Hidup Emma semakin membaik sejak bisnis tuan Karim dan Pak Hamzah berjalan sesuai rencana.
Mereka melakukan join dengan disokong bantuan pak Hamzah dan perusahaan besarnya. Secara otomatis semakin mengembangkan bisnis multimedia yang baru dirintis ayah angkatnya itu.
Kini Emma tidak lagi terlalu ditekan dan diperlakukan kasar oleh pasangan suami istri itu karena Emma selalu mendapatkan perhatian lebih dari orang yang kini berjasa besar pada perusahaan mereka.
Membuat perlakuan mereka pada Emma berubah menjadi lebih manis. Bahkan kini Emma pun dihadiahkan sebuah laptop baru untuk belajar dan mengenal dunia lewat alat tehnologi canggih yang satu itu.
Emma tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang mereka berikan. Emma seperti seorang pelajar baru yang haus ilmu. Semua konten semua pelajaran, baik ilmu pengetahuan umum hingga ilmu kehidupan ia lihat dan pelajari.
Emma tumbuh menjadi gadis muda yang cantik, santun dan dipenuhi banyak impian. Ia ingin menjadi seorang designer dengan menciptakan banyak gambar baju beraneka model sesuai seleranya.
Excel terlihat semakin terpesona akan kecantikan dan kelebihan yang dimiliki adik angkatnya itu.
Meski ia sadar sepenuhnya, ia tidak boleh jatuh cinta pada Emma yang telah resmi sebagai adiknya meski statusnya hanyalah anak adopsi.
Tapi ia sudah bisa melihat banyak rintangan dan batu terjal dihadapannya jika ia terus memelihara rasa sayang dan cintanya pada Emma. Selain papi maminya yang menentang, ia juga tidak percaya diri kalau Emma memiliki perasaan yang sama padanya.
Excel memang melihat binar dimata cantik Emma yang selalu berpendar bak cahaya meteor yang menerjang radar atmosfir bumi menjadi serpihan aneka warna dilangit malam yang indah ketika tepat menatap matanya. Tapi Excel mempercayai itu hanyalah cahaya kekaguman Emma padanya. Belum tentu cinta.
Namun sayang, semakin hatinya ingin menjauh dan mengubur cinta itu dalam diam, semakin inginnya ia memiliki Emma secara keutuhan.
Seperti hari ini. Ketika Emma sedang belajar piano dikamarnya yang temaram. Wajahnya begitu indah dipandang.
Suasana yang romantis karena Emma sedang belajar memainkan not lagu 'Perfect'nya Ed Sheeran. Membuat Excel tanpa sadar mendekatkan wajahnya kewajah Emma.
Hampir saja bibirnya menyentuh bibir mungil Emma jika Emma tidak tersadar dan memundurkan wajahnya. Alhasil Excel hanya mencium angin wanginya wajah Emma yang meskipun hanya memakai bedak tabur bayi murahan saja tapi membuatnya gila.
Sungguh Emma dan keseluruhannya membuat Excel yang baru saja menginjak usia 16 tahun itu mabuk kepayang jatuh cinta.
"Ka Excel?"
"Maaf!..." Excel mundur dan membalikkan badannya berusaha menghindar dari tatapan Emma yang manis dan polos itu.
Emma hanya diam. Hati Emma sebenarnya lebih galau bagaikan deburan ombak dipantai yang dingin dan gelap. Tubuhnya gemetar saking kagetnya mendapati perilaku Excel yang membuat jantungnya berdebar keras.
Ingin rasanya ia berlari keluar dari kamar Excel dengan senyum mengembang. Tapi takut kalau perasaannya hanyalah berlebihan karena Excel terlihat seperti ingin menciumnya.
"M..mmm... Apa Emma sudahi dulu latihan pianonya, kak?" tanya Emma pelan, berharap kata-katanya tidak membuat Excel sedih dan tersinggung.
Excel kembali memutar tubuhnya menghadap Emma. Mata coklat Excel menembus angan indah Emma.
"Sekali lagi ya? Permainanmu belum terlalu lancar, Emma!" jawab Excel membuat Emma mengangguk dan tersenyum.
O my God!.... Senyuman Emma membuatku de degan! bisik hati kecil Excel yang tanpa sengaja membuat wajahnya memerah.
Emma kembali fokus pada tuts piano didepannya. Mengulang lagi permainan not lagunya guna melancarkan hafalannya akan lagu yang terdengar sangat indah ditelinga Excel membuatnya begitu terbuai keadaan.
"Emma!.."
"Ya, ka Excel?"
"Bolehkah..... aku mencintaimu?"
Emma berhenti dari bermain pianonya. Matanya memandang tuts piano. Kosong.
Seperti ribuan kupu-kupu beterbangan mengelilingi ruang hatinya yang tiba-tiba bermekaran bunga-bunga yang entah dari mana.
"Cinta?..."
"I love you, I want you! How about you? Do you love me too?"
Emma sudah bisa mengerti bahasa Inggris meski kosakatanya baru sedikit. Emma paham meskipun ungkapan cinta Excel yang dalam bahasa asing itu terdengar baru ditelinganya.
"Emma? Apa kamu mendengarkanku?" tanya Excel mencoba menyelidiki lewat tatapan bola mata Emma yang indah.
Excel sangat menunggu jawaban dari Emma.
💞BERSAMBUNG💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Yeyen Dhevan
wahhhjj cinta abg yaaa
2021-08-01
2
Mommy Gyo
2 like hadir lagi thor
2021-07-26
2