harus Rara terima.
Di sela malam, Rara sempatkan bersembahyang di sepertiga malam, dengan segala kegundahan hatinya hanya ini satu-satunya cara agar ia mempunyai hati yang tenang.
Rara selalu berdo'a dalam menghadapi apapun itu. Setelah berdoa ia kembali ke ranjang tidurnya sampai menjelang subuh Rara bahkan tidak bisa tidur lagi, sampai menjelang pagi sudah datang para perias pengantin menghampirinya.
"Nenk Geulis atos siap?(non cantik Anda sudah siap)" Ucap Perias.
Rara mengangguk atas pertanyaan mereka. Rara duduk di meja rias. Dalam waktu dua jam mereka mendandaninya sampai mereka mengakhiri riasannya.
Mereka juga memakaikan kebaya putih, berhijab putih, sanggul bunga di kepalanya.
Mereka tempelkan dengan gusar Rara tidak bisa diam dalam duduknya.
Rara masih gelisah saja padahal ia sudah sembahyang.
"Hari ini, ada dua pernikahan bersama ya,nanti sore hari dan sekarang paginya, desa yang penuh berkah ya," ucap Perias.
"Iya, kita beruntung sekali yang punya hajatnya orang ternama di desa semua," jawab Perias satunya.
Rara hanya terdiam mendengarkan pembicaraan mereka, padahal ia tidak perduli dengan pernikahan orang lain.
Rara hanya prustasi pada dirinya yang tak berdaya menghadapi nasib ini menolakpun tidak bisa.
Meminta ketenangan apakah ini jawaban terbaik Rara tidak tahu .
Waktu menunjukan sekitar pukul delapan pagi acara akad nikahpun tiba.
Saat pembawa acara mempersilahkan pengantin wanita menghadap.
Rara berjalan menuju meja akad di mana sudah ada Ayah dan yang lainnya. Rara merasa seperti mau di permalukan oleh teman-temannya di sekolah saat SMA saja.
Rara berjalan menghampiri sumber suara, ia berjalan dan kini ia merasa semua mata tertuju padanya.
Menatap seolah-olah ada sesuatu di wajahnya rasanya ingin sekali sembunyi saja. Di depannya Rara mendapati Dilla.
Ia tersenyum padanya dan Rara menelusuri pandangannya ternyata Paman, tante juga kedua orang tuanya semua keluarganya tersenyum menatapnya. Senyuman mereka yang memperkuat langkah Rara.
"Duh, nenk Rara mni geulis pisannya"(Duh non Rara cantik sekali)" ucap kerumunan sekitarnya.
Perkataan mereka justru yang semakin membuatnya memelankan langkahnya. Sampai pada akhirnya ibu menghampirinya dan menuntun putrinya ke hadapan calon suami dan ada Ayah juga beberapa orang di sana.
Hanya membutuhkan waktu sekitar setengah jam dari ritual akad pernikahan, Rara terhanyut saat mendengar ucapan semua orang.
"Saah ..." sorak semua orang di sekelilingnya.
"Deg .... "
Jantung Rara sepertinya benar-benar berhenti mendengar sorakan bahagia mereka.
"Apakah ini mimpi," gumam Rara.
Ternyata Rara sudah sah jadi istri orang lain.Tak terasa air mataku menetes deras membuatnya sampai sesegukan, ternyata benar Rara belum menangis dari kemarin sepertinya ia memang harus menangis, untuk menghadapi semua yang terjadi.
Saat Rara menghampiri keluarganya terutama kedua orang tuanya pun menangis menyaksikan pernikahannya
Rara di tuntun untuk menghampiri orang tua mereka. Saat Rara melihat Ayah dan ibunya.
Rasa sedih karena untuk kali ini ia menangis takut jauh dari kedua orang tuanya. Rara memeluk ayah juga ibunya.
Ia menangis sejadi jadinya berharap ini hanya mimpi saja.
Orang tuanya memeluk Rara dengan tangisan haru dari mereka menyaksikan pernikaha putri satu-satunya.
Rara bahkan sangat takut saat melihat ke arah samping seorang pria yang sekarang berada di sampingku adalah suaminya.
Rara takut dia memisahkan dirinya dengan kedua orang tua Rara.
Rara menikah dengan Raditya.
*********
**Pernikahan Rendi.
Di sore hari Bandung**
Rendi kini sudah siap dengan pakaian pengantinnya kemeja putih jas hitam dengan sepucuk bunga putih di saku kirinya.
Rendi tampak datar walau orang-orang sekitarnya memandanginya dengan terkagum-kagum akan ketampanannya yang melebihi para pemuda biasanya.
Rendi kini berjalan di temani kedua orang tuanya juga Ken yang berjalan di belakangnya menghampiri meja pernikahan yang sudah tersedia di depan penghulu.
Ia tampak datar bahkan tidak melirik pada pengantin wanita yang sedang tersenyum padanya. Ia duduk di depan penghulu dan merapalkan akad nikahnya dengan hanya dua kali hentakan kini ia sudah sah menjadi seorang suami dari istrinya yang bernama Nia Permasih.
Setelah acara pernikahan selesai Rendi tidak bercengkrama menyapa para tamu. Ia bergegas masuk ke kamar pengantin yang kini sudah berubah menjadi tertata rias bahkan terdapat banyak bunga mawar merah bertaburan di atas kasurnnya.
"Cih ... bahkan sudah seperti ini," decak Rendi kesal.
Ia menelpon Ken dan memerintahkannya untuk bersiap kembali ke Jakarta hari ini juga.
Rendi menikah dengan Nia Permasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Neulis Saja
msh nyimak
2023-04-07
0
Risna Wati
author maaf jgn pki kt sembahyang lbh bgs sholat disepertiga malam
2021-12-02
0
Nene Juan
ko aku baca di Daddy tampan, Rara istri Rendi.
berarti aku salah baca harusnya baca ini dulu.🤦
2021-05-22
0