PINTU HATI YANG TERBUKA

Hari ini Emma bangun pagi sekali. Ia ingat kata-kata nyonya Farida kalau ia harus membangunkan tuan-tuan mudanya untuk bangun pagi dan berangkat sekolah.

Seperti diawali nyonya Farida, kamar tuan muda Diego yang paling pertama. Ini tantangan berat baginya karena ternyata Diego lebih frontal membencinya dibanding Rimba.

Pelan-pelan Emma masuk kamar Diego. Remaja 15 tahun itu tengkurap diatas kasurnya yang empuk membuat Emma ikut duduk merasakan kasur tempat tidur Diego.

Matanya memandang berkeliling. Buku-buku berserakan dimana-mana. Juga bungkusan makanan yang masih beremah. Membuat Emma menghela nafas.

"Tuan muda Diego! Bangun, sudah pagi!" Emma menepuk punggung Diego persis seperti yang dilakukan nyonya Farida. Agak sedikit keras. Tak ayal sekali tepukan Diego langsung terbangun.

"Mami!"

"Nyonya belum pulang, tuan muda!"

"Aaaaaarggggggh!!!!" teriak Diego kesal membuat Emma lari terbirit-birit tunggang langgang.

Kamar Excel membuat Emma lebih lega. Cukup menarik headset dikedua telinga Excel yang mungil membuat Emma tersenyum. Mata Excel langsung terbuka.

"Selamat pagi, tuan muda!" sapa Emma membuat Excel tersenyum mencerahkan dunia kecil Emma. Emma terpesona melihat senyum pepsodent yang teramat indah dipagi hari itu.

Kamar ketiga, kamar tuan muda Roman. Emma menelan ludah mengingat ucapan nyonya Farida. Ia harus berhati-hati ketika membangunkan tuan muda Roman. Berbahaya kalau tonjokannya bisa mendarat diwajah mungilnya.

Emma mengelus-elus rambut Roman. Benar saja, Roman langsung meninju hidung Emma hingga Emma terpekik kaget.

Roman terbangun mendengar jeritan Emma. Matanya membelalak kaget melihat hidung Emma mengeluarkan darah. Ia segera bangun dan mengambil tissue basah melap darah dari hidung Emma.

Roman ternyata merasa bersalah melihat Emma yang terluka karena tinjunya.

"Sakit, ya? Maaf! Siapa suruh wajahmu tepat didepan wajahku!" Roman terlihat cemas memegang dagu Emma untuk memastikan seberapa parah tinjunya melukai Emma. Tapi Emma terkejut mendengar Roman mengucapkan kata maaf.

Emma keluar sambil meringis memegangi hidungnya. Sudah lebih baik dan tidak lagi mengucurkan darah.

Kamar terakhir, kamar tuan muda Rimba.

Emma kaget mendapati Rimba tengah tersengal-sengal seperti ikan menggelepar dikolam yang kekeringan. Emma bergegas berlari menghampiri Rimba.

"Tuan muda Rimba! Kenapa tuan?"

"Tolong..... ambil..... tas,.. tas sekolah..ku" kata Rimba terbata-bata ditengah kesakitannya mengambil udara untuk bernafas.

Emma mencari-cari tas sekolah Rimba. Ketemu. Ia segera memberikannya pada tuan muda Rimba.

Rimba tergesa membuka resleting tasnya. Mengambil sesuatu dari dalam tas dan mengambil nafas dengan alat bantu pernafasan.

Ternyata Rimba memiliki penyakit asma. Emma hanya bengong tidak tahu apa-apa. Matanya menatap cemas wajah Rimba yang pucat pasi tapi kini sudah membaik.

Rimba hanya terduduk menyender ketembok diatas tempat tidurnya.

"Buatkan susu hangat untukku Emma! Tanpa gula ya!"

Perkataan Rimba kali ini tidak sekeras dulu. Bahkan terdengar lembut ditelinga Emma. Membuat Emma berfikir, Rimba ternyata manis juga jika tidak sedang marah-marah. Emma mengangguk cepat dan bergegas keluar untuk turun kedapur membuatkan susu untuk keempat tuan mudanya.

Mereka berempat kini sudah duduk manis mengelilingi meja makan menunggu Emma menyeduh susu hangat untuk sarapan pagi mereka.

Hari ini suasana tenang tanpa ada teriakan dan tatapan ketus dari keempat tuan muda. Hanya Diego yang masih berwajah datar sedikit garang. Tapi sepertinya susu buatan Emma pagi ini bisa diterima mulut dan perutnya.

Mereka berangkat sekolah seperti biasa. Setelah mobil jemputan datang memasuki gerbang hitam yang kokoh, membawa mereka kesekolah masing-masing.

Emma mulai terbiasa dengan keadaannya. Diusap batang hidungnya yang sedikit memar karena tinju pagi sarapannya dari tuan Roman. Sakit.

Emma membersihkan kamar tuan-tuan mudanya dengan cekatan. Meski baru beberapa hari tinggal disana, ia anak yang cepat tanggap dan pintar mengerjakn tugas-tugasnya.

Itu karena Emma juga terbiasa membantu bunda Anna ketika merapikan kamar adik-adiknya dipanti. Juga membantu mengurus bayi-bayi ketika dipagi dan sore hari untuk mandi dan makannya. Sehingga Emma tidak canggung dan kebingungan mengerjakan pekerjaan rumah tangga meski usianya baru 8 tahun.

Siang ini tuan muda Diego pulang lebih awal. Ia menyuruh Emma membawakan cemilan dan minuman yang ada dilemari es untuknya yang sedang mengerjakan tugas dipinggir danau dibelakang rumah.

Emma menuruti perintah Diego.

"Emma! Ambilkan ranting pohon yang ada dipinggir danau itu! Bersihkan puing-puing pepohonan yang ada disitu juga!" perintah Diegi lagi dengan cueknya.

Emma sebenarnya takut tapi tak berani menolak. Titah Diego bagaikan titah tuan Raja di negeri Macan, bagi Emma.

Perlahan Emma berjalan menyusuri pinggir danau. Meski terlihat tepian danaunya yang tidak terlalu dalam, tapi Emma takut tercebur kedalam danau. Emma tidak bisa berenang.

Benar saja, apa yang ditakutkan Emma. Kakinya menginjak dahan rapuh membuatnya tergelincir dan masuk kedalam air. Emma terkejut kaget. Ia meronta didalam air membuat tubuh mungilnya semakin masuk tenggelam.

"Tuaaaan... toloooong!" teriak Emma ketika kepalanya tersembul keatas air danau membuat Diego tertawa. Emma hanya pasrah berusaha mengais kakinya agar membawa tubuhnya terangkat naik keatas permukaan.

Ya Allah! Tolong Emma ya Allah! Apakah ini saatnya Emma mati? hati kecilnya menciut ketakutan.

Diego termangu melihat Emma yang timbul tenggelam diatas air. Akhirnya ia terjun kedalam danau. Menarik tubuh Emma kembali kedaratan. Emma pingsan tak sadarkan diri. Membuat Diego panik seorang diri.

"Emma! Emma, bangun!!!" teriaknya mengguncang-guncang tubuh Emma. Matanya menatap Emma cemas dan gugup.

Bagaimana kalau anak ini mati gara-gara tingkahku yang keterlaluan? Bisa-bisa rumah ini akan dipenuhi polisi yang menyelidiki kematian bocah itu nanti! gumam Diego dalam hati.

Diego berusaha mengangkat tubuh Emma dan menepuk-nepuk punggungnya agar air yang masuk ketubuh Emma keluar membuat Emma sadar. Tapi Emma tak bergeming.

Akhirnya Diego berinisiatif melakukan CPR, bantuan pernafasan kepada Emma. Beberapa kali Diego meniup mulut Emma agar tersalur oksigen dari mulutnya dan kembali bernafas.

Emma batuk memuntahkan air danau. Matanya kembali terbuka membuat Diego lega. Digendongnya Emma dipunggungnya. Diego berlari menuju rumah kecil bibi Atun yang ada dibalik pohon bambu.

"Atuuuuuun, Atuuuuun.....!"

"Tuan muda Diego? Kenapa? Emma? Kenapa Emma, tuan?"

"Emma tadi pingsan tenggelam dalam danau. Tolong urus Emma! Cepat, cepat!!!!" teriaknya agak panik.

Diego menaruh tubuh Emma dikasur bi Atun. Bi Atun bergegas mengambil handuk dan selimut untuk menghangatkan tubuh Emma.

"Tuan, maaf,... tuan tunggu diluar saja! Saya akan mengganti pakaian Emma! Maaf, tuan!"

"Ya! Tolong selamatkan Emma, ya Atun?!" pintanya dengan mata penuh pengharapan.

"Baik tuan!"

Diego pergi meninggalkan Emma yang diurus bi Atun.

Emma menangis memikirkan dirinya yang hampir saja mati tenggelam tadi. Ia sangat shock. Bi Atun memeluknya erat membuat Emma sedikit lebih nyaman. Andai saja tadi tuan muda Diego tidak cepat menolongnya, hilang sudah nyawanya didanau itu. Hhhh.... Emma bergidik ngeri.

Seharian ini Emma hanya duduk diam dirumah bi Atun. Bi Atun menyuruhnya seperti itu. Karena hari ini beliaulah yang mengerjakan semua pekerjaan dirumah besar itu.

"Emmaaaa! Emmaaaaa....!!!" Rimba teriak mencari Emma. Sepanjang ia pulang dari sekolah tadi siang hingga sore tak juga nampak batang hidung Emma.

"Maaf tuan Rimba! Emma tadi pingsan tenggelam didanau waktu siang. Sekarang sedang dirumah belakang tempat saya tinggal! Tuan muda Diego menyuruhnya istirahat total dulu disana!" kata bi Atun membuat Rimba terbelalak.

"Emma tidak apa-apa khan, Atun?" tanyanya menyelidik dengan nada khawatir.

"Sekarang sudah lebih baik, tuan!"

"Kenapa Emma?" tanya Excel yang keluar dari kamarnya setelah mendengar suara berisik dari luar.

"Emma pingsan karena tenggelam!" terang Rimba pada Excel.

"Dimana Emma sekarang?" tanya Excel cemas.

"Ada disaung Atun!" jawab Rimba. Excel langsung berlari keluar hendak menemui Emma. Fikirannya kacau mendengar kabar Emma pingsan karena tenggelam.

Rimba hanya tertegun melihat respon kakak lelakinya itu. Ia juga khawatir tapi tidak sepanik itu. Rimba hanya mengangkat bahu lalu kembali masuk kamarnya.

Sementara Diego yang ternyata menguping pembicaraan adik-adiknya didepan pintu kamarnya hanya duduk termenung dipinggir ranjang tidurnya.

Diego sangat menyesal atas tindakannya yang terlalu jauh pada Emma selama ini. Padahal gadis kecil itu tidak punya salah sedikitpun padanya dan keluarganya. Tapi kenapa ia dan juga adik-adiknya begitu kejam memperlakukan Emma.

Justru seharusnya ia kasihan karena Emma sudah ditipu keluarganya yang mengangkat anak tapi diperlakukan tak ubahnya seperti pembantu. Diego hanya menunduk, memegang kepalanya lalu mengusap wajahnya.

Ia merasa sangat bersalah dan berjanji didalam hati, akan mengubah kelakuan buruknya pada Emma.

Apalagi Emma termasuk anak yang penurut dan juga kuat. Diusianya yang masih sangat muda, diperlakukan buruk oleh semua penghuni rumah ini, tapi jarang sekali Emma terlihat menangis.

Bahkan kadang ketika Diego melihatnya dari kejauhan, wajah Emma selalu terlihat cerah, terkagum-kagum pada rumah megahnya, pada isinya, pada taman bunganya, pada apapun yang membuatnya terpesona.

Mata polosnya tidak bisa ditutupi. Membuat Diego semakin merasa bersalah pada Emma.

💞Bersambung💞

Terpopuler

Comments

Tri Susanti

Tri Susanti

lanjut thor....

2023-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 KEBAHAGIAAN EMMA
2 KESEDIHAN EMMA
3 TERNYATA OH TERNYATA
4 UPIK ABU DISARANG PENYAMUN
5 BULLYAN RIMBA
6 MIMPI YANG INDAH
7 SUARA MUSIK YANG LEMBUT ITU
8 EMPAT BERSAUDARA TAMPAN TAPI SATU YANG BERHATI RUPAWAN
9 PINTU HATI YANG TERBUKA
10 KEBAHAGIAAN YANG BERMULA
11 TAMU ISTIMEWA TUAN KARIM
12 KISAH MASA LALU PAK HAMZAH
13 PERNYATAAN CINTA EXCEL
14 EXCEL DAN SEMUA PESONANYA
15 KABAR BURUK
16 AWAN DUKA
17 RAHASIA BESAR TUAN KARIM DAN NYONYA FARIDA
18 WAKTU YANG BERJALAN
19 RIMBA SAKIT
20 SAKITNYA RIMBA, BOUNDING UNTUK SEMUA
21 PESTA PERAYAAN WISUDA DIEGO
22 PERMINTAAN DIEGO BAGAIKAN BAN PECAH DITENGAH JALAN
23 NYARIS SAJA
24 PENCULIKAN YANG ROMAN LAKUKAN
25 HILANGNYA EMMA
26 HILANGNYA EMMA PART 2
27 PERKENALAN
28 PERJALANAN BERSAMA ROMAN
29 KECANTIKAN YANG ALAMI
30 ANTARA DIEGO DAN EXCEL
31 MENANTI EMMA PULANG
32 AKHIRNYA EMMA PULANG
33 TERBAYAR SUASANA RUMAH YANG MENYENANGKAN
34 TERBUKANYA KISAH MASA LALU
35 TERSINGKAPNYA SEBUAH RAHASIA
36 AJAKAN NONTON EMMA BAGAI BAYANGAN KENCAN BAGI EXCEL
37 KENCAN YANG GAGAL
38 TANGISAN KEBAHAGIAAN EMMA
39 DILEMA
40 POV PAK HAMZAH
41 HATI YANG GEGANA
42 BINGUNG
43 BUKAN LAGI UPIK ABU DISARANG PENYAMUN
44 PENYESALAN YANG DALAM
45 TANGISAN PENYESALAN DITENGAH MALAM
46 PERDEBATAN ANTARA AYAH DAN ANAK
47 PERJANJIAN KESEPAKATAN
48 PERJALANAN EMMA
49 SEBUAH CLUE
50 SETITIK CERCAH HARAPAN
51 PERTEMUAN YANG DRAMATIS
52 "PENGANTIN" DIRANJANG BESI PENGINAPAN
53 SEMUA TELAH TERJADI
54 KEPULANGAN EMMA
55 PERMINTAAN EMMA PADA PAK HAMZAH
56 PERTEMUAN PARA ORANGTUA
57 INIKAH TAKDIR TUHAN UNTUK EMMA?
58 APAKAH INI HARI YANG BERSEJARAH JUGA UNTUK EMMA?
59 HARI PERTAMA BERUMAH TANGGA
60 KABUR
61 DERITA CINTA EXCEL
62 GHIBRAN MENCARI EMMA
63 SANDIWARA EMMA DAN GHIBRAN
64 TANPA KEKASIH
65 APAKAH PENYAKIT AYAH MENURUN PADA EMMA?
66 PERANG YANG BARU DIMULAI
67 EMMA HAMIL!!!!
68 TERBUKANYA HATI PAK HAMZAH
69 PERTENGKARAN YANG TIADA HABISNYA
70 PENGINTAIAN PAK HAMZAH
71 BOM WAKTU
72 BOM YANG BERDETAK
73 BOOM MELEDAK
74 SANDIWARA LAGI
75 TERUSLAH BERSANDIWARA
76 MELAKUKAN KESEPAKATAN
77 BELUM BERHASIL
78 MENANTI CINTA YANG DATANG
79 SENANDUNG KEBAHAGIAAN EXCEL
80 AKANKAH CINTA DATANG?
81 KERIBUTAN KEDUA
82 KEJADIAN TAK TERDUGA
83 HARI YANG MENDEBARKAN GHIBRAN
84 KECURIGAAN PAK HAMZAH
85 KESEDIHAN PAK HAMZAH
86 MULAI BERTINDAK
87 SKAK MAT GHIBRAN
88 KEBAHAGIAAN EMMA
89 JADI PENYESALAN YANG MENYESAKKAN
90 AKEKAHAN BABY ABAY
91 PERISTIWA BERDARAH
92 KABAR MENGEJUTKAN
93 RUNDINGAN DIEGO DAN ROMAN
94 KEMBALINYA TIGA PEMUDA KETURUNAN TUAN KARIM
95 MENYATUKAN KEKUATAN
96 PERTEMUAN PENTING DIDALAM PENJARA
97 GHIBRAN AKHIRNYA SADAR
98 MENATA HATI
99 SEMOGA BAHAGIA ITU DAPAT EMMA JELANG
100 TAKTIK LICIK GHIBRAN
101 SIAPA MENANG SIAPA KALAH
102 LUKA HATI EXCEL KARENA UCAPAN GHIBRAN
103 JANJI EXCEL PADA EMMA
104 BERPISAH SEMENTARA UNTUK BERSAMA
105 'KEPERGIAN' PAK HAMZAH
106 CINTA LAILA YANG TERHEMPAS
107 CURAHAN HATI LAILA DIATAS PUSARA PAK HAMZAH
108 BERJUANG ATAS NAMA CINTA
109 PIKNIK SEBELUM MENJEMPUT KEBAHAGIAAN
110 LIBURAN YANG MENEGANGKAN
111 KETEGUHAN HATI EMMA
112 OBROLAN CINTA JARAK JAUH
113 PERTEMUAN YANG DRAMATIS
114 GELAK CANDA BAHAGIA
115 HARI BAHAGIA AKHIRNYA TIBA
116 HMMMMM...... MALAM PERTAMA?!?
117 PART DIEGO DAN LAILA
118 PENGANTIN BARU
119 DIEGO DAN LAILA PART DUA
120 KESALAHFAHAMAN DIEGO DAN LAILA
121 RAHASIA DIEGO
122 KEBAHAGIAAN EMMA KINI
123 ISI HATI LAILA DAN ISI HATI DIEGO
124 EDISI DIEGO DAN LAILA (LAGI)
125 PENEMBAKAN TAK TERDUGA
126 KUMPUL YANG MEMBAHAGIAKAN
127 BAHAGIA MILIK MEREKA
128 PERNIKAHAN ROMAN
129 KEBAHAGIAAN DIEGO
130 LEMAS SEKETIKA LUTUT DIEGO
131 SELAMAT DATANG CALON MENANTU
132 EPISODE TERAKHIR
Episodes

Updated 132 Episodes

1
KEBAHAGIAAN EMMA
2
KESEDIHAN EMMA
3
TERNYATA OH TERNYATA
4
UPIK ABU DISARANG PENYAMUN
5
BULLYAN RIMBA
6
MIMPI YANG INDAH
7
SUARA MUSIK YANG LEMBUT ITU
8
EMPAT BERSAUDARA TAMPAN TAPI SATU YANG BERHATI RUPAWAN
9
PINTU HATI YANG TERBUKA
10
KEBAHAGIAAN YANG BERMULA
11
TAMU ISTIMEWA TUAN KARIM
12
KISAH MASA LALU PAK HAMZAH
13
PERNYATAAN CINTA EXCEL
14
EXCEL DAN SEMUA PESONANYA
15
KABAR BURUK
16
AWAN DUKA
17
RAHASIA BESAR TUAN KARIM DAN NYONYA FARIDA
18
WAKTU YANG BERJALAN
19
RIMBA SAKIT
20
SAKITNYA RIMBA, BOUNDING UNTUK SEMUA
21
PESTA PERAYAAN WISUDA DIEGO
22
PERMINTAAN DIEGO BAGAIKAN BAN PECAH DITENGAH JALAN
23
NYARIS SAJA
24
PENCULIKAN YANG ROMAN LAKUKAN
25
HILANGNYA EMMA
26
HILANGNYA EMMA PART 2
27
PERKENALAN
28
PERJALANAN BERSAMA ROMAN
29
KECANTIKAN YANG ALAMI
30
ANTARA DIEGO DAN EXCEL
31
MENANTI EMMA PULANG
32
AKHIRNYA EMMA PULANG
33
TERBAYAR SUASANA RUMAH YANG MENYENANGKAN
34
TERBUKANYA KISAH MASA LALU
35
TERSINGKAPNYA SEBUAH RAHASIA
36
AJAKAN NONTON EMMA BAGAI BAYANGAN KENCAN BAGI EXCEL
37
KENCAN YANG GAGAL
38
TANGISAN KEBAHAGIAAN EMMA
39
DILEMA
40
POV PAK HAMZAH
41
HATI YANG GEGANA
42
BINGUNG
43
BUKAN LAGI UPIK ABU DISARANG PENYAMUN
44
PENYESALAN YANG DALAM
45
TANGISAN PENYESALAN DITENGAH MALAM
46
PERDEBATAN ANTARA AYAH DAN ANAK
47
PERJANJIAN KESEPAKATAN
48
PERJALANAN EMMA
49
SEBUAH CLUE
50
SETITIK CERCAH HARAPAN
51
PERTEMUAN YANG DRAMATIS
52
"PENGANTIN" DIRANJANG BESI PENGINAPAN
53
SEMUA TELAH TERJADI
54
KEPULANGAN EMMA
55
PERMINTAAN EMMA PADA PAK HAMZAH
56
PERTEMUAN PARA ORANGTUA
57
INIKAH TAKDIR TUHAN UNTUK EMMA?
58
APAKAH INI HARI YANG BERSEJARAH JUGA UNTUK EMMA?
59
HARI PERTAMA BERUMAH TANGGA
60
KABUR
61
DERITA CINTA EXCEL
62
GHIBRAN MENCARI EMMA
63
SANDIWARA EMMA DAN GHIBRAN
64
TANPA KEKASIH
65
APAKAH PENYAKIT AYAH MENURUN PADA EMMA?
66
PERANG YANG BARU DIMULAI
67
EMMA HAMIL!!!!
68
TERBUKANYA HATI PAK HAMZAH
69
PERTENGKARAN YANG TIADA HABISNYA
70
PENGINTAIAN PAK HAMZAH
71
BOM WAKTU
72
BOM YANG BERDETAK
73
BOOM MELEDAK
74
SANDIWARA LAGI
75
TERUSLAH BERSANDIWARA
76
MELAKUKAN KESEPAKATAN
77
BELUM BERHASIL
78
MENANTI CINTA YANG DATANG
79
SENANDUNG KEBAHAGIAAN EXCEL
80
AKANKAH CINTA DATANG?
81
KERIBUTAN KEDUA
82
KEJADIAN TAK TERDUGA
83
HARI YANG MENDEBARKAN GHIBRAN
84
KECURIGAAN PAK HAMZAH
85
KESEDIHAN PAK HAMZAH
86
MULAI BERTINDAK
87
SKAK MAT GHIBRAN
88
KEBAHAGIAAN EMMA
89
JADI PENYESALAN YANG MENYESAKKAN
90
AKEKAHAN BABY ABAY
91
PERISTIWA BERDARAH
92
KABAR MENGEJUTKAN
93
RUNDINGAN DIEGO DAN ROMAN
94
KEMBALINYA TIGA PEMUDA KETURUNAN TUAN KARIM
95
MENYATUKAN KEKUATAN
96
PERTEMUAN PENTING DIDALAM PENJARA
97
GHIBRAN AKHIRNYA SADAR
98
MENATA HATI
99
SEMOGA BAHAGIA ITU DAPAT EMMA JELANG
100
TAKTIK LICIK GHIBRAN
101
SIAPA MENANG SIAPA KALAH
102
LUKA HATI EXCEL KARENA UCAPAN GHIBRAN
103
JANJI EXCEL PADA EMMA
104
BERPISAH SEMENTARA UNTUK BERSAMA
105
'KEPERGIAN' PAK HAMZAH
106
CINTA LAILA YANG TERHEMPAS
107
CURAHAN HATI LAILA DIATAS PUSARA PAK HAMZAH
108
BERJUANG ATAS NAMA CINTA
109
PIKNIK SEBELUM MENJEMPUT KEBAHAGIAAN
110
LIBURAN YANG MENEGANGKAN
111
KETEGUHAN HATI EMMA
112
OBROLAN CINTA JARAK JAUH
113
PERTEMUAN YANG DRAMATIS
114
GELAK CANDA BAHAGIA
115
HARI BAHAGIA AKHIRNYA TIBA
116
HMMMMM...... MALAM PERTAMA?!?
117
PART DIEGO DAN LAILA
118
PENGANTIN BARU
119
DIEGO DAN LAILA PART DUA
120
KESALAHFAHAMAN DIEGO DAN LAILA
121
RAHASIA DIEGO
122
KEBAHAGIAAN EMMA KINI
123
ISI HATI LAILA DAN ISI HATI DIEGO
124
EDISI DIEGO DAN LAILA (LAGI)
125
PENEMBAKAN TAK TERDUGA
126
KUMPUL YANG MEMBAHAGIAKAN
127
BAHAGIA MILIK MEREKA
128
PERNIKAHAN ROMAN
129
KEBAHAGIAAN DIEGO
130
LEMAS SEKETIKA LUTUT DIEGO
131
SELAMAT DATANG CALON MENANTU
132
EPISODE TERAKHIR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!