Prolog Rara dan Rendi
Rara dan Rendi terdiam dengan pikirannya masing-masing.
Di antara pikiran mereka berdua hanya satu yang sama yaitu selalu muncul dan terbayang-bayang wajah mereka di benak masing-masingnya.
Rara berpikir mencari cara agar bisa pergi dari hadapan pria yang ada di hadapannya.
Rara bahkan sempat berpikir untuk berteriak.
Tapi ia mengurungkan niatnya karena nanti akan panjang urusannya jika ia malah berteriak.
"Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan pada singa badai ini aduh kepalaku sama sekali gak ada ide untuk kabur nih ," gumam Rara.
Rara masih dengan pikirannya mencari cara untuk pergi dari hadapan Rendi.
Rendi yang di hadapannya melihat tingkah Rara. Ia tersenyum menduga-duga pikiran gadis itu.
"Hei, gadis gila, kamu masih sama saja ya gila yang selalu tidak pernah menjawab pertanyaanku ," ucap Rendi.
Rara masih terdiam memikirkan cara untuk pergi dari sini.
Ia sampai tidak menghiraukan apa yang Rendi katakan.
"Kenapa gadis ini selalu seperti ini setiap bertemu ya?" Pikir Rendi.
Iapun terdiam memandangi mimik wajah Rara yang di hadapanya berubah-ubah ekspresinya.
Rara yang tanpa suara.
Rendi malah senang memandangi gadis ini yang ada di hadapannya dengan balutan hijab yang senada dengan kulit wajahnya yang manis.
"Hei, gadis cantik, apa yang sedang kamu pikirkan?" Tanya Rendi menggoda.
Rendi dengan senyumannya yang mengembang.
Rara terkejut dengan apa yang ia dengar ucapan seorang pria padanya. Dengan cepat ia menjawab Rendi yang sedang senyum -senyum melihatnya.
"Kenapa kamu jadi berubah ya,dari gadis gila sekarang jadi bilang aku gadis cantik?" Tanya Rara heran ia mengerutkan dahinya.
"Hahaha, lalu apa yang kamu mau dengar dari sebutanku padamu?" Jawab Rendi.
Rendi tertawa merasa pertanyaan Gadis ini lucu, baru kali ini ia tertawa lepas sesuka hati hanya dengan pertanyaan konyol seorang gadis.
Rara terdiam melihat pria yang tertawa di hadapannya. Ia mengagumi ketampanan pria di hadapannya ini walau ucapannya pedas tapi selalu enak di lihat menurutnya.
"Apa bisa Anda menjauh sedikit?" Pinta Rara.
Rendi tertegun dengan permintaan gadis itu,ia tidak pernah dimintai menjauh oleh siapapun.
Apalagi oleh seorang wanita.
Di kantor semua karyawan selalu mencari cara untuk mendekatinya tidak pernah terdengar seorang wanita memintanya menjauh.
"Tuan, bisa kah Anda menjauh sedikit kita terlalu dekat saya sesak," pinta Rara kembali.
Ucapan Rara membuyarkan lamunan Rendi.
Rendi mundur selangkah ia menatap lekat gadis yang ada di hadapanya Rendi masih belum mencerna dengan apa yang ia dengar.
"Tuan, bisakah anda kembalikan dompet saya ," pinta Rara.
Rendi melihat Rara yang membuatnya terkejut akan ucapan gadis di hadapannya itu.
"Untuk apa, memang ini punyamu?" Tanya Rendi.
"Dih ada apa dengan singa ini? Dia tadi meneriakiku kalo dompetku terjatuh sekarang dia bicara seperti itu?" Gumam Rara.
Rara membulatkan kedua matanya dari pandanganya pada Rendi.Ia mengkerutkan dahinya sambil mengembungkan pipinya.
Rara kesal dengan berubah-ubahnya perkataan Rendi padanya dan membuatnya kesal.
"Sini dompetku," pinta Rara pada Rendi.
Rendi malah semakin tersenyum tertahan hanya karena melihat kekesalan Rara di hadapannya yang mengembungkan pipinya.
Rendi semakin enggan memberikan dompetnya tidak akan dengan mudahnya menyerahkanya begitu saja.
Ia malah semakin ingin menggoda Rara setelah ia melihat raut wajah kesal Rara saat itu.
Rara mencoba merebut dompetnya dari tangan Rendi.
Rara melompat-lompat untuk meraih dompet yang Rendi naikan di atas kepalanya karena Rendi jauh lebih tinggi dari tubuh Rara.
Sampai Rara harus mendongakan kepalanya untuk melihat Rendi.
Rendi tidak mau mengalah sampai ia memutarkan tangannya ke atas ke belakang yang di ikuti Rara.
Rara tertegun saat ia mendongakan kepalanya tepat berada di hadapan wajah Rendi yang menundukan kepalanya memandang Rara.
Mereka terdiam dengan pandangannya sendiri.
Bersama pikiran mereka yang melayang-layang mengagumi ketampanan dan kecantikan masing-masing.
Rara tersadar dan menjauhkan tubuhnya. Ia juga sudah lelah ia terdiam menjauh dari Rendi.
Ia pasang wajah kesal dengan cemberut,ia juga melipat kedua tangannya di dadanya.
"Dasar singa badai tidak tahu apa aku tuh cape dan ini juga sudah malam," gerutu Rara.
Rendi tersenyum dengan gadis di depannya yang menyerah juga memasang wajah cemberut di pipinya yang kembung,ia tersenyum melihatnya.
"Coba aku lihat dulu isi dompetnya benar punyamu atau bukan yaa," goda Rendi.
"Tuan, jangan dan juga ini sudah malam saya harus pulang," ucap Rara.
Rendi tersenyum dan tidak menghiraukan ucapan Rara.Ia tersenyum sambil membuka isi dompet tersebut dengan senyum tertahan melihat Rara cemberut di hadapanya.
"Rara Permana, lahir di Jakarta usia 20 tahun tanggal lahir ... " Rendi terhenti setelah melihat kartu identitas Rara.
Rendi tertegun ternyata tanggal lahir Rara, sama dengan tanggal lahir gadis kecil yang selama ini ia rindukan.
Adiknya yang selama ini sudah tiada karenanya penyesalan yang berbekas padanya.
Rendi terdiam hanya dengan melihat tanggal lahirnya Rara. Ia terdiam lama dan mengerutkan dahinya dan berkata.
"Tanggal lahirmu sangat cantik dan special ," ucap Rendi.
Rara terdiam saat Rendi tersenyum berbicara lembut padanya.
Rendi memberikan dompet tersebut pada Rara. Rara masih cemberut dan ia menerima dompetnya dengan hati senang senyum mengembang.
" Terima kasih ... " ucap Rara ia memiringkan kepalanya dan tersenyum tulus bahagia pada Rendi.
Rara seperti anak kecil yang mendapatkan mainan yang ia inginkan.
Rendi yang melihat tingkah Rara merasa sangat lucu ia tersenyum lebar. Merasa lucu dengan apa yang ia lihat selama ini belum pernah ia melihat senyum setulus yang Rara tunjukan padanya.
Rendi seperti melihat sosok seorang wanita yang ia rindukan di dalam hatinya.
Setelah mendapatkan kembali dompetnya. Rara membereskan tasnya dan bersiap untuk pergi dari sana.
Rara berpamitan untuk pulang terdahulu kepada Rendi.
Rendi tersenyum menganggukan kepalanya.
Rendi juga memasuki mobilnya dengan pikiran yang melayang-layang ia terbayang gadis kecil cantik yang selama ini ia rindukan hanya melihat seorang Rara.
Rendi melajukan kendaraannya dalam suasana hati yang baik dengan hati bahagia Rendi pergi dengan senyum di wajahnya.
Rendi tidak hentinya mengingat kelakuan Rara tadi.
Gadis yang selalu muncul di bayangannya dengan senyum manisnya dan sekarang Rendi melihatnya dengan nyata.
"Ternyata kenyataannya lebih manis dan juga cantik dari bayanganku selama ini," gumam Rendi.
Rendi melakjukan kendaraannya ke Apartmentnya.
Rendi tidak pernah mau pulang setelah tahu istrinya Nia selalu berganti-ganti pasangan, hanya untuk memuaskan hasratnya yang gila itu.
Jika mengingatnya hanya kebencian yang ada di benak Rendi tentang Nia yang bik di luar tapi hatinya tidak seperti bicaranya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
ika tisnawati
rara ma rendy bukan kk adek kan thor?
2021-04-15
0
Dina Hafana
kenapa rendi dan rara tdk bercerai saja
2021-03-01
0
Kejora
banyak amat prolog nya thor
2020-12-08
1