Prolog Rara
Setelah puas dengan tangisannya, Rara mendongakan kepalanya. Ia mengusap air matanya dan menenangkan hatinya.
Rara membuka paperbag yang berisi dres tidur yang ia beli di pusat perbelanjaan ghari ini untuk suaminya.
Rara membeberkan pakaiannya dengan hati gusar.
"Apa tidak memalukan ya aku melakukan ini semua,bahkan aku belum pernah berpakaian seperti ini," ucap Rara.
Rara berdiri ia membawa pakaian yang ia pegang ke dalam kamar mandi.
Rara mandi berendam menaburi tubuhnya dengan berbagai aroma wangi.
Satu jam ritual perawatan tubuhnya, kali ini lebih lama dari sebelumnya. Karena sebuah alasan yang dominan hari ini penyerahan seutuhnya seorang istri pada suaminya.
Rara berlenggak lenggok di depan cermin, dengan dres marun yang ia beli di pusat perbelanjaan tadi.
Ia bercermin sampai mukanya memerah masam senyum-senyum membayangkan apa yang terjadi.
"Baiklah, aku siap apapun itu harus aku lakukan karena ia suamiku.
Bisa-bisa si Dilla yang cerewet itu pasti menceramahiku tiada henti kalo aku udah nikah tapi masih perawan," ucap Rara sambil cengengesam di depan cermin.
Bel rumah berbunyi tanda ada tamu. Rarapun bergegas keluar kamar mandi dengan dres tidur selutut, yang belahan dadanya sedikit terlihat.
Rara dengan kulitnya yang putih mulus rambut terurai wajah cerah ceria berlari dari kamarnya.
Sebelum ia keluar. Ia kenakan switer abu untuk menutupi dirinya dahulu. Karena Rara hanya akan terbuka bila hanya berdua saja bersama suaminya.
Itulah perinsip Rara dan Dilla yang mereka dua terapkan. Bahkan ayah ibunyapun tidak pernah melihat mereka tanpa pakaian rapih berhijab.
Rara berlari menuruni tangga ia melihat suaminya baru pulang Rara tersenyum dan menghampiri suaminya.
"Asalamualaikum, " salam Raditya.
"Waalaikum salam. Mas ," jawab Rara.
Rara menjawab salam suaminya dengan senyum mengembang.
Rara juga mencium punggung tangan suaminya.
"Mas. sudah makan?" Tanya Rara.
"Belum,tapi tidak usah karena mas ada ketemu klien malam ini,dan sudah di tunggu secepatnya. Makanya mas harus siap-siap pergi, " ucap Radit
Radit berbicara sambil menyimpan tas kantornya dan Radit berjalan naik ke atas yang di ikuti Rara, yang kini raut wajahnya berubah menjadi sendu tanpa terpancar semangat dalam dirinya.
"Kok ... pergi siiih?" Gumam Rara.
Rara memperhatikan suaminya yang sedang berganti pakaian. Ia juga mengikuti suaminya untuk keluar kamar.
Rara menunggu suaminya dari saat suaminya masuk kamar mandi dan memakai pakaian.
Radit bahkan sama sekali tidak mencoba memperhatikan istrinya yang sudah dandan cantik dengan dres dan rambut terurainya.
Setelah merasa rapih, Radit mengambil kembali tas kantornya dan menghampiri Rarayang berdiri menunggunya.
"Mas, pergi dulu ya kamu baik baik di rumah," ucap Radit tersenyum pamit pada istrinya.
Rara mengangguk ia meraih dan mencium punggung tangan suaminya.
Rara melihat punggung suaminya yang berjalan keluar dari kamar mereka .
Ada rasa kekecewaan dan bahagia dalam hati Rara, yang masih belum ia mengerti.
"Apa ... ini apa? Aku sedih atau bahagia sih?" Gumam Rara.
Gagal sudah penyerahan persiapan tempur yang Rara nanti-nanti.
Rara tidak tahu kalau ini yang akan terjadi setelah ia sudah menyiapkan hati dan raganya untuk suaminya.
"Hmm ... ya sudahlah,masih bagus juga aku selamat hari ini, hanya merasa tidak di lihat aja oleh mas Radit tapi tidak apa mungkin memang ia sibuk," ucap Rara.
Rara termenung di kamarnya sampai larut iapun tiduran dengan dres yang masih di balut suwiter, ia memandang ke atas langit-langit kamarnya.
"Hmm ... mungkin bukan saatnya nanti juga bisa," ucap Rara.
"Sudah ku bilang berasa mau aja di permalukan sama diri sendiri," ucap Rara.
Rara terdiam sampai tak terasa Air matanya terjatuh. Rara hanya mengusapnya asal, ia kembali menutup matanya dengan hati tak karuan dan tertidur.
*******
Prolog Raditya
Sesampainya di sebuah Restoran,Radit bergegas masuk.
Ia mencari meja yang ternyata sudah ada dua klienya, juga ada sekertarisnya Amora.
Mereka melambaikan tangan memanggil Radit.
Radit menghampiri mereka dan bersalaman dan berbincang.
Selang satu jam merekapun bersalaman kembali pamit kepada Radit dan sekertarisnya.
Kini hanya tinggal Radit dan Amora di meja itu terduduk berhadapan.
Amora tersenyum menggoda pada Raditya yang sedang menatapnya.
Karena pakaian yang Amora pakai memperlihatkan belahan dada yang sedikit terlihat dan menonjol.
"Kita makan dulu, Pak?" Ajak Amora.
"Iya," jawab Radit mengangguk.
"Minum ya, Pak?" Ajak Amora.
"Tapi aku tidak minum Alkohol," ucap Raditya.
"Sedikit saja Pak, merayakan keberhasilan presentase kita barusan ," ajak Amora memaksa .
Raditya tidak bisa menolak permintaan Amora, apalagi saat Amora berpindah duduknya di samping Raditya.
Amora tersenyum menyodorkan gelas anggur yang ia pegang dan juga menempelkan dadanya di bahu Raditaya.
"Deg ... deg ... deg ...."
"Apa ini ? Kenapa jantungku tak karuan begini dia bahkan terbangun saat tersentuh wanita ini," batin Raditya.
Amora memberikan gelasnya pada mulut Raditya. Hingga ia meneguk segelas Bir yang Amora suguhkan padanya.
Awalnya Radit menolak tapi setelah,ia meneguknya Radit malah merasa panas di dadanya. Ia melihat wajah dan tubuh sexsi sekertarisnya, ia menyentuh Amora dan menciumnya.
Di meja lain sudah ada dua orang Pria yang juga sedang tegang, menyaksikan handponenya. Ia tampak geram dengan apa yang ia lihat. Ternyata ada Rendi dan juga Ken. Yang sedang duduk di Restoran yang sama dengan Raditya.
"Wanita sialan," ucap Rendi geram.
"Ini video yang seminggu lalu Tuan," ucap Ken.
"Yah, saat itu aku bertemu klien sebentar tapi aku tidak tahu kalau dia tidak ada di rumah," ucap Rendi kesal.
Saking geramnya Rendi memancarkan aura membunuhnya, ia kesal mengepalkan tangannya.
Rendi melihat ke sekeliling, ia melihat lelaki dan wanita berciuman tanpa malu di meja yang tak jauh Rendi berada.
Rendi melihatnya dengan kesal dan geram.
"Menjijikaan ! Seperti tidak ada tempat lain saja," cetus Rendi.
Ken memperhatikan pandangan tuannya ia memahami ke kesalan Rendi.
Ia tambah kesal melihat kelakuan mereka ia membayangkan jika itu adalah istrinya sampai ia kesal juga melihat orang lain Rendi memukul meja.
"Brakk ...."
"Ayo kembali !" Ajak Rendi.
"Kemana Tuan?" Tanya Ken.
"Ke Apartementku saja disini penuh dengan orang-orang menjijikan," ucap Rendi.
Merekapun beranjak dan pergi meninggalkan Restoran itu.
Sesampainya di depan Apartment Rendi berhenti .
"Kau baliklah ," ucap Rendi.
"Baik Tuan, apa boleh saya bawa mobil tuan?" Tanya Ken.
"Hmm ," jawab Rendi
Rendi bergegas naik ke apartmentnya memasuki kamar mandi. Ia berendam di bathroom dengan lamanya sambil memejamkan matanya.
"Apakah setidak sabarnya kah kamu wanita sialan ," ucap Rendi kesal mengingat video istrinya bersama pria lain.
Rendi menyelesaikan ritual mandinya, ia berjalan dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Rendi memejamkan kedua matanya dan tertidur dalam keadaan telanjang dada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Yovi Zakaria
pasangan penganten yg aneh. yg satu perempuannya slingkuh. sedang yg lain suami nya. nya yg selingkuh
2021-02-01
0
Tri Widayanti
ooo sampai sini aku baru ngeh..
ok lanjut
2020-11-03
0
astri rory ashari
dua2nya pasangan absurd...Rendi Nia..Nia yg selingkuh...Radit Rara..Radit yg selingkuh...jd ntar Rendi dan Rara merasa senasib trus berjodoh gitukah Thor...🤔🤔🤔🤔😁
2020-10-27
2