Seperti rutinitas biasanya. Emma membangunkan kakak-kakaknya dipagi hari. Emma termangu, ia baru ingat kalau kak Diego sedang magang disebuah perusahaan di Subang guna melancarkan tugas skripsi akhirnya mulai kemarin.
Jadi untuk 3 bulan kedepan, ia akan rindu wajah tampan kak Diego. Kamar kak Roman juga kosong. Pasti menginap lagi disasana.
Kalau kak Excel sejak kemarin belum pulang karena tengah sibuk ospek dikampus barunya. Jadi hari ini hanya kak Rimba saja yang ada bersamanya dirumah ini.
Emma terkejut melihat wajah Rimba yang pucat bersimbah keringat. Badannya panas sekali.
"Kakak!... Kak Rimba? Kakak?"
"Mmmh...."
Rimba menggeliat pelan. Bibirnya terlihat kering. Emma mengelap keringat Rimba, membuat lelaki muda berumur 17 tahun itu membuka matanya perlahan.
"Kakak sakit ya? Badannya panas sekali."
"Dadaku sakit, Emma!"
Emma menatap Rimba kebingungan. Ia lalu berjalan mengambil minum yang ada dimeja belajar Rimba. Mengangkat kepala Rimba perlahan dan memberinya minum.
Ujung mata kanan Rimba meluncur setitik air mata.
"Aku kangen mami, Emma!"
"Kakak! Emma juga kangen mami. Juga kangen papi!"
Dua kakak beradik meski tak sedarah itu saling berpelukan. Saling menguatkan. Meski hanya sebentar, tapi Emma ingin menyalurkan semangatnya pada kakaknya yang hanya beda satu tahun saja umurnya dengannya.
"Emma buatkan bubur, ya? Hari ini kakak izin sakit saja kesekolah. Kakak baring lagi saja! Emma ga akan lama!"
"Jangan,... jangan tinggalin aku!"
"Tapi kakak harus makan dan minum obat. Suhu badan kakak tinggi sekali!"
Rimba menarik jemari Emma. Membuatnya tak berkutik ketika Rimba tertidur lagi dengan tangan memeluk jemarinya.
"Kak!"
"Biarkan dulu aku seperti ini. Tidak apa khan Emma? Tuhan tidak akan marah khan kalau hanya seperti ini?"
Emma menarik nafas panjang. Memori ingatannya kembali berputar. Kak Rimba adalah anak bungsu. Sejak kecil paling manja pada maminya. Disaat tubuhnya sedang lemah, sudah barang tentu ia ingin bermanja-manja dan dimanjakan seperti dulu. Emma bisa merasakan kesedihan yang mendalam dihati Rimba. Rimba begitu kangen maminya.
Hampir setengah jam Rimba memeluk jemarinya hingga Emma bisa merasakan hangat dada dan debaran jantung Rimba. Rimba melepasnya perlahan.
"Aku ingin havermut saja, Emma!"
"Baiklah. Kakak tunggu Emma, ya? Emma buatkan!"
Emma berjalan turun kedapur. Matanya berlinang. Andai nyonya Farida masih ada, pasti kak Rimba tak akan sesedih dan sesakit itu! gumam hati kecilnya sedih.
Emma menyuapi Rimba dengan hati-hati setelah selesai menyeduh semangkuk havermut dan membawanya kembali ke kamar Rimba. Rimba menurut. Membiarkan Emma melayaninya.
"Obat kakak sudah habis, Emma! Juga alat bantu pernafasan kakak sepertinya sudah kurang berfungsi." Rimba bercerita dengan suara pelan terdengar lirih.
"Kita telepon pak Hamzah saja. Pasti beliau segera membelikan untuk kak Rimba!"
"Aku malu, Emma! Biasanya kak Diego yang mengurusnya. Tapi kak Diego sibuk menyusun tugas skripsinya."
"Biar Emma yang telepon, ya?"
"Jangan!"
"Kakak sakit, harus segera diobati."
"Aku sedih, Emma! Hanya aku yang masih kekanak-kanakan. Sedang yang lain semua telah berubah menjadi pria dewasa. Apalagi Diego. Ia berjuang keras untuk kami semua dikemudian hari. Diegolah penerus papi. Jadi ia paling sibuk dan paling berusaha menjadi yang terbaik. Bahkan kamu juga telah begitu dewasa. Kamu sudah pandai menjahit dan mendesigner pakaian. Aku malu pada diriku sendiri, Emma!"
"Kak! Pemikiran kakak itu dewasa sekali. Justru kakak kini telah berubah jauh lebih bijaksana. Emma yang selalu melihat keseharian kakak. Kakak jangan sedih, apalagi kuatir! Kita semua telah berubah, kak!"
"Emma!"
"Iya, kak?"
"Aku belum pernah meminta maaf dengan sungguh-sungguh padamu. Sejak pertama kita ketemu, aku selalu jahat sama kamu. Maaf ya? Aku orang yang sangat jahat selama ini. Tapi kamu seolah tidak pernah mempedulikan kesedihan hatimu karena prilakuku. Maaf, Emma!"
Emma memandang netra Rimba yang hitam pekat dan berbinar redup. Kata-kata Rimba begitu menyentuh hatinya.
💞BERSAMBUNG💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Nona Bucin 18294
semangat updatenya kak 💜💜
2021-08-20
1
Mommy Gyo
2 like hadir lagi thor semangat ya
2021-07-28
1