Sesampainya di rumah, Dira membuka pintu lalu berlari ke dalam mencari Mama. Sangking penasarannya Dira ingin menanyakan sesuatu tentang Neneknya itu.
"Mama.. Mama..." teriak Dira.
"Ada apa, Dira sayang?" tanya Mama. "Kenapa berteriak seperti itu?"
"Tadi Dira ke rumah baru Nenek, Ma," ucap Dira. "Kenapa Nenek pindah ke sana, Ma?"
"Itu kan rumah Nenek sayang, rumah itu udah lama kosong. Jadi, Neneklah yang tempati sekarang," jawab Mama.
"Jadi, rumah yang kemarin ...."
"Itu rumah Paman Anton, Nak," jawab Mama memotong pembicaraan Dira. "Udah ganti sana dulu pakaianmu."
Dira pun masuk ke kamar dan mengganti pakaiannya. Lalu, Dira pun pergi ke dapur untuk makan siang. Setelah itu, melanjutkan untuk istirahat.
Jam menunjukan pukul 16.00 WIB, Dira pun memeriksa buku sekolahnya. Ia mengecek satu per satu tugas sekolah. Lalu mengerjakan tugas itu di meja belajarnya. Tak lupa, tugas Rena pun harus ia kerjakan. Setelah siap mengerjakan tugas sekolah, Dira pun pergi bersama Mama ke toko sepatu. Mama membelikan Dira sepatu yang bagus.
"Dira, karena kamu dapat juara kelas. Mama mau beri hadiah. Kamu pilih mau sepatu yang mana?" tanya Mama.
"Yang ini aja, Ma," jawab Dira sambil menunjuk sepatu yang ia mau.
Setelah itu, mereka pun pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Dira kepikiran apa yang akan terjadi besok di sekolah. Rena sudah mengancam Dira akan mempermalukan di depan teman-temannya.
Tapi tugas Rena kan sudahku kerjakan, Rena tidak akan mengancamku lagi.
Dira pun melanjutkan untuk tidur, karena hari sudah malam.
**
Keesokan harinya, Dira berangkat sekolah diantar oleh Papa. Karena, kebetulan Papa melewati jalan yang searah dengan sekolah Dira. Sesampainya di sekolah, ia pun turun dari mobil dan berjalan ke kelas. Rena sudah menunggu di depan pintu kelas. Saat Dira ingin masuk kelas, Rena menghalanginya.
"Mau ke mana anak cupu?" tanya Rena sambil menahan Dira agar tidak masuk. "Kamu tidak ingatkah dengan perkataanku semalam?"
"Tugas kamu udah aku kerjakan Ren, bolehkah aku lewat?" tanya Dira. "Aku ingin masuk menaruh tas dan bukuku."
Tiba-tiba buku yang Dira bawa dijatuhkan oleh Rena.
Brukkk...
Buku itu jatuh, lalu Rena mengambil air mineralnya dan ditumpahkannya air itu kebuku Dira yang terjatuh dilantai.
"Tidaakkk!!" teriak Dira.
"Kenapa kalian jahat kepadaku?" tanya Dira dengan raut wajah sedih.
"Karena kamu itu cu to the pu! Cupu!!" bentak Rena sambil menyipratkan air mineralnya ke wajah Dira.
Teman sekelas Dira pun membantu membereskan buku-buku itu. Mereka sudah biasa melihat kelakuan Rena yang jahat kepada Dira. Lalu Dira meletakkan tas dibangku dan buku yang ia bawa diletakkan dilaci meja.
Bel pun berbunyi. Hari ini pelajaran olahraga. Sela mengajak Dira untuk pergi bersama. Sesampainya di lapangan, Rena memandang Dira dengan sinis. Sepertinya Rena akan merencanakan sesuatu. Pak Guru pun menyuruh mereka berlari keliling lapangan. Kebetulan Rena dibelakang Dira. Rena terus saja menolak Dira, sampai akhirnya Dira terjatuh, dan lututnya terluka.
"Aduh..." lirih Dira kesakitan.
"Dira, kamu gak apa-apa?" tanya Sela. "Dir, yuk kita ke ruang UKS aja. Takutnya ntar kenapa-kenapa."
Sela membawa Dira ke ruang UKS. Sedangkan Rena asyik menertawai Dira yang kesakitan. Sesampainya di ruang UKS, Sela melihat lutut Dira yang berdarah. Segera ia ambil obat merah dan kapas untuk mengobati luka itu.
"Memang jahat tu si Rena, kenapa sih kamu gak lawan aja, Dir?" tanya Sela dengan kesal.
"Aku gak suka ribut, Sel. Makanya aku milih diam," jawab Dira dengan tersenyum.
"Kamu sabar ya, pasti ada masanya si Rena itu kena batunya," balas Sela sambil memeluk Dira.
Jam pelajaran olahraga pun selesai, Dira dan Sela bergegas ke kantin. Lalu seperti biasa, mereka pergi ke perpustakaan untuk belajar. Tiba-tiba ada seorang lelaki tak sengaja menabrak Dira. Hingga buku yang Dira bawa pun terjatuh. Lelaki itu bernama Hari Sanjaya, orang memanggilnya Arsan.
"Maaf.. maaf.. Saya tidak sengaja menjatuhkan buku kamu," ucap Arsan ke Dira.
Dira menunduk menyusun buku itu. Arsan pun ikut membantu menyusun buku yang ia jatuhkan, tak sengaja tangannya menyentuh tangan Dira. Dira pun terkejut, jantungnya berdebar.
Ada apa ini? Kenapa jantungku berdebar.
Arsan melihat ke arah Dira mereka saling bertatapan. Lalu, Sela datang mengagetkan mereka berdua.
"Hei, lagi pada nga...pa...in...," lirih Sela sambil melihat Dira dan Arsan yang saling bertatapan.
Dira pun segera berdiri dan merapikan rambutnya. Ia meninggalkan Arsan. Arsan pun memandangi Dira saat ia pergi.
Cewek itu kelas berapa ya, kok aku gak pernah jumpa dia. Pokoknya aku harus cari tau.
Bel pun berbunyi. Dira dan Sela segera menuju kelas. Hari ini pelajaran Bahasa Indonesia, mereka disuruh membagi kelompok untuk membuat makalah. Dira memilih bersama Sela teman dekatnya. Selesai pelajaran Bahasa Indonesia, lanjut ke pelajaran Seni keterampilan. Mereka diberi tugas untuk membuat karya seni dari koran bekas.
"Dir, ntar aku ke rumah, ya. Ngerjain sama - sama," ucap Sela.
Dira pun menganggukkan kepalanya.
Rena tiba-tiba datang menghampiri Dira, masih dengan gaya yang angkuh. Rena menjatuhkan tali rambutnya ke lantai. Ia menyuruh Dira untuk mengambilkan tali rambut itu.
"Eh, cupu. Ambilin tu tali rambutku. Cepetan!!" ucap Rena memaksa Dira.
Dira pun mengambil tali rambut Rena yang jatuh itu. Lalu, ia memberikannya ke Rena. Lagi-lagi Rena berniat ingin mengerjai Dira. Saat Dira ingin beranjak dari tempat duduknya, Rena menumpahkan air yang ia bawa kebaju Dira. Sela yang melihatnya spontan memarahi Rena.
"Eh, Ren. Kamu gak ada capek-capeknya gangguin Dira. Kamu mau apa sih!!" bentak Sela ke Rena.
"Gak usah ikut campur urusan orang deh, apa sih enaknya punya teman begini. Ih, dasar cupu!! Lihat nih rambut bau apek," ucap Rena sambil mendorong Dira.
"Hei guys sini!! Kalian mau tau gak, Dira gak pernah pakai parfum!!" teriak Rena kepada teman sekelasnya. "Rambutnya nih lihat guys gak pernah disisir lagi."
"Cu to the pu. Cupu!! Hahahahah," cela Rena sambil tertawa.
Rena dan temannya pun pergi meninggalkan Dira. Sela tetap menguatkan Dira yang terlihat sedih karena baru saja dipermalukan oleh Rena. Sela membawa Dira duduk di bangku depan kelas. Tiba-tiba Arsan yang menabrak Dira di perpustakaan tadi lewat. Dira menunduk agar Arsan tidak melihatnya. Tapi, justru kebalikan. Arsan melihatnya dan menghampiri Dira. Melihat Arsan datang, Sela pun masuk ke dalam kelas.
"Hei, akhirnya jumpa lagi sama kamu. Tadi aku belum sempat menanyakan namamu. Boleh aku tau sekarang?" tanya Arsan ke Dira.
"Aku Indira," jawab Dira singkat.
"Oh, aku Hari Sanjaya, biasa orang manggil Arsan. Maaf, aku mau nanya ruang Tata Usaha di mana, ya? Karena aku anak baru jadi gak tau," tanya Arsan lagi.
"Di sebelah ruang kepala sekolah, kamu tinggal lurus aja," jawab Dira.
"Aku tidak tau. Ayo, antarkan aja aku ke sana biar gak nyasar," ucap Arsan.
Dira pun berdiri lalu, mengantarkan Arsan menuju ruang Tata Usaha. Arsan heran melihat Dira yang murung, cemberut bahkan tidak menanyakan apapun ke Arsan.
"Kamu sakit? Lapar? Atau ada masalah?" tanya Arsan heran.
Dira cuma menggelengkan kepalanya.
"Kenapa kamu tidak mau ngobrol denganku, Dira?" tanya Arsan. "Apakah aku mengganggumu? Atau kamu sudah punya pacar?"
"Kenapa kamu mau ngobrol dengan aku yang cupu ini, harusnya kamu malu. Semua orang mengatakan aku ini cupu, kampungan, norak!! Pacar? siapa yang mau menyukaiku, kamu lihat sendiri, aku ini cupu!!" jawab Dira.
"Cupu apanya?" tanya Arsan. "Bukankah anak sekolahan harusnya seperti kamu ini? tidak berlebihan".
Dira cuma diam tak menjawaba apapun. Sesampainya di ruang Tata Usaha, Dira langsung pergi meninggalkan Arsan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Kadek
lanjutkan kk
2020-07-09
0
Kadek
aku titip like n rate disini
jngan lupa mmpir
2020-07-09
0
Ursula Maria
lanjut ya...
mampir yaa ke lapak aku
2020-05-28
0